Anda di halaman 1dari 6

PENJAMINAN

MUTU
Modul 5 kegiatan belajar 1
Manajemen Mutu Proyek

■ setelah melakukan perencanaan dengan baik dengan mempertimbangkan seleksi yang ketat terhadap proyek, maka langkah selanjutnya adalah
memenuhi persyaratan mutu yang merupakan sasaran pengelolaan proyek.Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material, dan cara kerja dianggap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipengaruhi persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi. Dengan demikian, instalasi yang
dibangunatau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan
berfungsi secara memuaskan selama kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siapuntuk dipakai (fitness for use). Untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserah-terimakan kepada pemilik proyek, tetapi juga
diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari penyusunan program,perencanaan, pengawasan, pemeriksaan, dan
pengendalian mutu. Kegiatan tersebut dikenal dengan penjaminan mutu (quality assurance-QA). Kegiatan ini menjadi topik bab yang diawali
dengan meletakkan dasar pengertian tentang mutu dan penjaminan mutu.

■ Akhirmya ditutup dengan menyajikan penggunaan manajemen mutu dengan penerapan ISO 9001:2000 dan langkah-langkah serta manfaat
penerapan sistem tersebut pada suatu proyeek.Untuk itu, setelah mengkaji Modul 5 ini, Anda diharapkan dapat mencapai tujuan berikut ini.Secara
umum, Anda dapat mengetahui konsep dasar tentang penjaminan mutu secara umum. Sedangkan secara khusus,Anda dapat memahami
danmenjelaskan tentang:

■ 1. definisi penjaminan mutu

■ 2. unsur-unsur dan kegunaan penjaminan mutu

■ 3. tujuan penjaminan mutu

■ 4. perkembangan konsep mutu proyek


■ Organisasi proyek di masa kini, bukan hanya berperan menghasilkan sesuatu produk barang atau jasa yang diperlukan masyarakat atau pihak yang berkepentingan
dengan hasil proyek tersebut, tetapi juga berperan membuat suatu produk yang memiliki nilai tambah serta memenuhi standar kualitas proses pekerjaan, sistem pekeraan
dan hasil proyek tersebut. Oleh karenanya sebagai upaya peraihan kualitas dalam proses, sistem dan hasil proyek, maka tiap-tiap organisasi proyek berupaya menerapkan
manajemenbmutu dalam sistem kerja dan standar hasil proyek tersebut.

■ Manajemen mutu sekarang menjadi keniscayaan yang harus ada dalam organisasi proyek, mengingat dalam kancah internasional, mulai tumbuh kesadaran akan
peningkatan kualitas hidup manusia secara umum dan pelestarian lingkungan hidup bumi. Antara mutu dan nilai-nilai organisasi memiliki kaitan yang khusus sebab
mutu menjadi salah satu refleksi dari nilai-nilai yang dikembangkan dalam organisasi dalam merespons kebutuhan lingkungan luar organisasi proyek termasuk tuntutan
masyarakat. Sepertiyang disampaikan oleh Robbins (2001:66) kualitas hidup yang dijadikan sebagai dimensi nilai bagi berbagai organisasi di dunia, termasuk
organisasibproyek, merupakan derajat seberapa besar individu-individu atau masyarakat menghargai nilai suatu hubungan, menunjukkan rasa peduli atau sensitivitasdan
memikirkan atau mengurusi kesejahteraan sesama lainnya.

■ Hal ini tentu berimplikasi pada pentingnya menerapkan standar mutuatau penjaminan mutu dalam sistem, proses dan keluaran proyek agar tidak merugikan pihak
pengguna maupun pihak intermal organisasi proyek itusendiri, dengan berfokus pada kesinambungan pelestarian hidup bumi sehingga bermanfaat bagi banyak pihak dan
generasi berikut. Langkah-langkah yang biasanya diambil adalah peraihan sertifikasi ISO. Termasuk ISO 9001: 2000 Sistem Manajemen Mutu, melaukan Amdal serta
tindakan tanggung jawab sosial (social responsibility) sebagai kewajiban moral organisasi proyek yang bersangkutan.

■ A. KONSEP PENJAMINAN MUTU

■ Mutu merupakan salah satu tujuan dan sekaligus indikator kesuksesan suatu proyek terutama oleh pemilik proyek (owner) terhadap produk dan jasa layanan pelaksana
konstruksi (kontraktor). Sebagai konsekuensinya, sistem manajemen mutu harus diterapkan baik di tingkat perusahaan (corporate level) maupun di proyek (project leve).
Menurut Zuhdi (htp:/kualiahaz.myminaert.com/category/manpro-ti/), mutu juga merupakan faktor penting dalam pengembangan proyek, khususnya untuk proyek
teknologi informasi.Lebih lanjut, dinyatakan oleh Zuhdi (http://kualiahaz.myminaert.com/category/manpro-ti/), bahwa pengelolaan mutu proyek harus menjamin proyek
akan diselesaikan secara memuaskan artinya sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Oleh sebab itu, proses manajemen mutu (menurut Zuhdi
dalam(http://kualiahaz.myminaert.com/category/manpro-ti/) meliput:

■ 1. perencanaan mutu yakni mengidentifikasikan baku mutu yang diinginkan dan bagaimana cara mencapainya.

■ 2. penjaminan mutu yakni mengevaluasi kinerja proyek secara menyeluruhdan berkala agar hasil proyek memenuhi baku mutu

■ 3. pengendalian mutu yakni memantau hasil-hasil kegiatan tertentu untukmenjamin kesesuaian dengan baku mutu dan mencari upaya peningkatanmutu hasil proyek
secara keseluruhan.
■ B. KONSEP KUALITAS ATAU MUTU

■ Kualitas/mutu telah menjadi isu kritis dalam persaingan modern dewasa ini, dan hal itu telah menjadi beban tugas bagi para manajer menengah.Dalam tataran abstrak
kualitas telah didefinisikan oleh dua pakar penting bidang kualitas yaitu Joseph Juran dan Edward Deming. Mereka berdua telah berhasil menjadikan kualitas sebagai
mindset yang berkembang terus dalam kajian manajemen, khususnya manajemen kualitas.Dalam arti yang luas mutu atau kualitas bersifat subyektif. Suatu barang yang
amat bermutu bagi seseorang belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan yang dapat diterima oleh
kalangan yang berkepentingan, misalnya dari ISO 8402:"Mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers). “

■ Dari definisi di atas, langkah pertama untuk mengetahui mutu suatu obyek adalah mengidentifikasi obyek, kemudian mengkaji sifat obyek sifat tersebut agar memenuhi
keinginan pelanggan. Jadi setelah diidentifikasi materi produknya, selanjutnya dipertanyakan lebih jauh mengenai bentuk,ukuran, warna, berat, ketahanan, kinerja, dan
lain-lain dari produk itu.Setelah jawaban dari pertanyaan pelanggan, maka produk yang dimaksud dianggap memenuhi mutu.

■ Definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasikan dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini di samping mempunyai arti seperti yang diuraikandi atas, juga
memperhatikan masalah tersedianya produk, keandalan, danmasalah pemeliharaan. Menurut Juran, kualitas adalah kesesuaian untuk penggunaan (fitness for use), ini
berarti bahwa suatu produk atau jasa hendaklah sesuai dengan apa yang diperlukan atau diharapkan oleh pengguna, lebih jauh Juran mengemukakan lima dimensi
kualitas yaitu:

■ 1. Rancangan (design), sebagai spesifikasi produk.

■ 2. Kesesuaian (conformance), yakni kesesuaian antara maksud desaindengan penyampaian produk aktual.

■ 3.Ketersediaan (availability), mencakup aspek kedapatdipercayaan, sertaketahanan. Dan produk itu tersedia bagi konsumen untuk digunakan.

■ 4. Keamanan (safety), aman dan tidak membahayakan konsumen.

■ 5. Guna praktis (field use), kegunaan praktis yang dapat dimanfaatkan padapenggunaannya oleh konsumen
■ Tokoh lain yang mengembangkan manajemen kualitas adalah EdwardDeming. Menurut Deming meskipun kualitas mencakup kesesuaian atribut
produk dengan tuntutan konsumen, namun kualitas harus lebih dari itu.Menurut Deming terdapat empat belas poin penting yang dapat
membawa/membantu manajer mencapai perbaikan dalam kualitas yaitu:

■ 1. menciptakan kepastian tujuan perbaikan produk dan jasa

■ 2. mengadopsi filosofi baru di mana cacat tidak bisa diterima

■ 3. berhenti tergantung pada inspeksi misal

■ 4. berhenti melaksanakan bisnis atas dasar harga saja

■ 5. tetap dan continue memperbaiki sistem produksi dan jasa

■ 6. melembagakan metode pelatihan kerja modern

■ 7. melembagakan kepemimpinan

■ 8. menghilangkan rintangan antar departemen

■ 9. hilangkan ketakutan

■ 10. hilangkan/kurangi tujuan-tujuan jumlah pada pekera

■ 11. hilangkan manajemen berdasarkan sasaran

■ 12. hilangkan rintangan yang merendahkan pekerja jam-jaman

■ 13. melembagakan program pendidikan dan pelatihan yang cermat

■ 14. menciptakan struktur dalam manajemen puncak yang dapat melaksanakan transformasi seperti dalam poin-poin di atas.
■ Dengan memperhatikan pendapat dua tokoh kualitas di atas, nampak bahwa mereka menawarkan beberapa pandangan yang penting dalam bidang
kualitas, pada intinya dapat dipahami bahwa semua yang berkaitan dengan manajemen kualitas atau perbaikan kualitas yang diperlukan adalah
penerapan pengetahuan dalam upaya meningkatkan/mengembangkan kualitas produk atau jasa secara berkesinambungan.Sementara itu David A
Garvin mengemukakan delapan dimensi atau kategori kritis dari kualitas yaitu:

■ 1. kinerja (performance). Karakteristik kinerja utama produk.

■ 2. Profil feature). Aspek sekunder dari kinerja, atau kinerja tambahandari suatu produk.

■ 3. Dapat dipercaya (reliability). Kemungkinan produk malfungsi, atautidak berfungsi dengan baik, dalam konteks ini produk/jasa dapatdipercaya dalam
menjalankan fungsinya.

■ 4.Kesesuaian (conformance). Kesesuaian atau cocok dengankeinginan/kebutuhan konsumen.

■ 5. Daya tahan (durability). Daya tahan produk/masa hidup produk baiksecara ekonomis maupun teknis.

■ 6. Pelayanan (serviceability). Kecepatan, kesopanan, kompetensi,mudah diperbaiki.

■ 7. Keindahan (aesthetics). Keindahan produk, dalam desain, rasa, suaraatau bau dari produk, dan ini bersifat subjektif.

■ 8. Kualitas yang dipersepsi (perceived quality). Kualitas dalampandangan pelanggan atau konsumen.

Anda mungkin juga menyukai