Anda di halaman 1dari 20

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN


RAKYAT

TELAAH DIT.PKP TERHADAP


PERPRES NOMOR 59 TAHUN 2017
TENTANG
PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
1 DASAR
OUTLINE PERTIMBANGAN

• Dokumen Transforming Our World: The 2030


Agenda for Sustainable Development
• Perlu adanya penyelerasan TPB dengan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional
2 ACUAN NORMATIF
OUTLINE

• UUD 1945 Pasal 4 Ayat 1)


• UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang SPPN
• UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN
2005-2025
• UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemda
• PERPRES Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN
2015-2019
3 PENGERTIAN
OUTLINE

• Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah


dokumen yang memuat tujuan dan sasaran
global tahun 2016 sampai tahun 2030
• Peta Jalan Nasional TPB adalah dokumen
rencana yang memuat kebijakan strategis
tahapan-tahapan dalam pencapaian TPB
tahun 2017 hingga tahun 2030 yang sesuai
dengan sasaran pembangunan nasional
3 PENGERTIAN
OUTLINE

• RAN TPB, dokumen yang memuat program dan


kegiatan rencana kerja 5 (lima) tahunan untuk
pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara langsung
dan tidak langsung mendukung pencapaian TPB
yang sesuai dengan sasaran nasional
• RAD TPB adalah dokumen rencana kerja 5 (lima)
tahunan di tingkat provinsi untuk melaksanakan
berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak
langsung mendukung pencapaian TPB yang sesuai
dengan sasaran pembangunan daerah.
4 TUJUAN TPB
OUTLINE

• Menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi


masyarakat secara berkesinambungan;
• Menjaga keberlanjutan kehidupan sosial
masyarakat;
• Menjaga kualitas lingkungan hidup serta
pembangunan yang inklusif; dan
• Terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga
peningkatan kualitas kehidupan dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
5 SASARAN PERPRES 59/2017
OUTLINE

• Pedoman bagi Kementerian/Lembaga dan


Pemerintah Daerah dalam penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
RAN/RAD TPB sesuai dengan bidang tugasnya
• Sebagai acuan bagi Ormas, Filantropi, Pelaku
Usaha, Akademisi, dan pemangku
kepentingan lainnya yang akan menyusun
perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan
serta evaluasi TPB
6 KEWENANGAN PUSAT
OUTLINE

• Menteri Perencanaan Pembangunan


Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional menyusun dan
menetapkan Peta Jalan Nasional TPB dan RAN TPB
• Menteri/Kepala Lembaga merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi TPB
sesuai dengan tugas fungsi, dan kewenangan
masing-masing serta melakukan penyediaan dan
pemutakhiran data
7 TUGAS MENTERI BAPPENAS
OUTLINE

• Fasilitasi dan pendampingan penyusunan RAD


TPB 5 (lima) tahunan;
• Pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pencapaian TPB tingkat nasional dan daerah;
dan
• Sumber pendanaan yang berasal dari
pemerintah serta sumber lainnya yang sah dan
tidak mengikat.
8 OUTLINE
STRUKTUR TIM KOORDINASI NASIONAL

• Dewan Pengarah (Presiden, Wapres, Menko)


• Tim Pelaksana (Koordinator Bappenas)
• Kelompok Kerja
• Tim Pakar

Kementerian PUPR tidak masuk dalam struktur Dewan Pengarah, sehingga


kewenangan K/L PUPR hanyalah anggota Tim Pelaksana yang mendukung
TPB dengan merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi
TPB sesuai dengan tugas fungsi, (Lampiran II Perpres) dan kewenangan
masing-masing serta melakukan penyediaan dan pemutakhiran data
9 TIM PELAKSANA
OUTLINE

• Dipimpin secara bersama yang diketuai oleh Deputi


Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dengan
anggota yang terdiri dari unsur-unsur
kementerian/lembaga, Filantropi dan Pelaku Usaha,
Akademisi, dan Ormas
• Tugas : melaksanakan arahan Dewan Pengarah dalam
merumuskan dan merekomendasikan kebijakan serta
mengoordinasikan pelaksanaan pencapaian TPB
10 OUTLINE
TIM PAKAR

