2. . Erlenmeyer • Tempat penyimpanan • Memegang leher erlenmeyer, masukkan larutan yang akan di encerkan
larutan / media / dititrasi
• Mencampur larutan kimia • Pada saat mencampur (menghomogenkan) larutan tetap memegang
yang akan digunakan untuk leher erlenmeyer dengan satu tangan, kemudian menggoyangkan
uji laboratorium secara berputar, perlahan – lahan hingga larutan menyatu. Sedangkan
tangan yang lain bisa tetap tenang, santai. Arah pendangan mata tertuju
pada larutan. Pengisian larutan maksimal hingga batas tulisan volume
untuk memberi ruang muai larutan. Ketika menyimpan larutan,
umumnya bibir erlenmeyer akan ditutup dengan aluminium foil dan
dilapisi kertas lalu diikat dengan karet.
3. Gelas Ukur • Untuk mengukur volume • Mengisi gelas ukur dengan larutan yang sesuai dengan volume yang
larutan yang tidak tertera pada skalanya
memerlukan tingkat Cara membaca volume pada gelas ukur
ketelitian yang tinggi dalam • Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes
jumlah tertentu sampai skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala
di gelas ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan
meniskus cairan.
• Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan
adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.
4. Labu Ukur • Untuk membuat larutan Mengisi larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan.
dengan konsentrasi tertentu. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu
• Untuk mengencerkan terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu,
larutan pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak – balikkan labu
sampai larutan homogen.
5. Kaca Arloji • Penutup gelas kimia ketika Meletakkan zat yang akan ditimbang di atas kaca arloji menggunakan
tengah proses pemanasan spatula kemudian masukkan dalam alat penimbangan
sampel (penguapan).
• Sebagai tempat untuk
mengeringkan padatan
dalam desikator.
• Sebagai tempat benda yang
tengah berada dalam proses
pengamatan
• Sebagai tempat untuk
menyimpan bahan yang
akan ditimbang.
6. Pipet Tetes Memindahkan cairan dalam Tekan bulatan karet pada pipet, maka larutan akan masuk ke dalam pipet.
jumlah yang sangat kecil yaitu Tekan lagi untuk mengeluarkan larutan.
berupa tetesan.
7. Pipet Volum dan • Untuk mengambil larutan • Sebelum digunakan pipet harus dalam kondisi kering dan bersih.
Pipet Gondok dengan volume tertentu • Pasangkan bola hisap ke pipet bagian atas, usahakan agar ujung pipet
masuk ke bagian dalam bola hisap sehingga pipet tidak mudah lepas
dari bola hisap.
• Kempeskan katub dengan menekan huruf A (aspirate) yang terdapat
pada bola hisap, kemudian untuk menyedot cairan pencet huruf S
(suction) dan untuk mengeluarkan pencet huruf E pada bola hisap.
Ketika cairan sudah masuk dalam pipet dan sudah pas dengan garis
meniskus pada pipet maka pindahkan cairan ke dalam wadah yang
lainnya.
8. Corong Gelas • Untuk memasukan atau
memindah larutan dari satu Letakkan kertas saring yang telah dilipat sesuai ukuran ke dalam corong
tempat ke tempat lain. untuk menyaring larutan
• Untuk proses penyaringan
setelah diberi kertas saring
pada bagian atas.
9. Tabung Reaksi • Sebagai tempat untuk Pada saat proses pemanasan bahan kimia menggunakan tabung reaksi
mereaksikan bahan kimia umumnya terdapat 2 cara yaitu,
• Untuk melakukan reaksi • Tabung reaksi dipanaskan dahulu kedalam gelas kimia yang berisi air
kimia dalam skala kecil dan selanjutnya dipanaskan menggunakan kompor/heater pembakar
• Untuk memanaskan zat spiritus
dalam skala kecil • Memegang tabung reaksi harus dijepit oleh penjepit tabung reaksi atau
menggunakan sarung tangan anti panas agar tidak terkena dampak
panas dari tabung dan selanjutnya dipanaskan langsung di atas api
10. Mortal dan Alu • Untuk menghancurkan atau Masukkan bahan kimia berupa padatan ke dalam mortar dan gerus hingga
menghaluskan suatu bahan halus menggunakan alu
atau zat yang masih bersifat
padat atau kristal.
