Kelomok 3 - Hipotiroid - Kelas IV B (Keperawatan)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

HIPOTIROID

KELOMPOK 3
Sri Delviana Daud 1901054
Vivi Sri Utami Gobel 1901058
Misna Daud 1901037
Jamila Yastaf 1801048
PENGERTIAN
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi
hormon tiroid yang rendah. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang
berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsu
ng atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid. Karena hormon tir
oid mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-
proses sel, hormon tiroid yang tidak memadai mempunyai konsekue
nsi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh.
ETIOLOGI
Kegagalan tiroid dapat disebabkan oleh penyakit pada kelenjer tiroid (hipotiroidisme primer), kelenjer hipofisis
(hipotiroidisme sekunder), atau hipotalamus (hipotiroidisme tersier). Hipotiroidisme primer sering terjadi akibat dari
penyakit autoimun terapi radio-iodin untuk hipotiroidisme sebelumnya. Diseluruh dunia penyebab paling sering
adalah difisiendi iodin. Walaupun hipotiroid dapat bersifat kongiental, penyabab-penyebab penting adalah:
1. Autoimun : ada 2 bentuk tiroiditis autoimun yang mudah dapat dibedakan melalui adanya stauma (atrofik) pada
keduanya dapat ditemukan auto antibodi. Anggota keluarga yang mungkin addison, anemia pernisiosa, atau
diabetes. Terkadang tiroiditis hashimoto menimbulkan nyeri pada fase akut dan lebih jarang lagi, menyebabkan
hipotiroidisme sementara.
2. pascaterapi tirotoksikosis : radio-iodin, operasi, obat-obatan antitiroid.
3. Difisiensi iodin : strauma endemik (misalnya leher Derby-shire) adalah penyebab paling hipotiroidisme paling
umum diseluruh dunia.
4. Kelebihan iodin : kelebihan yang kronis (misalnya ekspektoran atau amiodaron) dapat menyebabkan hipotiroidisme
PATOFISIOLOGI
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada respon
jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :

1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang


merangsang hipofisis anterior.

2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone =


TSH) yang merangsang kelenjar tiroid.
 
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan
Tetraiodothyronin = T4 = Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan
yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf,
metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja
daripada hormon-hormon lain.
MANIFESTASI KLINIK

Gejala-gejala hipotiroid adalah seringkali tidak kelihatan. Mereka tidak spesifik (yang berarti mereka
dapat meniru gejala-gejala dari banyak kondisi-kondisi lain) dan adalah seringkali dihubungkan pada
penuaan.
Gejala-gejala umum sebagai berikut :
1. Kelelahan
2. Depresi
3. Kenaikkan berat badan
4. Ketidaktoleranan dingin
5. Ngantuk yang berlebihan
6. Rambut yang kering dan kasar
7. Sembelit
8. Kulit kering
9. Kejang-kejang otot
10. Tingkat-tingkat kolesterol yag meningkat
11. Konsentrasi menurun
12. Sakit-sakit dan nyeri-nyeri yang samar-samar
13. Kaki-kaki yang bengkak
KOMPLIKASI

Miksedema dan Hipotiroidisme


Koma dan Penyakit

03
Penyakit

01 02
Miksedema Neuropsikiatrik
Jantung
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Untuk mendiagnosis hipotiroidisme primer, kebanyakan dokter hanya mengukur jumlah TSH (Thyroid-
stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kel. hipofisis.
Level TSH yang tinggi menunjukkan kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yg adekuat
(terutama tiroksin(T4) dan sedikit triiodotironin(fT3).
Tetapi untu nk mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan tertier tidak dapat dgn hanya mengukur level
TSH.
uji darah yang perlu dilakukan.
PATHWAY
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus :
Seorang wanita, usia 28 tahun, BB 40 kg, TB 160 cm, Riwayat penyakit: dua tahun yang lalu
pasien pernah melakukan pengobatan di Puskesmas dengan keluhan ada benjolan di leher depans.
Hasil pemeriksaan fisik jantungnyaa membesar, nadi 90 x/menit, matanya exofthalmus, benjolan di
leher, dan rasa nyeri. Pemeriksaan laboratorium TSH <0,004µIU/ml, FT4 20µg/dl, FT3
15pg/dl.Kemudian oleh dokter disarankan untuk melakukan pemeriksaan iodium radioaktif dan fineddle
aspiration biopsy (FNAB).

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. Mona
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pegawai swasta
Berat badan : 40 kg
Tinggi badan : 160 cm
Keluhan Utama : Sesak nafas, Pembengkakan pada leher
2. Riwayat Kesehatan Pasien
Pernah melakukan pengobatan 2 tahun lalu dengan keluhan terdapat benjolan di leher depan

3. Kebiasaan sehari-hari
Pola makan : nafsu makan menurun
Pola tidur : Pasien sering tidur larut malam
Pola aktivitas : Pasien terlalu memforsir pekerjaan sehingga mengeluh kelelahan

4. Pemeriksaan fisik
a) Sistem intergument
kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan menebal,pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal, rambut
kering, kasar, rambut rontok dan pertumbuhannya rontok.
b) Sistem pulmonary
hipoventilasi, pleural efusi, dispenia
c) Sistem kardiovaskular
bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, toleransi terhadap aktifitas menurun, hipotensi.
d) Metabolik
penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap dingin.
e) Sistem musculoskeletal
nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang melambat.
e) Sistem musculoskeletal
nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang melambat.
f) Sistem neurologi
fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian
kurang, bingung, hilang pendengaran, penurunan refleks tendom.
g) Gastrointestinal
anoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi, distensi abdomen.
h) Psikologis dan emosional
apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik diri/kurang percaya diri, dan bahkan maniak.

5. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan kadar T3 dan T4 pada pasien yaitu : Kadar T3 15pg/dl, dan kadar T4 20µg/dl.
b) Pemeriksaan TSH (pada klien sdengan hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH
serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal) : Kadar
TSHpada pasien tersebut yaitu <0,005µIU/ml,
c) Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat tentang
ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan nodul h.

B. Diagnosa
1. Ketidakefektifan pola nafas b/d sindrom hipoventilasi
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum
ANALISA DATA
Hari/tgl/jam Data Fokus Etiologi Problem

Kamis/01-01- Ds : sesak nafas, TSH merangsang kel.tiroid untuk Ketidakefektifan pola nafas
19/ 08.00 Do : pasien terlihat gelisah mensekresi
TD 110/80mmHg, ↓
Pr 24× / menit, Kel.tiroid membesar
S 37,5C, ↓
N 90×.menit Menekan struktur di leher dan dada

Disfagia gangguan respirasi

Devresi ventilasi

Ketidakefektifan pola nafas

Kamis/01-1- Ds : Rasa capek / lelah Kekurangan vit. B12 Intoleransi Aktivitas


01-19/ 11.00 Do : TD 110 /80 mmhg ↓
RR 24× / menit Pembentukan eitrosit tdk optoimal
S 37,5 C ↓
N 90× / menit Produksi SDM menurun

Anemia

Intoleransi Aktivitas
C. Intervensi
Hari/tgl/jam Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Ttd
Kamis/01- Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan keperawatan • Pantau frekuensi; kedalaman, pola
01-19/ 08.00 nafas b/d sindrom selama1×24 jam pernapasan; oksimetri denyut nadi
hipoventilasi Dapat mempertahankan pola nafas dan gas darah arterial.
efektiif dengan kriteria hasil : • Dorong pasien untuk napas dalam
• Menunjukan pernafasan yang efektif dan batuk.
mengalami pertukaran gas pada paru- • Berikan obat (hipnotik dan sedatip)
paru dengan hati-hati.
• Menyatakan gejala berjurang • Pelihara saluran napas pasien
• Frekuensi nnafas normal dengan melakukan pengisapan dan
• Tidak ada sianosis dan dyspnea dukungan ventilasi jika diperlukan

Kamis/01- Intoleransi aktivitas b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan • Atur interval waktu antar aktivitas
01-19/11.00 kelemahan umum selama 1x24 Jam masalah intoleransi untuk meningkatkan istirahat dan
aktivitas data teratasi dengan kriteria latihan yang dapat ditolerir.
hasil : • Bantu aktivitas perawatan mandiri
• Berpartisipasi dalam aktivitas fisik ketika pasien berada dalam keadaan
tanpa bantuan lelah.
• Mampu melakukan aktivitas sehari-hari • Berikan stimulasi melalui
percakapan dan aktifitas yang tidak
• Level Kelemahan menimbulkan stress.
• Pantau respon pasien terhadap
peningkatan aktivitas
D. Implementasi
Hari/tgl/jam Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Ttd
Kamis/01- Ketidakefektifan pola • Memantau frekuensi; kedalaman, pola Memantau frekuensi; kedalaman, pola
01-19/ 08.00 nafas b/d sindrom pernapasan; oksimetri denyut nadi dan pernapasan; oksimetri denyut nadi dan
hipoventilasi gas darah arterial. gas darah arterial.
• mendorong pasien untuk napas dalam mendorong pasien untuk napas dalam
dan batuk. dan batuk.
• memberikan obat (hipnotik dan memberikan obat (hipnotik dan
sedatip) dengan hati-hati. sedatip) dengan hati-hati.
• memelihara saluran napas pasien memelihara saluran napas pasien
dengan melakukan pengisapan dan dengan melakukan pengisapan dan
dukungan ventilasi jika diperlukan. dukungan ventilasi jika diperlukan.

Kamis/01- Intoleransi aktivitas b/d • mengatur interval waktu antar aktivitas • Paisen mampu melaporkan secara
01-19/11.00 kelemahan umum untuk meningkatkan istirahat dan verbal adanya kelemahan atau
latihan yang dapat ditolerir. kelelahan
• membantu aktivitas perawatan mandiri • Pasien mampu mengatur pola tidur
ketika pasien berada dalam keadaan Pasien dapat memilih aktivitas yang
lelah. mampu dilakukan
• memberikan stimulasi melalui
percakapan dan aktifitas yang tidak
menimbulkan stress.
• memantau respon pasien terhadap
peningkatan aktivitas
E. Evaluasi

Hari/tgl/jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi Ttd

Kamis/01- Ketidakefektifan pola nafas b/d S : Pasien mengatakan masih merasa sesak
01-19/ 08.00 sindrom hipoventilasi O : Frekuemsi nafas 24x/menit
Pasien tanpak tenang
A : Lanjut intervensi 3 dan 4
P : Masalah teratasi sebagian

Kamis/01- Intoleransi aktivitas b/d kelemahan S : Pasien mengatakan badanya masih sedikit
01-19/ 11.00 umum lemah
O : pasien masih tanpa cae/lemah
A : Lanjut intervensi 3 dan 4
P : Masalah teratasi sebagian
Thank you

Anda mungkin juga menyukai