MENGENAL
PASAR MODAL
INDONESIA
Mata Kuliah:
MANAJEMEN
INVESTASI
DASAR HUKUM
UU NOMOR 21
UU NOMOR 8
TAHUN 2011
TAHUN 1995
TENTANG
TENTANG
OTORITAS
PASAR
JASA
MODAL
KEUANGAN
PENGERTIAN PASAR MODAL
• Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
• Menurut Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri,
2 baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
3 dikenal nama obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan dikenal dengan
nama saham.
JENIS PASAR MODAL
PERUSAHAAN,
PEMODAL/
INSTITUSI
INVESTOR
PEMERINTAH
YANG MEMILIKI
YANG
KELEBIHAN
MEMBUTUHKAN
DANA
DANA
TAMBAHAN
PASAR
DANA
MODAL EFEK
SEJARAH PASAR MODAL
Sejarah Pasar Modal Dunia
•PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sebelumnya bernama PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) merupakan
hasil merger dengan Bursa Efek Surabaya. PT BEJ memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan
melalui SK nomor 323/KMK.01.01/1992 tanggal 18 Maret 1992 dan beroperasi secara resmi sebagai
bursa swasta pada 13 Juli 1992 setelah mendapat penyerahan pengelolaan bursa dari BAPEPAM
selaku pengelola sebelumnya. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan
terakhir dengan akta nomor 33 tanggal 13 Juni 2008 di Jakarta mengenai penurunan modal dasar,
modal ditempatkan dan disetor.
Kegiatan Usaha
•Sesuai dengan fungsinya, PT BEI memberikan layanan Jasa Transaksi Efek, Jasa Pencatatan, dan
Jasa Informasi dan Fasilitas lainnya. Jasa Transaksi Efek adalah jasa yang diberikan untuk
pelaksanaan jual dan beli efek. Jasa Pencatatan adalah jasa pencatatan emiten atas saham dan
obligasi. Jasa Informasi dan Fasilitas lainya adalah jasa memberikan informasi kepada Anggota Bursa,
kantor berita, media massa dan perusahaan serta penyediaan terminal pelaporan transaksi obligasi.
•Pemegang saham BEI berjumlah 115 (Anggota Bursa). PT BEI memiliki saham PT KSEI sebesar 19%
serta memiliki baik langsung maupun tidak langsung lebih dari 50 % saham entitas anak antara lain:
• PT Kliring Penjaminan Efek (KPEI 100%)
• PT Penilaian Harga Efek Indonesia (PHEI 67%*)
• PT Indonesian Capital Market Electronic Library (I-CAMEL 67%*)
• PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI 67%*)
• *) Termasuk kepemilikan secara tidak langsung
2. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA
(KPEI)
Sejarah Singkat Perusahaan
•PT KPEI didirikan berdasarkan Undang - Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal untuk
menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang teratur, wajar, dan
efisien. KPEI memperoleh status sebagai badan hukum pada tanggal 24 September 1996 dengan
pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Dua tahun kemudian, tepatnya tanggal 1 Juni
1998, Perseroan mendapat izin usaha sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan berdasarkan Surat
Keputusan BAPEPAM Nomor Kep-26/PM/1998.
Kegiatan Usaha
•PT KPEI merupakan salah satu lembaga yang diberikan kewenangan oleh Undang-Undang untuk
mengatur pelaksanaan kegiatan kepada pemakai jasanya atau disebut juga Self Regulatory
Organization (SRO). Sebagai SRO KPEI turut berperan menentukan arah perkembangan pasar
modal Indonesia. Sebagai Central Counterparty (CCP), KPEI menyediakan layanan jasa kliring dan
penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Kehadiran KPEI sebagai CCP diperlukan untuk lebih
meningkatkan efisiensi dan kepastian dalam penyelesaian transaksi di Bursa Efek Indonesia.
•Berikut adalah kegiatan usaha PT KPEI: Jasa Kliring Transaksi Bursa, Proses kliring adalah suatu
proses penentuan hak dan kewajiban Anggota Kliring (AK) yang timbul dari Transaksi Efek yang
dilakukannya di Bursa Efek. Yaitu Kliring dan Penyelesaian Transaksi Ekuitas, Kliring dan
Penyelesaian Transaksi Derivatif, Kliring dan Penyelesaian Transaksi Obligasi (Jasa
Penjaminan, Jasa Pinjam Meminjam Efek (PME), dan Jasa Lain yang Terkait Pasar Modal)
•PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia dimiliki 100% oleh PT Bursa Efek Indonesia dengan total
saham pendiri sebesar Rp15.000.000.000,00.
3. KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA
(KSEI)
Sejarah singkat perusahaan
•PT KSEI didirikan di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1997 dan memperoleh izin operasional sebagai
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) melalui
Surat Keputusannya Nomor KEP-54/PM/1998 pada tanggal 11 November 1998.
•Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, KSEI berfungsi untuk
menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi efek yang teratur, wajar, dan efisien. Sebagai
lembaga nirlaba dan SRO. KSEI terus berupaya untuk memberikan dukungan dan kontribusi bagi
pengembangan pasar modal Indonesia khususnya perekonomian nasional.
•KSEI mulai menjalankan kegiatan operasional pada tanggal 9 Januari 1998, yaitu kegiatan penyelesaian
transaksi efek dengan warkat dengan mengambil alih fungsi sejenis dari PT Kliring Deposit Efek Indonesia
(KDEI) yang sebelumnya merupakan Lembaga Kliring Penyimpanan dan Penyelesaian (LKPP). Selanjutnya
sejak 17 Juli 2000, KSEI bersama BEI dan KPEI mengimplementasikan perdagangan dan penyelesaian
saham tanpa warkat (scriptless trading) di pasar modal Indonesia. Saham KSEI dimiliki oleh para pemakai
jasanya, yaitu SRO (BEI dan KPEI), Bank Kustodian, Perusahaan Efek, dan Biro Administrasi Efek (BAE).
Kegiatan usaha
•Sesuai fungsinya, KSEI memberikan layanan jasa penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek, meliputi:
• Pengelolaan Aset (Pendaftaran Pembukaan Rekening Efek, Perubahan Data Pemegang Rekening,
Penutupan Pemegang Rekening, dan Pemblokiran/ Lepas Blokir Pemegang Rekening)
• Jasa Kustodian (Penyetoran (Deposit) Efek/Dana, Penyelesaian Transaksi, dan Tindakan Korporasi)
• Jasa lainnya (Initial Public Offering (IPO), dan Penawaran Tender)
•Pemegang saham KSEI terdiri dari 25 Perusahaan Efek, 9 bank kustodian, 3 biro administrasi efek, dan 2
SRO.
PERUSAHAAN EFEK
Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin efek,
perantara pedagang efek, dan atau manajer investasi. Penjamin emisi efek (underwriter)
adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum (go
public) bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang
tidak terjual. Perantara pedagang efek (broker/ dealer) adalah pihak yang melakukan
kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. Manajer investasi
(investment manager) adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk
kepentingan nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk kepentingan
sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang
melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang- undangan yang
berlaku. Perusahaan Efek dapat berbentuk:
1. Perusahaan Efek nasional 2. Perusahaan Efek patungan
yang seluruh sahamnya yang sahamnya dimiliki oleh
dimiliki oleh orang orang perseorangan warga
perseorangan warga negara negara Indonesia, badan
Indonesia dan atau badan Indonesia, dan/atau
hukum Indonesia; atau badan
hukum hukum asing yang
bergerak di bidang keuangan.
16
PELAKU PASAR
MODAL
1. EMITEN DAN PERUSAHAAN PUBLIK
Emiten adalah pihak yang melakukan emisi efek, melakukan penawaran umum (go public), yaitu sebuah
kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata
cara yang diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. Dalam melakukan
kegiatan emisi efek, emiten tidak bisa langsung bergerak sendiri di pasar modal, melainkan harus
menggandeng Perusahaan Efek sebagai penjamin emisi efek. Jika efek tersebut telah diperdagangkan di BEI,
emiten juga tetap harus bekerja sama dengan Perusahaan Efek selaku perantara pedagang efek. Emiten ada
yang mengeluarkan efek bersifat ekuitas, yaitu efek berbentuk saham atau efek yang dapat ditukar dengan
saham, atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham. Terdapat pula emiten yang mengeluarkan
efek bersifat utang, contohnya obligasi.
Perusahaan Publik adalah perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 pemegang
saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000,00 atau suatu jumlah pemegang
saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Emiten adalah bentuk lebih lanjut dari
perusahaan publik. Artinya, jika saham perusahaan emiten telah dimiliki oleh publik lebih dari 300 pemegang
saham, dan telah memiliki modal disetor lebih dari Rp3.000.000.000,00, perusahaan emiten tersebut telah
dapat digolongkan sebagai perusahaan publik.
•Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan
bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.
•Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan
modal asing.
•Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada
pemegang saham baru.
2. PEMODAL/ INVESTOR
Pemodal atau investor adalah pihak yang memiliki kelebihan dana dan
membutuhkan instrumen di pasar modal sebagai sarana berinvestasi.
Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain
yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga,
dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang
rekening Efek yang menjadi nasabahnya. Selain Perusahaan Efek, yang dapat
menjalankan kegiatan Kustodian adalah Bank Umum yang telah mendapatkan
persetujuan dari OJK.
