Anda di halaman 1dari 20

IDENTIFIKASI & PENGENDALIAN

BAHAN KIMIA
BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
DI TEMPAT KERJA

Dr. Dra. Margareta M. Sintorini, MKes


A. Pendahuluan

•Keberadaan bahan kimia di tempat kerja dari waktu ke


waktu terus meningkat pesat.
•Keberadaan ini, dapat karena: 1) digunakan sebagai
bahan baku, bahan pembantu, atau pelarut; 2) sebagai
produk antara, atau produk akhir; atau 3) sebagai
limbah dari proses produksi, yang dapat berupa limbah
cair, padat (sampah), atau gas.
•Sebagian besar bahan kimia termasuk kategori bahan
berbahaya dan beracun (B3), sehingga perlu penanganan
khusus agar dampaknya terhadap tenaga kerja dan
lingkungan minimal, bahkan menjadi nol.
B.1. Definisi & Klasifikasi Bahan Kimia Berbahaya

1. ILO (1970), bahan kimia berbahaya  setiap bahan


kimia, tunggal, atau campuran dari  2 bahan kimia
yang berbahaya terhadap fisik dan kesehatan, dgn
klasifikasi sbb:
› Bahan yang mudah meledak;
› Gas;
› Cairan yang mudah terbakar;
› Bahan mudah terbakar, dapat terbakar
secara mendadak, atau yang jika terkena air
mengeluarkan asap yang mudah terbakar.
› Bahan yang dapat mengoksidasi;
› Bahan beracun;
› Bahan korosif; dan
› Bahan radioaktif
B.2.Definisi & Klasifikasi Bahan Kimia Berbahaya

2. International Programme on Chemical Safety


(IPCS)  bhn kimia (Chemical substansces),
yg sifatnya dapat menimbulkan risiko thdap
kesehatan secara akut atau berulang selama
pemajanan, dengan klasifikasi sifat risiko sbb:
› sangat toksik;
› toksik;
› korosif;
› karsinogenik;
› bahaya terhadap organ reproduksi;
› cacat pada janin (teratogenik).
B.3. Definisi & Klasifikasi Bahan Kimia Berbahaya

3. An Act to Control Toxic Substances and Hazardous


(Philippines), bahan berbahaya adalah :

› Bahan yang dapat menimbulkan bahaya akut


dalam jangka pendek, seperti: toksik akut
oleh penelanan, inhalasi, absorbsi melalui
kulit, korosif, atau menimbulkan bahaya lain
jika kontak dengan mata, kulit, atau
memberikan risiko kebakaran atau ledakan.
› Bahan yg dapat menimbulkan bahaya
terhadap lingkungan, mempunyai potensi
menimbulkan polusi di bawah tanah atau
permukaan air, dalam jangka panjang
menimbulkan toksisitas kronis, karsinogen,
atau resisten.
B.4.Definisi & Klasifikasi Bahan Kimia Berbahaya

4. Kep Menaker R.I No.: 187/Men/1999 tentang


Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat
Kerja, bhn kimia brbhya  bhan kimia yang karena
sifat fisik, kimia, atau toksikologi berbahaya bagi
tenaga kerja, instalasi, dan atau lingkungan.
5. Kep Men Perhubungan No.: 69 Tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan  bahan
berbahaya adalah bhn yg krn sifatnya berbahaya
terhadap keselamatan dan ketertiban umum, jiwa
atau kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya,
meliputi: mudah meledak; gas
bertekanan/cair/terlarut pd tekanan/ pendinginan
tertentu; cairan mdh menyala; padatan mudah
menyala; oksidator, racun, radioaktif, korosif.
B.5.Definisi & Klasifikasi Bahan Kimia Berbahaya

6. Kep Men Perindustrian No.: 148/M/SK/4/1985 ttg


Pengamanan B3 di Perusahaan Industri), bahan
beracun dan berbahaya adalah bahan yang termasuk
salah satu atau lebih golongan sbb:
› Bahan beracun;
› Bahan peledak;
› Bahan mudah terbakar atau menyala;
› Bahan oksidator dan reduktor;
› Bahan yg mudah meledak atau terbakar;
› Gas bertekanan;
› Bahan korosif/iritasi; dan
› Bahan radiokatif.
B.6.Definisi & Klasifikasi Bahan Kimia Berbahaya

