Malaria adalah penyakit yang menyebar melalui gigitan
nyamuk yang sudah terinfeksi parasit. Infeksi malaria bisa terjadi hanya dengan satu gigitan nyamuk. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian. Malaria jarang sekali menular secara langusng dari satu orang ke orang lainnya. Penyakit ini bisa menular jika terjadi kontak langsung dengan darah penderita. Janin di dalam kandungan juga bisa terinfeksi malaria karena tertular dari darah sang ibu. Penderita Malaria di Indonesia Indonesia bersama negara-negara lain di dunia bergabung dalam sebuah komitmen global yakni Millenium Development Goals (MDGs) untuk memberantas sejumlah penyakit, salah satunya malaria. Angka kejadian malaria pada suatu wilayah ditentukan dengan Annual Parasite Incidence (API) per tahun. API sendiri merupakan jumlah kasus positif malaria per 1.000 penduduk setiap tahunnya. Program MDGs ini terus menunjukkan keberhasilan, yang ditunjukkan dengan API malaria di Indonesia yang terus mengalami penurunan sejak 2011 hingga 2015. Pada tahun 2011, terdapat 1.75 kasus per 1.000 penduduk, sedangkan pada tahun 2015, angka menurun menjadi 0.85 kasus per 1.000 penduduk. Meskipun telah mengalami penurunan yang cukup signifikan, Indonesia masih belum bebas dari malaria, terutama di Indonesia bagian Timur. Wilayah seperti Papua, NTT, Maluku, dan Bengkulu merupakan penyumbang terbanyak angka kejadian malaria di Indonesia. Gejala Malaria
Gejala malaria biasanya akan muncul antara satu
sampai dua minggu setelah tubuh terinfeksi. Gejala juga bisa muncul setahun setelah gigitan nyamuk, namun kasus ini jarang terjadi. Gejala-gejala malaria umumnya terdiri dari demam, berkeringat, menggigil atau kedinginan, muntah- muntah, sakit kepala, diare, dan nyeri otot. Parasit Penyebab Malaria
Parasit Plasmodium. Sebetulnya ada banyak jenis parasit
Plasmodium, tapi hanya lima jenis yang menyebabkan malaria pada manusia. Parasit Plasmodium hanya disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina. Dua jenis parasit yang umum di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Gigitan nyamuk malaria lebih sering terjadi pada malam hari. Setelah terjadinya gigitan, parasit akan masuk ke dalam aliran darah. Penyebaran penyakit malaria juga bisa terjadi melalui transfusi darah atau melalui pemakaian jarum suntik secara bergantian. Meski kasus ini jarang sekali terjadi Pengobatan Malaria
Penderita malaria bisa sembuh total jika diobati dan dirawat
dengan benar. Berbagai jenis obat-obatan antimalaria dipakai untuk mengobati sekaligus mencegah penularan malaria. Obat-obatan yang diberikan tergantung pada beberapa hal, - Tingkat keparahan gejala-gejalanya, - Jenis parasit yang menjadi penyebabnya, - Lokasi penularan malaria, - Kondisi pasien. - Jika pasien sedang hamil, pengobatannya akan dibedakan dengan penderita yang sedang tidak hamil. Komplikasi Malaria Penyakit malaria akan memiliki dampak lebih buruk jika terjadi pada wanita hamil, bayi, anak kecil, dan orang tua. Malaria berpotensi membuat ketahanan tubuh menurun secara drastis dalam waktu yang singkat. Jika malaria tidak segera ditangani sejak awal, penyakit ini bisa menimbulkan beberapa komplikasi seperti dehidrasi, anemia parah, gagalnya organ tubuh, dan beberapa kondisi lainnya. Manajemen Diet Skrining ADIME Preskripsi Diet Monev Perencanaan Menu Konseling Gizi dll Assagment (Pengkajian Gizi) Antropometri : Biokimia : 1. GCS (GlasgowComa Scale) < 11, atau lebih dari 30 menit setelah serangan kejang yang tidak disebabkan oleh penyakit lain. 2. Hb < 5 gr% atau hematokrit < 15% pada hitung parasit > 10.000/μL, bila anemianya hipokromik/mikrositik dengan mengenyampingkan adanya anemia defisiensi besi, talasemia/hemoglobinopati lainnya. Assagment (Pengkajian Gizi) Biokimia : 3. Gagal ginjal akut : Urin < 400 ml/24 jam pada orang dewasa atau < 12 ml/kgBB pada anak setelah dilakukan rehidrasi, dan kreatinin > 3 mg%. 4. Edema paru / ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome) 5. Hipoglikemi (gula darah < 40 mg%) . Fisik Klinis : . demam, berkeringat, menggigil atau kedinginan, muntah-muntah, sakit kepala, diare, dan nyeri otot. Dietery : asupan kurang dari kebutuhan (anoreksia) Lain-lain : Splenomegali, hepatomegali, anemia Diagnosis Gizi Diagnosis Gizi : PES (Problem Etiologi Sign/Simptn
1. NI : Asupan yang kurang
2. NB : Pengetahuan makanan
3. NC :Perubahan nilai lab
INTERVENSI (MANAGEMEN DIIT) Tujuan : Ssuai Problem (P) Syarat : 1. Energi sesuai - tinggi 2. Protein Tinggi 3. Lemak cukup 4. KH cukup 5. Cairan banyak 6. Vitamin C Preskripsi Diet : 1. Jenis Diet : TKTP (sesuaikan kondisi pasien) 2. Bentuk makanan : Demam lunak (sesuaikan suhu badan dan kondisi fisik klinis lainnya) 3. Rute : sesuaikan kondisi pasien 4. Frekuensi : sesuaikan kondisi pasien (porsi kecil tapi sering) MONEV : 1. Antropometri 2. Biokimia 3. Fisik klinis 4. Asupan makan 5. Lain-lain terimakasih