Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 1:

Nama Kelompok:
 Ardhia Pramesti
 Kevin Austro Kasi
 Imanuel P. Karoma’ Lebang
 Irani Novia
 Agry Gracel Lolongan
Pengertian Pelanggaran HAM
 Menurut UU No. 39 Tahun 1999 pelanggaran HAM adalah
setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk
aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau
kelalaian yang secara melawan hukum, mengurangi,
menghalangi , membatasi dan mencabut HAM seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh undang- undang ini dan
tidak mendapat atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh
penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan
mekanisme hukum yang berlaku.
 Menurut UU No. 26 Tahun 2000 pelanggaran
HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara baik
disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian
yang secara hukum, mengurangi, menghalangi ,
membatasi dan mencabut HAM seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh UU ini dan
tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang berlaku.
Faktor Penyebab Terjadinya Pelanggaran HAM

 Faktor Internal, yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran


HAM yang berasal dari diri pelaku pelanggaran HAM.
1. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri. Sikap ini
menyebabkan seseorang untuk selalu menuntut haknya,
sementara kewajiban sering diabaikan.
2. Rendahnya Kesadaran HAM. Hal ini akan menyebabkan
pelaku pelanggaran HAM berbuar seenaknya, pelaku tidak
mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai gak asasi yang
harus dihormati.
3. Sikap tidak toleran. Sikap ini akan menyebabkan munculnya
saling tidak menghargai dan tidak menghormati atas
kedudukan atau keberadaan orang lain.
 Faktor Eksternal, yaitu faktor di luar diri manusia yang
mendorong seseorang atau sekelmpok orang melakukan
pelanggaran HAM.
1. Penyalahgunaan kekuasaan. Di dalam masyarakat terdapat
berbagai macam kekuasaan. Kekuasaan ini tidak hanya
menunjukkan pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga dalam
bentuk- bentuk kekuasaan lain.
2. Menyalahgunakan Teknologi. Kemajuan teknologi dapat
memberikan pengaruh yang positif, tetapi juga dapat
memberi pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya
kejahatan .
3. Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi.
Kesenjangaan menggambarkan terjadi
ketidakseimbangan yang mencolok di dalam kehidupan
masyarakat. Pemicu adalah perbedaan tingkatan
kekayaan atau jabatan yang di miliki .
4. Ketidak Ketegasan aparat penegakan HAM. Aparat
penegakan Hukum yang tidak bertindak tegas terhadap
setiap pelanggaran HAM, tentu saja akan mendorong
timbulnya pelanggaran HAM lainnya. Penyelesaian
kasus pelanggaran HAM yang tidak tuntas akan menjadi
pemicu bagi munculnya kasus- kasus lainnya.
Kasus- Kasus Pelanggaran HAM Internasional
 1924 di Italia
Benito Mussolini telah mendirikan sekaligus memimpin fasisme di
Italia . Ia telah memerintah pada tahun 1924- 1943 dengan sangat
otoriter. Lawan- lawan politik yang tidak segaris dengan
pemikirannya ditangkap dan dibunuh. Mussolini juga telah
menduduki Negara asing, seperti Eropa, dan Abania, ia juga salah
satu pencetus perang dunia ke 2 dan berkoalisi dengan Hitler
untuk melawan sekutu.
 Jerman (1933)
Adolf Hitler yang berhasil memenagkan pemilu melalui partai
buruh Jerman sosialis, memimpin Terman dengan sangat otoriter.
Banyak kejahatan kemanusiaan dilakukan waktu itu, misalnya
dengan penangkapan secara missal terhadap lawan-lawan
politiknya, pembasmian terhadap orang- orang Yahudi, menduduki
cekos lovkadan Austria, serta memicu perang dunia ke 2.
 Unisovief (1979)
Negara Unisovief atau sekarang Rusia telah melakukan
penyerangan berkepanjangan di Afganistan yang berlangsung
pada tahun 1979 hingga 1990- an. Sejumlah paskan perang
sebanyak 85.000 tentara didatangkan dari Unisovief untuk
bertempur di Afganistan sehingga mengakibatkan banyak
korban, baik militer maupun sipil.
 Bosnia (1992- 1995)
Pada tahun 1992- 1995 terjadi perang di Bosnia oleh Radouan
Karadric. Dalam perang ini terjadi pembunuhan massal
terhadap 8000 warga muslim di Bosnia.
  Republik Afrika Selatan (1960)
Ketika Rezim Apartherd yang mendominasi
orang- orang kulit putih berhasil menguasai
pemerintah di Afrika Selatan , mereka melakukan
kebijakan yang merugikan warga kulit hitam.
Diantara peristiwa yang memakan korban 77 orang
terbunuh antara lain kalangan warga sipil.
Demikian juga pada tahun 1976 terjadi peritiwa
berdarah yang menewaskan banyak warga sipil,
terutama murid- murid sekolah.
Upaya- Upaya Penegakan HAM
Beberapa lembaga bentukan pemerintahan berkaitan dengan
pemajuan dan penegakan HAM, diantaranya adalah:
 Membentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia(KOMNAS
HAM)
 KOMNAS HAM dibentuk pada tanggal 7 juni 1993 melalui
Kepres Nomor 50 tahun 1993.
 Keberadaan KOMNAS HAM selanjutnya diatur dalam
Undang- Undang RI Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM pada
pasal 75 sampai pasal 99.
 KOMNAS HAM merupakan lembaga negara mandiri
setingkat lembaga negara lainnya yang berfungsi sebagai
lembaga pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan
mediasi HAM.
 Membuat produk hukum yang mengatur mengenai HAM
 Pembuatan produk hukum yang mengatur mengenai HAM
dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dalam proses
penegakan HAM.
 Pembentukan produk hukum dibentuk dari UUD Negara RI
tahun 1945, ketentuan MPR piagam HAM 1998, dan
meratifikasi instrumen HAM internasional.
 Menbentuk pengadilan HAM
 Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan UU Nomor 26
tahun 2000.
 Pengadilan HAM adalah peradilan khusus
dilingkunganperadilan umum.
 Peradilan HAM memiliki wewenang, memeriksa dan
memutus perkara pelanggaran HAM yang berat,
termasuk yang dilakukan diluar teritorial wilayah
Negara Republik Indonesia oleh warga negara
Indonesia.
Hambatan- Hambatann Dalam Penegakan HAM

 Kondisi sosial budaya yang berbeda sebagai konsekuensi logis


dari bentuk negara kepulauan, yang juga memiliki banyak adat
dan budaya.
 Sebagai negara kepulauaan yang benar tentu membutuhkan
cara untuk menyampaikan informasi secara merata kepada
masyarakat.
 Untuk mengatasi permasalah di negeri ini, pemerintah tidak
jarang mengambil kebijakan yang dapat menimbulkan pro dan
kontra di masyarakat.
 Dibuatnya peraturan perundangan bertujuan untuk mengatur
hak- hak manusia agar tidak saling bersinggungan.
 Tidak hanya pemerintah dan peraturan perundangan yang
mengatur persoalan HAM, , aparat dan penindaknya sebagai
eksekutor memiliki faktor penting dalam penegakan HAM.
 Rendahnya kualitas mental aparat penegak hukum di
Indonesia sehingga korupsi dan kolusi, masih dilakukan oleh
oknum aparat penegak hukum.
 Lemahnya instrumen penegak hukum dan HAM di Indonesia.
 Rendahnya pemahaman warga negara tentang arti penting
HAM.
 Menurut prof Dr. Muladi, SH pakar hukum pidana dalam
buku Hak Asasi Manusia: Hakekat, Konsep, dan Implikasinya
dalam perspektif Hukumdan Masyakakat. Menjelaskan
bahwan penegakan hak asasi manusia di Indonesia sering
mengalami beberapa tantangan dan hambatan, diantaranya
sebagai berikut:
 Instrumen penegakan HAM, yakni Undang- Undang Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 hanya mengambil sebagian
norma hukum internasional dalam Internasional Crime Court
(ICC)
 Jika di dunia terdapat 2 kategori kejahatan kemanusiaan,
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000
hanya mengambil 10 kategori.
 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 26
tahun 2000 tidak secara tuntas memperhitungkan
konsekuensi penyesuaian jenis- jenis tindak
pidana sesuai dengan statuta Roma Tahun 1998.
 Perlindungan Saksi yang tidak Maksimal.
 Hukum Acara peradilan HAM masih
menggunakan Hukum acara KUHP.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai