Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH JUS BUAH TIN TERHADAP KADAR

GLUTATION-TEREDUKSI (GSH) DARAH DAN OTAK


TIKUS SPRAGUE-DAWLEY YANG DIINDUKSI
HIPOKSIA SISTEMIK KRONIK
SKRIPSI

Delmy Sanjaya
405140007

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2017
I. PENDAHULUAN
Latar belakang
• Hipoksia  kekuarangan oksigen pada jaringan  ↑ ROS 
kerusakan jaringan
• Otak  Organ yang berperan penting untuk meregulasi
berbagai sistem pada tubuh
• Antioksidan  mencegah pembentukan ROS
– Endogen
• Enzimatik
• Non enzimatik  Glutation tereduksi (GSH)
– Eksogen  Buah tin (Ficus carica L)
PENDAHULUAN
• Rumusan Masalah
– Pernyataan Masalah
• Terdapat pengaruh buah tin terhadap kadar antioksidan setelah diberikan
perlakuan hipoksia sistemik kronik pada tikus Sprague Dawley
– Pertanyaan Masalah
1. Apakah terjadi perubahan pada kadar GSH endogen pada otak dan darah
tikus Sprague Dawley yang diberi buah tin dan diinduksi hipoksia sistemik
kronik?
2. Apakah terjadi perubahan gambaran patologi anatomi otak tikus setelah
pemberian buah tin dan diinduksi hipoksia sistemik kronik?
3. Bagaimana aktivitas antioksidan, kadar fenolik, dan flavonoid dari ekstrak
buah tin?
4. Berapakah kadar toksisitas yang terkandung dalam ekstrak buah tin?
PENDAHULUAN
• Hipotesis Penelitian
1. Terjadi perubahan kadar GSH endogen otak tikus
Sprague Dawley yang diberi buah tin dan diinduksi
hipoksia sistemik kronik
2. Terjadi perubahan kadar GSH endogen darah tikus
Sprague Dawley yang diberi buah tin dan diinduksi
hipoksia sistemik kronik
3. Terdapat korelasi antara GSH endogen pada otak
dengan darah tikus Sprague Dawley yang diberi buah tin
dan diinduksi hipoksia sistemik kronik
PENDAHULUAN
• Tujuan Penelitian
– Tujuan umum
• Mengetahui pengaruh buah tin terhadap kadar antioksidan setelah diberi
perlakuan hipoksia sistemik kronik pada tikus Sprague Dawley
– Tujuan khusus
• Mengetahui perubahan pada kadar GSH endogen pada otak dan darah tikus
Sprague Dawley yang diberi buah tin dan diinduksi hipoksia sistemik kronik
• Mengetahui perubahan gambaran patologi anatomi otak tikus setelah
pemberian buah tin dan diinduksi hipoksia sistemik kronik
• Mengetahui aktivitas antioksidan, kadar fenolik, dan flavonoid dari ekstrak
buah tin
• Mengetahui kadar toksisitas yang terkandung dalam ekstrak buah tin
PENDAHULUAN
• Manfaat penelitian
1. Dengan terlaksananya penelitian, diharapkan agar buah tin
dapat diteliti lebih lanjut dan digunakan sebagai pengobatan
herbal untuk berbagai penyakit.
2. Dengan terlaksananya penelitian, diharapkan peneliti dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapat mengenai penelitian
dibidang biokimia dan molekuler.
3. Dengan terlaksananya penelitian, diharapkan peneliti
mengetahui hubungan antara peningkatan kadar GSH otak
dan darah yang di induksi hipoksia sistemik kronik dengan
pemberian ekstrak jus buah tin.
II. TINJAUAN PUSTAKA
• Oksigen  elemen yang diperlukan untuk
metabolisme tubuh
• Hipoksia  ↓Oksigen pada level seluler  Adaptasi
tubuh (Regulasi gen HIF-1)
• Reactive oxygen species (ROS)  radikal bebas yang
terbentuk pada hipoksia  kerusakan jaringan
(Otak)
• Reduced Glutathione (GSH)  Antioksidan endogen
 ↓ Radikal bebas Ficus carica Linn  antioksidan
eksogen ↓ Radikal bebas
Kerangka Teori Kerangka Konsep
III. Metodologi Penelitian
• Desain Penelitian
– Eksperimental in vitro & eksperimental in vivo.
• in vitro  ekstrak buah Ficus carica (uji aktivitas antioksidan (DPPH), uji fenolik, uji
flavonoid, dan uji toksisitas).
• in vivo  hewan coba tikus Sprague Dawley untuk menguji pengaruh dari buah Ficus carica
L. terhadap kadar GSH pada darah dan otak tikus yang diinduksi keadaan hipoksia sistemik
kronik.
• Tempat dan Waktu Penelitian
– Tempat 
• Laboratorium Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler dari Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara, Jalan Letjen S. Parman No. 1, Grogol, Jakarta,
• Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (Klinik Seruni)
• Laboratorium Pusat StudiBiofarmaka Institut Pertanian Bogor, Jl. Taman Kencana No, 3,
Bogor
– Waktu  sekitar 6 bulan, mulai dari Juli 2016 hingga Desember 2016.
Metodologi Penelitian
• Perkiraan besar sampel  Dihitung
menggunakan rumus Federer sebagai berikut :