• Beranggotakan para ahli dan/atau profesional


di bidang yang berhubungan dengan
pelaksanaan TPB
• Tugas: memberikan pertimbangan substansi
TPB kepada Tim Pelaksana untuk menjamin
tercapainya pelaksanaan TPB di Indonesia

tugas, tata kerja, tata cara penetapan susunan Tim Pelaksana, Kelompok Kerja,
dan Tim Pakar diatur dengan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional selaku
Koordinator Pelaksana
11 OUTLINE
KEWENANGAN DAERAH

• Penanggungjawab adalah Gubernur;


• Gubernur bertugas menyusun RAD TPB 5 (lima)
tahunan bersama Bupati/Walikota di wilayahnya
masing-masing dengan melibatkan Ormas, Filantropi,
Pelaku Usaha, Akademisi, dan pihak terkait lainnya;
• Mekanisme koordinasi penyusunan, pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan RAD TPB 5 (lima)
tahunan ditetapkan dengan Peraturan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional
12 OUTLINE
PELAPORAN HASIL TPB

• K/L menyampaikan setiap tahun laporan pencapaian atas


pelaksanaan sasaran TPB Nasional kepada Menteri Bappenas
• Gubernur menyampaikan setiap tahun laporan pencapaian
atas pelaksanaan sasaran TPB Daerah kepada Menteri Dalam
Negeri dan Menteri Bappenas.
• Bappenas melaporkan pencapaian atas pelaksanaan sasaran
TPB tingkat nasional dan daerah kepada Presiden 1 (satu)
tahun sekali dan sewaktu-waktu bila diperlukan
• Hasil pelaksanaan TPB menjadi bahan pelaporan pencapaian
TPB Indonesia pada tingkat regional dan global setiap
tahunnya
13 OUTLINE
SUMBER PENDANAAN TPB

• Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;


• Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
dan/atau
• Sumber-sumber lain yang sah dan tidak
mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-perundangan
14 OUTLINE
MILESTONE TPB

• Peta Jalan TPB tahun 2017-2030 paling lama


12 (dua belas) bulan;
• RAN TPB tahun 2017-2019 paling lama 6
(enam) bulan; dan
• RAD TPB tahun 2017-2019 paling lama 12 (dua
belas) bulan.

Melihat bahwa Perpres ini ditetapkan bulan Juli 2017, maka :