7. Kep Menkes No.: 472/Menkes/SK/V/1996 ttg


Pengamanan Bahan Berbahaya bagi Kesehatan :
bahan kimia dan biologi, tunggal maupun campuran,
yg membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup
krn bersifat: racun, karsinogenik, teratogenik,
mutagenik, korosif, iritatif; dg klasifikasi:
› Bahan mudah meledak;
› Gas bertekanan;
› Bahan mudah terbakar atau menyala;
› Bahan oksidator;
› Bahan beracun;
› Bahan korosif dan iritatif;
› Bahan radioaktif;
› Bahan karsinogenik, mutagenik, teratogenik.
B.7.Definisi & Klasifikasi Bahan Kimia Berbahaya

8. PP No.: 74 Tahun 2001 ttg Pengelolaan B3  B3


diklasifikasikan menjadi:
› Mudah meledak (explosive); › Berbahaya (harmful);
› Pengoksidasi (Oxidizing); › Korosif (corrosive);
› Sangat mudah sekali › Bersifat iritatif
menyala (extremely (irritant)
flammable) › Berbahaya bagi
› Sangat mudah menyala lingkungan (dangerous to
(highly flammable); the environment)
› Amat sangat beracun › Karsinogenik
(extremely toxic); (carcinogenic)
› Sangat beracun (highly › Teratogenik
toxic) (teratogenic)
› Beracun (moderately toxic) › Mutagenik (mutagenic)
C.1.Cara Identifikasi B3

1. Mempelajari label bahan kimia:


Informasi umum yang perlu tercantum pada
label meliputi:
› Nama dagang atau nama formulasi;
› Nama menurut ISO atau IUPAC (international
Union for Pure and Applied Chemistry)
› Kadar bahan aktif;
› Nomor izin;
› Gambar simbol klasifikasi bahan;
› Waktu kadaluwarsa;
› Cara penggunaan; cara pembuangan.
C.2.Cara Identifikasi B3

2. Mempelajari Lembar data Keselamatan Bahan


(Material Safety Data Sheet = MSDS), berisi:

› Identitas bahan dan › Pengendalian pemajanan


perusahaan; & APD;
› Komposisi bahan; › Sifat fisika & kimia;
› Identifikasi bahaya; › Reaktivitas & stabilitas;
› Tindakan P3K; › Informasi toksikologi;
› Tindakan › Informasi ekologi;
penanggulangan › Pembuangan limbah;
Kebakaran; › Pengangkutan;
› Tindakan terhadap › Peraturan Perundang-
tumpahan & kebocoran; undangan;
› Penyimpanan dan › Informasi lain yg
penanganan bahan; diperlukan.
C.3.Cara Identifikasi B3

3. Membuat diagram alir:


› Pelajari tahapan proses produksi;
› Lakukan inventarisasi bahan kimia yang digunakan,
dihasilkan, dan dibuang sbg limbah;
› Buat bagan alir proses produksi;
› Buat hipotesis atau prakiraan keberadaan bahan
kimia di tempat kerja (jenis, bentuk, dan lokasinya);
› Lakukan pengukuran pada tempat yang diprakirakan
terdapat bahan kimia;
› Bandingkan hasil pengukuran dengan standar (NAB),
hasil pengukuran waktu sebelumnya);
› Rumuskan permasalahan yang ada.
Contoh diagram alir pembuatan accu

Lead Powder
Lead Great Lead Inggot
(Lead dust) *)

Lead Casting Lead Pasting


(Lead dust) *) (Lead dust) *)

Lead Plate
*) Faktor bahaya
(Lead fume) *)
di tempat kerja

Assembling
(Lead fume) *)

Formation
Sulfuric acid
(Lead fume, uap asam sulfat) *)

Packing
Kardus
(Lead fume, debu tidak terklasifikasi) *)
D. Buat Diagram Simpul Pengawasan

Simpul A Simpul B Simpul C Simpul D

• Inventarisasi • Lakukan • Lakukan • Lakukan


jenis dan pengukuran pengamatan pd pemeriksaan
bentuk bahan kadar tiap B3 tng kerja, ttg: kesehatan
kimia B3 dalam pada titik sikap/cara tenaga kerja
proses produksi sesuai kerja yang secara
• Tentukan sumbernya berbahaya, subyektif dan
sumber dari • Bandingkan penggunaan obyektif
tiap jenis B3 APD, waktu • Tetapkan
hasil
dlm tiap tahap kerja tingkat
pengukuran
prss produksi dgn standar
• Lakukan gangguan
• Rumuskan biomonitoring kesehatan
• Rumuskan
masalah & • Rumuskan • Rumuskan
tindakannya masalah & masalah & masalah &
tindakannya tindakannya tindakannya
E. Sumber Informasi

› Pemilik perusahaan dan tenaga produksi;