(t-1)(n-1) ≥ 15 Keterangan ;
(4-1)(n-1) ≥ 15 t : Jumlah kelompok uji /
3(n-1) ≥ 15 kelompok perlakuan
n≥6 n : Besar sampel per kelompok
Metodologi Penelitian
• Cara Kerja :
• Pembuatan Jus buah tin (Ficus carica L.)  480 ml. (320:160 ml)
• Pembuatan sampel ekstrak buah tin (Ficus carica L.)  840 g
• Uji aktivitas antioksidan (DPPH) (Blois, 1958)
• Pengukuran kadar fenolik buah tin (Ficus carica L.) (Folin-Ciocalteu)
Pengukuran larutan standar Tannin
Pembuatan Larutan Uji Fenolik Ekstrak Buah tin (Ficus carica L.)
• Pengukuran kadar flavonoid buah tin (Ficus carica L.) (Cahyanta, 2016)
Pengukuran larutan standar kuersetin
Pembuatan Larutan Uji Fenolik Ekstrak Buah tin (Ficus carica L.)
Metodologi Penelitian
• Cara Kerja :
• Pengukuran Uji toksisitas (BSLT) (Meyer et al, 1982)
• Pengumpulan sampel darah dan otak tikus.
• GSH (Ellman, 1972)
Pengukuran larutan standar GSH
Pengukuran kadar GSH otak
Pengukuran kadar GSH darah
• Pembuatan preparat histopatologi jaringan otak
Alur Penelitian
Keterangan Lolos Kaji Hasil Identifikasi/Determinasi
Etik Tumbuhan
IV. Uji Kapasitas Antioksidan (DPPH)
Nilai Konsentrasi, Absorbansi, dan % Inhibisi
Larutan Standar Vitamin C IC50 <200 μg/mL
Konsentrasi Absorbansi % Inhibisi IC50 (μg/mL)
2 0.500 1.38
3 0.474 6.51
4 0.397 21.70 5.94
5 0.358 29.39
6 0.211 58.38

Nilai Konsentrasi, Absorbansi, dan % Inhibisi


Larutan Uji
Konsentrasi Absorbansi % Inhibisi IC50 (μg/mL)
10 0.360 28.99
30 0.325 35.90
50 0.320 36.88 102
70 0.301 40.63 Ahmad et al
90 0.258 49.11 Ghamsemsadeh et al
Qusti Y.S et al
Zeynep et al44
IV. Pengukuran Kadar Fenolik
Nilai Absorbansi dan Kadar Fenolik Larutan Standar Nilai Absorbansi dan Kadar Fenolik Ekstrak
Tannin Buah Ficus carica L
Konsentrat (mg/L) Absorbansi Kadar
300 0.209 Pengulangan Absorbansi Fenolik Rerata Kadar
400 0.215 (mg/L)
I 0.231 425.4 416.95
500 0.234 II 0.226 408.5
600 0.286
700 0.321
S TANDARD FENOLIK

0.35

0.30
Absorbansi

0.25
Y = 0,000295*X + 0,1055
0.20 R2= 0,9205

0.15
0 200 400 600 800 Veberic et al
Ko ns e ntras i (mg /L)
IV. Pengukuran Kadar Flavonoid
Nilai Absorbansi dan Kadar Flavonoid Standar Nilai Absorbansi dan Kadar Flavonoid
Kuersetin Ekstrak Buah Ficus carica L
Konsentrat Absorbansi
5 0.013 Kadar
Pengulanga Absorbansi Flavonoid Rerata
10 0.024 n Kadar
15 0.029 (µg/mL)
20 0.044 I 0.039 19.99
23.09
25 0.048 II 0.049 26.19

Souhila Mahmoudi et al
IV. Uji Toksisitas BSLT
Pengaruh Berbagai Konsentrasi Ekstrak Ficus
carica L terhadap Larva A. salina L

Persentasi
Konsentrasi (μg/ml) Kematian Larva
Udang

1000 0.86489

500 0.53094

100 0.22895
LC50 < 1000 μg/ml
50 0.19911 LC50 = 474,86 μg/ml
IV. Hasil Analisa Gas Darah
Hipoksia
Normoksia
Parameter 1 Hari 3 Hari 7 Hari
A B A B A B A B
pO2, 94.7 95.8 67.9* 68.6* 53.9* 54.3* 33.2* 34.2*
mmHg ±2.5 ±0.7 ±1.3 ±1.3 ±0.3 ±1 ±0.4 ±0.4
pCO2, 39.6 40.3 35.1* 36.1 30.9* 31.6* 21.7* 22.9*
mmHg ±0.3 ±1.1 ±0.4 ±1 ±0.4 ±1.7 ±0.3 ±0.7
7.43 7.43 7.41 7.42 7.39 7.4 7.37 7.37
pH
±0.02 ±0.02 ±0.01 ±0.02 ±0.02 ±0.02 ±0.03 ±0.04
HCO3, 24.5 24.8 20.9* 22.1* 18.4* 19.1* 13.3* 13.8*
nmol/L ±0.7 ±0.6 ±0.2 ±0.6 ±0.6 ±0.5 ±0.4 ±0.4
Saturasi O2 93.7 94.5 76.8* 78.6* 57.1* 58.5* 51* 51.8*
arteri, % ±0.8 ±1.4 ±2.6 ±2.5 ±1 ±2 ±1.3 ±1.3
Hemoglobin, 121.2 120.8 150.5* 138.2* 163.6* 161.2* 200.8* 194.9*
g/L ±2.7 ±1 ±5 ±2 ±1.6 ±1.1 ±2 ±3.1
Hematokrit, 45.9 45.6 52.8* 47.6 58.5* 55.6* 64.73* 64.2*
% ±1.1 ±2.1 ±1.5 ±0.7 ±1.3 ±1 ±0.8 ±1.6
SDM, 6.7 6.7 8.1* 7.1* 8.6* 8.3* 9.35* 9.7*
μl/1000 ±0.1 ±0.1 ±0.13 ±0.07 ±0.4 ±0.2 ±0.6 ±0.3
IV. Perbandingan IV. Perbandingan
Kadar GSH Darah Kadar GSH Otak
0.5 0.370 GSH Jaringan
0,322 Kadar GSH Darah A
1.5
0.4 Kadar GSH Darah B Kelompok Perlakuan A

Kadar GSH Otak (g/mL)

0.766
Kelompok Perlakuan B
Kadar GSH

0.3 0.206 P1 = Tanpa Perlakuan


(g/ml)

0.167 P2 = Perlakuan 1 Hari 1.0


0.2 0.119* P3 = Perlakuan 3 Hari P1 : Normoksia

0.553
0.100* P4 = Perlakuan 7 Hari

0.457
P2 : Perlakuan 1 Hari

0.244*

0.312*
0.061*

0.302*
0.1
0.023* 0.5 P3 : Perlakuan 3 Hari

0.129*
P4 : Perlakuan 7 Hari

0.061
0.0
P1 P2 P3 P4
Stephen C.R et al * = Bermakna (p < 0.05)
Kelompok Perlakuan Hipoksia 0.0

Kelompok Perlakuan Hipoksia

Perlakuan Kadar GSH Darah(g/mL) Kadar GSH Otak(g/mL)


A B Perlakuan
A B
P1 (Kontrol) 0.37 0.322
P1 (Kontrol) 0.766 0.553
P2 (1 Hari) 0.206 0.167
P2 (1 Hari) 0.457 0.244
P3 (3 Hari) 0.119 0.1
P4 (7 hari) 0.061 0.023 P3 (3 Hari) 0.312 0.129
P4 (7 hari) 0.302 0.061

Jaouad B et al

textbook Brain Hypoxia and Ischemia


Perbandingan Kadar GSH Darah dan Otak
1.5
Kadar GSH Otak A (mg/mL)

