{
Muncul karena ketidakmampuan teori fisika
dalam menjelaskan beberapa fenomena fisik
yang muncul pada abad ke-19
n
y ai
i 1
y
n
ai
i 1
m
m x ai
x ai
i 1
i 1
Z
a. Koordinat Cartesian
Paling sederhana dan
P(x,y,z)
diterapkan terhadap masalah
partikel dalam ruang. Titik P
dinyatakan dalam bentuk jarak
Y
sepanjang tiga sumbu
koordinat yang saling tegak
lurus yaitu sumbu Z,Y, dan X
X
b. Koordinat Polar Sferik
Titik P dinyatakan
dengan satu jarak r
dan dua sudut yaitu θ Z
dan φ
Hubungan antara P(r,θ,φ)
koordinat polar sferik r
dan koordinat cartes θ
pada titik P : Y
x = r sin θ cos φ φ
y = r sin θ sin φ
Z = r cos θ
X
c. Koordinat Silindris
Titik P diberikan oleh dua
jarak dan satu sudut. Z
Sudut φ yaitu sudut
azimut atau sudut
P(ρ ,φ, z)
lingkaran silindris. z
Hubungan antara
koordinat silindris dan
Y
koordinat cartes adalah : φ
ρ
X = ρ cos φ
y = ρ sin φ
X
z=z
d. Koordinat elipsoid
Digunakan untuk sistem yang melibatkan dua titik pusat A dan B,
terpisah sejarak R. Sudut Φ dan koordinat eliptis ditunjukkan :
rA rB
R
r rB
v A
R
R
1/ 2
y 2 1 1 2
2
1/ 2
sin
R
z
2
3. Vektor
Digunakan untuk menyatakan besaran fisik yang
mempunyai besaran skalar dan juga arah.
Panjang vektor memiliki besaran vektor dan besaran skalar
Vektor yang mempunyai panjang satu satuan dinamakan
vektor satuan.
Z Vektor jari-jari :
R = xi + yj + zk
k P
A
j B
Y
i -B
X
Penjumlahan vektor
Pengurangan Vektor
Ditulis dalam bentuk komponennya :
A B A = Axi + Ayj + Azk; B = Bxi + Byj + Bzk
-
A-B=D Maka :
D = A + B = (Ax - Bx)i + (Ay - By)j + (Az - Bz)k
D
A
B
Diferensial Vektor
Vektor Gradien
R adalah posisi vektor suatu objek yang
diletakkan pada P(x,y,z), maka :
R = xi + yj + zk Diferensial total ϕ (x,y,z) d dx dy dz
x y z
dR = dxi + dyj + dzk
dR
dR
P(x,y,z)
Gradien ϕ (x,y,z)
MATRIKS
5. Bilangan Kompleks
Bilangan yang mengandung bilangan real dan bilangan imajiner (i). Contoh :
C = A + iB , nilai mutlak bilangan kompleks :
|C| = (C.C*) ½ = (A2 + B2 )1/2
C* = A-iB
C* adalah kompleks konjugat C
Misalkan : z = x + iy
Konjugat kompleks dari Z adalah : Z* = x – iy
Beberapa sifat yang berkaitan dengan konjugat kompleks
adalah sebagai berikut :
1. Z . Z* = (x1+ iy1) (x2 – iy2) = |Z|2
2. (Z1+Z2)* = Z1* + Z2*
3. (Z1Z2)* = Z1*Z2*
4. (Z1/Z2)* = Z1*/Z2*
Operasi aljabar bilangan kompleks
Z1 x1 iy1 x1 iy1 x 2 iy 2 x1 x 2 y1 y 2 x 2 y1 x1 y 2
i 2
Z 2 x 2 iy 2 x 2 iy 2 x 2 iy 2 x2 y 2
2 2
2x y 2
2
Persamaan Eular
Menurut Eular, untuk θ nyata nilai sinus dan cosinus dapat dikembangkan :
3 5 7
sin
3! 5! 7!
2 4 6
cos 1
2! 4! 6!
n
z
e
z
n 0 n!
Jika Z=iθ, maka persamaannya menjadi :
(i ) n 2 i 3 4 i 5 6 i 7
e i
1 i
n 0 n! 2! 3! 4! 5! 6! 7!
2 4 i 3 i 5
1
i
2! 4! 3! 5!
cos i sin
Persamaan eular
Operator adalah lambang yang menyatakan suatu operasi untuk melakukan sesuatu menurut lambangnya.
Sehingga suatu operator merupakan seperangkat perintah yang diwujudkan dalam batasan operator dan
pengoperasiannya selalu dalam bentuk
(operator)(fungsi) = tetapan (fungsi semula)
Suatu operator dilambangkan dengan huruf yang diberi topi diatasnya seperti :
Aturan aljabarnya : P dan Q
2
P dan Q p Q
x yz y xy x y xy
yz
xy
Operasi Operator Jenis operasi
Pengkuadratan X2 X dikuadratkan
Hamiltonian untuk Ĥ
partikel tunggal
dalam 1 dimensi
2 2
v( x)
Hamiltonian untuk Ĥ 2m x
partikel tunggal 2 2
v ( x, y , z )
dalam 3 dimensi 2m
P f (qi ) pf (qi )
operator
Suatu tetapan disebut nilai eigen
Fungsi eigen dari operator
Sehingga solusi lengkap dari persamaan diferensial orde dua homogen adalah :
d2y
k 2
y 0 y e mx
dx 2
d 2 e mx
2
k e 0
2 mx
dx
m 2 k 2 0 m ik
y A1e ikx A2 e ikx menggunakan persamaan euler
y A1 cos kx i sin kx A2 cos kx i sin kx
y A1 A2 cos kx A1 A2 i sin kx
y c cos kx D sin kx
Pertanyaan dari Carolina Nahas
Pertanyaan dari Rambu Ana Awa
Pertanyaan dari Yayang
Pertanyaan dari Petrus
GEJALA KUANTUM
Setiap benda akan memancarkan energi berupa
gelombang elektromagnetik (cahaya tampak)
dalam bentuk radiasi kalor.
Benda hitam adalah benda yang menyerap
sekaligus memancarkan radiasi kalor secara
sempurna.
Radiasi dipancarkan oleh seluruh benda yang
memiliki suhu, dan dipengaruhi oleh warna
permukaan.
Dimana :
h = konstanta Planck = 6,6253x10-34 J.s
f = frekuensi cahaya (Hertz)
c = kecepatan cahaya (= 3x108 m/s)
λ = panjang gelombang cahaya (m)
Pada panjang gelombang berapa suatu benda pada suhu kamar
(200) dapat mengemisi radiasi panas maksimum? Berapa suhuh
yang harus dicapai agar puncak radiasi termal berada dalam
spektrum warna merah ?
Contoh soal :
EFEK FOTOLISTRIK
Jadi efek fotolistrik dapat terjadi jika f > f0 atau λ < λ0.
Cahaya tampak dikenal sebagai salah satu
bagian dari radiasi gelombang EM
P. Lenard (1902) melakukan percobaan yang
membuktikan bahwa gelombang cahaya
memiliki sifat seperti partikel
A. Einstein (1905) mengemukakan teori efek
fotolistrik
partikel pembawa energi disebut foton
EFEK FOTOLISTRIK
Efek Fotolistrik
Cahaya merah
monokromatik
diarahkan pada
elektroda negatif (K) A K
Efek Fotolistrik
Persamaan Energi
Energi foton/cahaya yg datang E=hf = hc/
Energi E diubah menjadi ( w + Ek )
{
E=hc/
Ek=mc²
h
Besarnya perubahan panjang ' 1 cos
gelombang mo c
Peristiwa efek compton adalah peristiwa hamburan yang timbul
jika radiasi (sinar X) berinteraksi dengan partikel (elektron)
Tumbukan dianggap lenting sempurna sehingga memenuhi hukum
kekekalan energi
lintasan lain
Perpindahan elektron dari satu lintasan ke lintasan
SPEKTRUM ATOM
Spektrum terbagi atas :
Deret Brackett :
Deret Pfund
Model Atom Bohr
n = bil.kuantum
Postulat Bohr : utama
h = tetapan Planck
(6,63x10-34 Js
h
mv
h
e
m
4 o mr
dengan mengkuadratkan dan mengakarkan
persamaan diatas maka :
Sehingga 4 o elektron
h jari-jari r dapat dihitung :
e m
n 4 o r
2rn
h m
n 2 h 2 o
rn
me2
bila n 1, maka kita masukkan angka :
ao r1 5,292 x10 11 m 0,5292 amstrong
rn n 2 ao
Energi elektron pada suatu lintasan tertentu dirumuskan :
-13,6
En = eV
n2
DUALISME MATERI
Menurut de Broglie, energi radiasi bersifat gelombang dalam
gerakannya dan memiliki sifat materi. Sehingga de Broglie
merumuskan hubungan antara sifat gelombang dan sifat partikel :
h h
atau
p mv
dengan h adalah konstanta Planck = 6.626 x 10-34 J sec.