Bank Kustodian wajib membukukan dan mencatatkan secara terpisah atas Efek
yang dititipkan, dan Efek yang disimpan atau dicatat pada rekening Efek
Kustodian harus terpisah dari harta Kustodian tersebut. Kustodian hanya dapat
mengeluarkan Efek atau dana yang tercatat pada rekening Efek atas perintah
tertulis dari pemegang rekening atau Pihak yang diberi wewenang untuk
bertindak atas namanya.
Hingga Desember 2015, Kustodian yang telah mendapatkan persetujuan dari
OJK sebanyak 22 Kustodian.
2. BIRO ADMINISTRASI EFEK
(BAE)
BAE adalah Perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari OJK
untuk melakukan kegiatan usaha sebagai Biro Administrasi Efek. BAE
adalah Pihak yang, berdasarkan kontrak dengan Emiten, melaksanakan
pencatatan pemilikan Efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan
Efek. Setiap BAE wajib mengadministrasikan, menyimpan dan
memelihara catatan, pembukuan, data dan keterangan tertulis yang
berhubungan dengan Emiten yang efeknya diadministrasikan oleh BAE.
Lingkup kerja utama dari BAE adalah jasa administrasi saham, yang
meliputi:
Kegiatan usaha sebagai Wali Amanat dapat dilakukan oleh Bank Umum dan pihak lain yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Untuk dapat menyelenggarakan kegiatan usaha
sebagai Wali Amanat, Bank Umum atau pihak lain wajib terlebih dahulu terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan.
Wali Amanat merupakan Pihak yang dipercaya untuk mewakili kepentingan pemegang Efek
yang bersifat utang. Oleh karena Efek bersifat utang merupakan surat pengakuan utang yang
bersifat sepihak dari pihak penerbit (Emiten) dan para kreditur (investor) jumlahnya relatif
banyak, maka perlu dibentuk suatu lembaga yang mewakili kepentingan seluruh kreditur.
Kegiatan Wali Amanat di sektor Pasar Modal mencakup antara lain:
Perusahaan Pemeringkat Efek yang telah memperoleh izin usaha dari Otoritas
Jasa Keuangan sebanyak 2 Perusahaan Pemeringkat Efek, yaitu:
PT PEFINDO PT FITCH RATINGS
INDONESIA
29
PRODUK/INSTRUMEN PASAR
MODAL
1. SAHAM
Secara berkala, Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan Majelis
Ulama Indonesia menerbitkan daftar yang disebut Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Indeks
ini secara berkala diperbaharui setiap 6 bulan yang terdiri dari saham-saham di Bursa Efek
Indonesia yang memenuhi kaidah syariah. Sewaktu-waktu, daftar ini juga bisa diperbaharui
apabila terdapat aksi korporasi yang menyebabkan perubahan pada klasifikasi perusahaan.
3. OBLIGASI
Dilihat dari sistem • Zero Coupon Bonds, Coupon Bonds, Fixed Coupon Bonds, dan
pembayaran bunga: Floating Coupon Bonds
Dilihat dari hak penukaran/ • Convertible Bonds, Exchangeable Bonds, Callable Bonds, dan
opsi: Putable Bonds
Efek derivatif merupakan efek turunan dari efek “utama” baik yang bersifat
penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung
dari efek “utama” maupun turunan selanjutnya. Derivatif merupakan kontrak
atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan
kinerja aset lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying assets.
Derivatif yang terdapat di BEI adalah derivatif keuangan (financial derivative). Derivatif
keuangan merupakan instrumen derivatif, di mana variabel-variabel yang mendasarinya
adalah instrumen- instrumen keuangan, yang dapat berupa saham, obligasi, indeks saham,
indeks obligasi, mata uang (currency), tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen
keuangan lainnya.
Instrumen-instrumen derivatif sering digunakan oleh para pelaku pasar (pemodal dan
Perusahaan Efek) sebagai sarana untuk melakukan lindung nilai (hedging) atas portofolio
yang mereka miliki. Beberapa jenis produk dan turunan yang diperdagangkan di BEI :
Kontrak Berjangka
Kontrak Opsi Saham
Efek Indeks
7. REKSA DANA
Resiko Inflasi
•resiko yang terjadi karena adanya inflasi yang mengakibatkan nilai mata uang turun, sehingga menyebabkan daya beli
dari dividen dan bunga yang diperoleh pemodal turun.
Resiko Delisting
•resiko yang terjadi jika surat berharga atau efek yang telah dibeli investor dikeluarkan atau di-delisting dari pasar
modal karena alasan tertentu. Salah satu sebab suatu efek di-delisting adalah karena emiten yang telah menjual efek
tsb menderita kerugian atau pailit.
Resiko Likuiditas
•resiko yang terjadi jika surat berharga yang ingin dijual tidak dapat cepat laku sesuai yang diharapkan.