Anda di halaman 1dari 29

PENGUBAHAN

POSISI

RATU NUNUNG NURASIAH, SKM


7-1-21
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa mampu memahami dan melaksanakan pengubahan posisi fowler


2. Siswa mampu memahami dan melaksanakan pengubahan posisi orthopnea
3. Siswa mampu memahami dan melaksanakan pengubahan posisi supinasi
4. Siswa mampu memahami dan melaksanakan pengubahan posisi lateral (side lying)
5. Siswa mampu memahami dan melaksanakan pengubahan posisi sims
6. Siswa mampu memahami dan melaksanakan pengubahan posisi trendelenburg
7. Siswa mampu memahami dan melaksanakan pengubahan posisi dorsal recumbent
POSISI FOWLER

Pengertian Tujuan
1. Membantu mengatasi masalah
Merupakan posisi tempat tidur dengan kesulitan pernafasan dan
menaikkan kepala dan dada setingi 45º – kardiovaskuler
90º tanpa fleksi lutut 2. Melakukan aktivitas tertentu (makan,
membaca, menonton televisi)
PERSIAPAN ALAT

 Tempat tidur
 Bantal kecil
 Gulungan handuk
 Footboard (bantalan kaki)
 Sarung tangan (jika diperlukan)
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika diperlukan
2. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan
3. Naikkan kepala tempat tidur 45º – 90º sesuai kebutuhan. Jika fowler rendah atau semi fowler (15º
– 45º), dan fowler tinggi 90º.
4. Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal, jika ada celah disana.
5. Letakkan bantal kecil dibawah kepala klien
6. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit
7. Pastikan tidak terdapat tekanan pada area politeal dan lutut dalam keadaan fleksi
8. Letakkan tranchanter roll 9gulungan handuk) disamping masing – masing paha
9. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki
10. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan, jika klien memiliki kelemahan pada
kedua tangan tersebut.
11. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
12. Dokumentasikan tindakan
POSISI ORTHOPNEA

Pengertian
Posisi orthopnea merupakan adaptasi dari posisi fowler tinggi, klien duduk di tempat tidur atau di
tepi tempat tidur dengan meja yang menyilang diatas tempat tidur.

Tujuan
 Membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan dengan memberikan ekspansi dada
maksimum
 Membantu klien yang mengalami masalah ekshalasi
PERSIAPAN ALAT

 Tempat tidur
 Bantal kecil
 Gulungan handuk
 Bantalan kaki
 Sarung tangan (jika diperlukan)
PERSIAPAN ALAT

1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika diperlukan


2. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan
3. Naikkan kepala tempat tidur 90º
4. Letakkan bantal kecil diatas meja yang menyilang diatas tempat tidur
5. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit
6. Patikan tidak terdapat tekanan pada area politeal dan lutut dalam keadaan fleksi
7. Letakkan gulungan handuk disamping masing – masing paha
8. Topang telapak kaki klien dengan mengunakan bantalan kaki
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
10. Dokumentasikan tindakan
POSISI TELENTANG (SUPINASI)

Pengertian
Adalah posisi klien berbaring telentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi
dengan menggunakan bantal.

Tujuan
 Untuk klien pasca operasi dengan anestesi spinal
 Mengatasi masalah yang ditimbulkan akibat pemberian posisi pronasi yang
tidak tepat
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

 Tempat tidur
 Bantal angin
 Gulungan handuk
 Bantalan kaki
 Sarung tangan (jika diperlukan)
PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika diperlukan


2. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur
3. Letakkan bantal dibawah kepala dan bahu klien
4. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal, jika ada celah disana
5. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit
6. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki
7. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisisekstremitas atas, elevasikan tangan dan lengan
bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
9. Dokumentasikan tindakan
POSISI TELUNGKUP (PRONASI)

Pengertian
Adalah posisi klien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh ke
samping

Tujuan
 Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut
 Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut
 Membantu drainase dari mulut sehingga berguna bagi klien pascaoperasi mulut
atau tenggorokan
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

 Tempat tidur
 Bantal kecil
 Gulungan handuk
 Sarung tangan (jika diperlukan)
PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan, jika diperlukan


2. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur
3. Gulingkan klien dan posisikan lengan dekat dengan tubuhnya disertai siku lurus dan tangan
diatas paha. Posisikan tengkurap/telungkup di tengah tempat tidur yang datar
4. Putar kepala klien kesalah satu sisi dan sokong dengan bantal, jika banyak drainse dari
mulut, pemberian bantal di kontraindikasikan.
5. Letakkan bantal kecil dibawah abdomen pada area antara diafragma (atau payudara pada
wanita) dan krista iliaka.
6. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai tumit
7. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisis ekstremitas atas, elevasikan tangan dan
lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
9. Dokumentasikan tindakan.
POSISI LATERAL (SIDE LYING)

Pengertian
Adalah posisi klien berbaring pada salah satu bagian tubuh dengan kepala
menoleh ke samping

Tujuan
 Mengurangi lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang baik
 Baik untuk posisi dan istirahat
 Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

 Tempat tidur
 Bantal kecil
 Gulungan handuk
 Sarung tangan (jika diperlukan)
PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika diperlukan


2. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur
3. Gulingkan klien hingga posisinya miring
4. Letakkan bantal dibawah kepala klien dan leher klien
5. Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga tubuh tidak menopang pada bahu
tersebut
6. Letakkan bantal dibawah lengan atas
7. Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga esktremitas bertumpu secara paralel
dengan permukaan tempat tidur.
8. Letakkan bantal guling di belakang punggung klien untuk menstabilkan posisi
9. Dokumentasikan tindakan
POSISI SIMS

Pengertian
Posisi sims disebut juga dengan semi pronasi adalah posisi klien berbaring pada pertengahan
antara posisi lateral dan posisi pronasi. Pada posisi ini, lengan bawah ada di belakang tubuh klien,
sedangkan lengan atas ada di depan tubuh klien.

Tujuan
• Memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar.
• Mengurangi penekanan pada sakrum dan trokanter mayor pada klien mengalami paralisis.
• Memudahkan pemeriksaan dan perawatan area perineal.
• Untuk tindakan pemberian Erena.
PERSIAPAN ALAT

• Tempat tidur
• Bantal kecil
• Gulungan handuk
• Sarung tangan (jika diperlukan)
PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika diperlukan.


2. Baringkan klien telentang mendatar di tengah tempat tidur.
3. Gulingkan klien hingga posisinya setengah telungkup, sebagian berbaring pada
abdomen.
4. Letakkan bantal di bawah kepala klien.
5. Atur posisi bahu atas sehingga bahu dan siku fleksi.
6. Letakkan bantal di sela antara dada dan abdomen dan pada lengan atas serta tempat
tidur.
7. Letakkan bantal pada area antara paha atas dan tempat tidur.
8. Letakkan alat penopang di bawah telapak kaki klien.
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
10.Dokumentasikan tindakan.
POSISI TRENDELENBURG

Pengertian
Merupakan posisi dengan bagian kepala
lebih rendah dari bagian kaki.

Persiapan alat/bahan
1. Bantal,
2. Tempat tidur khusus,
3. Balok penopang kaki tempat tidur.
PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Cuci tangan,
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan,
3. Pasien dalam keadaan berbaring (telentang),
4. Tempatkan bantal di antara kepala dan ujung tempat tidur pasien,
5. Tempatkan bantal di bawah lipatan lutut,
6. Tempatkan balok penopang di bagian kaki tempat tidur,
7. Atur tempat tidur khusus, tinggikan bagian kaki pasien,
8. Cuci tangan,
9. Catat respons pasien.
POSISI DORSAL RECUMBENT

Pengertian
Merupakan posisi telentang dengan kedua
lutut ditarik atau direnggangkan.

Persiapan alat/bahan
1. Bantal,
2. Tempat tidur khusus,
3. Selimut.
PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Cuci tangan,
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan,
3. Pasien dalam keadaan berbaring (telentang),
4. Pakaian bawah dibuka,
5. Tekuk lutut dan direnggangkan,
6. Pasien selimut untuk menutupi area genitalia,
7. Cuci tangan,
8. Catat respons pasien.
POSISI LITOTOMI

Pengertian
Merupakan posisi telentang dengan
mengangkat kedua kaki dan ditarik ke atas
abdomen.

Persiapan alat/bahan
1. Bantal,
2. Tempat tidur khusus,
3. Selimut.
PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Cuci tangan,
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan,
3. Pasien dalam keadaan berbaring (telentang),
4. Angkat kedua paha dan ditarik ke atas abdomen,
5. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha,
6. Letakkan bagian lutut/kaki pada penyangga kaki di tempat tidur khusus untuk
posisi litotomi,
7. Pasang selimut,
8. Cuci tangan,
9. Catat respons pasien.
POSISI GENU PEKTORAL (KNEE CHEST)

Pengertian
Merupakan posisi menungging dengan
kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada
bagian alas tempat tidur.

Persiapan alat/bahan
1. Tempat tidur,
2. Selimut.
PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Cuci tangan,
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan,
3. Minta pasien untuk mengambil posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada matras tempat tidur,
4. Pasang selimut untuk menutupi daerah perineal pasien,
5. Cuci tangan,
6. Catat respons pasien.

Anda mungkin juga menyukai