Anda di halaman 1dari 24

PERSEDIAAN

Persediaan berpengaruh terhadap neraca


maupun laba rugi.
Dalam neraca sebuah perusahaan dagang
maupun industri, persediaan merupakan
bagian yang sangat besar dari keseluruhan
aset lancar yang dimiliki perusahaan.
Pada perusahaan tertentu, persediaan
menggambarkan 70 % dari aset lancar.
Klasifikasi Persediaan
• Persediaan memiliki 2 ciri :
1. Persediaan milik perusahaan
2. Persediaan siap dijual kpd para konsumen
• Perusahaan dagang memiliki 1 persediaan
yaitu persediaan barang dagangan. Persediaan
ini meliputi segala macam barang dagangan
yang dimiliki perusahaan.
• Perusahaan industri memiliki 3 persediaan :
Perusahaan Industri memiliki 3 persediaan :

1. Persediaan bahan baku


2. Persediaan produk dalam proses ( PDP )
3. Persediaan produk jadi.

Penentuan Kuantitas Persediaan ada 2 :


4. Melakukan perhitungan fisik atas barang yang ada
digudang.
5. Menentukan pemilikan atas barang dalam
perjalanan.
Perhitungan fisik persediaan
• Prosedur pengendalian intern persediaan :
1. Perhitungan harus dilakukan oleh orang yang
tidak ditugasi menyimpan persediaan
( Pembagian Tugas )
2. Tiap bagian mendapat tugas yg jelas mengenai
jenis persediaan yang menjadi
tanggungjawabnya ( Penetapan TJ ).
3. Harus dilakukan perhitungan kedua oleh org lain
( Pemeriksaan secara independen )
4. Harus digunakan kartu persediaan yg
bernomor urut cetak(prosedur dokumentasi )
5. Harus ditunjuk pengawas yang bertugas
untuk menentukan ( pada akhir perhitungan )
bahwa semua jenis persediaan diberi kartu
dan tidak ada satu jenis persediaan yang
diberi lebih dari satu kartu.
Barang dalam perjalanan
• Maksudnya barang tersebut pada tanggal
neraca berada ditangan pihak pengangkut.
• Barang dalam perjalanan harus dimasukkan
sebagai persediaan pihak yang memegang hak
milik atas barang tersebut.
• Hak kepemilikan harus ditentukan oleh syarat
penjualan yang disepakati oleh pihak penjual
dan pembeli.
Syarat Penjualan :
• FOB ( Free On Board ) shipping point :
pemilikan atas barang akan berpindah ketangan
pembeli pada saat pihak pengangkut menerima
barang dari tangan sipenjual.
• FOB Destination :
Hak mlik atas barang akan tetap berada
ditangan penjual sampai barang diserahkan
ketangan pembeli oleh perusahaan pengangkut.
Contoh :

• Pada tgl 31 Desember 2011, PT Rizani memiliki


20.000 unit barang digudang dan sejumlah barang
dalam perjalanan yakni :
- Barang yang dijual tgl 31 Des sebanyak 1.500 unit
dgn syarat FOB Destination
- Barang yang dibeli dgn syarat FOB Shopping Point
sebanyak 3.000 unit dan oleh penjual telah
diserahkan kepada perusahaan pengangkut tgl. 31
Des 2011. PT Rizani adalah pemegang hak milik atas
barang barang dalam perjalanan tersebut. Jadi total
persediaan barang PT.Rizani 24.500 unit
Dalam menentukan kuantitas persediaan ada 2 metode
yaitu : metode fisikdan perpetual

• Metode Fisik • Metode Perpetual


• Tidak bisa setiap saat • Setiap saat dapat
mengetahui laba rugi menentukan laba rugi
perusahaan. perusahaan.
• Dapat diketahui setiap • Tidak perlu membuat
akhir bulan dgn cara : jurnal adjusment .
a. Menghitung stok • Bunyi jurnal juga
barang digudang berbeda.
b. Membuat jurnal
adjusment.
Dalam menentukan nilai persediaan ada 4
metode yaitu :
1. Metode FIFO : barang yang masuk lebih
dahulu dikeluarkan lebih dahulu pula, berarti
barang yang tertnggal digudang adalah
barang yang terakhir masuk.
2. Metode LIFO : barang yang terakhir masuk
dikeluarkan lebih dahulu, berarti barang yang
tertinggal digudang adalah barang yang awal
masuk.
Lanjutan
3. Metode rata rata : Pada metode ini pengalokasian
harga perolehan barang yang tersedia untuk
dijual dilakukan atas dasar harga perolehan rata
rata tertimbang. Rumus Harga perolehan barang
tersedia dijual dibagi dengan jumlah unit yang
tersedia dijual.
4. Metode identifikasi khusus : metode ini mengikuti
aliran fisik barang yg sesungguhnya terjadi,
misalnya setiap jenis persediaan diberi tanda,
digantungi kartu atau kode menurut harga
perolehannya.
Alasan yang mendasari pemilihan suatu metode,
ada 3 faktor :
1. Pengaruh terhadap neraca
2. Pengaruh terhadap laba rugi
3. Pengaruh terhadap pajak
Pengaruh terhadap Neraca
• Metode FIFO terasa pada masa inflasi, karena akan
menghasilkan nilai persediaan yang mencerminkan
harga yang berlaku pada tgl neraca.
• Metode LIFO Pada masa inflasi , harga persediaan
pada tglneraca didasarkan pada harga perolehan
barang yang dibeli lebih awal, akibatnya harga
perolehan persediaan tidak mencerminkan keadaan
pada tgl. Neraca sehingga aset lancar dilaporkan
lebih rendah dari harga yang berlaku pada tgl
neraca.
Pengaruh terhadap laba rugi
• Metode FIFO, Pada masa inflasi FIFO akan
menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi .
Tingkat laba yg tinggi bagi manajemen sangat
menguntungkan, karena pihak luar akan
memberikan penilaian yang positif terhadap
perusahaan. Kalau pembagian bonus maka
bonus yg diterima manajemen juga tinggi.
• Metode LIFO sebaliknya
Pengaruh terhadap pajak