0.766
Kadar GSH Otak B (mg/mL)

Kadar GSH (g/mL)


IV. Perbandingan 1.0 Kadar GSH Darah A (mg/mL)
Kadar GSH Darah B (mg/mL)

0.553
Kadar GSH Darah

0.244*
0.457

0.312*
0.370
P1 : Perlakuan Normoksia

0.322

0.302*
0.5 P2 : Perlakuan Hipoksia 1 Hari

0.206*
0.167*

0.129*
0.199*
0.100*
P3 : Perlakuan Hipoksia 3 Hari

0.061*
0.061*
dan Otak

0.023*
P4 : Perlakuan Hipoksia 7 Hari
0.0

Kelompok Perlakuan Hipoksia Laura T et al


1.0
Koji A et al
Kadar GSH Otak (g/mL)

Y = 1.581*X + 0.1604
0.6
R2 = 0.9669

Kadar GSH Otak (g/mL)


0.8
Y = 1.694*X - 0.01245
0.6
0.4 R2 = 0.9784
0.4
0.2
0.2

0.0 0.0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4
Darah A Darah B

Kurva Regresi linear dengan P Kurva Regresi Linear dengan P value


value adalah 0,0167 adalah 0,0109
Gambaran PA Tikus Gambaran PA Tikus
kelompok P1 (100x) kelompok P4 (100x)
VI. Kesimpulan
• Terjadi perubahan pada kadar GSH pada otak tikus
Sprague Dawley yang diberikan buah tin dan di
induksi hipoksia sistemik kronik, dimana pada
kelompok tikus A memberikan hasil yang lebih
tinggi dibandingkan kelompok tikus B.
• Terjadi penurunan Kadar GSH pada otak baik pada
kelompok tikus A maupun tikus B pada kelompok
tikus dengan induksi hipoksia selama 1 hari dan
terus menurun hingga induksi hipoksia 7 hari.
VI. Kesimpulan
• Terjadi perubahan pada kadar GSH darah tikus
Sprague Dawley yang diberikan buah tin dan di
induksi hipoksia sistemik kronik, dimana pada
kelompok tikus A memberikan hasil yang lebih tinggi
dibandingkan kelompok tikus B.
• Terjadi penurunan kadar GSH pada otak baik pada
kelompok tikus A maupun tikus B pada kelompok tikus
dengan induksi hipoksia selama 1 hari dan terus
menurun hingga induksi hipoksia 7 hari.
VI. Kesimpulan
• Didapatkan korelasi positif dengan hasil yang bermakna antara kadar GSH
endogen pada otak bila dibandingkan dengan darah tikus Sprague Dawley
yang diberi buah tin dan diinduksi hipoksia sistemik kronik.
• Pada sediaan patologi anatomi, ditemukan kerusakan sel glia,
oligodendrosit dan apoptosis pada sel otak yang diinduksi hipoksia sistemik
kronik
• Didapatkan kadar fenolik dari buah ekstrak buah tin adalah 416,5 μg/mL
• Didapatkan kadar flavonoid dari ekstrak buah tin adalah 23,09 μg/mL
• Didapatkan aktivitas total antioksidan dari ekstrak buah tin dengan daya
inhibisi (IC50) sebesar 102 μg/mL
• Didapatkan kadar LC50 toksisitas yang terkandung dalam ekstrak buah tin
adalah 474,86 μg/mL
VI. Saran
• Dilakukan pemeriksaan kadar antioksidan dengan parameter lain pada buah tin
secara spesifik.
• Dilakukan uji fitokimia dan efek buahnya terhadapt kadar GSH darah dan otak
tikus Sprague-Dawley yang diinduksi hipoksia sistemik kronik pada jenis buah
tin lain.
• Diperlukan pemeriksaan kadar GSH dengan metoda lain, seperti High
Performance Liquid Chromatography (HPLC) agar didapatkan hasil yang lebih
akurat dan spesifik.
• Diperlukan pemeriksaan terhadap kerusakan makromolekul penyusun sel,
seperti lipid, protein dan DNA untuk mengukur beratnya stress oksidatif yang
terjadi dan dikorelasikan dengan hasil GSH yang didapatkan.
• Diperlukan pemeriksaan antioksidan lain disamping GSH untuk mendapatkan
hasil yang lebih spesifik.
TERIMA KASIH
ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai