JEJASNYA HAZZA ZULRIAT (20031058) ARGISTA (20031059) DISEBABKAN OLEH TRI NOVITA IDRIS (20031060) RADIKAL BEBAS DEWITA SANIA (20031061) AGNES ANANDA MULDIAH (20031062) NURHALIZA (20031063) SOFIA REZTIKA PUTRI (20031064) FATKHUL MIZAN (20031065) Dosen pembimbing : RASTIANA EFINDA (20031066) Ns. Rani Lisa Sandra, M.Kep ELSA SANUSI (20031067) Pembentukan Radikal Bebas
Radikal tidak stabil ikut pada
berbagai reaksi sel yang menyebabkan kerusakan membran sel intraselulur, sistem enzim,kerusakan asam nukleat. Sumber Radikal Bebas : 1) Berbagai reaksi normal tubuh 2) Metabolisme 3) Pemecahan lemak dan protein menjadi peroksida 4) Proses inflamasi 5) Sumber eksternal yaitu rokok tembakau, peptisida
Efek utama radikal bebas pada jejas :
1) Lipid /penguraian lemak 2) Oxdative modification of protein/ modifikasi protein 3) DNA elfed/DNA rusak • Anemia
adalah defisiensi jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pembawa Oksigen) yang dikandungnya. Kekurangan sel darah merah membatasi pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dan sel jaringan (Stropler, 2017).
Menurut Sari, anemia merupakan penurunan jumlah sel
darah merah sehingga tidak dapat memenuhi fungsi untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer, yang ditandai oleh menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah di bawah normal (Sari, 2012). * Patofisiologi anemia
Anemia defisiensi besi ditandai dengan produksi sel darah
merah (mikrositik) dan kadar hemoglobin dalam darah yang kurang. Anemia mikrositik ini adalah tahap terakhir dari defisiensi besi, dan ini merupakan titik akhir dari periode kekurangan zat besi yang lama. Ada banyak penyebab anemia defisiensi besi (stropler, 2017).
Menurut Iuchi Yoshihito tahun 2012 bahwa anemia dapat
disebabkan oleh adanya Reactive Oxygene Species (ROS) dalam sel darah merah. ROS dalam sel darah merah dapat menimbulkan stres oksidatif. Keseimbangan zat besi sangat penting untuk mempertahankan eritropoiesis normal. • Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul
karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara
progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan tubuh. Karena sistem kekebalannya rusak, orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi. Meskipun kedokteran telah dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum bisa disembuhkan. Saat ini yang ada hanyalah menolong penderita untuk mempertahankan tingkat kesehatan tubuhnya (Russel, 2011). * Patofisiologi AIDS
AIDS merupakan penyakit yang ditimbulkan akibat infeksi HIV.
Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya adalah kondisi yang disebut AIDS. Tanpa dilakukan terapi antiretrovirus (Antiretroviral therapy/ART), rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi menjadi AIDS adalah 9-10 tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS adalah sekitar 9,2 bulan. • Hipertensi
Menurut American Society of Hypertension (ASH) hipertensi
adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan, WHO menyatakan hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg, (JNC VII) berpendapat hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diatas 140/90 mmHg.
Dapat disimpulkan bahwa hipertensi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik yang persisten diatas 140 mmHg sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan. * Patofisiologi Hipertensi
Tekanan darah dipengaruhi volume sekuncup dan total peripheral
resistance. Apabila terjadi peningkatan salah satu dari variabel tersebut yang tidak terkompensasi maka dapat menyebabkan timbulnya hipertensi. Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi dan mempertahankan stabilitas tekanan darah dalam jangka panjang. Lanjutan..
Sistem pengendalian tekanan darah dimulai dari sistem reaksi
cepat seperti reflex kardiovaskuler melalui sistem saraf, refleks kemoreseptor, respon iskemia, susunan saraf pusat yang berasal dari atrium, dan arteri pulmonalis otot polos.
Sedangkan sistem pengendalian reaksi lambat melalui
perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan rongga intertisial yang dikontrol oleh hormon angiotensin dan vasopresin. Kemudian dilanjutkan sistem poten dan berlangsung dalam jangka panjang yang dipertahankan oleh sistem pengaturan jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ. • KANKER
Kanker atau tumor ganas terjadi akibat adanya
pertumbuhan sel- sel jaringan tubuh yang tidak normal, disebabkan neoplasia, displasia, dan hiperplasia. Neoplasia adalah kondisi sel yang terdapat pada jaringan berproliferasi secara tidak normal dan invasif, dysplasia yaitu kondisi sel yang tidak berkembang normal dengan indikasi adanya perubahan pada nucleus(inti sel), hyperplasia merupakan kondisi sel normal pada jaringan mengalami pertumbuhan berlebihan (Ariani, 2015). * Patofisiologi Kanker
Proses pembentukan kanker berlangsung lama dan dibagi
menjadi tiga tahap yaitu inisiasi, promosi dan perkembangan
1) Tahap inisiasi
kondisi sel sudah mengalami perubahan permanen di dalam
genom akibat kerusakan DNA yang berakhir pada mutasi gen. Sel yang telah berubah ini tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sel normal di sekitarnya. Tahap inisiasi memakan waktu satu sampai beberapa hari. 2)Tahap promosi.
Periode berlangsungnya tahap ini memakan waktu hingga sepuluh
tahun lebih karena pada tahap ini merupakan proses panjang yang disebabkan oleh kerusakan yang melekat dalam materi genetik sel. Diawali dengan mekanisme epigentic akan terjadi ekspansi sel-sel rusak membentuk premalignasi (mengarah ke kanker).
3)Tahap perkembangan (Progression).
Pada tahapan ini terjadi ketidakstabilan genetik yang menyebabkan
perubahan- 13 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta perubahan mutagenik dan epigenetik. Hasil dari proses ini adalah klon baru sel- sel tumor yang memiliki aktivitas pembelahan terus menerus, bersifat ganas, berkembang biak, menyerbu jaringan sekitar, lalu menyebar ke tempat lain. • Parkinson
merupakan penyakit neurodegeneratif sistem
ekstrapiramidal yang merupakan bagian dari Parkinsonism yang secara patologis ditandai oleh adanya degenerasi ganglia basalis terutama di substansia nigra pars kompakta (SNC) yang disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies).
Parkinsonism adalah suatu sindrom yang ditandai oleh
tremor pada waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia dan hilangnya refleks postural akibat penurunan dopamin dengan berbagai macam sebab (PERDOSSI, 2003). * Patofisiologi Parkinson
Penyakit Parkinson terjadi karena penurunan kadar
dopamin yang masif akibat kematian neuron di substansia nigra pars kompakta. Respon motorik yang abnormal disebabkan oleh karena penurunan yang sifatnya progesif dari neurotransmiter dopamin. Kerusakan progresif lebih dari 60% pada neuron dopaminergik substansia nigra merupakan 8 faktor dasar munculnya penyakit Parkinson. TERIMA KASIH..