Anda di halaman 1dari 38

Manajemen

Kasus
Myasthenia Gravis

Sukma Juwita 15711081


01
CASE
Identitas Pasien
Nama :Sdr. IAS
Usia :23 Tahun
JK :Laki-laki
Agama :Islam
Status :Belum Menikah
Alamat :Temon, Ponorogo
Pekerjaan:Karyawan Swasta
No. RM :6-81-36-xx

Datang periksa ke RSSM: 17 Februari 2020


ANAMNES IS
Keluhan Utama
Kelopak mata terasa berat (sayup)
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Saraf RSSM rujukan dari RSU Muhammadiyah Ponorogo dengan
Myasthenia Gravis. Pasien mengeluhkan kedua kelopak mata terasa berat/sayup sejak 4 tahun
yang lalu. Kelopak mata turun secara tiba-tiba dan sulit untuk dibuka lebar. Keluhan ini disertai
pandangan menjadi kabur jika melihat jarak jauh. Pandangan ganda disangkal. Selain itu, pasien
juga mengeluhkan kedua tangannya menjadi lemah. Keluhan dirasakan semakin memberat jika
beraktivitas dan berkurang jika beristirahat. Keluhan sulit berbicara/pelo, sulit menelan, dan sulit
bernapas disangkal.
Pasien selama 4 tahun ini berobat di dokter saraf praktek pribadi dengan memakai jaminan
umum karena tidak memiliki BPJS. Pasien diresepkan obat mestinon (4x1) dan metilprednisolon 8mg
(3x1). Selama ini pasien minum obat mestinon hanya satu hari sekali tidak sesuai anjuran dokter
dikarenakan obatnya sangat mahal. Pasien juga kontrol sesuai keinginan sendiri jika memiliki uang.
ANAMNESIS

RPD RPK R. Kebiasaan


- Hipertensi (-) - Keluhan serupa (-) Pasien bekerja sebagai
- Diabetes melitus (-) - Hipertensi (-) buruh pabrik pangsit dan
- Diabetes melitus (-) dituntut bekerja dalam
waktu lama pukul 06.00-
22.00 wib
P E M E R I K S AA N F I S I K

Status Generalis

KU : Cukup Status Lokalis


Kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5M6
K/L: A/1/C/D: -/-/-/-
Vital Sign Tho:
BP: 130/76 mmHg Cor: S1S2 tunggal reguler, M(-), G(-)
HR: 85 x/m, reguler, kuat angkat Pulmo: SDV +/+ WH -/- RH -/-
RR: 19 x/m Abd: BU(+)N, supel, timpani, NT -/-
T: 36.6 C Eks: AH (+/+) Edem (-/-) CRT <2s

IMT: 22 Kg/m^2 (normal)


PEMERIKSAAN
NEUROLOGIS
● Kesadaran: GCS E4V5M6, Composmentis
● Sikap Tubuh: Lurus, simetris
● Gerakan abnormal: Tidak ada
● Kepala: Normocephal, ukuran normal
● Leher: Tanda Meningeal : Kaku kuduk (-), Kernig
Sign (-)
PEMERIKSAAN
NERVUS CRANIALIS
N. I (Olfaktorius) : TDL
N. II (Optikus)
Daya penglihatan : >2/60
Pengenalan warna : mampu mengenali warna
dengan baik
Medan penglihatan : normal
N. V (Trigeminus) : normal
PEMERIKSAAN
NERVUS CRANIALIS
N. III (Okulomotoris)
Ptosis :+/+
Gerak mata
(medial) : N/N
(atas) : N/N
(bawah) : N/N
Ukuran Pupil : 3mm/3mm
Bentuk Pupil : bulat/bulat (simetris)
Refleks cahaya : +/+
Refleks tidak langsung : +/+
Diplopia : -/-
N. IV (Troklearis)
Gerak mata lateral bawah: N/N
Strabismus Konvergen : -/-
Diplopia : -/-
N. VI (Abdusen)
Gerak mata lateral : N/N
Stabismus Konvergen : -/-
Diplopia : -/-
PEMERIKSAAN
NERVUS CRANIALIS
N. VII (Fasialis)
Kerutan kulit dahi : N/N
Kedipan mata : N/N
Menutup mata : N/N
Membuka mata : tidak bisa membuka sempurna,
hanya sebagian (kedua mata)
Lipatan naso-labial : N/N
Sudut mulut : N/N
Meringis : N/N
Mengembangkan pipi : N/N
N. VIII (Akustikus)
Mendengar suara berbisik: +/+
Tes rinne : TDL
Tes Weber : TDL
Tes Schwabah : TDL
N. IX (Glosofaringeus)
Arkus faring : N/N
Reflek muntah: TDL
Sengau :-
Tersedak :-
PEMERIKSAAN
NERVUS CRANIALIS
N. X (Vagus)
denyut nadi/menit : 85x/m
Arkus faring : N/N
Bersuara : jelas
Menelan : normal
N. XI (Aksesorius)
Memalingkan kepala : N/N
Sikap bahu : N/N
Trofi otot bahu : N/N
N. XII (Hipoglosus)
Sikap lidah : simetris
Artikulasi : jelas
Tremor lidah : -
Menjulurkan lidah : tidak ada deviasi
Pasien membuka mata Pasien menutup mata
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

455 554
Motorik Sensorik + +
01 555 555 02 + +

Reflek Fisiologis Reflek Patologis


03 Bicep/tricep +2 +2 04 Hoffman (-) Tromner (-)
Babinski (-) Chaddock (-)
Patella/achiles +2 +2

Tes Waternberg : (+)


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Belum dilakukan pemeriksaan penunjang.


