Anda di halaman 1dari 24

INOVASI TEKNOLOGI

TURIMAN PAJALE
Zainal Arifin
Ahli Peneliti Utama

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA


TIMUR
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
INTENSITA
S TANAM
KESUBURAN
AIR TERBATAS DAN
TANAH RENDAH
PROVITAS
RENDAH
LAHAN KERING

INOVASI
TEKNOLOGI
IP, PRODUKSI
&
PENDAPATAN
MENINGKAT

PENGELOLAAN & JENIS DAN VARIETAS DG


REKAYASA PROVITAS TINGGI, SISTEM DAN
JARAK TANAM UMUR GENJAH, POLA TANAM
TOLERAN KEKERINGAN PAJALE
SISTEM
& OPT
TUMPANGSARI
MONOKULTUR TUMPANGSARI

Rendah NISBAH KESETARAAN LAHAN Tinggi


Kurang PEMANFAATAN HARA & AIR Optimal
Rendah PRODUKTIVITAS PERSATUAN Tinggi
LUAS
Banyak TENAGA KERJA, SAPRODI & AIR Efisiensi
Rendah PENDAPATAN USAHATANI Tinggi
Sedikit BIOMAS PAKAN TERNAK Banyak
Rendah INTENSITAS PERTANAMAN Tinggi
Tinggi RESIKO GAGAL PANEN Rendah
► Tumpangsari (Intercropping)
Penanaman lebih dari 1 tanaman dalam satu
luasan tertentu dengan umur tanaman sama
atau berbeda dengan jarak tanam teratur

► Tumpang gilir/tanam sisip (Relay planting)


Menyisipkan satu atau beberapa jenis
tanaman selain tanaman pokok dalam
waktu yang berbeda, tetapi ditanam
sebelum tanaman pokok dipanen

► Tanam campuran (Mixed cropping)


Penanaman tanaman yang terdiri dari
beberapa tanaman dan tumbuhan tanpa
diatur jarak tanam maupun larikan
tercampur baur menjadi satu

► Tanaman lorong (Alley cropping)


Legum pohon yang ditanam secara lorong
mengikuti kontur sebagai tanaman pagar
(hedgerow crops) diantara tanaman utama
1. Lahan Sawah Tadah Hujan

Eksisting Alternatif 1 Alternatif 2


Padi gora -
Padi gora –
Padi -Palawija kedelai+jagung-
padi gogo+jagung- kacang2an
kacang2an

2. Lahan Kering

Eksisting Alternatif 1 Alternatif 2

Padi/ palawija Padi gogo + jagung - Kedelai + jagung –


-palawija palawija palawija
Mempunyai karakteristik : (a) toleran naungan, (b) toleran
kekurangan air, (c) umur genjah, (d) tahan terhadap blas (padi
lahan kering), dan (e) mempunyai bentuk daun yang tegak
(jagung)
Agroekosistem Komoditas Varietas Yang Dianjurkan
Limboto, Towuti, Batutegi, Situ Bagendit, Inpari
10, Inpari 13, Inpari 19, Inpari 20, Inpari 32, Inpari
Padi
33, Inpari 42 dan Inpari 43, Inpago (4 s/d 12)
Lahan Sawah
Tadah Hujan
Jagung Lamuru, Bisma, Bima 2, BISI 18, P-35, NK-6172
Dena 1, Dena 2, Dering 1, Devon, Anjasmoro,
Kedelai
Kaba, dan Grobogan
Inpago (1 s/d 12), Rindang 1 Agritan, Rindang 2
Padi Agritan, Jatiluhur, Limboto, Towuti, Batutegi, Situ
Bagendit , Situ Patenggang
Lahan Kering Lamuru, Sukmaraga, Bima 2, BISI 18, P-27,NK-
Jagung
6172
Dena 1, Dering 1, Deja 1, Anjasmoro, Dega 1,
Kedelai
Argomulyo, Grobogan, dan Devon 1
1. Lahan Sawah Tadah Hujan
• OTM  Lahan bersih dari tunggul jerami dan
rumput menggunakan herbisida pra tumbuh dan
dibuat alur bajak tanam
• TOT Lahan bersih dari tunggul jerami dan
rumput menggunakan herbisida pra tumbuh
• Saluran drainase keliling lahan perlu dibuat

