Anda di halaman 1dari 10

5 PEMBERITAHUAN PABEAN DAN TANGGUNG JAWAB ATAS BEA MASUK

Ketentuan dan tatacara tentang :


a. Bentuk, isi dan keabsahan pemberitahuan pabean dan buku catatan pabean;
b. Penyerahan dan pendaftaran pemberitahuan pabean;
c. Penelitian, perubahan, penambahan dan pembatalan pemberitahuan pabean dan buku
catatan pabean;
d. Pendistribusian dan penatausahaan pemberitahuan pabean dan buku catatan pabean;
e. Penggunaan dokumen pelengkap pabean;
Ketentuan dan tatacara tersebut di atas diatur oleh Menteri.
Pengurusan pemberitahuan pabean yang diwajibkan undang-undang
Dilakukan oleh pengangkut, importir atau eksportir.
Dalam hal pengurusan pemberitahuan pabean tidak dilakukan sendiri, importir atau
eksportir mengusahakannya kepada pengusaha pengurusan jasa kepabeanan (PPJK)
JENIS-JENIS PEMBERITAHUAN PABEAN
Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut ( BC 1.0 )
Pemberitahuan Kedatangan/Keberangkatan sarana Pengangkut ( BC 1.1 )
Pemberitahuan Barang Impor yang Diangkut Lanjut ( BC 1.2 )
Pemberitahuan Pengangkutan Barang Asal Daerah Pabean Dari Satu Tempat ke Tempat lain
Melalui Luar Daerah Pabean ( BC 1.3 )
Pemberitahuan Impor Barang ( BC 2.0 )
Pemberitahuan Impor Barang Tertentu ( BC 2.1 )
Pembertahuan Impor barang Penumpang atau Awak Sarana Pengangkut (BC 2.2)
Pemberitahuan Pengangkutan Barang Impor/Ekspor Dari Satu Tempat ke Tempat Lain Dalam
Pengawasan Pabean ( BC 2.3 )
Pemberitahuan Ekspor Barang ( BC 3.0 )
Pemberitahuan Ekspor Barang Tertentu ( BC 3.1 )
Pemberitahuan Pemasukan Barang Asal Daerah Pabean ke Kawasan Berikat ( BC 4.0 )
TIDAK DIPUNGUT, PEMBEBASAN, KERINGANAN DAN PENGEMBALIAN
BEA MASUK
Tidak dipungut Bea Masuk :
Barang yang dimasukkan ke dalam daerah pabean untuk diangkut terus atau
diangkut lanjut ke luar daerah pabean tidak dipungut bea masuk.
Pembebasan dan Keringanan Bea Masuk ;
Pembebasan bea masuk diberikan atas impor :
 Barang perwakilan negara asing beserta para pejabat yang bertugas di
Indonesia berdasarkan azas timbal balik;
 Barang untuk keperluan Badan Internasional beserta pejabat yang bertugas di
Indonesia;
 Buku Ilmu pengetahuan;
 Barang kiriman hadiah/hibah untuk keperluan ibadah untuk umum, amal,
sosial, kebudayaan atau untuk kepentingan penanggulangan bencana alam;
 Barang keperluan musium, kebun binatang, dan tempat lain semacam itu
yang terbuka untuk umum serta barang untuk konversi alam;
 Barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan;
 Barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat lainya;
 Persenjataan, amunisi, perlengkapan militer dan kepolisian, termasuk suku
cadang yang diperuntukkan bagi keperluan pertahanan dan keamanan
negara;
 Barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi
keperluan pertahanan dan keamanan negara;
 Barang contoh yang tidak untuk diperdagangkan;
 Peti atau kemasan lain yang berisi jenazah dan atau abu jenazah;
 Barang pindahan;
 Barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan
barang kiriman sampai batas nilai pabean dan/atau jumlah tertentu;
 Obat-obatan yang diimpor dengan menggunakan anggaran yang diperuntukkan bagi
kepentingan masyarakat;
 Barang yang telah diekspor ( reimport ) untuk keperluan perbaikan, pengerjaan, dan
pengujian;
 Barang reimport dalam kualitas yang sama dengan kualitas pada saat diekspor;
 Bahan terapi manusia, pengelompokan darah, dan penjenisan jaringan;
Pembebasan atau keringanan bea masuk dapat diberikan atas impor
Barang dan bahan untuk pembangunan dan pengembangan industri dalam rangka
penanaman modal;
Mesin untuk pembangunan dan pengembangan industri;
Barang dan bahan dalam rangka pembangunan dan pengembangan industri untuk
jangka waktu tertentu;
Peralatan dan bahan yang digunakan untuk mencegah pencemaran lingkungan;
Bibit dan benih untuk pembangunan dan pengembangan industri pertanian,
peternakan, atau perikanan;
Hasil laut yang ditangkap dengan sarana penangkap yang telah mendapat
izin;
Barang yang mengalami kerusakan, penurunan mutu,volume atau
kemusnahan, atau penyusutan volume atau berat karena alamiah antara saat
diangkut ke dalam daerah pabean dan saat diberikan persetujuan impor
untuk dipakai;
Barang oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang ditujukan untuk
kepentingan umum;
Barang untuk keperluan olahraga yang diimpor oleh induk organisasi olahraga
nasional;
Barang untuk keperluan proyek pemerintah yang dibiayai dengan pinjaman
dan/atau hibah dari luar negeri;
Barang dan bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain
dengan tujuan untuk diekspor.
Pengembalian Bea Masuk
Pengembalian dapat diberikan terhadap seluruh atau sebagian bea masuk
yang telah dibayar atas:
Kelebihan pembayaran bea masuk karena kesalahan tata usaha;
Impor barang yang termasuk pembebasan;
Impor barang yang oleh sebab tertentu harus di ekspor kembali atau
dimusnahkan dibawah pengawasan pejabat bea dan cukai;
Impor barang yang sebelum diberikan persetujuan impor untuk dipakai
kedapatan jumlah yang sebenarnya lebih kecil daripada yang telah dibayar
bea masuknya, cacat, bukan barang yang dipesan atau berkualitas lebih
rendah;
Kelebihan pembayaran bea masuk akibat putusan pengadilan pajak.
Tanggung Jawab atas Bea Masuk
1. Importir bertanggung jawab atas bea masuk yang terutang sejak
tanggal pemberitahuan pabean atas impor.
2. Bea masuk yang harus dibayar dihitung berdasarkan tarif yang
berlaku pada tanggal pemberitahuan pabean atas impor dan nilai
pabean yang sesuai ketentuan.
3. Bea masuk harus dibayar dalam mata uang rupiah.
4. Ketentuan mengenai nilai tukar mata uang yang digunakan untuk
penghitungan dan pembayaran bea masuk diatur dengan peraturan
Menteri.
Pengusaha tempat penimbunan sementara bertanggung jawab atas
bea masuk yang terutang atas barang yang ditimbun di tempat
penimbunan sementara.
Pengusaha tempat penimbunan sementara dibebaskan dari tanggung
jawab , dalam hal barang yang ditimbun di TPS nya :
a. musnah tanpa sengaja,
b. telah diekspor kembali, diimpor untuk dipakai, atau diimpor sementara
c. telah dipindahkan ke tempat penimbunan sementara lain , tempat
penimbunan berikat atau tempat penimbunan pabean.
Pengusaha tempat penimbunan berikat bertanggung jawab terhadap bea
masuk yang terutang atas barang yang ditimbun di tempat penimbunan
berikatnya.
Pengusaha tempat penimbunan berikat dibebaskan dari tanggung jawab,
dalam hal barang yang ditimbun di tempat penimbunan berikatnya :
 Musnah tanpa sengaja;
 Telah diekspor kembali, diimpor untuk dipakai atau diimpor sementara atau
 Telah dipindahkan ke tempat penimbunan sementara , tempat
penimbunan berikat lain , atau tempat penimbunan pabean.
Perhitungan bea masuk atas barang yang ditimbun di tempat
penimbunan berikat yang harus dilunasi didasarkan pada tarif yang
berlaku pada saat dilakukan pencacahan dan nilai pabean barang pada
saat ditimbun di tempat penimbunan berikat.
Dalam hal ketentuan pembebasan tidak lagi dipenuhi, bea masuk atas
barang impor yang terutang menjadi tanggung jawab :
a. Orang yang mendapatkan pembebasan atau keringanan;
b. Orang yang menguasai barang yang bersangkutan dalam hal orang
yang mendapatkan pembebasan atau keringanan tidak ditemukan.
Barang siapa yang kedapatan menguasai barang impor di tempat
kedatangan sarana pengangkut atau di daerah perbatasan yang ditunjuk
bertanggung jawab terhadap bea masuk yang terutang atas barang
tersebut

Anda mungkin juga menyukai