Anda di halaman 1dari 36

P5 3-Phase

Transformator
KELOMPOK 2
Muhammad Adib Afkari 07111840000042
Mochamad Fiqih Afifuddin F 07111840000070
Frida Dwiputri Octavia 07111840000150
Erlandry Fakhri 07111840000235

2
1 Mengamati Konstruksi
Transformator
4
Analisa Data
● Transformator yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
trafo 3 fasa yang terdiri dari 3 belitan yaitu 1 belitan primer (High
Voltage) dan 2 belitan sekunder (Low Voltage)
● Sisi high voltage memiliki rating 400 Volt dengan jumlah lilitan
N=1330 lilitan
● Sisi low voltage memiliki rating 115 Volt dengan jumlah lilitan
N=415 lilitan

5
Tugas Modul
Jelaskan bagian-bagian transformator tiga fasa!
1. Tangki : pelindung bagian-bagian transformator yang
direndam dalam minyak dan menyimpan minyak
trafo.
2. Radiator : sistem pendinginan air pada trafo.
3. Wheel base : roda untuk memindahkan trafo.
4. Tap changer handler : perubah perbandingan
transformer untuk mendapatkan tegangan operasi
sekunder sesuai yang diinginkan.
5. Lifting lugs : mengangkat trafo

6
6. Oil drain valve : untuk meyakinkan bahwa sisa minyak di bagian bawah tangki
transformator dapat dikeringkan sepenuhnya.
7. HV bushing : menyambung medium isolasi transformator ke media isolasi
eksternal (45 kV).
8. LV bushing : menyambung medium isolasi transformator ke media isolasi
eksternal (380 V).
9. Conservator : menampung minyak cadangan dan uap/udara akibat pemanasan
trafo karena arus beban.
10. Oil level indicator : sensor pemberi sinyal visual tingkat minyak di konservator.
11. Safety valve : mengamankan trafo dari kerusakan isolasi pada kumparan.
12. Earthing terminal : konduktor pentanahan.
13. Rating plate : papan rating dari transformator.
14. Brandmarking plate : papan penulisan merk transformator.

7
Tugas Modul
Sebut dan jelaskan jenis transformator berdasarkan intinya !

1. Trafo berinti Udara (Air Core Transformer)

Gulungan Primer dan Gulungan Sekunder dililitkan pada inti berbahan non-magnetik yang biasanya
berbentuk tabung yang berongga. Bahan non-magnetik yang dimaksud tersebut dapat berupa bahan
kertas ataupun karton. Ini artinya, hubungan hubungan fluks antara gulungan primer dan gulungan
sekunder adalah melalui udara. Tingkat kopling atau induktansi mutual diantara lilitan-lilitan tersebut
lebih kecil dibandingkan dengan Trafo yang berinti besi. Kerugian Histerisis dan kerugian arus eddy
yang biasanya terjadi pada trafo inti besi dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan pada trafo
yang yang berinti udara ini. Trafo inti udara ini biasanya digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi.

8
2. Trafo berinti Besi (Iron Core Transformer)
Pada Trafo berinti Besi, gulungan primer dan gulungan sekunder dililitkan pada inti
lempengan-lempengan besi tipis yang dilaminasi. Trafo inti besi memiliki efisiensi yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan trafo yang berinti udara. Hal ini dikarenakan bahan besi
mengandung sifat magnetik dan juga konduktif sehingga mempermudah jalannya fluks
magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang
ditimbulkan. Trafo yang berinti besi biasanya digunakan pada aplikasi frekuensi rendah.

9
Tugas Modul
Tentukan tipe transformator yang digunakan berdasar bentuk intinya!

1. Trafo bentuk Toroid


Trafo bentuk toroid digulung dengan menutupi seluruh permukaan ken dengan arah yang
sama sehingga menutupi seluruh permukaan ken. Bentuk ini mengakibatkan seluruh flux
akan mengarah ke tengah secara teratur dan simetris. Sehingga tidak terjadi kebocoran flux
yang nilai efisiensinya dapat mencapai 98%.

10
2. Trafo bentuk EI & EE
Trafo jenis ini terdiri dari lempengan E dan I yang disusun secara seling yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya Eddy Current yang terjadi pada inti solid berupa berupa besi utuh. Gulungan
kawat yang ditempatkan dikaki tengah membuat trafo jenis ini memiliki alur untuk mengalirkan
kebocoran dari gulungan untuk dikembalikan ke dalam trafo. Seperti halnya bentuk UI, trafo bentuk
EI ini kebocoran tetap terjadi pada 2 sisi. Biasanya untuk untuk mengurangi gangguan dan
kebocoran yang terjadi, permukaan gulungan kawat trafo jenis ini akan dibungkus menggunakan
lembaran tembaga yang dihubungkan dengan bodi atau inti trafo.

11
3. Trafo bentuk LL & UI
Trafo ini berbentuk U dan I yang disusun selang seling. Trafo bentuk ini tidak memiliki kaki tengah
sehingga seluruh kawat primer maupun sekunder digulung secara merata pada kedua sisi kaki trafo.
Trafo bentuk ini memiliki nilai efisiensi lebih baik dari EI karena kedua kaki digulung dengan
kawat. Namun lebih rendah jika dibandingkan dengan trafo bentuk toroid. Kelemahan trafo ini yaitu
terjadinya kebocoran induksi saat dialiri arus listrik. Bagian luar dari gulungan dan depan gulungan
akan terjadi kebocoran flux yang cukup besar. Untuk mengurangi kebocoran tersebut, seluruh
permukaan bagian yang digulung dengan kawat harus dibungkus dengan shield yang dihubungkan
dengan inti trafo untuk menghilangkan gangguan terhadap peralatan disampingnya.

12
2 Konfigurasi Belitan
Transformator 3 Phasa
14
Analisa Data
Percobaan 2a (Hubungan YY0)
Tegangan line to line di sisi primer (bintang) lebih besar daripada tegangan di sisi
sekunder (bintang) dikarenakan perbandingan belitan di sisi sekunder lebih kecil
daripada di sisi primer. Pada hubungan YY0 untuk mencari tegangan di sisi sekunder
dapat menggunakan rumus

15
Analisa Data

16
Tugas Modul
1. Berikan perbandingan antara hasil
pengukuran dengan hasil
perhitungan (trafo ideal)!
(hubungan Yy0)

17
18
Analisa Data
Percobaan 2b (Delta-Wye)
Nilai V1 merupakan VLL saat belitan Δ, maka nilai V2 (Y) dapat dihitung dengan
rumus,

19
Analisa Data

20
Tugas Modul
1. Berikan perbandingan antara
hasil pengukuran dengan hasil
perhitungan (trafo ideal)!
(hubungan Dy5)

21
22
Analisa Data
Percobaan 2c (Wye Zig-Zag)
Nilai V1 merupakan VLL saat belitan
Y, maka nilai V2(Z) dapat dihitung
dengan rumus,

23
Analisa Data

24
Tugas Modul
1. Berikan perbandingan antara
hasil pengukuran dengan hasil
perhitungan (trafo ideal)!
(hubungan Yz5)

25
Pergeseran Sudut Fasa
3 Tegangan Primer dan
Sekunder
ANALISA DATA
Pada percobaan 3 ini dilakukan pengamatan terhadap bentuk gelombang
tegangan input dan output trafo untuk 3 hubungan belitan berbeda,
yaitu :
a. Hubungan Yy0
b. Hubungan Dy5
c. Hubungan Yz5

Wye-wye. Yy0
Pada transformator hubungan wye dengan wye tidak terjadi pergeseran
sudut. sudut yang dihasilkan se-fasa. Pada posisi HV dan LV
konfigurasinya sama yaitu wye. Angka 0 menunjukkan perbedaan sudut
fasanya.
27
Delta-wye. Dy5
Pada transformator hubungan delta dengan wye, sudut yang dihasilkan tidak se-
fasa. Pada sisi sudut fasa LV terjadi lagging. Dengan demikian menyebabkan
adanya pergeseran sudut. Pada posisi HV konfigurasinya delta dan LV
konfigurasinya wye. Angka 5 menunjukkan perbedaan sudut fasa yaitu 5 x 30˚ =
150˚(30˚merupakan sudut acuan titik normal).

Wye-zigzag. Yz5
Pada transformator hubungan delta dengan wye, sudut yang dihasilkan tidak se-
fasa. Pada sisi sudut fasa LV terjadi lagging. Dengan demikian menyebabkan
adanya pergeseran sudut. Pada posisi HV konfigurasinya Wye dan LV
konfigurasinya Zigzag. Angka 5 menunjukkan perbedaan sudut fasa yaitu 5 x 30˚ =
150˚ (30˚ merupakan sudut acuan titik normal).

28
TUGAS MODUL
1. Berikan analisis mengenai perbandingan bentuk dan beda fasa tegangan primer dan
sekunder dari trafo hubungan Yy0!

Pada trafo dengan konfigurasi wye-wye memiliki bentuk gelombang sisi primer dan
sekunder yang sama hanya berbeda pada magnitude tegangannya. Dengan konfigurasi ini
juga tidak terdapat pergeseran sudut fasa, sehingga gelombang sisi primer dan
sekundernya adalah sefasa.

2. Berikan analisis mengenai perbandingan bentuk dan beda fasa tegangan primer dan
sekunder dari trafo hubungan Dy5!

Pada trafo dengan konfigurasi delta-wye memiliki bentuk gelombang yang sama dan
berbeda pada magnitude tegangannya. Pada sisi sudut fasa LV terjadi lagging. Dengan
demikian menyebabkan adanya pergeseran sudut. Pada posisi HV konfigurasinya delta dan
LV konfigurasinya wye. Angka 5 menunjukkan perbedaan sudut fasa yaitu 5 x 30˚ =
150˚(30˚merupakan sudut acuan titik normal).

29
4 Transformator Tiga
Fasa Berbeban
Data Percobaan
Beban Sisi Primer Sisi Sekunder

Total Lampu V 1u1 I 1u1 Watt V 1u1 I 1u1 Watt

180 W 3 380 0,1 2,8 120 1

45 W 3 380 0,02 1,8 120 0,3

120 W 3 380 0,05 2,3 120 0,5

85 W 2 380 0,04 2 120 0,5

430 W 11 380 0,17 4,7 120 2,5

31
ANALISA DATA
Trafo yang digunakan pada percobaan kali ini adalah jenis trafo step-
down, karena tegangan pada primer sebesar 380 dan pada sekunder
menurun menjadi 120. Kemudian dari data yang diperoleh, semakin
banyak beban yang diberikan maka daya yang dihasilkann pada sisi
sekunder akan semakin besar.

32
Tugas modul
1. Jelaskan prinsip kerja transformator 3-fasa
Pada transformator, kumparan kawat dililitkan pada sebuah inti besi. Ketika
kumparan primer dialiri listrik timbul garis-garis gaya magnet maka akan
menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Karena arus yang
mengalir adalah arus AC, ada perubahan fluks yang terjadi sehingga akan
menginduksi GGL di kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan
tegangan listrik baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi
maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah. Pada transformator 3
fasa prinsip yang digunakan juga sama. Namun pada sistem 3 fasa digunakan
konfigurasi hubungan Wye (Y), Delta (Δ) atau Zig-zag (Z). Transformator 3 fasa
dapat diperoleh dengan cara menggabungkan 3 buah trafo 1 fasa atau dapat berupa
1 buah trafo khusus untuk 3 fasa.

33
2. Jelaskan mengenai angka lonceng dan kaitannya dengan percobaan yang telah dilakukan!
Angka Lonceng merupakan pergeseran sudut fasa antara tegangan tinggi dan tegangan
rendah. Setiap satu digitnya dianggap mengalami pergeseran sebesar 30°. Nilai pergeseran
ini penting untuk diketahui dikarenakan menjadi syarat untuk melakukan paralel trafo. Trafo
yang akan diparalel harus memiliki pergeseran sudut fasa yang sama antara tegangan rendah
dan tegangan tinggi, dengan kata lain trafo yang diparalel harus mempunyai nilai vektor
grup yang sama. Penomoran angka lonceng trafo digunakan untuk melakukan notasi vektor
group trafo. Contoh vektor group dan cara membacanya adalah pada Dyn5, yang artinya
trafo tersebut terhubung Delta (D) pada sisi HV dan terhubung Wye (y) pada sisi LV dengan
memiliki saluran netral (n) yang memiliki pergeseran fasa sebesar 5x30˚ = 150˚ antara HV
dengan LV.

34
KESIMPULAN
KESIMPULAN
● Konfigurasi zig-zag adalah konfigurasi wye yang diseri dengan delta
● Untuk memparalel trafo, trafo yang diparalel harus mempunyai pergeseran sudut fasa
yang sama. Apabila tidak sama dapat diparalel dengan cara mengubah konfigurasi atau
input RSTnya.
● Ada tige tipe konfigurasi belitan transformator, yaitu konfigurasi Y, konfigurasi Delta
dan Konfigurasi Z atau zigzag

36

Anda mungkin juga menyukai