Anda di halaman 1dari 82

LARUTAN

LARUTAN
TERDIRI DARI…

1 P ZAT 2
E T
L E
R
A L
R A
U R
T U
T
Campuran homogen dari dua atau
LARUTAN lebih komponen yg berada dalam
satu fase.

Komponen yg paling banyak terda-


PELARUT pat dalam larutan / yg paling me –
nentukan sifat larutannya

ZAT TERLARUT Komponen yg lebih sedikit


Contoh larutan biner

ZAT PELARUT CONTOH


TERLARUT

GAS GAS UDARA


GAS CAIR KARBONDIOKSIDA DLM AIR
GAS PADAT HIDROGEN DALAM PLATINA
CAIR CAIR ALKOHOL DALAM AIR
CAIR PADAT RAKSA DALAM TEMBAGA
PADAT PADAT PERAK DALAM PLATINA
PADAT CAIR GARAM DALAM AIR
Konsentrasi Larutan

Kompetensi
Inti Konsentrasi larutan menyatakan:
• banyaknya zat terlarut yang terkandung dalam suatu larutan.
Kompetensi • angka banding banyaknya zat terlarut terhadap jumlah pelarut
Dasar maupun jumlah larutan.

Indikator
Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dalam:

Materi Materi

% Massa bpj (ppm)


Evaluasi

Fraksi
Molalitas Molaritas
Tugas mol

Keluar
Mundur Maju
Persen Massa

Kompetensi Massa zat terlarut yang terkandung dalam 100 satuan massa larutan.
Inti

Kompetensi
Dasar

Indikator Satuan persen massa: %

Contoh
Materi Materi

1 g NaOH dilarutkan dalam air hingga massa larutan mencapai 100 g.

Evaluasi

Tugas
Jadi, konsentrasi NaOH dalam larutan adalah 1%.

Keluar
Mundur Maju
Bagian per juta (ppm/bpj)

Kompetensi Massa zat terlarut dalam 1.000.000 satuan massa larutan.


Inti

Kompetensi
Dasar

Indikator Satuan persen massa: bpj atau ppm (part per millions)

Contoh
Materi Materi
3,5 g sampel mengandung 40,5 mg kalsium.

Evaluasi 40,5 mg 40,5 103


g
bpj  10 
6
106 1,16 104 bpj
3,5 g 3,5 g
Tugas
 

Keluar
Mundur Maju
Fraksi Mol

Jumlah mol salah satu komponen per jumlah mol total larutan.
Kompetensi
Inti Fraksi mol zat terlarut Fraksi mol pelarut

Kompetensi
Dasar
Fraksi mol tidak
memiliki satuan.
Indikator
Contoh
Larutan mengandung 1,25 mol etilen glikol (EG) dan 4,00 mol air (H2O).
Materi Materi
nEG 1,25 mol
X EG   0,238
Evaluasi
nH O  nEG 4,00 mol  1,25 mol
2

nH O 4,00 mol
XH O   2
0,762
Tugas
2
nH O  nEG 4,00 mol  1,25 mol
2

Jadi, fraksi mol etilen glikol 0,283 dan fraksi mol air 0,762.
Keluar
Mundur Maju
Molalitas

Kompetensi Banyaknya mol zat terlarut yang terkandung dalam 1 kilogram pelarut.
Inti

Kompetensi Satuan molalitas: mol/kg atau molal (m)


Dasar

Indikator Contoh
29,25 g NaCl dilarutkan dalam 1.000 gram air.
(Ar Na = 23, Cl = 35,5) 29,25 g
Materi Materi NaCl
g NaCl 29,25
n M r NaCl mol
58,5
Evaluasi m  NaCl  
kg H 2 O kg H 2 O 1 kg
0,5 mol/kg = 0,5 molal 0,5 m 1.000 g
Tugas
air
Jadi, konsentrasi larutan NaCl adalah 0,5 m.

Keluar
Mundur Maju
Molarita
s
Banyaknya mol zat terlarut yang terkandung dalam 1 liter larutan.
Kompetensi
Inti

Satuan molaritas: mol/L atau molar (M)


Kompetensi
Dasar

Indikator Contoh
1,8 gram glukosa (C6H12O6) dilarutkan dalam air hingga volume larutan
mencapai 500 mL (Ar C = 12, H = 1, O = 16)
Materi Materi

g glukosa 1,8
nglukosa M r glukosa mol
Evaluasi M   180
L larutan L larutan 0,5 L
Tugas
0,02 mol/L = 0,02 molar 0,02 M
Jadi, konsentrasi larutan glukosa adalah 0,02 M.