• Metode FIFO bayar • Metode LIFO bayar


pajak tinggi pajak rendah
Penaksiran Persediaan

• Keadaan yang mendorong perusahaan untuk


menaksir persediaan adalah :
1. Manajemen berkeinginan untuk menyusun
laporan keuangan bulanan atau triwulan,
tetapi perhitungan fisik persediaan hanya
dilakukan pada akhir tahun saja.
2. Terjadi musibah ( kebakaran atau kebanjiran )
yang tidak memungkinkan untukmelakukan
perhitungan fisik persediaan.
Metode penaksiran persediaan yang paling lazim
dipakai adalah :
1. Metode Laba Kotor : persediaan ditaksir dengan
cara menerapkan % tase laba kotor terhadap
penjualan. Untuk menerapkan metode laba kotor,
perusahaan perlu mengetahui : pendapatan, harga
perolehan barang tersedia dijual dan % tase laba
kotor. Rumus I: Penjualan bersih – taksiran laba
kotor = taksiran harga pokok penjualan. Rumus 2 :
Harga perolehan brg tersedia dijual – taksiran HPP
= taksiran harga perolehan persediaan akhir.
Contoh :
• PT Kelinci bermaksud menyusun laporan laba
rugi bulan Januari. Pada bulan tersebut
penjualan bersih Rp.200.000,- persediaan awal
Rp.40.000,- Pembelian Rp. 120.000,-. Pada tahun
lalu, perusahaan memperoleh laba kotor sebesar
30 %, tahun ini diperkirakan memperoleh laba
kotor dengan % tase yang sama. Berdasarkan
data tersebut kita dapat menaksir persediaan
yang ada pada akhir bulan Januari dengan
menggunakan metode laba kotor sbb :
Jawab :
• Penjualan bersih Rp. 200.000,-
• Taksiran laba kotor 30%x200rb Rp. 60.000,-
• Taksiran harga pokok penj Rp. 140.000,-

Persediaan awal Rp. 40.000


Pembelian Rp.120.000
H.perolehan brg terjual Rp.160.000
Taksiran HPP Rp.140.000
Taksiran HP persediaan akhir Rp. 20.000
2. Metode Harga Eceran
• Perusahaan dagang yang menjual barang secara
eceran, pada umumnya memiliki barang yang
banyak sekali jenisnya, seperti matahari atau
hero. Metode yang dipakai dalam penentuan
harga perolehan persediaan yang didasarkan
pada taksiran disebut metode harga eceran.
• Agar metode ini dapat digunakan, perusahaan
harus memiliki catatan yang menunjukkan
harga perolehan barang yang tersedia dijual dan
harga ecerannya( harga jualnya ).
Rumus :
• Tahap 1 :
Barang tersedia dijual berdasar harga eceran xx
Penjualan bersih (xx)
Persediaan akhir berdasar harga eceran xx
• Tahap 2 :
Brg tersedia dijual berdasar h.perolehan xx dibagi
Brg tersedia dijual berdasar h.eceran xx
Perbandingan h.perolehan thd h.eceran xx
• Tahap 3 :
Persediaan akhir berdasar harga eceran xx dikali
Perbandingan h.perolehan thd harga eceran xx
Taksiran harga perolehan persediaan akhir xx
Contoh
• Perusahaan membeli 10 unit barang dengan
harga Rp. 7 untuk dijual dengan harga Rp.10 per
unit
• Perbandingan antara harga perolehan dengan
harga eceran adalah 70 % ( 70 : 100 ).
• Seandainya tersisa 4 unit belum terjual, harga
eceran ke empat unit tersebut adalah Rp. 40
dan harga perolehannya adalah Rp. 28 ( 70%x
Rp.40 ) yang sama dengan total harga
perolehannya yaitu 4 x Rp 7 = Rp 28
Penerapan harga eceran dapat dilukiskan sbb :
• Atas dasar Atas dasar
HP Eceran Persediaan awal 14,000
21,500 Pembelian 61,000 78,500
Barang tersedia dijual 75,000 100,000
Penjualan bersih 70,000 (1)
Persediaan akhir berdasar harga eceran
30,000 (2) Perbandingan harga perolehan
terhadap harga eceran = Rp.75.000 : Rp 100.000 =
75 % (3) Taksiran harga perolehan persediaan
akhir = 75 % x Rp 30.000 = Rp.
22.500,-
Pengaruh kesalahan terhadap laporan L/R

• Kesalahan persediaan HPP Laba bersih


Persed awal terlalu rendah rendah Tinggi
Persed awal terlalu tinggi Tinggi Rendah
Persed akhir terlalu rendah Tinggi Rendah
Persed awal terlalu tinggi Rendah Tinggi

Anda mungkin juga menyukai