Aplikasi hubungan de Broglie
Efek Fotolistrik adalah
DIFRAKSI ELEKTRON
Saat gelombang monokromatik x-ray atau
monoenergetic elektron mengenai suatu kisi kristal,
maka akan terhamburkan dengan sudut hamburan
yang sama dengan sudut datang dan terdapat
perbedaan panjang lintasan. Jika perbedaan
panjang lintasan tersebut merupakan keseluruhan
bilangan dari panjang gelombang, maka akan
terjadi interferensi konstruktif dan menghasilkan
intensitas maksimum .Persamaan dasar untuk
keadaan intensitas maksimum pada difraksi x-ray
atau elektron tersebut disebut sebagai hukum Bragg,
yang dinyatakan sebagai berikut.
nλ = 2dsinθ
d a sin
2
Energi elektron yang dipercepat dari suatu tegangan dinyatakan
sbb :
Ek = ½ mv2 = p2 / 2m
1 7430
p 2mEk 2mc Ek
2
eV
c c
Elektron memiliki massa yang sangat kecil dan
memiliki pergerakan yang sangat cepat sehingga
tidak memungkinkan untuk mengukur kecepatan
dan posisi elektron
Jika suatu eksperimen dilakukan untuk
mengukur kecepatan elektron, maka posisi dari
elektron tidak teliti
KETIDAKPASTIAN HEISENBERG
Prinsip Ketidaktentuan
h
Et
4 2
PERSAMAAN GELOMBANG
Jika seutas tali yang cukup panjang digetarkan
sehingga pada tali terbentuk gelombang transversal
berjalan. Gelombang merambat dari titik A sebagai
pusat koordinat menuju arah sumbu x positif.
Secara matematik getaran tersebut dapat ditulis :
y(x,t) = f(x) φ(t) (1)
f(x) : fungsi panjang kawat tidak bergantung
waktu ; φ(t) : fungsi waktu yang tidak bergantung
panjang.
Simpangan gelombang diberikan persamaan :
y = A sin ωt y = A sin
ω = 2πf = 2π/T 2πψ
Persamaan gelombang mempunyai bentuk umum :
d2y 1 d2y
2
2 2 (2)
dx c dt
engan mensubstitusikan persamaan 1 ke persamaan 2, menghasilkan
d2y 1 d2y
2
2
dx c dt 2 (3)
d 2 f ( x ) (t ) 1 d 2 f ( x) (t )
2
2
dx c dt 2
c 2 d 2 f ( x) 1 d 2 (t )
Dibuat dalam 1 variabel
f ( x) dx 2
(t ) dt 2
d 2 y
2
K 2
y 0
dx
d 2
(t ) 2
(t ) 0
dt 2
Fungsi terhadap waktu
d 2
f ( x)
2
f ( x)
0
dx 2 c2
(4)
Dibuat dalam bentuk diferensial orde 2 homogen
Persamaan Schrodinger
Gerakan partikel memiliki
sifat gelombang sehingga
pers.13 dapat menggantikan
jika momentum partikel adalah panjang gelombang de
Broglie pada pers. 17
p, panjang gelombang
(15) λ = h/p,
d 2 4 2
dan kecepatan, v= f λ, maka :
dx 2 2
dan
h2
T
Dengan ħ=h/2π dan ω = 2πf, 2m 2
Dengan nilai energi (17)
kinetik :
1 2 p2
T mv
2 2m
4 4dx 2 Jika energi potensil V,
2
2
d 2 d 2 d 2 8 2 m
2
2
2
2
( E V ) 0
dx dy dz h
atau
2m
2 ( E V ) 0
2
SISTEM MEKANIKA KUANTUM
Partikel Bebas
Berdasarkan HK 1 Mekanika Newton : suatu benda akan
tetap diam atau bergerak terus dengan kecepatan tetap
sampai ada suatu gaya yang beraksi terhadap benda
tersebut
V=0 Jika tidak ada gaya yang
mempengaruhi benda
Partikel bebas dalam arah-X
tersebut , maka benda
tersebut memiliki keadaan
nisbi yang disebut dengan
partikel bebas dengan energi
potensial V = 0 untuk seluruh
ruang
Untuk partikel bebas yang
bergerak sepanjang sumbu-X, Untuk mendapat momentum
komponen momentum sepanjang menurut mekanika
sumbu-y dan sumbu-Z adalah 0. kuantum , maka diperlukan
Hubungan antara energi total dan operator momentum yang
momentumnya adalah :
dioperasikan terhadap fungsi
gelombang partikel bebas.
E T V (V 0) Persamaan 1 diganti dengan
operator momentum
T 1 / 2 mv 2
h d d
1 2 P i dengan h / 2
E Px 2i dx dx
2m
Px 2m E ........................(1) 2 d
P x 2
................. (2)
dx 2
Substitusikan persamaan 2 Oleh karena nilai E tetap, maka solusi
ke dalam persamaan 1 persamaan 3 menggunakan persamaan
untuk memperolah diferensial orde dua yang memiliki 2 solusi,
persamaan Schrodinger yaitu :
sistem partikel bebas
1 e ikx dan 2 e ikx
2 mE x /
Px 2mE 1 A ei
K 2mE /
2 i 2 mE x /
P x 2mE 2 Be
d2 Bila operator momentum
2
2
2mE
dx dioperasikan terhadap fungsi
gelombang
2 d 2
E d 1 d 1
2m dx 2
P x 1 i i 2mE /
dx dx
d 2 2mE
2 0 2mE
P x 1 i i 1
2 ..........(3)
dx
P x 1 2mE 1
..............(4)
Ψ1 artinya gerakan partikel pada Gunakan persamaan euler
arah-x positif dengan kecepatan untuk menyelesaikan
tetap sebesar √2mE dan Ψ2 artinya persamaan 5
gerakan partikel dalam arah yang
e ikx cos kx i sin kx
berlawanan
Untuk E > 0, maka berlaku
e ikx cos kx i sin kx .......(6)
x A cos kx B cos kx 2 (h / 2 )
h / 2mE
2mE
x ( A B ) cos kx ..............(7)
h / Px .........(8)
Untuk partikel bebas dalam ruang tiga dimensi, partikel bergerak pada
sumbu X,Y,Z. Persamaan Schrodinger untuk partikel bebas dalam ruang
3 dimensi sbb :
Ψ = Ψ(x,y,z)
2 2 ( x, y, z ) 2 ( x, y, z ) 2 ( x, y, z )
E x, y, z V ( x, y, z ) (9)
2m x 2
y 2
z 2
2 ( x, y, z ) 2 ( x, y, z ) 2 ( x, y, z ) E ( x, y, z ) 2m
x 2 y 2 z 2 2
2 ( x, y, z ) 2 ( x, y, z ) 2 ( x, y, z ) 2mE ( x, y, z )
0 (10)
x 2
y 2
z 2
2
Karena pada persamaan 10 mengandung 3 besaran , maka tidak
dapat diselesaikan secara langsung. Persamaan tersebut
disederhanakan dengan cara pemisahan besaran
X ( x) N x e ix 2 mEx /
........(14)
Syaratnya gelombang
Ψ2=C exp (ik2x) + D exp (-ik2x)
harus berperilaku baik,
maka nilai D = 0 , Ψ2 harus Ψ2=C exp (ik2x) + 0 exp (-ik2x)
hilang pada X tak hingga, Ψ2=C exp (ik2x)
Ψ2=C exp (k2x)
..........(19)
shg pers.17, menjadi:
Jika ada partikel yang dapat melewati penghalang potensial, maka fungsi
gelombang partikel harus kontinu pada x=0. akibatnya persamaan 17 dan
19 menjadi :
Ψ1=A exp (ik1x) + B exp (-ik1x) Ψ2=C exp (k2x)
Ψ2=A exp (ik10) + B exp (-ik10) Ψ2=C exp (k20)
Ψ2= A + B Ψ2=C
k1 k 2 2
2
B
.......(22a) 1 k2
B 1 C
A
2
k1 k 2 2 2 k1
( 21)
2 2
2 k1 B C
2 2
C 1
2 2
A
2
k1 k 2 2 .......(22b) A A .......(22c)
Jika
Jika E<V
E<V00,, maka
maka pers.Schrodinger
pers.Schrodinger :: Berdasarkan syarat
gelombang, nilai C exp (iβx)
2 1 2m tidak boleh terjadi karena
daerah 1: 2 E 1 0
dx 2
energi akan berkurang secara
eksponensial, sehingga nilai
2 2 2m
C=0. maka pers. 24 menjadi :
daerah 2 : 2 V0 E 2 0 (23)
dx 2
Ψ1=A exp (iαx) + B exp (-iαx)
Ψ1=A exp (iα.0) + B exp (-iα.0)
Penyelesaian untuk pers. 23
Ψ1 = A + B
.....(26)
d.1 Ψ1=A exp (iαx) + B exp (-iαx)
Ψ2=C exp (iβx) + D exp (-iβx)
d.2 Ψ2=C exp (iβx) + D exp (-iβx) .....(24) Ψ2 = 0 + D exp (-iβ.0)
Ψ2 = D
2mE
2m(Vo E )
.....(25) Ψ1+Ψ2 => A + B = D
Turunan pertama : .....(27)
A-B = (iβ/ α)D
Penggabungan dari pers. 27 menghasilkan :
i i
A D; B D ...(28)
2 2
Dengan demikian :
i i
2 2
D 4 2 B
2 DAN 1
A
2
2
A
2
i i ...(29)
Ψ = D sin ka = 0 k 2 E
2
2
Ψ = D sin (nπ/a)x .....(37) h E a
8 2 m
k 2h2
n = 0,1,2,3,..., E 2
8 m n2h2
E
( n / a ) 2 h 2 8ma 2 .....(38)
E
8 2 m
Jika energi potensial,V, didalam kotak tidak nol
melainkan suatu tetapan, maka spektra energinya :
n2h2
E 2
V Nilai n tidak boleh nol karena partikel selalu
8ma ...(39) berada dalam kotak. Oleh karena itu, energi
terendah dinamakan energi titik nol suatu
partikel di dalam kotak 2
h
Etitik nol
8ma 2 ...(40)
Normalitas & Ortogonalitas
Fungsi gelombang untuk berbagai keadaan partikel di dalam kotak
diberikan pada persamaan 37. distribusi peluangnya adalah :
n
n2 D 2 sin 2 x
a
n
a a
xdx 1
2 2 2
n dx D sin Sin2 θ=1/2(1-cos 2θ)
0 0
a
a
1 a 1
a
2n 2 a
0 2 1
2 2
dx n D dx cos xdx D 0
2
0 2 0
a
atau
2
D ....(41)
a
Jadi, fungsi gelombang ternormalisasi di dalam kotak 1-D adalah :
b n dx 0
'
sistem berbeda adalah ortogonal ....(43(
0
n n '
a a a
2 1 x x
0 n n a 0 a
' ' '
dx sin x sin dx cos ( n n ) cos ( n n ) dx
a a 0 a a
a
1 a (n n ' )x a (n n ' )x
sin sin 0
a (n n )
'
a (n n )
'
a 0 .........(44)
Partikel
Partikel Dalam
Dalam Kotak
Kotak 3
3 Dimensi
Dimensi
Z Tinjau suatu partikel dalam kotak 3
dimensi yang memiliki panjang sisi a
satuan dan volume a3 satuan, energi
a potensial,V, dalam kotak dapat dianggap
nol (0) dan pada batas kotak dan diluar
kotak V dianggap takhingga.
a
a
X
2 2 f ( x)
f ( y) f ( z)
dx 2 x 2
2 2 f ( y) ........(47)
f ( x) f ( z )
dy 2
y 2
2 2 f ( z)
f ( x) f ( y )
dz 2
z 2
Substitusikan pers.47 ke dalam pers 45 kemudian di bagi
dengan (8π2m/h2) f(x) f(y) f(z), maka akan dihasilkan
h2 1 2 f ( x) h2 1 2 f ( y) h2 1 2 f ( z)
E 0 (48)
8 m f ( x) x
2 2
8 m f ( y ) y
2 2
8 m f ( z ) z
2 2
Jika y dan z dibuat tetap dan x divariasikan, maka suku kedua, ketiga dan
keempat tetap. Hal ini mengakibatkan suku pertama harus merupakan
suatu tetapan, misalnya Ex, maka pers.48 dapat ditulis :
h2 1 2 f ( x)
Ex Dengan :
8 m f ( x ) x
2 2
E = Ex = Xy + Ez ......(50)
h 2
1 f ( y)
2
Ey
8 2 m f ( y ) y 2
h2 1 2 f ( z)
Ez
8 2 m f ( z ) z 2 ......(49)
Persamaan 49 merupakan bntuk persamaan dari fungsi gelombang di
dalam kotak 1-D dan syarat batasnya sama. Oleh karena itu, fungsi
gelombang ternormalisasdan spektrum energi yang terasosiasi adalah :
2 n
f ( x) sin x x
a a .......(51)
dan
n x2 h 2
Ex .......(52)
8ma 2
( x, y , z ) f ( x ) f ( y ) f ( z )
8 n x n y nz
3
sin x sin y sin z (53)
a a a a
E Ex Ey Ez
n 2
x
n y2 n z2 h 2
(54)
2
8ma
STRUKTUR ATOM SERUPA HIDROGEN
Atom hidrogen adalah sistem atom yang paling sederhana yg terdiri dari
satu proton bermuatan positif dan satu elektron bermuatan negatif.
Atom lainnya yang dapat diperlakukan seperti atom hidrogen adalah ion
helium, ion litium, dan ion berelium
Atom hidrogen dan atom serupa lainnya terdapat antaraksi antara muatan
positif dari inti dan muatan negatif dari elektron yang mengakibatkan
energi potensial tidak tetap
Antaraksi Dua Partikel
Pada atom hidrogen , antaraksi antara dua partikel diasumsikan mengikuti
hukum Coulomb. Besarnya gaya antara pasangan partikel bermuatan ini adalah
:
Energi potensialnya (V(r))
e Ze
F 2 (1)
r r
Ze 2
V( r ) Fdr (2)
e = Muatan elektron
r
Ze = muatan inti
r = jarak antara inti Menurut mekanika klasik, energi untuk sistem
dua benda dengan massa ,m1, dan m2 memiliki
bentuk persamaan :
E
1
2m1
( Px1 Py1 Pz1 )
2 2 2 1
2m 2
Px22 Py22 Pz22 V x1 , y1 , z1 , x 2 , y 2 , z 2 (3)
Jika momenta diganti oleh operator mekanika kuantum terkait diperoleh
operator hamiltonian berikut
2 2 2 2 2 2 2 2
H 2 2 2 2 2 2 V ( x1 , y1 , z1, x 2 , y 2 , z 2 ) (4)
2m1 x1 y1 z1 2m2 x 2 y 2 z 2
X x m1
x1 x1 X x1 x m1 m2 X x
2 m1 m1
x1 m1 m2 X x m1 m2 X x
2
2
m1 2 2m1 2 2
2 (6)
x1 m1 m2 X
2
m1 m 2 X x x
2 m 2
x 2 m1 m2 X x
2
2
m2 2 2m 2 2 2
2 (7)
x 2 m1 m2 X
2
m1 m2 X x x
Jika kedua persamaan di atas digabungkan karena keduanya muncul
dalam persamaan hamiltonian, maka akan diperoleh
1 2 1 2 m1 2 2 2 1 2 m2 2 2 2 1 2
2
2
m1 x1 m2 x2 m1 m2 X m1 m2 X x m1 x m1 m2 X m1 m2 X x m2 x 2
2 2 2 2 2
1 2 1 1 2
2 (8)
m1 m2 X 2
m1 m2 x
2 2 2 2
2 trans
( X , Y , Z ) Etrans trans ( X , Y , Z ) (12a)
2(m1 m2 ) X 2
Y 2
Z
dan
2 2 2 2
2 2 2 V ( x, y, z ) int ernal Eint ernal int ernal (12b)
2 x y z
Ψtrans merupakan fungsi gelombang yang massanya m1+m2 bergerak
pada pusat massa sistem. Etrans adalah energi translasi sistem
2 1 2 1 1 2
r sin V (r ) E 14
2 r 2 r r r 2 sin r 2 sin 2 2
Dengan Ψ merupakan fungsi dari r, θ, ϕ. Unsur volum dalam koordinat polar sferik
d r 2 sin d d dr
batas int egrasi 0 ; 0 2 ; 0r
z
Energi potensial : V(r) = - Ze2/r
d 2 ( )
m 2
( ) 17
d 2
Substitusi pers.17 ke dalam pers.16 kemudian dibagi dengan sin2 θ
1 d 2 dR 1 d d m 2 2r 2
r sin 2 2 E V r 0
R dr dr sin d d sin
1 d d m 2
sin 0 18
sin d d sin
2
dan
d 2 dR 2r 2
r 2 E V r R R 0 19
dr dr
Penyelesaian Persamaan Φ(ϕ)
A e im B e im 20
Agar Φ berharga tunggal pada ϕ=0 yg identik dengan ϕ=2π, maka diperlukan
syarat batas yaitu, Φ(ϕ) = Φ(ϕ + 2π)
d 1 d 1
2
m m atau A
0 0
1
Fungsi ternormalisasi : Tetapan normalisasi: A
2
1
m e im . . .22
2
Penyelesaian dua fungsi kompleks dari pers 22 akan menghasilkan dua persamaan :
1
cos m
2
m 23
Dengan |m| = 1,2,3,.......
1
sin m
2
Penyelesaian Persamaan ϴ(θ)
1 z 2
Menurut aturan rantai : d dz d d d
sin
d d dz dz dz
dP m2
1 z
2 d 2P
dz 2
2z 1
dz
P 0
1 z2
26
v m v m 1
av 2 av 27
(v 1)( v 2)
Harga untuk setiap |m| dan β pada selang -1<z<+1 memiliki koefisien
konvergen untuk z=+1 atau -1 koefisiennya divergen akibatnya tidak
ada hubungan yang berarti untuk fungsi gelombang.
Agar gelombang berperilaku baik maka deret harus mengandung
bilangan hanya dengan suku berhingga yaitu dengan cara memecah
deret ke dalam deret genap dan deret gasal dalam bentuk zy dengan
mengganti :
Β =(v’ +|m|) (v’ +|m|+1), dimana v’ = 0,1,2,.........
Bilangan kuantum baru : λ = v’ +|m| . . .28
1 z d P ( z )
m 2
2( m 1) z
d P ( z )
m 1
1 m m 1
d P ( z )
m
0 31
dz dz dz
m m
d 2 P ( z ) d P ( z ) m2 m
1 z
2
2z 1 P ( z) 0
2
32
dz 2
dz 1 z
2 1( m )!
, m P (cos )
m
33
2( m )!
Penyelesaian Persamaan R(r)