2. Lahan Kering
• Sebelum turun hujan, tanah diolah dengan
cangkul atau garpu
• Tanah ringan, olah tanah dg bajak 1 kali dan
diratakan
1. Lahan Sawah Tadah Hujan
► MH : Monokultur padi gora
♦ Tanam 3-5 biji/lubang secara tugal saat air
tanah sudah kapasitas lapang
♦ Sebulan kemudian dibuat galengan agar
menjadi padi sawah dengan air tergenang
► MK I : Tumpangsari padi gogo/kedelai + jagung
♦ Tunggul jerami babat bersih dan tanam biji
padi gogo atau kedelai secara tugal dekat
tunggul jerami
♦ 7-10 hari kemudian tanam jagung diantara
barisan padi atau kedelai, sebanyak 1 biji/lbg
► MK II : Monokultur kacang2an
♦ Segera tanam kacang2an spt kc. tunggak atau
kc. hijau
♦ Untuk mengurangi resiko kekurangan air perlu
suplesi dari embung atau sumber air lainnya
2. Lahan Kering
► MH : Tumpangsari padi gogo/kedelai + jagung
♦ Tanam padi gogo atau kedelai secara tugal saat
air tanah sudah kapasitas lapang
♦ 7-10 hari kemudian tanam jagung diantara
barisan padi atau kedelai, sebanyak 1 biji/lbg
► MK I : Monokultur palawija (jagung/kacang 2an)
♦ Setelah panen tanaman MH, segera tanam
jagung/kacang2an secara tugal
♦ Untuk mengurangi resiko kekurangan air perlu
suplesi dari embung atau sumber air lainnya
3. Jarak Tanam Monokultur
A. Padi
♦ Biasa : 20 cm x 20 cm (250.000 rpn/ha),
3-5 biji/lbg
♦ Larikan padi gogo (Largo) : 40 cm x 20 cm x 10 cm
(333.330 rpn/ha), 3-5 biji/lbg
B. Jagung
♦ Biasa : 75 cm x 20 cm (66.665 tan/ha), 1 biji/lbg
♦ Double row : 90 x cm x 60 cm x 20 cm
(66.665 tan/ha), 1 biji/lbg
♦ Rapat : 60 cm x 15 cm (111.110 tan/ha), 1 biji/lbg
C. Kedelai
♦ Biasa : 40 cm x 15 cm(166.665 rpn/ha), 1-2 biji/lbg
♦ Rapat : 30 cm x 15 cm(222.220 rpn/ha), 1-2 biji/lbg
4. A. Jarak Tanam Tumpangsari (Additive Series)
1. Padi + Jagung
♦ Padi : 40 cm x 20 cm x 10 cm (333.330 rpn/ha), 3-5 biji/lbg
♦ Jagung : 180 cm x 40 cm (27.775 tan/ha), 2 biji/lbg
2. Kedelai + Jagung
♦ Kedelai : 40 cm x 15 cm (166.665 rpn/ha), 1-2 biji/lbg
♦ Jagung : 180 cm x 40 cm (27.775 tan/ha), 2 biji/lbg
B. Jarak Tanam Rapat Tumpangsari (Replacement Series)
1. Padi + Jagung
♦ Padi (4 baris) : 20 cm x 10 cm x 100 cm (250.000 rpn/ha),
3-5 biji/lbg
♦ Jagung (double row) : 40 cm x 15 cm x 160 cm
(66.665 tan/ha), 1 biji/lbg
2. Kedelai + Jagung
♦ Kedelai (3 baris) : 30 cm x 15 cm x 100 cm (111.110 rpn/ha),
1-2 biji/lbg
♦ Jagung (double row) : x 40 cm x 12,5 cm x 160 cm
(66.665 tan/ha), 1 biji/lbg
3. Padi + kedelai
♦ Padi (4 baris) : 20 cm x 10 cm x 100 cm (250.000 rpn/ha),
3-5 biji/lbg
♦ Kedelai (3 baris) : 30 cm x 15 cm x 100 cm (111.110 rpn/ha),
1-2 biji/lbg 13
5. Sistem Dan Jarak Tanam Serta Kebutuhan Benih Padi, Jagung dan Kedelai
Sistem Jumlah Populasi Kebutuhaan
Jarak Tanam
Tanam Benih Tanaman Benih
Monokultur
1. ● Padi biasa 20 cm x 20 cm 3-5 benih/lubang 250.000 rumpun/ha 45 kg/ha
● Padi largo 40 cm x 20 cm x 10 cm 3-5 benih/lubang 333.330 rumpun/ha 50 kg/ha
2. Jagung 75 cm x 20 cm 1 benih/lubang 66.665 tanaman/ha 15 kg/ha
3. Kedelai 40 cm x 15 cm 1-2 benih/lubang 166.650 rumpun/ha 45 kg/ha
Tumpangsari  tanam biasa (Additives series)
1. ●Padi biasa+ 20 cm x 20 cm 3-5 benih/lubang 250.000 rumpun/ha 45 kg/ha
jagung 180 cm x 40 cm 2 benih/lubang 27.775 tanaman/ha 6 kg/ha
●Padi largo+ 40 cm x 20 cm x 10 cm 3-5 benih/lubang 333.330 rumpun/ha 50 kg/ha
jagung 180 cm x 40 cm 2 benih/lubang 27.775 tanaman/ha 6 kg/ha
2. Kedelai + 40 cm x 15 cm 1-2 benih/lubang 166.650 rumpun/ha 45 kg/ha
jagung 180 cm x 40 cm 2 benih/lubang 27.775 tanaman/ha 6 kg/ha
Tumpangsari  tanam rapat (Replacement series)
1. Padi + 100 cm x 20 cm x 10 cm 3-5 benih/lubang 250.000 rumpun/ha 45 kg/ha
jagung 160 cm x 40 cm x 15 cm 1 benih/lubang 66.665 tanaman/ha 15 kg/ha
2. Kedelai + 100 cm x 30 cm x 15 cm 1-2 benih/lubang 111.110 rumpun/ha 35 kg/ha
jagung 160 cm x 40 cm x 15 cm 1 benih/lubang 66.665 tanaman/ha 15 kg/ha
14
3. Padi + 100 cm x 20 cm x 10 cm 3-5 benih/lubang 250.000 rumpun/ha 45 kg/ha
Padi + jagung

Kedelai + jagung

• Lahan yg belum pernah tanam


kedelai, sebaiknya diberi larutan
inokulan rhizobium atau
menaburkan tanah bekas tanam
kacang-kacangan

• Barisan tanaman sebaiknya searah


matahari, agar memperoleh cahaya Padi + kedelai

matahari secara maksimal dan


15
merata
1. Padi gogo + Jagung
• Pemupukan untuk padi gogo dan jagung
• 250 kg Urea/ha + 300 kg Ponska/ha +
1 ton pupuk organik/ha.
2. Kedelai + Jagung
• Pemupukan untuk jagung dan kedelai
• 200 kg Urea/ha + 300 kg Ponska/ha +
1 ton pupuk organik/ha.
3. Padi gogo + Kedelai
• Pemupukan untuk padi gogo dan kedelai
• 250 kg Urea/ha + 300 kg Ponska/ha +
1 ton pupuk organik/ha.
4. Cara pemupukan
• 1/3 dosis Urea + seluruh dosis Ponska
diberikan setelah tanaman umur + 10 hari
• 2/3 dosis Urea diberikan pada tanaman
umur 35 hari
• Pupuk organik diberikan sbg penutup
lubang tanam 16
► Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma dapat dikombinasikan dengan
herbisida dan penyiangan manual, dengan teknik, sbb :
• Penyemprotan herbisida pra tumbuh sebelum tanah diolah
• Penyemprotan herbisida purna tumbuh pada umur
+ 15 hari dengan dosis menurut petunjuk
• Penyiangan secara manual umur + 30 hari atau disesuaikan
dengan pertumbuhan gulma

► Pengendalian Hama Dan Penyakit


Menerapkan kaidah pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT),
meliputi :
• Pengelolaan/pemilihan varietas yang tepat, pengelolaan kultur
teknis dan pengendalian biologis
• Penggunaan pestisida dilaksanakan bila populasi hama
melampaui batas ambang kendali
Panen dilakukan saat matang fisiologis

● Padi gogo bilamana 90% bulir padi telah menguning


● Jagung bila biji telah mengeras dan membentuk lapisan
hitam 50% dan klobot sudah mengering
● Kedelai bila polong pada batang utama berwarna coklat
dan 95% daun telah menguning

Untuk jagung, umur 15 hari sebelum panen sebaiknya


daun dan batang diatas tongkol dipangkas dan umur 5-7
hari sebelum panen klobot tongkol dibuka untuk
mempercepat pengeringan tongkol di lapang

18
TURIMAN PADI DAN JAGUNG
ADDITIVES SERIES
MONOKULTUR VS TUMPANGSARI PADI DAN JAGUNG
KOMPONE PADI JAGUNG PADI PADI LARGO +
N GOGO LARGO JAGUNG
JARAK 20 cm x 20 75 cm x 20 40 cm x 20 cm ♦ 40 cm x 20 cm x 10 cm
TANAM cm cm x 10 cm ♦ 180 cm x 40 cm, 2
biji/lbg
POPULASI 250.000 66.665 tan/ha 333.330 ♦ 333.330 rumpun/ha
rumpun/ha rumpun/ha 27.775 tanaman/ha
HASIL 6,02 t/ha 6,71 t/ha 8,56 t/ha GKP ♦ 8,15 t/ha GKP
GKP pipilan krg + 2,09 t/ha pipilan krg
HASIL 6,02 t/ha 5,59 t/ha 8,56 t/ha GKP 9,89 t/ha GKP (naik 64%
SETARA GKP GKP thd padi gogo)
GABAH

KERAGAAN
PANEN
TURIMAN KEDELAI DAN JAGUNG
ADDITIVES SERIES

MONOKULTUR VS TUMPANGSARI KEDELAI DAN JAGUNG


KOMPONEN JAGUNG KEDELAI KEDELAI +
JAGUNG
JARAK TANAM 75 cm x 20 cm 40 cm x 15 cm ♦ 40 cm x 15 cm +
180 cm x 40 cm
POPULASI 66.665 166.650 ♦ 166.650 rumpun/ha +
tanaman/ha rumpun/ha 27.775 tanaman/ha
HASIL 4,96 t/ha pipilan 2,50 t/ha ♦ 2,38 t/ha biji ose +
krg biji ose 2,77 t/ha pipilan krg
HASIL SETARA 2,89 t/ha 2,50 t/ha 4,00 t/ha biji ose
KEDELAI biji ose biji ose (naik 60% thd
kedelai)

KERAGAAN
PANEN
TURIMAN RAPAT PADI/KEDELAI + JAGUNG
REPLACEMENT SERIES
DEMPLOT UPSUS TURIMAN PAJALE
Tumpangsari Jarak Tanam Hasil Keragaan
PAMEKASAN
Padi + 20 cm x 12,5 cm 9 t/ha GKP
(200.000 rpn/ha)
Jagung 40 x 12,5 x 120cm 13,7 t/ha tongkol
(100.000 tan/ha)
SAMPANG
Kedelai + 25 cm x 25 cm 3,24 t/ha
(64.000 rpn/ha)
Jagung 50 x 30 x 250 cm 5,9 t/ha pipil kering
(22.220 tan/ha)
PASURUAN
Kedelai + 25 x 12,5 cm 1,18 t/ha
(200.000 rpn/ha)
Jagung 40 x 12,5 x 120cm 8,1 t/ha tongkol
(100.000 tan/ha) 21
JAGUNG (160 CM X 40 CM X 15 CM) + PADI (100 CM X 20 CM X 15 CM)

Panjang = 18 cm; Diameter = 45 cm;


tongkol = 14,55 t/ha; pipilan = 10,64 t/ha
JAGUNG (160 CM X 40 CM X 15 CM) + KEDELAI (100 CM X 20 CM X 15 CM)

Panjang = 17 cm; Diameter = 43 cm


tongkol = 13,48 t/ha; pipilan = 11,07 t/ha
MONOKULTUR JAGUNG (75 CM X 20 CM)

Panjang = 18 cm; Diameter = 46 cm


tongkol = 12,14 t/ha; pipilan = 10,65 t/ha
• Produktivitas lahan yang hanya berasal dari satu tanaman
(monokultur) dapat ditingkatkan dengan penanaman dua
atau lebih tanaman (tumpangsari) melalui pengelolaan
secara tepat
• Turiman merupakan bentuk intensifikasi dan diversifikasi
tanaman dalam meningkat efektivitas penggunaan lahan,
meminimalkan risiko kegagalan hasil, efisien dalam
penggunaan saprodi dan tenaga kerja serta meningkatkan
pendapatan petani
• Peluang peningkatan produktivitas lahan sawah
dengan Turiman dapat dilakukan pada MK 1 &
MK 2, sedangkan di lahan kering dapat dilakukan
pada MH
24

Anda mungkin juga menyukai