11. Botol semprot • Tempat menyimpan Menekan badan botol sampai airnya keluar
plastik aquades
• Membersihkan alat – alat
kimia tertentu yang tidak
bisa dijangkau dengan
proses penuangan biasa
12. Batang Pengaduk • Untuk mencampur cairan Masukan batang pengaduk ke dalam larutan yang akan dicampur lalu
dengan bahan kimia untuk aduk
keperluan praktek di
laboratorium cairan di
dalam gelas kimia
13. Spatula • Untuk mengambil bahan Masukkan spatula dalam tempat berisi zat kimia berbentuk padat kemudian
kimia yang berbentuk ambil zat tersebut dengan spatula.Tidak boleh menggunakan spatula yang
padatan sama untuk mengambil zat kimia yang berbeda
• Mengaduk larutan
14. Termometer • Mengukur suhu dan • Sebelum menggunakan termometer hal yang harus dilakukan adalah
Alkohol perubahan suhu. Memiliki memastikan bahwa termometer tersebut dalam kondisi bersih, baik dan
batas pengukuran sampai normal.
dengan 78oC. Mempunyai • Jika diperlukan, gunakan tiang penyangga sebagai alat bantu untuk
titik beku sampai -112 menyangga termometer.
derajat celcius, • Masukkan termometer kedalam zat cair sekitar 3-5 menit. Posisi
Reservoir kurang lebih berada ditengah-tengah dari zat yang diukur
suhunya. Tujuannya adalah agar suhu yang didapat merupakan suhu
rata-rata dari zat tersebut.
• Perhatikan pengisi termometer yang berwarna merah ( alkohol )
berhenti pada angka berapa. Perhatikan pula skala yang tertera pada
termometer.
• Catat hasil pengukuran suhu. Ketika membaca skala termometer
alkohol, pastikan posisi mata sejajar dengan permukaan kolom alkohol.
• Kemudian angkat termometer
• Apabila hendak melakukan pengukuran kembali, maka tunggu
beberapa saat sampai termometer siap untuk digunakan kembali.
• Lakukan kembali seperti langkah diatas.
• Apabila sudah selesai, silahkan cuci termometer dan simpan ditempat
yang aman
15. Termometer • Mengukur suhu yang sangat • Jika menggunakan termometer air raksa, pastikan air raksa berada
Raksa tinggi di reservoir atau di bawah 35°C. Bila tidak di reservoir, kibaskan
• Untuk mengukur suhu ujung yang tidak berair raksa.
badan, dalam laboratorium, • Sebelum menggunakan termometer, bersihkan ujungnya yang berisi
dan industri air raksa dengan pembesih alkohol.
• Jika menggunakan termometer air raksa, tahan sekitar 3-5 menit atau
sampai air raksa tidak bergerak lagi, baru dilihat hasilnya.
• Jika hasil pengukuran menunjukkan angka lebih dari 37,5° C, artinya
anak demam. Hal ini bisa juga kerena baju anak terlalu tebal atau
suhu tubuhnya meningkat karena banyak bergerak. Jika kurang pasti,
lakukan lagi pengukuran sekitar 30 menit kemudian.
• Setelah pemakaian, jangan lupa membersihkan kembali termometer
dengan pembersih beralkohol.
16. Cawan Penguapan • Wadah untuk bahan berupa Larutan yang akan dikristalisasi dimasukkan ke dalam cawan porselen
padatan dalam skala kecil kemudian dipanaskan diatas Bunsen yang telah diberi klawat kasa dan
• Tempat untuk menguapkan diberi penyangga kaki tiga.
zat padat
17. Plat Tetes • Tempat mereaksikan zat- Celupkan kertas lakmus merah dan biru yang sudah dipotong kecil dalam
zat, tapi dalam jumlah kecil. plat tetes yang berisi larutan kemudian amati perubahan warna pada
• Tempat untuk menentukan kertas lakmus untuk menentukan pH larutan asam/basa/netral.
pH larutan asam-basa,
netral
18. Cawan Krus • Untuk mengabukan sampel Bahan yang akan diabukan ditempatkan pada krus pengabuan
(dimasukkan dalam mufel Lama pengabuan tiap bahan berbeda – beda antara 2 – 8 jam.
furnace). Dapat dipanaskan Pengabuan dianggap selesai apabila diperoleh sisa pengabuan yang
sampai 1900 derajat Celcius umumnya berwarna putih abu-abu dan beratnya konstan dengan selang
waktu pengabuan 30 menit
Penimbangan terhadap bahan dilakukan dalam keadaan dingin,
sehingga krus yang berisi abu yang diambil dari dalam muffle harus
lebih dahulu dimasukkan kedalam oven bersuhu 105 derajat Celcius
agar suhunya turun, kemudian dimasukkan kedalam eksikator sampai
dingin
Apabila penutup krus pengabuan tidak sesuai dapat menyulitkan proses
pengabuan sehingga tutuplah dengan rapat penutup krus pengabuan
sebelum digunakan.
19. Buret • Untuk mengeluarkan Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan
larutan dengan volume digunakan.
tertentu, biasanya Cara mengisinya :
digunakan untuk titrasi. • Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas
menggunakan corong gelas
• Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari
mata kita
• Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang
tumpah dari corong tidak terpercik ke mata.
• Jangan sampai ada gelembung di bagian bawah buret. Jika sudah
tidak ada gelembung tutup kran.
• Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran
sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
20. Corong Bouchner • Untuk menyaring sampel • Siapkan kertas saring yang telah dibentuk seukuran dengan corong.
agar lebih cepat kering. • Letakkan kertas saring pada corong, lalu basahi sedikit dengan aqua
DM. Diselipkan lagi kertas saring di mulut labu ukur agar udara yang
masuk memudahkan larutan untuk masuk kedalam labu.
• Letakkan corong di mulut labu, tuang larutan yang akan disaring
21. Corong Pisah • Untuk memisahkan • Campuran yang akan dipisahkan dimasukkan lewat lubang atas, katub
campuran larutan yang dalam keadaan tertutup.
memiliki kelarutan yang • Pegang tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan dan
berbeda. Biasanya kiri dalam posisi horisontal, kocok agar ekstraksi berlangsung dengan
baik.
digunakan dalam proses • Buka tutup bagian atas, keluarkan larutan bagian bawah melalui katup
ekstraksi. secara pelan.
• Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah sudah keluar.
22. Desikator • Tempat menyimpan sampel • Membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping
yang harus bebas air • Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama
• Mengeringkan padatan Keterangan
Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika
gel sudah berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam
oven bersuhu 105 0C sampai warnanya kembali membiru.
23. Kuvet kaca dan • Tempat menaruh larutan Kuvet harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
Kuvet plastik sampel dan blangko ke • Tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya
dalam berkas cahaya • Permukaannya secara optis harus benar – benar sejajar
spektrofotometer • Harus tahan (tidak bereaksi) dengan bahan kimia
• Tidak boleh rapuh
• Mempunyai bentuk atau design yang sederhana
Kualitas kuvet dilihat dari banyak sedikitnya sinar yang diserap oleh
kuvet tersebut. Semakinn sedikit sinar yang diserap oleh kuvet maka
kualitas kuvet semakin baik
• Kaca optis , memiliki jangkauan panjang gelombang optik 340 –
2500 nm
• Kuvet plastik, dengan panjang gelombang 380 – 780 nm
Cara menggunakan
• Hubungkan alat dengan arus listrik dan Hidupkan alat
spektrofotometer (biasanya dibagian belakang alat)
• Tunggu sampai 30 menit (sampai semua tampilan di layar
menunjukkan OK)
• Tekan angka 1 (pilih menu Photometric)
• Mengatur panjang gelombang dengan menekan tombol Go To WL
(Wavelenght), kemudian tekan enter
• Tekan tombol autozero untuk mengnolkan angka yang tertera pada
layar
• Cuci kuvet dengan aqudest (setelah dicuci dilap dengan tisu secara
searah)
• Isi kuvet dengan pelarut yang digunakan pada sampel yang akan
diukur (misalnya: aquades, etanol)
• Menaruh kuvet di tempat pembacaan absorbansi
• Cuci kuvet dan dilab
• Isi kuvet dengan sampel 1
• Lakukan pembacaan absorbansi
• Cuci kuvet dan dilab
• Isi kuvet dengan sampel selanjutnya
24. Chamber KLT • Untuk mengetahui jumlah • Potong plat sesuai ukuran. Biasanya, untuk satu spot menggunakan plat
komponen dalam sampel selebar 1 cm. Berarti jika menguji 3 sampel ( 3 spot ) berarti
menggunakan plat selebar 3 cm.
• Buat garis dasar ( Base line ) di bagian bawah, sekitar 0,5 cm dari
ujung bawah plat, dan garis akhir di bagian atas.
• Menggunakan pipa kapiler, totolkan sampel cairan yang telah
disiapkan sejajar, tepat di atas base line. Jika sampel padat, larutkan
pada pelarut tertentu. Keringkan totolan.
• Dengan pipet yang berbeda, masukkan masing- masing eluen ke dalam
chamber dan campurkan.
• Tempatkan plat pada chamer berisi eluen. Base line jangan sampai
tercelup oleh ulen. Tutuplah chamber.
• Tunggu eluen mengelusi sampel sampai mencapai garis akhir, disana
pemisahan akan terlihat.
• Setelah mencapai garis akhir, angkat plat dengan pinset, keringkan dan
ukur jarak spot. Jika spot tidak terlihat, amati lampu UV. Jika masih
tidak terlihat, semprot dengan pewarna tertentu seperti kalium kromat,
alkohol atau ninhidrin.
25. Alat Destilasi • Memisahkan dua atau lebih Lihat dan ketahui titik didih zat campuran yang akan didestilasi
komponen yang memiliki Susun alat destilasi dengan baik dan tepat
perbedaan titik didih yang Masukkan larutan yang akan didestilasi pada labu destilasi (isi zat
jauh untuk memperoleh dalam labu palig banyak 2/3 bagian labu) lalu masukkan batu didih ke
senyawa murninya. dalam labu destilasi
Panaskan labu destilasi menggunakan alat pemanas, misalnya hot plate
Alirkan air pendingin
Amati termometer, apabila ada cairan yang keluar sebelum mencapai
titik didihnya, pisahkan cairan tersebut. Sedangkan apabila termometer
menunjukkan titik didih sampel, tahan supaya suhu tersebut konstan
dan tampung destilat yang dihasilkan
Hentikan destilasi pada saat sampel hampir habis (jangan sampai
kerinng) jika titik didih zat sampel lebih besar dari titik didih zat
pencemar. Sedangkan jika titik didih zat sampel lebih kecil dari titik
didih zat pencemar, maka destilasi dihentikan pada suhu melebihi titik
didihnyya sebesar ± 50oC. Pindahkan penangas
26. Kolom • Untuk memisahkan dua Campuran akan dipisahkan dan dimasukkan pada bagian ujung atas k olom dan
Kromatografi campuran senyawa atau fasa gerak yang berupa zat cair akan dibiarkan mengalir di dalam kolom yang
lebih dengan cara hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
melewatkan kolom
tersebut.
B. ALAT – ALAT NON GELAS
2. Penjepit tabung • Menjepit tabung reaksi pada saat Tekan penekan pada penjepit kemudian jepitkan pada tabung reaksi.
reaksi
pemanasan Apabila alat ini longgar atau penjepit lepasan, segera perbaiki dan
• Untuk membantu mengambil kertas alat ini bisa digunakan lagi
saring atau benda lain pada kondisi
panas.
3. Penjepit / tang • Untuk menjepit cawan krus yang Memegang bagian pegangan pada tang krus lalu arahkan bagian
cawan krus
sangat panas saat dikeluarkan dari titik beban ke cawan uap, lalu jepit cawan uap supaya tidak terlepas
tanur pengabuan. dari jepitan tang krus. Angkat dan pindahkan ke tempat yang kita
• Untuk memegang cawan pada saat inginkan.
pembakaran di atas bunsen.
4. Pembakar Bunsen • Untuk membakar zat atau Untuk memanaskan larutan menggunakan bunsen
memanaskan larutan. Siapkan pembakar bunsen
• Untuk memanaskan medium Letakkan kaki tiga diatas bunsen
Tempatkan kawat kasa diatas kaki tiga
• Mensterilkan jarum inokulasi dan Kemudian tempatkan gelas kimia berisi larutan yang akan
alat-alat yang terbuat dari platina dan dipanaskan diatas kawat kasa
nikrom . Untuk mensterilkan jarum inokulasi dan alat-alat yang terbuat
dari platina dan nikrom, bagian api yang paling baik untuk
pemijaran adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas).
Dalam sterilasasi jarum inokulasi, jarum yang telah
disediakan dibakar diatas api bunsen hingga berpijar
kemerahann dari ujung sampai pangkal. Selain itu
pegangan jarum berupa kaca juga disterilkan dengan cara
melewatkan diatas api bunsen
Dalam sterilisasi tabung reaksi, dilakukan dengan cara
memanaskan mulut tabung reaksi diatas api bunsen selama
beberapa menit. Kemudian mulut tabung ditutup erat
dibungkus dengan aluminium foil
Dalam sterilisasi cawan petri dilakukan setelah sudah
memegang cawan petri dengan benar, bagian yang
disterilkan dari cawan petri adalah pinggiran cawan. Cara
mensterilkannya adalah dengan memutar cawan petri
(dilewatkan pinggirnya) diatas api bunsen selama beberapa
menit
5. Statip dan klem • Statip untuk menegakkan buret, Letakkan statif pada bidang datar lalu bagian atasnya dipasangkan
corong dan peralatan gelas lainnya klem sebagai penyangga buret.
• Untuk menjepit peralatan gelas dan
menempel statip
6. Kawat asbes • Sebagai alas penyebaran panas yang Simpan kawat kasa di atas kaki tiga, lalu simpan cawan porselin
berasal dari suatu pembakar atau gelas kimia di atas kawat kasa tersebut.
7. Kaki tiga • Sebagai penyangga pembakar Letakkan alat pembakar di bawah kaki tiga seperti pembakar bunsen
spirtus dan meletakkan peralatan gelas diatasnya, namun diantara kedua
• Sebagai penahan kawat kasa alat tersebut harus dipasang kawat kasa diatas kaki tiga.
8. Kertas lakmus Untuk mendeteksi asam, basa dan netral Celupkan kertas lakmus merah atau biru dalam suatu larutan. Amati
merah dan biru dari suatu larutan. perubahan warna kertas lakmus
• Lakmus merah dalam larutan asam
berwarna merah dan dalam larutan
basa berwarna biru dan dalam larutan
netral berwarna merah.
• Lakmus biru dalam larutan asam
berwarna merah dan dalam larutan
basa berwarna biru dan dalam larutan
netral berwarna biru
9. Indikator • Untuk identifikasi keasamaan • Celupkan kertas indikator universal dalam suatu larutan
Universal
larutan/zat kemudian cocokan warna yang ada pada kotak kertas universal.
• Untuk mengidentifikasi nilai pH dari
suatu larutan
10. Bola Karet / Bola • Untuk menghisap dan mengeluarkan • Kempeskan katup dengan menekan bagian yang bersimbol A
Penghisap
larutan yang akan dari botol larutan (aspirate), Sedot cairan ke atas, dengan menekan bagian atas S
(suction), Kemudian tekan katup E untuk mengeluarkan cairan
dari pipet ukur.