• Peta Jalan TPB paling lambat selesai bulan Juni 2018;
• Rencana Aksi Nasional TPB 2017-2019 paling lambat selesai bulan Januari 2018;
• Rencana Aksi Daerah 2017-2019 paling lambat selesai bulan Juni 2018
HARMONISASI TPB TUJUAN KE 6 DENGAN
15 OUTLINE
RPJMN BIDANG AIR BERSIH & SANITASI LAYAK
SASARAN NASIONAL RPJMN INSTANSI
TUJUAN GLOBAL SASARAN GLOBAL
2015-2019 PELAKSANA
VI. Menjamin 1. Pada tahun 2030, mencapai 1.1 Meningkatnya akses terhadap Kementerian
ketersediaan serta akses universal dan merata layanan air minum layak pada tahun Koordinator Bidang
terhadap air minum yang 2019 menjadi 100% (2014: 70%). Perekonomian;
pengelolaan air aman dan terjangkau bagi Kementerian
bersih dan sanitasi semua. 1.2 Meningkatnya kapasitas prasarana Perencanaan
yang berkelanjutan 2. Pada tahun 2030, mencapai air baku untuk melayani rumah tangga, Pembangunan
untuk semua. akses terhadap sanitasi dan Nasional/Bappenas
kebersihan yang memadai perkotaan dan industri pada tahun 2019 ; Kementerian
dan merata bagi semua, dan menjadi 118,6 m3/detik (2015: 51,44 Keuangan; Kemen
menghentikan praktik buang m3/detik) dan penyediaan air baku PUPR (Dit. PLP);
air besar di tempat terbuka, untuk 60 pulau. Kementerian
memberikan perhatian khusus Kesehatan;
3. Pada tahun 2030, Pemerintah Daerah
meningkatkan kualitas air 2.1 Meningkatnya akses terhadap Provinsi;
dengan mengurangi polusi, sanitasi yang layak pada tahun 2019 Pemerintah Daerah
menghilangkan pembuangan, menjadi 100% (2014: 60,9%). Kabupaten/Kota.
dan meminimalkan pelepasan 3.1 Terbangunnya infrastruktur air
material dan bahan kimia limbah dengan sistem terpusat skala
berbahaya, mengurangi kota, kawasan, komunal pada tahun
setengah proporsi air limbah
yang tidak diolah, dan secara 2019 di 438 kabupaten/kota.
signifikan meningkatkan daur 3.2 Peningkatan kualitas pengelolaan
ulang, serta penggunaan air limbah sistem setempat melalui
kembali barang daur ulang peningkatan kualitas pengelolaan
yang aman secara global. lumpur tinja perkotaan dan
pembangunan Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT) di 409
kabupaten/kota.
HARMONISASI TPB TUJUAN KE 11 DENGAN
16 OUTLINE
RPJMN BIDANG PERUMAHAN & PERMUKIMAN
SASARAN NASIONAL INSTANSI
TUJUAN GLOBAL SASARAN GLOBAL
RPJMN 2015-2019 PELAKSANA
XI. Menjadikan kota 1. Pada tahun 2030, 1.1. Tersedianya akses bagi Kementerian Koordinator
dan permukiman menjamin akses bagi 3,7 juta rumah tangga Bidang Perekonomian;
semua terhadap terhadap hunian yang layak Kementerian Perencanaan
inklusif, aman, perumahan yang layak, Pembangunan
dan terjangkau hingga
tangguh, dan aman, terjangkau, tahun 2019. Nasional/Bappenas;
berkelanjutan. termasuk penataan
1.2. Terwujudnya
Kementerian Keuangan;
kawasan kumuh, serta Kemen PUPR (Ditjen PP &
akses terhadap pelayanan pemenuhan standar Dit.PKP ); Kementerian
dasar perkotaan. pelayanan perkotaan kota Dalam Negeri; Kementerian
yang aman, nyaman dan Agraria dan Tata Ruang;
layak huni pada aspek Pemerintah Daerah
permukiman paling sedikit Provinsi; Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.
di 12 Kawasan Perkotaan
Metropolitan hingga tahun
2019.
1.3. Terwujudnya
pemenuhan standar
pelayanan perkotaan kota
yang aman, nyaman dan
layak huni pada aspek
permukiman paling sedikit
di 20 Kota Sedang dan 10
Kota Baru hingga tahun
2019
17 OUTLINE
KESIMPULAN

• Kementerian PUPR didudukan bukan sebagai Dewan Pengarah, sehingga


tidak berwenang memberikan arahan yang terkait pada penyelenggaraan
tujuan pencapaian TPB;
• Kementerian PUPR sebagai anggota Tim Pelaksana legalitasnya belum
diatur dalam Permen Bappenas selaku koordinator pelaksana;
• TPB yang berkaitan dengan Tupoksi Kementerian PUPR ada di Tujuan ke 6
dan ke 11;
• Dalam hal pelaporan RAN TPB bidang Pengembangan Kawasan
Permukiman, khususnya mengenai target pengurangan permukiman
kumuh menjadi 0% pada Tahun 2019, PKP tidak menjadi bagian dari
sasaran global secara khusus tetapi hanya mendukung terhadap
pencapaian tujuan ke 11 poin 11.1;
• Dukungan pencapaian tujuan TPB dari Dit.PKP dilaksanakan melalui
Program PKP Reguler, Program KOTAKU (NSUP & NUSP) serta Program RSID
(dalam proses)

Anda mungkin juga menyukai