Anda di halaman 1dari 27

Masyarakat Tradisional dan

Budayanya

Oleh :
PRATIK HARI YUWONO , S.Sn, M.A.
Apa yang saudara ketahui tentang tradisi !
Apa yang dimaksud masyarakat
tradisional ?
Latin “Traditum” : diteruskan (transmitted)

Dahulu

Sekarang

Nanti

Dan seterusnya
Masyarakat Tradisonal

Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang menjunjung tinggi


leluhurnya dan memegang teguh adat istiadatnya.
Umumnya
berpandangan bahwa melaksanakan
warisan nenek moyangnya berupa nilai
hidup, norma, harapan, cita-cita,
merupakan kewajiban, kebutuhan, dan
kebanggaan.

Melaksanakan tradisi leluhur berarti Sebaliknya melanggar tradisi


menjaga keharmonisan berarti dapat merusak
masyarakat. keharmonisan masyarakat.
Maka dari itu : Cenderung bersikap tertutup

Dianggap dapat merusak


keharmonisan hubungan diantara
sesama warga masyarakat.

Cenderung bersikap
Pelanggaran (nilai, norma)
primordial

Reaksi keras Pengucilan s/d pengusiran


Masyarakat tradisional mempertahankan
umumnya tinggal di daerah kebudayaannya dari
terisolir. Ex : desa-desa pengaruh budaya luar
a
n
g Pandangan tsb tidak seluruhnya benar,
g karena dewasa ini banyak masyarakat
a desa yang telah maju (modern) dan
p pengertian desa menunjuk pada kriteria
a wilayah, bukan pada sikap semata
n

Masyarakat tradisonal identik dgn masyarakat desa


Masyarakat tradisional kadang-kadang
diartikan sebagai masyarakat primitif .
How come .......!
Yaitu masyarakat dengan penguasaan
teknologi yang masih rendah

Kenyataannya :

Masyarakat tradisional seperti di Beberapa etnis di Indonesia, di satu


Jepang telah memiliki teknologi yang sisi telah hidup dengan teknologi maju
tinggi namun masyarakatnya masih (modern) di sisi lain masih memegang
menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi teguh tradisinya.

Jadi ukuran masyarakat tradisional


identik dengan masyarakat primitif
kurang tepat
Ciri-ciri Masyarakat Tradisional
1. Jumlah anggotanya relatif kecil sehingga hubungan antar warga masyarakat cukup
kuat
2. Masyarakat homogen dilihat dari keturunan, tradisi dan mata pencahariannya
3. Memiliki orde (aturan) yang mengikat anggota masyarakatnya (dipatuhi)
4. Bersikap tertutup dan cenderung curiga pada unsur budaya asing
5. Kehidupan sosial cenderung statis (lambat untuk maju)
6. Mobilitas sosialnya relatif rendah karena mereka sudah puas pada sesuatu yang
telah dimilikinya.
7. Hubungan emosional dengan alam tempat asal usul (kelahirannya) sangat kuat, dan
alam dipandang sebagai sesuatu yang dahsyat dan tak ter-elakan sehingga manusia
harus tunduk kepadanya.
8. Sikap religius sangat kuat yaitu kepatuhan terhadap sesuatu yang menjadi
kepercayaan (agama) sangat kuat.
MASYARAKAT PADA MASA BERBURU DAN PENGUMPULAN MAKANAN

Manusia muncul diperkirakan 3.000.000


thn yang lalu.

Alam semesta diperkirakan jauh lbh Daerah di antara daratan Sunda dan
lama lagi, bersamaan dgn “Glasiasi” Sahul merupakan kepulauan, yaitu
berkali-kali (3.000.000 – 10.000 thn yg (Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku
lalu) disebut kala “Plestosen”. Yg dibatasi laut yg dalam yaitu
terdiri Daratan Sunda di sebelah barat “Walacea”
dan Daratan Sahul di sebelah Timur
a. Manusia Indonesia Purba dan Budayanya
Manusia purba sdh ada di
Indonesia, sejak jaman batu
tua dgn kebudayaan yg paling
sederhana (Meganthropus
Kala “Plestosen” Paleojavanicus/manusia
raksasa dari Jawa) sekitar 2
juta – 1 juta thn yg lalu.
Ditemukan di “Sangiran”.

Pithecantropus Erectus
(manusia kera yang berjalan
tegak) yg berbentuk lbh maju
dari Meganthropus. Hidupnya
mengandalkan berburu dan
mengumpulkan bahan
makanan. Alat “Crude
Chopper”. (Pleistosen tengah)

Pithecantropus Soloensis sampai masa


“Plestosen Akhir” beserta “Homo
Sapiens” dari wajak.
b. Perkembangan Masyarakat & Budaya Pada Masa Berburu

Dua hal penting dalam kehidupan


masyarakat pada masa berburu :

1. Alat-alat. Terbuat dari


2. Api. Penemuan api di batu, tulang, tanduk.
“Trinil” dlm bentuk kayu (Kapak perimbas dan
yg sdh terbakar serpih-serpih)

Masa berburu tingkat lanjut :


melakukan perburuan binatang,
Hidup scr berkelompok. Sdh menangkap ikan, mancari
berkembang seni yaitu seni kerang&siput serta mengumpulkan
lukis di dinding gua. Gua makanan dari alam sekitar (umbi-
dijadikan tempat tinggal umbian, kedelai, buah dll). Alat-alat
sementara dan sewaktu-waktu terbuat dari batu, tulang,
ditinggalkan tanduk&kulit kerang.
Jenis-jenis Manusia Purba dan Pembagian Jamannya

A. Jaman Prasejarah

Jaman prasejarah : Para ahli geologi mengemukakan


Jaman manusia belum mengenal periode perkembangan keadaan alam
tulisan. Jaman prasejarah dimulai atas jaman-jaman sbb :
sejak adanya kehidupan di
permukaan bumi hingga manusia
mengenal tulisan. (tidak
meninggalkan bukti-bukti tertulis
pada benda-benda peninggalannya).
1. Jaman Arkhaikum

Jaman tertua yang berlangsung kira-kira


Jaman paleolitikum/jaman batu tua. 2500 juta tahun yg lalu. Jaman ini
Penggunaan perkakas yang belum ada kehidupan, karena kulit bumi
bentuknya sangat sederhana dan masih panas sekali.
primitif. Ciri-ciri, hidup
berkelompok (disekitar aliran
sungai, gua atau di atas pohon) dan
mengandalkan makanan dari alam 2. Jaman
dengan cara mengumpulkan (food
gathering) serta berburu.
Paleolithikum

selalu berpindah-pindah dari satu tempat Selanjutnya hidup


ke tempat yang lain (nomaden). berbagai jenis homo
(Meganthropus palaeojavanicus, (manusia) diantaranya
Pithecanthropus erectus, Pithecantropus Homo soloensis dan Homo
robustus). wajakensis.
a. Meganthropus Paleojavanicus
Ditemukan di Sangiran, lembah Bengawan Solo. Fosil ini berasal dari
lapisan Pleistosen Bawah.
b. Pithecanthropus Erectus
Di desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur, pada tahun 1890 berasal dari lapisan
Plestosen Tengah. Hidup sekitar 1.000.000 – 1.500.000 tahun yang lalu.

c. Pithecanthropus Robustus
Ditemukan pada tahun 1939 di Trinil, Lembah Bengawan Solo. Berasal dari
lapisan Pleistosen Bawah.
Hasil kebudayaan Paleolithikum :
Chopper/Kapak genggam (batu)
Flakes/Alat serpih (tulang)
Alat penusuk (kasar)
Tombak (sederhana) Manusia Pendukung :
Mata panah (belum diasah) Homo Erectus
Homo Sapiens Wajakertensis
Homo Sapiens Soloensis

Gambar 1. Flakes Gambar 2. Kapak Gengam


3. Jaman Mesolitikum

Jaman mesolitikum (batu madya/tengah).


Jaman mengumpulkan makanan (food
gathering) tingkat lanjut, dimulai pada akhir
jaman es (Plestosen Akhir). Para ahli
memperkirakan manusia yang hidup pada
jaman ini adalah bangsa melanesoid yang
menyerupai nenek moyang orang Papua,
Sakai, Aeta, dan Aborigin.

Seperti halnya jaman palaeolitikum, jaman


mesolitikum mendapat makanan dengan cara
berburu dan menangkap ikan.
Hasil kebudayaan :
 Coretan pada dinding gua.
 Kapak genggam Sumatra, pabble culture &
alat berburu dari tulang hewan.
Gambar 1. Coretan Pada Dinding

Gambar 2. Pebble/Kapak Sumatra


Ciri-ciri kehidupan :
 Menyimpan sisa makanan
 Mengenal religi
 Mengenal penguburan mayat
 Mengenal kesenian
 Alat kehidupan agak halus
 Hidupnya sebagian menetap

Suku bangsa pendukung :


 Suku Toraja
 Suku Nias
 Suku Dayak
 Suku Sasak
 Suku Batak
4. Jaman Neolitikum

Jaman neolitikum (jaman batu muda). Di indonesia, dimulai sekitar 1.500 SM. Cara
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mengalami perubahan pesat dari cara food
gathering menjadi food producting yaitu dengan cara bercocok tanam dan
memelihara ternak. Sudah mulai menetap di rumah panggung. Manusia purba
telah membuat lumbung–lumbung penyimpanan padi dan gabah. Tradisi seperti
ini masih ditemukan di daerah badui di banten.
Hasil Kebudayaan :
 Beliung persegi
 kapak lonjong (tersebar di Indonesia bagian timur didatangkan dari Jepang
kemudian menyebar ke Taiwan, Filipina, Sulawesi Utara, Maluku, Irian &
kepulauan Melanesia)
 Beliung persegi (menyebar di Indonesia bagian barat diperkirakan budaya ini
disebarkan dari yunani di Cina Selatan yang berimigrasi ke Laos dan selanjutnya
ke Indonesia)
Gambar 1. Kapak Persegi & Lojong

Gambar 2. Kapak Lonjong Gambar 3. Arca Batu


5. Jaman Megalitikum

Jaman Megalitikum (Jaman batu besar). Manusia sudah mengenal


kepercayaan animisme (roh nenk moyang) dan dinamisme (segala
sesuatu yang memiliki kekuatan).  

Diperkirakan manusia Jaman Megalitikum sudah mengenal bentuk


kepercayaan rohaniah (memperlakukan orang meninggal dengan
sebaik mungkin sebagai bentuk penghormatan)

Hasil Kebudayaan :
Menhir : tugu batu/tempat pemujaan; dolmen : meja batu untuk
menaruh sesaji; sarfofagus : bangunan berbentuk lesung yang
menyerupai peti mati; kuburan batu : lempeng batu disusun untuk
mengubur mayat; punden berundak : bangunan bertingkat-
tingkat/tempat pemujaan; arca : perwujudan dari subjek pemujaan
yang menyerupai manusia atau hewan. 
Gambar 1. Punden Berundak Gambar 2. Dolmen

Gambar 3. Menhir Gambar 4. Sarkofagus


MASYARAKAT PADA MASA BERCOCOK TANAM

Masa bercocok tanam waktunya kira-kira bersamaan dgn


kemahiran mengumpan alat-alat yg terbuat dari batu. (beliung
persegi/belincung, kapak lonjong, mata tombak, mata panah).

Pada masa bercocok tanam ini pertama kalinya dlm sejarah


manusia terjadi kerusakan lingkungan dan wabah penyakit mulai
terjadi.

Tempat untuk menetap : tempat terbuka dkt dgn air spt pinggir
sungai, tepian danau&daerah pantai. Adakalanya di tempat yg
agak tinggi spt bukit-bukit kecil yg dikelilingi sungai/hutan.

Rumah dgn atap dari daun&menempel ke tanah. Bahan


makanan penting yaitu sukun&keladi. Hewan penting ayam,
babi, kerbau, anjing. Jika lahan yg ditempati berkurang
kesuburannya, maka akan mencari tempat lain dgn jln
menebangi hutan&membakar semak-semak dst.
MASYARAKAT PADA MASA PERUNDAGIAN
Masa perundagian sdh mengenal hal-hal baru
untuk meningkatkan taraf hidup. Dlm
melakukan sesuatu memerlukan pengetahuan.
Muncul golongan “undagi”/masyarakat
golongan terampil.
Pada masa ini pencemaran lingkungan sudah
menjadi masalah. Proses bahan makanan
sudah rumit. Jumlah anak dalam keluarga
sangat banyak, bisa lbh dari 6 orang.
Pembatasan jml penduduk sdh mulai
dilakukan.

Teknologi pelayaran menentukan teknologi scr


keseluruhan. Pada masa perundagian yg paling menonjol
adl kepercayaan pada pengaruh arwah nenek moyang.
Pada masa ini jenis logam yg dikenal adalah
emas&tembaga kmdian berkembang dikenal jenis logam
campuran yaitu perunggu. Di Indonesia pada waktu itu
alat yg dikenal terbuat dari besi&perunggu.
MASYARAKAT PADA MASA MENGENAL
SISTEM KEPERCAYAAN
Pada Masa Praaksara, seiring dengan
perkembangan kemampuan berpikir, manusia purba
mulai mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-
kekuatan lain di luar dirinya yang disebut sistem
kepercayaan manusia purba/zaman pra aksara.
(upacara, seperti pemujaan, pemberian sesaji, yang
paling menonjol upacara penguburan orang
meninggal ataupun upacara ritual lainnya ). Bukti :
penemuan lukisan di dinding goa & berbagai alat
upacara.

Animisme : Kepercayaan thd roh nenek moyang


Dinamisme : Kepercayaan thd benda yg memiliki
kekuatan mistis
Totemisme : Hewan tertentu dianggap suci dan
dipuja karena memiliki kekuatan supranatural.
Ex : Sapi, ular, harimau

Anda mungkin juga menyukai