11. Bomb Untuk mengukur jumlah kalor (nilai • Hidupkan bomb calorimeter dengan menekan tombol ON
Kalorimeter
kalori) yang dibebaskan pada kemudian tekan tombol F1 untuk mengaktifkan pompa,
pembakaran sempurna (dalam O2 pemanas dan mengalirkan air pendingin
berlebih) suatu senyawa, bahan • Ditimbang dengan teliti sejumlah sampel (sesuai kapasitas
makanan, bahan bakar. mangkok bomb calorimeter) yang akan diukur nilai kalorinya
• Masukkan sampel tersebut kedalam mangkok bomb kalorimeter
• Hubungkan seutas kawat dengan panjang tertentu antara kedua
ujung katoda dan anoda dengan sampel
• Masukkan mangkok yang berisi sampel tersebut kedalam
silinder aluminium dan tutup rapat
• Alirkan gas N2 kedalam silinder tersebut hingga penuh (pada
tekanan tertentu), alat ini akan bekerja secara otomatis
• Masukkan silinder yang berisi sampel tersebut kedalam ke
dalam bak bomb kalorimeter yang sebelumnya telah didisi air
suling, lalu ditutup dengan rapat
• Inputkan data – data berupa berat sampel dan panjang (massa)
kawat
• Pembakaran dimulai dengan menekan tombol star hingga
beberapa saat (sekitar 20 menit)
• Setelah pebakaran sempurna, alat akan secara otomatis
memberikan preliminary report yang dapat diprint out melalui
komputer yang telah disiapkan
• Buka penutup bak, keluarkan silinder sampel dan keluarkan
mangkok sampel dari silinder
• Ukur sisa kawat yang terlilit diujung katoda / anoda yang tidak
terbakar
• Residu yang kemungkinan mengandung asam didalam silinder
dikumpulkan dan dimasukkan kedalam erlenmeyeruntuk
kemudian dititrasi, misalkan menggunakan larutan NaOH dan
KOH
• Inputkan data – data panjang sisa kawat dan konsentrasi asam
asil titrasi, maka sesaat kemudian secara otomatis alat bomb
kalorimeter akan membrikan final report berupa hasil akhir
sebagai hasil koreksi, yang dapat diprint out melalui printer yag
telah disiapkan
• Akhiri penggunaan alat dengan menekan tombol OFF untuk
memutuskan arus listrik
12. Mikro pipet Memindahkan cairan dalam jumlah kecil • Set atau atur volume cairan / larutan/ sampel yang dibutuhkan
secara akurat • Pasang tip disposable
• Tekan “ plungger Button “ atau penyedot sampai batas pertama
• Masukkan tip ke dalam sampel
• Ambil atau sedot sampel : harus posisi tegak lurus kemudian lap
dengan tisu bagian luar tip
• Pindahkan samel dengan cara menekan “ plungger Button “
sampai batas kedua
• Lepaskan tekanan penyedot
• Lepaskan tip
3. Oven • Untuk memanaskan atau • Hubungkan drying oven dengan sumber listrik.
mengeringkan peralatan • Masukkan peralatan laboratorium yang ingin disterilisasi kemudian atur
laboratorium dengan rapi dan tutup pintu oven dengan rapat.
• Untuk mengeringkan • Hidupkan Drying Oven dengan menekan tombol ON, kemudian lampu di
peralatan gelas laboratorium, drying oven akan berkedip.
zat-zat kimia maupun pelarut • Atur suhu dan waktu yang diinginkan pada drying oven. Jika peralatan
organik. terbuat dari plastic, dan bahan yang mudah berubah volume seperti pipet
• Untuk mengukur kadar air. ukur dan labu ukur sebaiknya suhu tidak melebihi 100°C
• Bila waktu yang diatur telah selesai, pengatur waktu secara otomatis
kemali ke nol .
• Setelah selesai biarkan terlebih dahulu peralatan laboratorium mendingin
didalam oven, setelah mendingin keluarkan peralatan laboratorium dan
tata kembali peralatan laboratorium dengan rapi.