Keluar
Mundur Maju
Hubungan antar Konsentrasi

Contoh
Kompetensi
Inti Larutan NaOH 10%, Mr NaOH = 40, larutan = air = 1 g/cm3.

Kompetensi Massa zat terlarut (NaOH) = 10 g


Persen massa NaOH = 10%
Dasar Massa pelarut (air) = 90 g

10 mol
Indikator nNaOH 40
Fraksi mol X NaOH   0,05
nH O  nNaOH 90 mol  10 mol
2
18 40
Materi Materi
massa NaOH 10 g
Bagian per juta bpj  106  106 105 bpj
massa larutan 100 g
Evaluasi 10 mol
mol NaOH
Molalitas m  40 2,8 m
kg pelarut 0,09 kg
Tugas
Molaritas  

Keluar
Mundur Maju
Faktor yang mempengaruhi daya larut

 Jenis Pelarut
 Jenis Zat Terlarut
 Temperatur
 Tekanan
1 GAYA ANTAR MOLEKUL

Terjadi antara molekul sejenis maupun tidak


sejenis
Berdasarkan perbedaan kekuatan gaya antar
molekul, dapat terbentuk campuran heterogen
atau homogen.
Sampel yang mempunyai komposisi & sifat sera-
gam secara keseluruhan disebut satu fase.
CONTOH :
1. Air pada 25 oC, 1 atm → bentuk fase cair tunggal + sedikit
NaCl → campuran homogen (terdiri dari 2 zat yang tercampur
seragam) → larutan
2. Sedikit pasir (SiO2) ditambahkan ke dalam H2O → pasir
mengendap / padatan tidak larut → campuran heterogen
(campuran 2 fase)
DAPAT MENJELASKAN HASIL PENCAMPURAN
YANG TERJADI BILA MENCAMPURKAN 2 JENIS ZAT.

A B

GAYA ANTAR MOLEKUL SEJENIS GAYA ANTAR MOLEKUL BERBEDA

A A ATAU B B A B

(MENGHASILKAN 4 KEADAAN YG MUNGKIN TERJADI)


KEMUNGKINAN 1…

A B ≈ A A ≈ B B

Gaya antarmolekul yang sejenis / tidak sejenis ± sama


kuat, molekul-molekul dalam campuran akan berpasang-
pasangan secara acak → terbentuk campuran homogen
(larutan).
Sifat larutannya dapat diramalkan dari sifat2 komponen
pembentuknya → disebut larutan ideal.
Volume larutan ideal yg terbentuk → jumlah volume kom
ponen energi interaksi antar molekul-molekul yg serupa/
berbeda bernilai sama.
Tidak terdapat perubahan entalpi (∆H = 0)
CONTOH : Benzena - toluena
Ciri-ciri larutan ideal
1. Gaya tarik antar molekulnya adalah
sama
misalnya molekul A
Molekul B

molekul A dan B di campurkan :


2.Tidak menimbulkan entalpi panas (panas
yang dilepaskan atau diterima), hal ini
disebabkan gaya tarik antar molekulnya
sama.
3.Memenuhi hukum Roult yaitu 0 atau 1
Hukum Roult yaitu
“tekanan uap pelarut (PA)pada permukaan
besarnya sama dengan hasil kali tekanan
uap pelarut murni (PoA) dengan fraksi mol
pelarut tersebut di dalam larutan (XA)”
PA = PoA.XA
Zat terlarut mudah menguap (volatil) :
PB = PoB.X
Contoh larutan ideal : benzena dan toluena
Ptot = PC6H6 + PC7H8 PoC6H6
tekanan uap
(mmHg)
Hukum dalton

Hukum raoult
PoC 7H 8

0 1
f raksi mol C6H 6
Hukum raoult pd sistem benzena dan toluena
Penyimpangan positif dan negatif dari hkm. Raoultt

Ptotal

larutan ideal
menurut hukum dalton
tekanan uap tekanan uap
(mmHg) (mmHg)

larutan ideal
menurut hukum dalton
Ptotal

0 1 0 1
fraksi mol fraksi mol
penyimpangan positif hukum raoult penyimpangan negatif hukum raoult
Penyebab penyimpanagan dari perilaku sebagian besar
oleh besarnya interaksi molekul
Penyimpangan Hukum Raoult terjadi karena perbedaan
interakasi antara partikel sejenis dengan yang tak
sejenis.
Penyimpangan positif :
- Bila pencampuran komponen A dan B menyebabkan
absorpsi kalor dari lingkungan (endoterm), interaksi
molekul antara dua komponen lebih kecil daripada
pada masing-masing komponen, dan penyimpangan
positif dari hukum Raoult akan terjadi
Penyimpangan positif terjadi bila daya tarik A-B lebih
kecil daripada daya tarik A-A dan B-B, akibatnya
tekanan uapnya menjadi lebih besar dari larutan ideal
Etanol – sikloheksana
Penyimpangan negatif
- Bila pencampuran menghasilkan kalor ke lingkungan
(eksoterm), penyimpangan negatif akan terjadi.
- Misalnya campuran A dan B, jika daya tarik A- B lebih besar
dari A-A atau B-B, maka kecenderungan bercampur lebih
besar, akibatnya jumlah tekanan uap kedua kedua zat lebih
kecil daripada larutan ideal disebut penyimpangan negatif.
 Bila ikatan hidrogen terbentuk antara komponen A dan
komponen B, kecenderungan salah satu komponen untuk
meninggalkan larutan (menguap) diperlemah, dan
penyimpangan negatif dari hukum Raoult akan diamati.
 Terbentuknya ikatan intermolekul ditandai dengan
dibebaskannya panas
 Aseton - kloroform
KEMUNGKINAN 4…

A B << A A , B B

Gaya antarmolekul pada molekul yang tdk sejenis


<< antarmolekul yg sejenis → pelarutan tdk terjadi.
Kedua zat tetap terpisah sbg campuran heterogen.
CONTOH : air dan oktana (komponen bensin)
3 KESETIMBANGAN LARUTAN

KESETIMBANGAN LARUTAN AKAN BERUBAH


KARENA ZAT TERLARUT KONSENTRASINYA
BERTAMBAH HINGGA JENUH ATAU MENGALAMI
PENGENDAPAN ATAU LEWAT JENUH KARENA
KEPEKATANNYA.
ZAT
TERLARUT PELARUT

LARUTAN

LARUTAN LARUTAN LARUTAN


TAK JENUH JENUH LEWAT JENUH

BILA LARUTAN DAN BILA PELARUTAN BILA KESELURU-


ZAT TERLARUT BER- SAMA CEPATNYA HAN ZAT TERLA-
CAMPUR PADA SEGA- DGN PENGENDA- RUT TETAP BERA-
LA PERBANDINGAN PAN DA DLM LARUTAN
Sifat-sifat Koligatif

Kompetensi  Sifat koligatif adalah suatu fenomena yang terjadi pada pelarut murni
Inti akibat penambahan zat terlarut yang sukar menguap (nonvolatile)
membentuk larutan encer dalam suatu ruang tertutup.
Kompetensi
Dasar
 Sifat koligatif tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya
bergantung pada jumlah partikel yang terbentuk dalam larutan.
Indikator

Contoh:
NaCl 0,1 molal terurai sempurna dalam air menghasilkan ion Na + dan Cl masing-
Materi Materi
masing dengan konsentrasi 0,1 molal sehingga [ion]total = 0,2 molal.
Sukrosa 0,2 molal terurai menjadi molekul-molekulnya sebanyak 0,2 molal.
Evaluasi Karena kedua larutan mengandung partikel-partikel zat terlarut dengan konsentrasi
yang sama (0,2 molal), maka sifat koligatif keduanya sama, walaupun jenis
partikel-partikel dalam kedua larutan berbeda.
Tugas

Keluar
Mundur Maju
Sifat Koligatif Larutan
Kompetensi
Inti

Kompetensi
Dasar
Penurunan
Indikator Tekanan Uap Tekanan
Jenuh Osmotik
Materi Materi

Evaluasi
Kenaikan Titik Penurunan Titik
Didih Beku
Tugas

Keluar
Mundur Maju
Penurunan Tekanan Uap Jenuh
(P )
 Dalam suatu wadah tertutup yang hanya berisi pelarut murni, di dalam
Kompetensi fasa cair tersebar partikel-partikel pelarut yang terus-menerus bergerak,
Inti
walaupun antarpartikel juga terjadi gaya tarik-menarik.
Kompetensi
Dasar
 Pada suhu dan tekanan tertentu, gaya tarik antarpartikel relatif lemah
sehingga sebagian partikel-partikel ini berubah menjadi uap dan
berada pada ruang fasa uap.
Indikator
 Dalam ruang fasa uap, partikel-partikel pelarut bergerak lebih cepat, tetapi
tidak dapat keluar dari ruangan. Akibatnya, pergerakan partikel-partikel
Materi Materi pelarut fasa uap menimbulkan tekanan uap.

Evaluasi
 Tekanan uap pelarut murni pada keadaan jenuh disebut sebagai tekanan
uap jenuh pelarut, dilambangkan sebagai P .

Tugas  Makin banyak jumlah partikel pelarut fasa uap, makin besar tekanan
uap jenuhnya.

Keluar
Mundur Maju
Apa yang terjadi pada tekanan uap jenuh pelarut ketika ke
dalamnya ditambahkan suatu zat terlarut nonvolatile
(tidak mudah menguap)?

Kompetensi
Inti uap uap

Kompetensi
Dasar

Indikator

Materi Materi

Evaluasi

Pelarut murni Larutan


Tugas
Partikel pelarut Partikel zat terlarut

Keluar
Mundur Maju
Ketika ke dalam pelarut murni ditambahkan zat terlarut
nonvolatile…..

Kompetensi Jumlah partikel pelarut


Pergerakan molekul- Jumlah
yang partikel
berubah pelarut
menjadi
Inti Pergerakan
molekul dalam molekul-
fasa Tekanan uap jenuh
yang
fasa uapberubah menjadi
makin sedikit
molekul dalam
cair menjadi lebih fasa fasa uap makin sedikit Tekanan
pelarut diuap
atas jenuh
cair menjadi
terbatas karena lebih pelarut
larutan jadidilebih
atas
Kompetensi larutan jadi lebih
terbatas
sebagian karena
ruangan rendah daripada
Dasar rendah daripada
sebagian
dalam ruangan
fasa cair terisi tekanan uap jenuh
dalam fasa cair terisi Makin banyak partikel zat tekanan uap jenuh
oleh partikel-partikel Makin banyak partikel pelarut murni
oleh terlarut dalam fasa cair, zat pelarut murni
zatpartikel-partikel
terlarut terlarut dalam fasa cair,
Indikator zat terlarut makin terbatas pergerakan
makin terbatas pergerakan
partikel-partikel pelarut
partikel-partikel pelarut

Materi Materi Tekanan uap lebih


Tekanan uap lebih
tinggi rendah

Evaluasi

Tugas partikel-partikel
pelarut murni
partikel-partikel
Pelarut Larutan zat terlarut
murni Keluar
Mundur Maju
Dalam suatu keadaan tertentu, pada suatu cairan akan
terbentuk suatu sistem kesetimbangan antara cairan dan
uapnya. Besarnya kemampuan molekul cairan untuk
meninggalkan molekul cairannya pada keadaan ini disebut
Tekanan Uap Jenuh Pelarut Murni (P0)
Jika ke dalam suatu pelarut murni dimasukkan suatu zat terlarut
yang sukar menguap, maka proses pergerakan molekul-molekul
cairan untuk meninggalkan lingkungan cairannya menjadi
terhalang sehingga banyaknya molekul-molekul cairan yang
menguap akan berkurang. Akibatnya tekanan uap larutan lebih
rendah dari tekanan uap pelarut murni. Karena itu dikatakan
terjadi penurunan tekanan uap. Simbol Penurunan Tekanan Uap
Larutan adalah P

Jumlah partikel Partikel zat terlarut


pelarut yang
Partikel pelarut
menguap sedikit
Semakin banyak partikel zat terlarut dalam suatu pelarut, maka Penurunan
Tekanan Uap Jenuh larutan ( P ) dari tekanan uap pelarut murninya akan
semakin besar dan Tekanan uap jenuh larutan ( P ) akan semakin kecil.

Yang berarti pula bahwa ; Tekanan uap jenuh pelarut murni ( Po ) akan
selalu lebih besar dari Tekanan uap jenuh larutannya ( P )
Menurut Hukum Raoult, tekanan uap larutan
Hukum Raoult
berbanding lurus dengan fraksi mol pelarut atau
tekanan uap larutan adalah hasil kali fraksi mol
Kompetensi
pelarut dengan tekanan uap pelarut murni”
Inti .
Po

Kompetensi Hubungan antara Plar­dengan fraksi mol pelarut


Dasar dinyatakan dengan Hukum Raoult: Plar

Indikator Plar  X P .P o

0 XP 1
Karena
Materi Materi

maka
Evaluasi

Jadi, penurunan tekanan uap jenuh larutan berbanding lurus dengan jumlah
partikel zat terlarut.
Tugas

Keluar
Mundur Maju
KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN
( Tb )

Apakah Pengertian “ Mendidih “ ?