› Observasi langsung di perusahaan, untuk
mempelajari proses produksi,
inventarisasi bahan kimia;
› Lembar Data keselamatan bahan (MSDS);
› Leaflet, brosur, poster;
› Peraturan perundang-undangan (NAB,
LD50, LC50, BMR, dll);
› Label;
› Referensi, hasil penelitian terkait.
F. Cara mengetahui Toksisitas B3

•Dengan melihat LD50 atau LC50


•Dengan melihat beberapa standar:
1) TLV = Threshold Limited Value (ACGIH) =
NAB (SE Menaker No.: SE-01/Men/1997)
2) TLV-C = Threshold Limited Value Ceiling =
KTD (Kadar Tertinggi Diperkenankan).
3) BMR = Batas Maksimum Residu.
4) ADI = Acceptable Daily Intake; TWI =
Tolerable Weekly Intake
G.1.Upaya Pengendalian & K3 B3
1. Cara penyimpanan

1) Bahan eksplosif  bangunan kokoh, selalu terkunci, tidak terdpt


bensin, gemuk, oli, dan bhn mudah terbakar, tidak terdpt nyala api
yg terbuka, jarak ≥ 60m dari sumber tenaga, lobang tambang,
bendungan, jalan raya, bangunan lain.
2) Bahan pengoksidasi  di ruang yg sejuk, ventilasi cukup, konstruksi
tidak mudah terbakar, jauh dari cairan dan bahan yang mudah
terbakar.
3) Bahan yg mudah terbakar  terpisah dari bahan oksidator, jauh dari
sumber panas, ada arde listrik ke tanah.
4) Bahan beracun  jauh dari sumber panas, sejuk, tdk terkena sinar
matahari langsung, ventilasi baik, bahan yang bereaksi satu sama
lain dipisahkan.
5) Bahan korosif  terpisah dr bangunan lain, dinding lantai tidak
tembus bhn tsb, ada sistem penyaluran tumpahan, ventilasi baik,
beberapa perlu wadah khusus (misal: HF)
G.2.Upaya Pengendalian & K3 B3
2.1. Cara pengendalian

1. Eliminasi  pemindahan sumber bahaya


2. Substitusi  penggantian dgn bahan yg kurang/tdk berbahaya.
3. Isolasi  proses kerja yang berbahaya diisolasi.
4. Enclosing  sumber bhy ditangani dengan membuat barier udara.
5. Ventilasi  umum (alirkan udara segar sifatnya pengenceran); atau
lokal (sedot udara kotor/berbahaya ke luar).
6. Penyempurnaan proses  kurangi polutan yang ke luar dari proses,
misalnya proses kering diganti basah  debu akan berkurang.
7. Penyempurnaan proses produksi  mendesain ulang proses produksi
& mengeliminasi sumber bahaya.
8. Housekeeping.
9. Pengendalian/peniadaan debu.
G.3.Upaya Pengendalian & K3 B3
2.2. Cara pengendalian

10. Maintenance peralatan kerja dengan baik.


11. Personal hygiene & sanitation.
12. Operasional praktis  Inspeksi & Analisis/Audit K3
13. Pendidikan  K3 & Job training (magang)
14. Membuat label & peringatan terhadap sumber bahaya.
15. Penggunaan APD.
16. Pemantauan lingkungan & biologis (biomonitoring).
17. Pengelolaan sampah & limbah sesuai ketentuan.
18. Pengendalian administratif (peraturan, tata tertib, prosedur,
sistem sanksi, reward system, dll).
19. Pemeriksaan kesehatan  awal, berkala, khusus.
20. Manajemen program pengendalian dengan baik.
H. Upaya K3 Bahan Korosif

1) Hindari kontak dg bhn korosif pd kulit, mata, selaput lendir.


2) Semua wadah, pipa, peralatan, instalasi bangunan yg digunakan
hrs tahan korosi.
3) Ventilasi umum/setempat jika terbentuk debu, gas
4) Bahan korosi kuat dan bahan organik jika kontak akan dpt
terbakar, shg perlu dipisahkan & ada upaya PMK.
5) Setiap proses produksi baru perlu ditelaah adanya bahan korosi 
lakukan upaya yg sesuai.
6) Jika mungkin, proses produksi lakukan secara tertutup. Jika tidak
mungkin, gunakan APD yang sesuai.
7) Jika kontak ringan  gunakan cream barier.
8) Seluruh tenaga kerja hrs mendpt penjelasan dan pelatihan dlm
menghadapi risiko bahaya.
9) Sediakan fasilitas P3K: air untuk mandi, cuci, dan air
mengalir/kran untuk membersihkan mata

Anda mungkin juga menyukai