• Jangan lupa mencabut kabel oven dari sumber listrik agar tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan.
4. Oven vacuum • Berfungsi untuk • Pertama-tama lakukan persiapan-persiapan terhadap bahan yang akan
menganalisis kadar air dianalisis kadar airnya, wadah pengering dan oven, serta persiapan
dengan pengeringan, penanganan bahan hasil pengeringan seperti telah diuraikan di atas.
penentuan kadar airnya • Cawan kosong beserta tutupnya dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C.
didasarkan pada selama 30 menit dan didinginkan dalam desikator selama 10 menit untuk
penimbangan berat. cawan aluminium dan 20 menit untuk cawan porselen. Cawan kemudian
ditimbang. Pengeringan cawan diulangi hingga diperoleh berat konstan
dari cawan dan tutupnya
• Bahan yang telah dipersiapkan sebagaimana tersebut pada persiapan bahan
di atas segera dimasukkan dalam cawan dan ditutup. Dalam keadaan
terbuka cawan berisi bahan beserta tutup cawan dikeringkan dalam oven
pada tekanan disesuaikan bahan yang digunakan dan suhu di bawah
100°C. selama 6 jam. Cawan diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak
menyentuh dinding dalam oven. Untuk bahan yang tidak terdekomposisi
dengan pemanasan yang lama, dapat dikeringkan dalam oven selama satu
malam (16 jam).
• Setelah pemanasan, dengan penjepit cawan, cawan berisi bahan
dikeluarkan dari oven langsung dimasukkan dalam desikator dan ditutup
dengan penutup cawan. Dinginkan selama 10 – 20 menit, lalu timbang
cawan berisi bahan kering tertutup penutup cawan. Setelah penimbangan,
cawan berisi bahan beserta tutupnya dikeringkan kembali ke dalam oven
hingga diperoleh berat konstan dari cawan berisi bahan beserta tutupnya.
5. Heating mantle Untuk memanaskan labu berisi • Hubungkan kabel listrik di sisi belakang No.8, dan hidupkan dengan
zat kimia ( biasanya yang mudah menggunakan tombol ON/OFF (No.6) di sisi samping. Sesuaikan
terbakar ) dan mendidihkan pengaturan suhu yang diperlukan menggunakan tombol No.3.
pelarut • Lampu No.2 menyala secara otomatis sesuai waktu pemanasan
berlangsung.
Mengakhiri Penggunaan Heating Mantle
• Matikan tombol ON/OFF (No.6).
• Cabut kabel listrik dari sumber listrik.
6. Spektrofotometer Untuk mengamati interaksi Instrumentasi spektrofotometer IR memiliki sistem optik yang
infra merah molekul dengan radiasi serupa dengan spektrofotometer UV-Vis. Perbedaan utama terletak pada
elektromagnetik yang berada sumber energi, dan sel. Sumber radiasi bisa berupa laser, dan selnya lebih
pada daerah panjang gelombang tipis daripada sel pada UV-Vis karena energi IR lebih rendah dari UV-Vis.
0,75–1.000 μm atau pada Umumnya alat IR menggunakan berkas ganda yang dirancang lebih
bilangan gelombang 13.000–10 sederhana daripada berkas tunggal.
cm- Prinsip kerja spektrofotometer IR yaitu radiasi dari sumber
radiasi IR dipecah oleh pencacah sinar menjadi dua bagian yang sama
dengan arah yang saling tegak lurus. Kemudian kedua radiasi tersebut
dipantulkan kembali ke dua cermin sehingga bertemu kembali di pencacah
sinar untuk saling berinteraksi. Dari sini sinar dipancarkan ke cuplikan yang
dapat menyerap energi, setelah itu terjadilah transisi diantara tingkat energi
vibrasi dasar dan tingkat vibrasi tereksitasi berupa berkas radiasi IR yang
ditangkap oleh detektor, kemudian signal yang dihasilkan dari detektor
direkam sebagai spektrum IR yang berbentuk puncak-puncak absorpsi
berupa grafik. Sebagian sinar dari pencacah akan dibalikan ke sumber gerak.
Maju mundur cermin akan menyebabkan sinar mencapai ke detektor
berfluktuasi tetapi terkendali.
7. pH meter Untuk mengukur Ph (kadar Hidupkan alat ph, lalu celupkan elektroda ke dalam cairan yang akan diukur,
keasamaan atau basa) suatu kemudian putar-putar elektroda larut menjadi homogen.
cairan.
8. Tanur Sebagai pemanas pada suhu Pada analisa gravimetric, untuk mengabukan zat yang dianalisis,terlebih
tinggi dahulu crus harus ditimbang hingga bobotnya tetap. Zat diekstraksikan hingga
terbentuk endapan, lalu disaring dengan kertas saring bebas abu dan
endapannya dimasukkan ke dalam crus yang dibakar dengan api kecil
kemudian gunakan api besar. Setelah sebagian besar kertas endapan telah
menjadi abu yang berwarna putih, pindahkan pemanasan kedalam tanur.
Pada saat pemijatan kertas saring zat yang diuji,maka seluruh zat organic akan
terbakar menjadi arang yang berwarna hitam. Jika pemanasan dilanjutkan
seluruh zat organic (arang) akan hilang terbakar dan akan diperoleh abu atau
sisa yang terdiri atas zat anorganik yang berupa oksida logam yang berwarna
putih atau berwarna lain tergantung dari jenis logamnya.
9. Centryfuge Untuk mengendapkan dan • Siapkan sample yang akan dipisah atau dimurnikan.
memisahkan padatan dari • Sambungkan Centrifuge pada arus listrik.
larutan, efektif dalam • Hidupkan Centrifuge.
menghilangkan partikel • Buka Penutup dan tekan tombol open.
tersuspensi yang terlalu kecil • Masukan sample pada tabung Centrifuge. Larutan yang dimasukkan pada
untuk disaring setiap tabung harus sama ukurannya.
• Masukkan tiap tabung ke dalam lubang Centrifuge. Untuk meletakkan
tabung berisi sample yang akan dimurnikan, posisikan tabung secara
menyilang dan tidak perlu dilakukan jika semua lubang pada Centrifuge
terisi penuh oleh tabung sample yang akan diuji.
• Tutup penutup Centrifuge.
• Set waktu yang diperlukan dan tentukan kecepatan rotasi atau Rpm yang
diinginkan.
• Tekan tombol mulai.
• Setelah proses selesai tekan tombol open dan ambil hasil dari pemurnian
sampel tersebut pada tabung.
10. Rotary • Mengefisienkan dan Rotary evaporator bekerja seperti alat destilasi. Pemanasan pada rotary
Evaporator mempercepat pemisahan evaporator menggunakan penangas air yang dibantu dengan rotavapor akan
pelarut dari suatu larutan. memutar labu yang berisi sampel oleh rotavapor sehingga pemanasan akan
• Menguapkan pelarut dibawah lebih merata. Selain itu, penurunan tekanan diberikan ketika labu yang berisi
titik didih sehingga zat yang sampel diputar menyebabkan penguapan lebih cepat. Dengan adanya
terkandung di dalam pelarut pemutaran labu maka penguapan pun menjadi lebih cepat terjadi. Pompa
tidak rusak oleh suhu tinggi
vakum digunakan untuk menguapkan larutan agar naik ke kondensor yang
selanjutnya akan diubah kembali ke dalam bentuk cair.
Labu disimpan dalam labu alas bulat dengan volume 2/3 bagian dari
volume labu alas bulat yang digunakan, kemudian waterbath dipanaskan
sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan. Setelah suhu tercapai, labu alas
bulat dipasang dengan kuat pada ujung rotor yang menghubungkan dengan
kondensor. Aliran air pendingin dan pompa vakum dijalankan, kemudian
tombol rotar diputar dengan kecepatan yang diinginkan.
Cara Menggunakan