Anda di halaman 1dari 19

PEMERIKSAAN FISIK

JANTUNG

oleh:
Laila Syafitri
150611012

Preseptor :
dr. Suhaemi, Sp. PD, FINASIM

05/05/2021 1
INSPEKSI
• Inspeksi dada terutama untuk mencari adanya asimetri bentuk
dada.
• Adanya asimetri bentuk rongga dada dapat menyebabkan
timbulnya hipertensi pulmonal dalam jangka panjang.

Kelainan dada akibat penyakit kardiovaskuler dapat berbentuk :


Kifosis
• Merupakan kelainan tulang belakang berdeviasi pada
kurvatura lateral. Sering terjadi pada kelainan jantung,
misalnya ASD (Atrial Septal Defect) atau PDA (Patent Ductus
Arteriosus).

05/05/2021 2
Voussure Cardiaque
• Merupakan penonjolan setempat yang lebar di daerah
precordium, di antara sternum dan apeks codis. Kadang-
kadang memperlihatkan pulsasi jantung . Adanya voussure
Cardiaque, menunjukkan adanya :
o kelainan jantung organis
o kelainan jantung yang berlangsung sudah lama/terjadi sebelum penulangan sempurna
o hipertrofi atau dilatasi ventrikel

Ictus
• Pada orang dewasa normal yang agak kurus, seringkali tampak
dengan mudah pulsasi yang disebut ictus cordis pada sela iga
V, linea medioclavicularis kiri. Pulsasi ini letaknya sesuai
dengan apeks jantung.

05/05/2021 3
05/05/2021 4
PALPASI
• Dengan palpasi kita mencari iktus kordis (bila tidak terlihat
pada inspeksi) dan mengkonfirmasi karakteristik iktus kordis.
• Palpasi dilakukan dengan cara : meletakkan permukaan
palmar telapak tangan atau bagian 1/3 distal jari II, II dan IV
atau dengan meletakkan sisi medial tangan, terutama pada
palpasi untuk meraba thrill.
• Bila iktus tidak teraba pada posisi terlentang, mintalah pasien
untuk berbaring sedikit miring ke kiri (posisi left lateral
decubitus) dan kembali lakukan palpasi. Jika iktus tetap belum
teraba, mintalah pasien untuk inspirasi dan ekspirasi maksimal
kemudian menahan nafas sebentar.

05/05/2021 5
Pemeriksaan Palpasi Iktus Kordis (posisi left lateral Palpasi untuk Menilai Karakteristik
decubitus) Iktus Kordis

05/05/2021 6
• Thrill (getaran karena adanya bising jantung) sering dapat diraba.
• Bising jantung dengan gradasi 3-4 biasanya dapat teraba sebagai
thrill.
• Sensasi yang terasa adalah seperti meraba leher kucing. Bila pada
palpasi pertama belum ditemukan adanya thrill sedangkan pada
auskultasi terdengar bising jantung derajat 3-4, kembali lakukan
palpasi pada lokasi ditemukannya bising untuk mencari adanya
thrill.
• Thrill sering menyertai bising jantung yang keras dan kasar seperti
yang terjadi pada stenosis aorta, Patent Ductus Arteriosus,
Ventricular Septal Defect, dan kadang stenosis mitral.

05/05/2021 7
PERKUSI
Kita melakukan perkusi untuk menetapkan batas-batas jantung.
1. Batas kiri jantung
• Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial. Perubahan
antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relatif kita tetapkan
sebagai batas jantung kiri.
• Dengan cara tersebut kita akan dapatkan tempat iktus, yaitu
normal pada ruang interkostale V kiri agak ke medial dari
linea midklavikularis sinistra, dan agak di atas batas paru-
hepar.
• Ini merupakan batas kiri bawah dari jantung.

05/05/2021 8
• Batas jantung sebelah kiri yang terletak di sebelah cranial
iktus,pada ruang interkostal II letaknya lebih dekat ke sternum
daripada letak iktus cordis ke sternum, kurang lebih di linea
parasternalis kiri. Tempat ini sering disebut dengan pinggang
jantung.
• Sedangkan batas kiri atas dari jantung adalah ruang
interkostal II kiri di linea parasternalis kiri.

05/05/2021 9
2. Batas kanan jantung.
• Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial. Disini agak
sulit menentukan batas jantung karena letaknya agak jauh dari
dinding depan thorak.
• Batas bawah kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal
III- IV kanan,di line parasternalis kanan.
• Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea
parasternalis kanan.

05/05/2021 10
AUSKULTASI
Pemeriksaan auskultasi jantung meliputi pemeriksaan :
- bunyi jantung
- bising jantung

Bunyi Jantung
Untuk mendengar bunyi jantung diperhatikan :
1. lokalisasi dan asal bunyi jantung
2. menentukan bunyi jantung I dan II
3. intensitas bunyi dan kualitasnya
4. ada tidaknya bunyi jantung III dan bunyi jantung IV
5. irama dan frekuensi bunyi jantung
6. bunyi jantung lain yang menyertai bunyi jantung.
05/05/2021 11
1. Lokalisasi dan asal bunyi jantung
Auskultasi bunyi jantung dilakukan pada tempat-tempat sebagai
berikut :
• ictus cordis untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari
katup mitral
• sela iga II kiri untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari
katup pulmonal.
• Sela iga III kanan untuk mendengar bunyi jantung yang berasal
dari aorta
• Sela iga IV dan V di tepi kanan dan kiri sternum atau ujung
sternum untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup
trikuspidal.

05/05/2021 12
2. Menentukan bunyi jantung I dan II
Pada orang sehat dapat didengar 2 macam bunyi jantung :
• bunyi jantung I, ditimbulkan oleh penutupan katup-katup mitral
dan trikuspidal. Bunyi ini adalah tanda mulainya fase sistole
ventrikel.
• Bunyi jantung II, ditimbulkan oleh penutupan katup-katup aorta
dan pulmonal dan tanda dimulainya fase diastole ventrikel.
• Bunyi jantung I di dengar bertepatan dengan terabanya pulsasi
nadi pada arteri carotis.

05/05/2021 13
3. Intesitas dan Kualitas Bunyi
• Intensitas bunyi jantung sangat dipengaruhi oleh keadaan-
keadaan sebagai berikut:
- tebalnya dinding dada
- adanya cairan dalam rongga pericard
• Intensitas dari bunyi jantung harus ditentukan menurut
pelannya atau kerasnya bunyi yang terdengar.
• Bunyi jantung I pada umumnya lebih keras dari bunyi jantung
II di daerah apeks jantung, sedangkan di bagian basal bunyi
jantung II lebih besar daripada bunyi jantung I.

05/05/2021 14
4. Ada tidaknya bunyi jantung III dan bunyi jantung IV
• Bunyi jantung ke 3 dengan intensitas rendah kadang-kadang
terdengar pada akhir pengisian cepat ventrikel, bernada
rendah, paling jelas pada daerah apeks jantung. Dalam
keadaan normal ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.
• Bunyi jantung ke 4 terjadi karena distensi ventrikel yang
dipaksakan akibat kontraksi atrium, paling jelas terdengar di
apeks cordis, normal pada anak-anak.

05/05/2021 15
Bising Jantung (cardiac murmur)
Disebabkan :
• aliran darah bertambah cepat
• penyempitan di daerah katup atau pembuluh darah
• getaran dalam aliran darah oleh pembuluh yang tidak rata
• aliran darah dari ruangan yang sempit ke ruangan yang besar -
aliran darah dari ruangan yang besar ke ruangan yang sempit.

05/05/2021 16
Intensitas Bising
Levine membagi intensitas bising jantung dalam 4 tingkatan :
 Tingkat I : bising yang sangat lemah, hanya terdengar dengan
konsentrasi.
 Tingkat II : bising lemah, namun dapat terdengar segera waktu
auskultasi.
 Tingkat III : sedang, intensitasnya antara tingkat II dan tingkat
IV.
 Tingkat IV : bising sangat keras, sehingga terdengar meskipun
stetoskp belum menempel di dinding dada.

05/05/2021 17
Jenis dari Bising
Bising Sistole, terdengar dalam fase sistole (antara bunyi jantung 1 dan
bunyi jantung 2)
Dikenal 2 macam bising sistole :
• Bising sistole tipe ejection, timbul akibat aliran darah yang dipompakan
melalui bagian yang menyempit dan mengisi sebagian fase sistole.
Didapatkanpada stenosis aorta, punctum maximum di daerah aorta.
• Bising sistole tipe pansistole, timbul sebagai akibat aliran balik yang
melalui bagian jantung yang masih terbuka dan mengisi seluruh fase
systole. Misalnya pada insufisiensi mitral.

05/05/2021 18
Bising Diastole, terdengar dalam fase diastole (antara bunyi
jantung 2 dan bunyi jantung 1),
dikenal antara lain :
• Mid-diastole, terdengar pada pertengahan fase diastole misalnya
pada stenosis mitral.
• Early diastole, terdengar segara setelah bunyi jantung ke 2.
misalnya pada insufisiensi sorta.
• Pre-sistole, yang terdengar pada akhir fase diastole, tepat
sebelum bunyi jantung 1, misalnya pada stenosis mitral. Bising
sistole dan diastole, terdengar secara kontinyu baik waktu sistole
maupun diastole. Misalnya pda PDA

05/05/2021 19

Anda mungkin juga menyukai