Suatu cairan yang ditempatkan pada suatu sistem terbuka, akan


dipengaruhi oleh 2 (dua) buah tekanan, yaitu :
- Tekanan yang berasal dari sistem cairan itu sendiri (tekanan
uap)
- Tekanan yang berasal dari luar sistem (tekanan udara luar)

Jika Tekanan udara di luar sistem lebih besar dari tekanan udara dalam
sistem, maka proses terlepasnya molekul-molekul cairan dari lingkungan
cairannya akan terhalang oleh partikel-partikel udara dari luar sistem.
TEKANAN UDARA LUAR

TEKANAN UDARA LUAR > TEKANAN UAP CAIRAN


TEKANAN UDARA LUAR

Jika ke dalam sistem Suatu keadaan dimana


cairan ditambahkan tekanan uap sistem lebih
kalor/energi, maka besar dari tekanan uap
tekanan uap sistem lingkungan, itulah yang
akan meningkat, hingga disebut MENDIDIH
suatu saat akan Dan suhu dimana nilai P
melewati nilai tekanan sistem tepat > nilai P
udara pada lingkungan disebut
lingkungannya. TITIK DIDIH
MANAKAH YANG PALING CEPAT MATANG ??

Anda Ingin Memasak sayur :

Cara I : Cara II :
Adanya Partikel zat terlarut dalam suatu pelarut, menyebabkan
terhalanginya proses pergerakan molekul cairan menuju permukaan atau
meninggalkan lingkungan cairannya. Sehingga pada proses pemanasan
cairan, ketika suhu sistem sama dengan suhu didih normal pelarutnya,
larutan belum akan mendidih, dan dibutuhkan suhu yang lebih tinggi lagi
untuk memulai proses pendidihan.

Semakin banyak partikel zat terlarut yang terlarut dalam pelarut, maka
Kenaikan titik didih larutan (Tb) akan semakin besar, yang berakibat,
Titik didih Larutan (TbLarutan) akan semakin tinggi.
Hubungan antara ∆Tb dan konsentrasi larutan
dapat di cari dengan persamaan Clausius-
clapeyron dan hukum Roult :
d ln P ═ ∆Hv
dT RT2
dimana ∆Hv adalah panas penguapan pelarut dari
larutan
selanjutnya dari penurunan rumus diatas, diperoleh
persamaan :
∆Tb = Kb.m
∆Tb = kenaikan titik didih (K/oC)
Kd = konstanta kenaikan titik didih (K/m)
m = molalitas (mol/Kg)
Tetapan Kenaikan Titik Didih molal ( Kb ) menunjukkan besarnya kenaikan
titik didih yang terjadi setiap 1 molal larutan.

Misalnya : kenaikan titik didih molal air adalah 0,52 0C/m.


Hal ini berarti bahwa air akan mengalami kenaikan titik didih sebesar 0,52
0
C untuk setiap 1 molal larutannya.
PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN
( TF )
Air dapat berada dalam 3 (tiga) fase zat, yaitu fase cair,
gas dan padat. Apakah Perbedaan yang terdapat pada
ketiga fase air tersebut ?

Kondisi yang membedakan antara fase padat, cair, dan


gas pada suatu cairan adalah jarak antara partikel
(molekul – molekul) cairan.
Pada fase gas, molekul – molekul zat berada pada jarak
yang sangat renggang.
Dan pada keadaan cair, molekul-molekul zat berada pada
jarak yang relatif lebih rapat dibandingkan dengan
keadaan gas (uap).
PROSES PEMBEKUAN CAIRAN MURNI

Proses pembekuan suatu cairan terjadi jika molekul-molekul


cairan berada pada jarak yang sangat rapat. Kondisi ini dapat
dicapai jika energi kinetik molekul diperkecil dengan cara
menurunkan suhu.
Pada jarak yang cukup dekat, antara molekul-molekul cairan
akan terbentuk ikatan antar molekul dan cairan akan
memadat.
Kecilnya nilai energi
Kinetik menyebabkan gaya
ikat antar molekul semakin
besar
Adanya partikel zat terlarut dalam suatu pelarut,
menyebabkan terhambatnya proses pembekuan suatu
cairan, sehingga agar proses pembekuan dapat terjadi
pada kondisi ini, dibutuhkan suhu yang lebih rendah lagi
dari suhu pembekuan (titik beku) pelarut murninya (terjadi
penurunan titik beku, TF)
Semakin Banyak partikel zat terlarut dalam suatu pelarut,
maka penurunan titik beku (TF) yang diakibatkan akan
semakin besar, dan titik beku larutan (TfLarutan) akan semakin
rendah.
 
Ket :
∆Tf = Penurununan Titik Beku
BM1 = Berat molekul pelarut (g/mol)
To = Titik beku pelarut (K)
R = Tetapan (0,008201 atm.L/mol.k
∆Hf = Panas Pembekuan (j/mol)
W1 = Berat pelarut (g)
W2 = Berat Zat terlarut (g)
BM2 = Berat molekul zat terlarut (g/mol)
DIAGRAM P T
P
E F G H
F – I : garis beku pelarut
CAIR Ttk B : Titik beku Pelarut
I – G : garis didih pelarut
Ttk C : Titik didih pelarut
AT I
D
PA Ttk I : Titik Tripel menunjukkan
kesetimbangan fasa : padat –
J GAS cair - gas
Titik ini juga menunjukkan nilai
tekanan uap pelarut murni
T
A B C D
Jika ke dalam pelarut dimasukkan suatu zat terlarut, maka akan terjadi penurunan tekanan uap dari I
ke J. Titik beku akan bergeser dari F ke E (dengan nilai A) dan titik didih akan bergeser dari G ke H
(dengan nilai D).

E – J : Garis beku larutan J – H : Garis didih larutan


Ttk A : Titik beku Larutan Ttk D : Titik didih larutan
Dari diagram ini, dapat disimpulkan bahwa adanya Penurunan tekanan uap (P),
menyebabkan terjadinya penurunan titik beku (Tf) dan kenaikan titik didih (Tb)
TEKANAN OSMOTIK LARUTAN

Osmosis adalah proses perpindahan molekul cairan


(pelarut) dari larutan yang konsentrasinya rendah ke
larutan yang konsentrasinya lebih tinggi melalui membran
semi permeabel.

Tekanan Osmotik (  ) adalah Tekanan yang dibutuhkan untuk


mencegah terjadinya proses osmosis
Tekanan Osmotik ()

Kompetensi
Inti
 Dalam makhluk hidup, terdapat membran untuk menjaga
campuran tertata dan terpisah sedemikian rupa sesuai dengan
Kompetensi ukuran partikel-partikelnya.
Dasar

 Membran ini harus memiliki permeabilitas selektif, yaitu


Indikator menahan beberapa partikel suatu zat dan membiarkan beberapa
partikel zat lain menembus pori-pori membran.
Membran tersebut dinamakan membran semipermeabel.
Materi Materi

 Jika membran semipermeabel hanya dapat ditembus oleh molekul-


Evaluasi molekul pelarut air, proses yang terjadi disebut osmosis .
Membran yang digunakan untuk proses ini disebut membran
osmotik.
Tugas

Keluar
Mundur Maju
 Jika membran osmotik ditempatkan di antara dua larutan dengan
Kompetensi konsentrasi yang berbeda, molekul-molekul air akan berpindah
Inti menembus membran dari larutan encer (konsentrasi lebih rendah)
menuju larutan pekat (konsentrasi lebih tinggi).
Kompetensi
Dasar
Membran
semipermeabel
Indikator

Air
Zat
Materi Materi terlarut

Evaluasi

Perpindahan air
Tugas

Larutan encer Larutan pekat

Keluar
Mundur Maju
Ketika osmosis berlangsung, larutan dalam corong bergerak ke
atas karena molekul-molekul air masuk melewati membran
Kompetensi semipermeabel sehingga larutan menjadi terlihat lebih encer.
Inti

Kompetensi
Dasar

Indikator

Materi Materi

Evaluasi

Tugas

Keluar
Mundur Maju
 Molekul-molekul air dalam larutan yang lebih encer dapat bergerak
lebih bebas dibandingkan dalam larutan yang lebih pekat.

 Adanya partikel-partikel zat terlarut memicu perpindahan molekul-molekul


Kompetensi
air menuju partikel-partikel zat terlarut.
Inti

 Makin banyak partikel zat terlarut yang ada dalam satu sisi larutan, makin
Kompetensi banyak molekul-molekul air yang bergerak melewati membran menuju sisi
Dasar
larutan tersebut.

Indikator  Tekanan tambahan yang disebabkan oleh perpindahan molekul-molekul air


menuju larutan yang lebih pekat disebut tekanan osmotik, dilambangkan
dengan .
Materi Materi
 Tekanan osmotik dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut atau
konsentrasi (dinyatakan dalam molaritas).
Evaluasi Kecepatan gerak partikel dipengaruhi oleh suhu.

M = molaritas (M)
Tugas R = tetapan gas = 0,082 L atm/mol K
i = faktor van’t Hoff (untuk nonelektrolit, i = 1)

Keluar
Mundur Maju
Contoh
Di antara larutan-larutan berikut dengan konsentrasi yang sama (0,1 M):
NaCl, gula, Ca(OH)2 dan Al2(SO4)3
Pada suhu 25 oC, larutan yang manakah yang memiliki tekanan osmotik
Kompetensi paling tinggi dan berapa atmosfer tekanan osmotiknya?
Inti

Kompetensi Konsentrasi: Zat n  i = 1 + (n –


Dasar M = 0,1 M = 0,1 mol/L 1)
Suhu: NaCl 2 1 2
Indikator T = 25 C = (25 + 273) K = 298 K Gula 0 0 1
Ca(OH)2 3 1 3
Persamaan tekanan osmotik:
Materi Materi Al2(SO4)3 5 1 5
=MRT i
i terbesar   terbesar
Evaluasi sama Õ = MRT i
= (0,1 mol/L) (0,082 L atm/mol K) (298 K) (5)
ditentukan oleh = 12,218 atm
Tugas

Jadi, tekanan osmotik terbesar dimiliki oleh Al 2S(O4)3 sebesar 12,218 atm.
Keluar
Mundur Maju
Jika 2 (dua) larutan ( misalnya larutan A dan larutan B )
dibandingkan berdasarkan nilai tekanan osmotiknya masing-
masing, maka akan diperoleh 3 (tiga) keadaan :
1. Larutan A Hipertonik terhadap larutan B
Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A lebih tinggi
daripada tekanan osmotik larutan B
A >B
2. Larutan A Isotonik terhadap larutan B
Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A sama
dengan tekanan osmotik larutan B
A = B
3. Larutan A Hipotonik terhadap larutan B
Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A lebih
rendah daripada tekanan osmotik larutan B
A <B
Larutan elektrolit dan non
elektrolit ????????
Larutan Elektrolit
 Definisi : zat yang jika dilarutkan ke dalam
air akan terurai menjadi ion-ion (terionisasi),
sehingga dapat menghantarkan listrik.
 Elektrolit kuat : zat yang dalam air akan
terurai seluruhnya menjadi ion-ion
(terionisasi sempurna)
 Elektrolit lemah : zat yang dalam air tidak
seluruhnya terurai menjadi ion-ion
(terionisasi sebagian)
5. DISSOSIASI ELEKTROLIT
MEMILIKI KEMAMPUAN
ZAT TERLARUT MENGHANTARKAN
ARUS LISTRIK

ELEKTROLIT TERDISSOSIASI SEMPURNA


KUAT α=1

KONDUKTIVITAS LISTRIKNYA
NON SANGAT RENDAH, SEHINGGA
TIDAK TERDAPAT ION DALAM
ELEKTROLIT LARUTAN α = 0

ELEKTROLIT ZAT TERLARUT SEBAGIAN KECIL


LEMAH BERDISSOSIASI DAN SEBAGIAN
BESAR BELUM TERDISSOSIASI
0<α < 1
 Besaran lain untuk menentukan kekuatan
elektrolit adalah DERAJAD IONISASI (α )
 α = mol zat yang terionisasi dibagi mol zat
mula-mula.
CATATAN:
AIR MERUPAKAN PENGHANTAR ARUS YG BURUK (NON KONDUKTOR), SE-
INGGA PENAMBAHAN ZAT TERLARUT TERTENTU KE DLM AIR DAPAT
MEMBENTUK SUATU LARUTAN YG DAPAT MENGHANTARKAN ARUS LISTRIK
DENGAN BAIK

SIFAT ELEKTROLIT BEBERAPA JENIS LARUTAN DLM AIR


Non elektrolit Elektrolit kuat Elektrolit lemah

H2O (Air) NaCl HCl HCHO2-asam


format
C2H5OH-etanol MgCl2 HBr HC2H3O2-asam
asetat
C6H12O6-glukosa KBr HI HClO-asam
hipokhlorit
C12H22O11- KClO4 HNO3 HNO2-asam
sukrosa nitrit
CO(NH2)2-urea CuSO4 H2SO4 H2SO3-asam
sulfit
C2H6O2-etil-glikol Al2(SO4)3 HClO4 NH3-amoniak