Direncanakan pemeriksaan Elektromyografi (EMG)
Klinis
Ptosis bilateral,
Hipotonus D IAG N O S I S
ekstremitas atas

Etiologis Myasthenia Gravis


Terapi Edukasi
 Mestinon 60 mg (3x1)  Menjelaskan kepada pasien
 Corsaneuron (1x1) dan keluarganya tentang
penyakit pasien
 Banyak mengistirahatkan
mata
 Aktivitas ringan-sedang
 Istirahat cukup
02
TIN JAUAN
PU S TAKA
DEFINISI MIASTENIA GRAVIS

MG adalah Penyakit autoimun yang ditandai dengan kelemahan fluktuatif pada otot yang
dipergunakan terus menerus (ekstraokular, bulbar, otot skelet dan otot2 proksimal) setelah
melakukan aktivitas dan membaik saat istirahat, akibat penurunan jumlah AchR (Reseptor Ach)
pada neuromuscular junction (NMJ) pada post sinaps.
ETIOLOGI
1) Penyakit autoimun
2) Kelainan kelenjar timus (pada 75% penderita)
(ex: Timoma, hiperplasia)
EPIDEMIOLOGI

 Insidensi 5.3 per 1.000.000


orang per tahun.
 Prevalensi 77.7 per 1.000.000
orang per tahun.
 Paling sering pada wanita
dewasa muda (20-30th) dan
Pria yang lebih tua (50-60 th)

Angka kematian MG berkisar antara 0.06-0.89 per


1.000.000 orang per tahun
Normal Neuromuscular Transmission
• Akson sel neuron  akson terminal
motor end plate  potensial aksi 
depolarisasi terbukanya kanal Ca di
membran pre sinaps  Ach release ke
sinaps  berikatan dengan Ach reseptor
(Achr)  gerbang Na+ terbuka di sel
otot  influks Na+  depolarisasi pasca
sinaps. (otot berkontraksi).
• Ach yg masih nempel di Achr akan
dihidrolisis o/ enzim asetilkolinesterase
 dipecah jadi cholin + as. Laktat.
Cholin masuk ke presinaps lg u/
membentuk Ach lagi.
Neuromuscular Transmission
in
Myastenia Gravis
Terbentuknya autoantibodi terhadap
Achr (asetilkolin reseptor) di membran
pascasinaps  mengaktivasi kaskade
komplemen  MAC (membrane attack
complex)  menghancurkan Achr &
merusak struktur lipatan2 membran
pascasinaps  mengurangi luas
permukaan. Ach terblok tidak dapat
berikatan dengan Achr
GEJALA DAN TANDA
1. Tanda dan gejala utama : mudah lelah otot-otot skelet selama aktivitas (membaik setelah periode istirahat)
2. Otot-otot yang terlibat : mata dan kelopak mata (90%), wajah, otot mastikasi, otot menelan, otot bicara, dan
otot pernapasan.
3. Kelemahan fluktuatif : biasanya otot akan semakin lemah ketika adanya ativitas dan memburuk saat siang /
sore.
4. Tidak adanya defisit sensorik atau hilangnya refleks
Hallmark Signs &
Symptoms of Myasthenia
Gravis
1. Eye lid drooping (ptosis)
2. Blurred/Double Vision (diplopia)
3. Impaired speech (dysarthria)
4. Difficulty Swallowing (dysphagia)
5. Voice impairment (dysphonia)
6. Easily fatigued, quick recovery with rest
7. Unstable / waddling gait (manner of walking)
Eye lid drooping (ptosis)
Waddling Gait
KLASIFIKASI
OSSERMAN classification
Tes klinis sederhana :
PEMERIKSAAN FISIK
● Tes wartenberg : Pasien diminta melihat keatas pada bidang datar > 30 derajat,
selama 1-3 menit. Pada pasien MG (+) ada ptosis atau drop of eyelids.

● Tes berhitung 1-100 : Suara akan semakin serak dan


menurun volumenya/hilang.
PEMERIKSAAN FISIK

● Ice pack eye test : digunakan pada pasien dengan ptosis. Dgn cara menggunakan sarung
tangan bedah diisi dengan es dan ditempatkan pada mata yang Ptosis selama 2 menit. Es
kemudian diangkat dan tingkat ptosis segera dinilai. (+) jika celah kedua mata melebar.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Uji Tensilon : suntikkan 2 mg edrophonium chloride (Tensilon)  tes (+) jika
perbaikan gejala klinis
● Uji Prostigmin (neostigmin) : suntikkan 1,5 mg atau 3 cc prostigmin metilsulfat 
IM/SC (jika karna MG  ptosis, strabismus atau kelemahan lain akan hilang)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Serologi : Antibodi reseptor asetilkolin (Achr +), Anti muscle specific kinase (MuSK+)
● Electromyografi:
a. repetitive nerve stimulation (RNS)  Mengukur kelelahan otot dengan memberi
stimulus listrik berulang.
b. single fiber electromyography (SPEMG)  mencatat instabilitas sebelum adanya blok
neuromuscular, mengukur potensial aksi beberapa serat syaraf.
PEMERIKSAAN Foto Thorax massa mediastinum

PENUNJANG
CT Scan Thorax timoma
TERAPI
TATALAKSANA
THYMECTOMY
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai