Anda di halaman 1dari 10

PRAPERADILAN

Dasar Pemikiran
 Perlindungan atas Hak Asasi Manusia
 Pengawasan horizontal antar kompartemen sub
sistem SPP
 Pengawasan terhadap upaya paksa dan proses
penegakan hukum
 Sumber acuan:
 The Universal Declaration of Human Rights

1948
 International convention on Civil and Political

Rights (ICCPR)  article 9 and article 14


 Habeas Corpus Act
Beberapa Model
1. Dismissal Process: pemeriksaan formil
pada pengadilan tata usaha negara
2. Rechter Comissaris (Hakim Komisaris):
hakim yang mendapat tugas untuk
menerima, memeriksa, dan memberikan
persetujuan atas permintaan upaya paksa
oleh aparat penegak hukum
3. Magistrate Judge
4. Judge d’instruction
5. Berbeda dengan Pre Trial dala sistem
Common Law
Model Praperadilan
 Pengertian: Pasal 1 angka 10 jo Pasal 77 KUHAP
Dapat diartikan:
1. Tidak masuk ke dalam pokok perkara

2. Pemeriksaan secara administratif

3. Sifat peradilannya adalah quasi judicial

4. Merupakan kewenangan pengadilan negeri

5. Kewenangan terbatas
Kewenangan Praperadilan
Prosedur Praperadilan
 Diperiksa oleh hakim tunggal
 Penetapan hari sidang 3 hari setelah
penerimaan Permintaan
 Hakim mendengarkan para pihak
 Pemeriksaan paling lambat 7 hari
 Permintaan gugur apabila pemeriksaan
pokok perkara sudah dimulai
 Tidak ada upaya hukum, kecuali putusan
akhir untuk putusan tidak sahnya
penghentian penyidikan atau penuntutan
Isi Putusan Praperadilan
Praktik Terkait Praperadilan
1. Upaya Hukum Biasa:
a. Banding
- ttg tidak sahnya Upaya paksa: TIDAK BOLEH
- ttg tidak sahnya Penghentian
Penyidikan/Penuntutan: meminta PUTUSAN AKHIR
ke Pengadilan Tinggi (Final & Binding)
b. Kasasi
- KUHAP: Tidak mengatur
- SEMA thn 1983: Tidak boleh (seblm kasus HR)
- Kasus Hendra Rahardja: Polri Kasasi ke MA &
diterima
- Kasus Baasyir: Kasasi PH Baasyir tidak dapat
diterima
- Kasus Newmont: Kasasi diterima
- UU 5/2004 Pasal. 45A: Kasasi dibatasi
2. Upaya Hukum Luar Biasa
Peninjauan Kembali
- KUHAP: Tidak Mengatur
- Praktek: Diterima
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai