Anda di halaman 1dari 10

Sefalosforin (Cefadroxil)

Yanthi Pradnya 181013 Pande Murnihati 181019


Ari Purwita 181014 Ditsa Taruna 181020
Era Kumala 181015 Kartikayanti 181021
Yeni Cendana 181016 Purnama Ningsih 181022
Ayu Restu 181017 Arditayani 181023
Devi Ariani 181018 Sri Utami Dewi 181024
Pendahuluan
Antibiotik merupakan golongan obat yang paling banyak
digunakan didunia terkait dengan banyaknya kejadian infeksi bakteri.
Lebih dari seperempat anggaran rumah sakit dikeluarkan untuk
biaya penggunaan antibiotik (WHO, 2006). Di negara yang sudah
maju 13-37% dari seluruh penderita yang dirawat di rumah
sakit mendapatkan antibiotik baik secara tunggal maupun
kombinasi, sedangkan di negara berkembang 30-80% penderita
yang dirawat di rumah sakit mendapat antibiotik (Gandhi, 2007).
Penggunaan antibiotik dapat menimbulkan masalah resistensi dan efek obat

yang tidak dikehendaki. Evaluasi penggunaan obat khususnya antibiotik merupakan

salah satu bentuk tanggung jawab farmasis di lingkungan rumah sakit dalam rangka

mempromosikan penggunaan antibiotik yang rasional (Lestari, 2011).

Sefalosporin merupakan antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk terapi

septikemia, pneumonia, meningitis, infeksi saluran empedu, peritonitis, dan infeksi

saluran urin. Sefalosporin termasuk antibiotik beta-laktam yang bekerja dengan

cara menghambat sintesis dinding sel mikroba (IONI, 2008).

Analisis kualitatif adalah analisis data yang digunakan untuk mengkaji secara

kualitatif ketepatan penggunaan obat berdasarkan standar penggunaan obat yang

telah di tetapkan, meliputi ketepatan indikasi, dosis, interaksi obat, duplikasi

penggunaan.
Hubungan Struktur dan
Aktivitas
1. Turunan sefalosporin memiliki struktur inti yang sama, kecuali pada rantai samping

pada posisi C7 dan C3. Modifikasi substituen pada C-3 dilakukan untuk

mendapatkan sifat fisika kimia yang lebih baik, dan modifikasi substituent

pada posisi C7 untuk mengubah spektrum aktivitasnya.

2. Adanya gugus pendorong electron pada posisi C3 dapat meningkatkan

aktivitas antibakteri.

3. Aktivitas biologis sangat bergantung pada rantai samping yang terikat pada posisi

C7. Substitusi gugus metoksi pada posisi C7 seperti pada sefamisin dapat

meningkatkan ketahanan terhadap β laktamase.

4. Pergantian isosterik dari atom S pada cincin dihidrotiazin dengan atom O

menghasilkan oksasefamisin atau oksasefem, menunjukkan spektrum

antibakteri yang lebih luas


Analisis Kualitatif (Sefalosforin)
Cefadroxil
Analisis Kualitatif (Sefalosforin) Cefadroxil
• Indikasi : infeksi bakteri gram positif, dan negative

• Peringatan : alergi terhadap penisilin, gangguan fungsi

ginjal, kehamilan, dan menyusui, positif palsu untuk

glukosa urin`

• Cara kerja : cefadroksil adalah antibiotic semisintetik

golongan sefalosporin untuk pemakaian oral. Cefadroksil

bersifat bakterisid dengan jalan menghambat sintesa

dinding sel bakteri.

• Kontra indikasi : hipersensitivitas terhadap sefalosporin,

porfilia

– (ISO FARMAKOTERAPI, 2008)


METODE KERJA
ALAT BAHAN
 K3Fe(CN)6  Na-nitropusid
1. Botol semprot
 HCl  CaSO4
2. Pipet tetes
 NaOH  Diazo A dan Diazo B
3. Tabung reaksi  Fehling A dan Fehling B  HNO3

4. Rak tabung reaski  Zwikker  KOH


 As. Sitrat  Piridin
5. Spatel
 H2SO4  Per. Marquis
6. Spirtus
 Pb. Asetat  FeCl3
7. kawat kasa  AgNO3

 Nessler
Langkah kerja dan Hasil

 Cefadroxil +kan Pereaksi Cuprifil = terbentuk warna


biru muda keruh
 Cefadroxil +kan FeCl3 = amati warna

 Cefadroxil +kan CuSO4 = terbentuk warna biru


jernih
 Cefadroxil +kan Pereaksi marquis = amati warna
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi IV.Departemen Kesehatan
Republik Indonesia ; Jakarta.
Fessenden, J, S & Fessenden, R, J. 1994.Kimia Organik edisi ketiga Jilid I.
Erlangga ; Jakarta.
Farmakope Indonesia edisi ketiga. 1979. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
G.Ghalib, Ibnu, Prof.Dr.DEA.,Apt dan Rohman, Abdul, M.Si.,Apt. 2007.
Kimia Farmasi Analisis. PustakaPelajar; Yogyakarta.
Amirudin, A. 1993. Kamus Kimia Organic. Jakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Harjadi, W.1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Erlangga.
Riawan,S. Kimia Organik. Tangerang : Bina Rupa Aksara .

Setiono, L.dkk. 1990. Vogel 1. Jakarta : Kalman Media Pusaka

Anda mungkin juga menyukai