C3H8O3-gliserol LiNO3 lainnya C6H5NH2


C11H22O11(s) C11H22O11(aq)
NaCl (s) → Na+ (aq) + Cl- (aq)
Ionisasi Larutan Elektrolit

Cl-

Na
Ionisasi Larutan Non-elektrolit

Molekul Gula
Faktor van’t Hoff

Kompetensi Faktor van’t Hoff menyatakan angka banding sifat koligatif larutan
Inti elektrolit dengan larutan nonelektrolit.

Kompetensi
Dasar

Indikator
 Sifat koligatif bergantung pada jumlah partikel
zat terlarut dalam larutan.
Materi Materi
 Jika zat-zat terlarut elektrolit sebelum terurai
dianggap sama dengan zat nonelektrolit, Faktor
Evaluasi van’t Hoff dapat dihitung dengan membandingkan
jumlah partikel zat elektrolit setelah terionisasi
dengan yang sebelum terionisasi.
Tugas
Jacobus van’t Hoff (1852–1911)

Keluar
Mundur Maju
Sebanyak a mol AxBy dengan derajat ionisasi  dilarutkan dalam air
hingga terurai membentuk ion-ion Ay+ dan Bx.

Kompetensi
Inti

Kompetensi
Dasar
Jumlah mol sebelum terurai = a mol
Indikator Jumlah mol setelah terurai = (a  a) + x(a) + y(a) =a+
a(x + y – 1)
= a + a(n – 1) dengan n = x + y = jumlah ion
Materi Materi
Faktor van’t Hoff

Evaluasi

Tugas

Keluar
Mundur Maju
Contoh
Faktor van’t Hoff dari beberapa zat.

 Asam asetat (CH3COOH) terurai sebagian dalam air sebanyak 1% ( = 0,01)


Kompetensi
Inti
CH3COOH elektrolit lemah,  = 0,01
Kompetensi i = 1 + (n – 1)
Dasar = 1 + 0,01(2 – 1) = 1,01

Indikator  Kalsium klorida (CaCl2) terurai sempurna dalam air


CaCl2 elektrolit kuat,  = 1

Materi Materi i = 1 + (n – 1)


= 1 + 1(n – 1)
=1+n–1
i =n=3
Evaluasi
 Larutan glukosa (C6H12O6)
Glukosa nonelektrolit,  = 0
Tugas
i = 1 + (n – 1)
=1+0=1
Keluar
Mundur Maju
Perbandingan Sifat Koligatif Larutan
Eleltrolit & Non-elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Larutan Non-elektrolit Larutan Elektrolit

Penurunan tekanan uap ΔP= P˚.X ΔP= i .P˚.X

Kenaikan titik didih ΔTb= Kb.m ΔTb= i .Kb.m

Penurunan titik beku ΔTf= Kf.m ΔTf= i .Kf.m

Tekanan osmosis π= M.R.T π= i.M.R.T


Teori “Klasik“ Dissosiasi
Menurut Arrhenius, spesi terlarut tidak terdisosiasi sempurna
menjadi ion-ionnya dan dia mengperkenalkan besaran
“derajat dissosiasi  yang merepresentasikan fraksi molekul
yang terdissosiasi menjadi ion-ion.
Menurut Arrhenius derajat dissosiasi  dapat ditentukan
secara eksperimental sebagai rasio antara konduktivitas
ekivalen elektrolit  dengan konduktivitas molar pada
pengenceran tak terhingga o,


o
Tinjau kesetimbangan berikut:
MX(aq) M+ + X- dan konstanta kesetimbangannya, K‘,

K' 
 M  X 
 

 MX ( aq )
Jika konsentrasi solute dalam gram-equivalents per liter = c, dan
konsentrasi ion = c
[M+] = [X-] = c
[MX(aq)] = (1 - )c (28)

(29)

Kombinasi Persamaan (27), (28) and (29) menghasilkan:

 2c (30)
K' 
(1 )

Substitusi  dari Pers. (26) ke Pers. (30):

 2c (31)
K'  o o
 ( )
Persamaan 31 dikenal sebagai Hukum pengenceran Oswald (OSWALD‘s
DILUTION LAW)

Anda mungkin juga menyukai