Anda di halaman 1dari 22

NAMA : PETRUS SOSINUS SUDIARTO

NIM : 1901060009

TUGAS 1 KIMIA ANALITIK 1.

SOAL

1. Adapun peralatan pendukung yang biasa digunakan dalam pekerjaan analisis kimia pada laboratorium kimia sebagai berikut
Neraca,pipet gondok ( pipet volume ),Buret, labu ukur,pipet ukur,gelas kimia,gelas ukur,pipet tetes,gelas arloji,corong
kaca,corong buchner,cawan porselin,desikator,erlenmeyer,bola hisap,tabung reaksi, spatula,batang pengaduk.
Gambarkan alat-alat tersebut dan jelaskan fungsinya serta cara penggunaannya ( dalam bentuk tabel).
2. Deskripsikan dengan jelas cara menyiapkan larutan berikut ini serta buatkan bagan cara kerjanya.
a. Bagaimana menyiapkan larutan asam klorida 0,5 M Sebanyak 100 mL dengan menggunakan asam klorida pekat ( kadar
37% dengan kerapatan 1,19 g/mL )
b. Bagaimana menyiapkan larutan nikel dengan konsentrasi 0,1 M sebanyak 100 mL
Jika dilaboratorium tersedia padatan sulfat heptahidrat.

PENYELESAIAN :
no Nama alat Gambar alat Fungsi alat Cara penggunaan

1. neraca Untuk mengukur berat suatu Cara menggunakannya


bahan atau zat. harus dipastikan bahwa
neraca tersebut berada
dalam keadaan yang stabil.
Tekan tombol untuk
menyalakan neraca, beri
alas seperti perkamen
ketika akan mulai
menimbang zat. Harus
diperhatikan juga kapasitas
minimum dan maksimum
bahan yang akan ditimbang.
2. Pipet Untuk mengambil larutan Sebelum
gondok dengan volume tertentu sesuai menggunakan pipet
dengan dengan ukuran pipet volum kita harus
gondok. pastikan bahwa
kondisi pipet dalam
keadaan kering dan
bersih. Lalu sediakan
bola hisap yang
bagus dan
pasangkan ke pipet
bagian atas.
Usahakan ujung
pipet masuk
kedalam bagian
dalam bola hisap
sehingga pipet ridak
mudah lepas dari
bola hisap.
Untuk menyedot cairan kita
harus memencet uruf A
yang terdapat pada bola
hisap sedangkan untuk
mengeluarkan cairan kita
tinggal memencet tombol E
pada bola hisap. Pastikan
cairan harus pas dengan
garis batas cairan.
3. Buret Untuk meneteskan sejumlah Tempatkan buret pada
reagen cair dalam eksperimen penyangganya,lalu putar
yang memerlukan presisi,seperti keran untuk mengeluarkan
pada eksperimen titrasi. zat penitrasi yang telah
dimasukan ke dalamnya.
4. Labu ukur Untuk pengenceran larutan 1.masukan sampel yang
Untuk pembuatan larutan . ingin diencerkan
2. tambahkan aguades
kedalam labu ukur
3. kocok larutan ,hingga
campuran merata.
4. larutan sudah jadi dan
siap digunakan
5.masukan larutan tersebut
kedalam botol bahan dan
disimpan ditempat yang
sesuai.
5. Pipet ukur Untuk memindahkan cairan Cairan disedot dengann
atau larutan kedalam wadah pipet ukur dengan bantuan
dalam berbagai ukuran volume filler sampai dengan volume
dan skala tersebar adalah 50 Ml. yang diinginkan .
Volume yang dipindahkan
dikeluarkan mengikuti skala
yang tersedia (dilihat bahwa
skala harus tepat sejajar
dengan meniscus cekung
cairan) dengan cara
menyamakan tekanan filler
dengan udara sekitar.
7. Gelas ukur 1. Untuk merendam pipet Isi gelas ukur dengan cairan
dalam asam pencuci kimia sesuai dengan volume
2. Untuk melarutkan zat yang tertera pada skalanya.
hingga volume tertentu.

8. Pipet tetes Untuk memindahkan cairan 1. Tekan dan tahan


skala skala kecil (stetes demi bagian karet pipet
stetes ) dari suatu media ke 2. Masukan ke pipet
media lainnya. cairan
Untuk menjaga kualitas dan 3. Keluarkan cairan
sterilisasi cairan sehingga tidak dengan menekan
akan terkontaminasi oleh suhu karet pipet
ruangan
9. Gelas arloji Untuk menimbang zat padat Letakkan bahan kimia diatas
dan untuk menutup labu pada gelas arloji menggunakan
proses pemanasan. spatula lalu timbang pada
timbangan
10. Corong kaca Sebagai alat bantu untuk Ambil corong
memindah / kemudian posisikan
memasukkan larutan ke pada wadah baru
wadah / tempat yang yang digunakan
mempunyaai dimensi untuk mentransfer
pemasukkan sampel atau memindahkan
bahan kecil. Sebagai alat larutan. Pastikan
bantu dalam melakukan corong terpasang
penyaringan, yaitu pada bagian
sebagai tempat inputnya dengan
meletakkan kertas sempurna/tidak
saring. goyang.
Selanjutnya
tuangkan larutan
atau cairan dari
wadah lain ke
bagian dalam
corong. Sebaiknya
lakukan secara
perlahan
menyesuaikan
volume yang
dikeluarkan dari
batang corong. Jika
tidak cairan bisa
tumpah karena
masukan larutan
dan keluaran larutan
melalui batang
corong tidak
seimbang.
11. Corong Untuk menyaring dengan cepat Siapkan kertassaring yang
buchner terutama jika digunakan pelarut telah dibentuk seukuran
yang mudah menguap. dengan corong.letakkan
kertas saring pada corong,
lalu basahi sedikit dengan
aguan DM. Diselipkan
kertas saring dimulut labu
ukur agar udara yang masuk
memudahkan larutan untuk
masuk kedalam labu.lalu
letakkan corong
dimulutlabu,tuang larutan
yang akan disaring.
12. Cawan Untuk menguapkan cairan pada Larutan yang akan
porselin suhu yang tidak terlalu tinggi dikristalisasi dimasukan
(oven uap, dan pasir dll) kedalam cawan porsolin
kemudian dipanaskan
diatas bunsen yang telah
diberi klawat kasa dan
diberi penyangga kaki tiga.
13. desikator Sebagai tempat untuk Gunakan dua buah tangan
menyimpan sampel bebas air. untuk membawa desikator
atau untuk membukanya,
tangan pertama digunakan
sebagai penahahn desikator
dan tangan yang lain
digunakan untuk
mendorong tutup
desikator .jika desikator
dihampa udarakan,
sebelum dibuka kran harus
dibuka terlebih dahulu agar
tekanan udara didalam dan
diluar desikator sama
hingga akan memudahkan
untuk membukanya.
14. Erlenmeyer 1. Untuk mendinginkan Masukkan larutan yang
bahan atau alat gelas akan dititrasi kedalam
(misalnya,krus erlenmeyer untuk dititrasi.
porselin,botol timbang )
setelah dipanaskan dan
akan ditimbang.
2. Mengeringkan bahan
atau menyimpan zat
atau bahan yang harus
dilindungi terhadap
pengaruh kelembaban
udara.
15. Bola hisap Untuk menghisap larutan yang Kempeskan katup yang
kluar dari botol larutan . bersimbol A
( aspirate),sedot cairan
keatas,dengan menekan
bagian atas S
(suction),kemudian tekan
katup E untuk
mengeluarkan cairan dari
pipet ukur.
16. Tabung 1. Mereaksikan larutan Penggunaan tabung reaksi
reaksi 2. Untuk memanaskan biasanya diisi air ke dalam
sampel atau cairan sebuah gelas beker yang
diletakkan terbalik air yang
terisi tersebut berguna
untuk menangkap gas,
tabung reaksi biasanya
disimpan pada sebuah rak
khusus, klem, dan tang.

17. spatula Untuk mengambil bahan kimia Cara penggunaannya adalah


berbentuk serbuk adalah untuk sama seperti menggunakan
mengambil bahan kimia padat sendok biasa.
maupun serbuk pada saat akan
di timbang.
18. Batang 1. Untuk mengaduk larutan 1. Memotong atang
pengaduk atau suspensi yang pengaduk yang
umumnya berada pada terlalu panjang dan
gelas kimia,erlenmeyer memoles kedua
atau tabung reaksi ujungnya.
2. Sebagai alat bantu untuk 2. Ketika
memindahkan cairan dari basah,bersihkan
suatu bejana kebejana setiap pemakaian
lain. agar tidak
mengkontaminasi
larutan berikutnya.
3. Ketika telah
selesai,letakkan
batang pengaduk
didalam beakeryang
berisi air suling dan
aduk.
4. Jika memungkinkan
ganti air sesering
mungkin untuk
menghindari
kontaminasi.

2 .A. Larutan yang akan dibuat adalah 100 mL HCl 0,5 M dari larutan pekatnya. dengan membuat larutan yang diinginkan dengan
memperhatikan dulu kadar dan kerapatan HCl pekat. Larutan HCl pekat memiliki kadar 37% dengan kerapatan 1,19 g/mL.
Kerapatan HCl adalah 1,19 g/mL, berarti dalam 1 L larutan terdapat 1190 g . Kepekatan 37%, berarti massa HCl yang terdapat
dalam larutan adalah: 37/ 100 × 1190 g = 440,3 𝑔 . Jumlah mol HCl = 440,3 𝑔/ 36,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 12,06 𝑚𝑜𝑙. Dengan demikian
konsentrasi HCl pekat dalam 1 L larutan adalah 12,06 M. Pembuatan 100 mL larutan HCl 0,5 M dapat di lakukan dengan
menggunakan rumus pengenceran yaitu: V1 x M1 = V2 x M2 dengan V1: volume larutan pekat, M1: molaritas larutan pekat, V2:
volume larutan yang akan dibuat (larutan encer), dan M2: molaritas larutan encer, sehingga: V1 x 12,06 M = 100 mL x 0,5 M V1 =
4,15 mL Jadi pembuatan 100 mL larutan HCl 0,5 M dilakukan dengan mengambil 4,15 mL larutan HCl pekat dan mengencerkannya
sampai volume 100 mL.

Larutan HCL pekat 37 %


Dihitung molaritas hcl pekat

Diambil volume yang akan digunakan


Diisi HCL kedalam labu ukur

Digoyangkan labu ukur secara perlahan

Ditambah aguades sampai tanda batas

Ditutup labu ukur dengan tutupnya.

Dikocok labu ukur sampai larutan merata

Dipindahkan larutan kedalam botol reagen dan diberi label nama zat dan tanggal praktikum

100 mL larutan HCL 0,5 M


B. Mr NiSO4.7H2O = Ar Ni + Ar S + 4 Ar O + 14 Ar H + 7 Ar O = 58,7 + 32,1 + 4(16) + 14(1) + 7(16) = 280,8 g/mol.

Oleh karena nikel sulfat dalam bentuk terhidrat, maka jumlah hidrat harus diperhitungkan dalam penimbangan, kecuali jika
hidratnya telah dihilangkan dengan cara pengeringan. Dalam hal ini karena hidratnya tidak dihilangkan, maka

Jumlah nikel sulfat yang harus ditimbang:

Mr NiSO4.7 H2O Mr NiSO4 x 10 mmol x Mr NiSO4 Jumlah larutan yang akan dibuat = 100 mL x 0,1 M = 10 mmol = 280,8 154,8 x 10
mmol x 154,8 g mmol = 2801,8 mg = 2,8 g .

Hasil perhitungan menunjukkan jumlah nikel sulfat heptahidrat yang harus ditimbang adalah 2,8 g. Zat tersebut selanjutnya
dilarutkan dengan akuades dan ditepatkan volumenya dengan menambahkan akuades sampai volumenya mencapai meniskus
tanda batas pada labu ukur 100 mL.S

2,8 g Nikel Sulfat


1 . masukan kedalam erlenmeyer

2 . aduk sampai larut

Atur ph sekitar 5 dengan penambahan HCL.


1 . + 100 mL larutan tetrahidrat
2 . panaskan 80-90 °C selama 1 jam

Terbentuk endapan

1 . jika tidak ada endapan + sedikit lagi urea


2 . jika ph kecil dari 7 + amonium hidroksida sampai ph 7

3. cuci endapan dengan air dingin.

4. keringkan dengan memanaskan sampai 110 c.

Hitung rendemen

Anda mungkin juga menyukai