Anda di halaman 1dari 15

Konsep Keluarga

BY

MERTISA DWI KLEVINA SST.M.KES


A. Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga

keluarga dianggap sebagai unit yang


EKONOMI produktif dalam menyediakan materi bagi
anggotanya

keluarga adalah tempat berinteraksi


PSIKOLOGIS dan berkembangnya kepribadian
anggota keluarga
2. Struktur Keluarga .
a. Ciri-ciri Struktur Keluarga
Terorganisasi
setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing
sehingga tujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik ditandai
dengan adanya hubungan yang kuat antara anggota sebagai bentuk saling
ketergantungan dalam mencapai tujuan.
Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan setiap anggota keluarga memiliki peran dan
tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap
anggota tidak bisa semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang
dilandasi oleh tanggung jawam masing-masing anggota keluarga
Perbedaan dan kekhususan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan bahwa masing-
masing anggota keluarga mempunyai peran yang berbeda dan khas seperti
halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama dan ibu yang merawat
anak-anak.
Struktur keluarga
Dominasi jalur hubungan darah
1. Patrilineal. Keluarga yang berhubungan atau disusun melalui jalur keturunan
ayah. Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal.
2. Matrilineal. Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur keturunan
ibu. Suku padang merupakan salah satu contoh suku yang menggunakan struktur
keluarga matrilineal.

Dominasi keberadaan tempat tinggal


1. Patrilokal. Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari pihak suami.
2. Matrilokal. Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari pihak istri

Dominasi pengambilan keputusan


1. Patriakal. Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
2. Matriakal. Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri.
3. TIPE KELUARGA
1. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
2. Keluarga besar adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara.
3. Keluarga berantai adalah keluarga yang terdiri dari pria
dan wanita yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu.keluarga inti.
4. Keluarga duda atau janda adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga kabitas adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.
A
Peran dan Fungsi Keluarga
PERAN
Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan yang berhubungan dengan
individu lain. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. EX : Ayah sebagai
pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, dan pemberi rasa aman
kepada anggota keluarga

FUNGSI
1. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan hubungan sosial berhubungan dengan hasil kesehatan
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah adalah proses perkembangan atau perubahan yang terjadi atau
dialami seseorang di mulai dari sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi.
3. Fungsi reproduksi
Fungsi sosial adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan
4. Fungsi ekonomi
fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian, perumahan,
dan lain-lain.
5. Fungsi perawatan keluarga
Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga
5. Keperawatan Kesehatan
Keluarga

Beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan


asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:
• Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
• sehat merupakan tujuan utama.
• Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai speningkatan kesehatan
keluarga.
• Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,
melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga.
• Sasaran asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga
secara kesluruhan.
• Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan
masalah
6. Asuhan Kebidanan pada Keluarga

serangkaian kegiatan yang merupakan


implementasi dari ilmu kebidanan yang
diberikan melalui praktik kebidanan dengan
sasaran keluarga dan ditujukan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang dialami
keluarga dengan pendekatan asuhan
kebidanan.
B. Asuhan Kebidanan pada
Keluarga di Komunitas

1. Pengkajian

Pengkajian data yang baik


akan membantu Anda dalam
merumuskan diagnosa masalah
kebidanan pada keluarga.
Persiapan yang Anda lakukan dalam mengkaji keluarga
terdiri dari alat-alat tulis untuk pencatatan termasuk
format dan alat-alat pemeriksaan anggota keluarga.
2. Analisa Data

Anda harus menganalisis data yang diperoleh pada


pengkajian, menginterpretasikan secara akurat dan
logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah
kebidanan pada keluarga yang tepat

Perumusan diagnosa dan atau masalah dilakukan dengan


mempertimbangkan kriteria yaitu:
1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan,
2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi keluarga/klien,
3. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara
mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
3. Penentuan Skala Prioritas

Setelah menentukan masalah atau diagnosa kebidanan pada keluarga, langkah


selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan dan kebidanan
pada keluarga. Hal-hal yang perlu Anda diperhatikan dalam prioritas masalah
adalah

1. Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan kebidanan yang ditemukan


dalam keluarga dapat diatasi sekaligus,
2. Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam kehidupan
keluarga, seperti masalah penyakit atau masalah kesehatan ibu dan anak,
3. Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan
kebidanan yang akan diberikan,
4. Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi,
5. Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah
kesehatan/kebidanan pada keluarga,
6. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga,
7. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk kelompok resiko tinggi
4. Implementasi

Tujuan implementasi asuhan terbagi atas jangka. Panjang dan jangka pendek.

Tujuan jangka pendek merupakan


Tujuan jangka panjang adalah hasil yang diharapkan dari setiap
target dari kegiatan atau hasil akhir kegiatan yang dilakukan pada
akhir yang diharapkan dari waktu tertentu disesuaikan dengan
rangkaian proses penyelesaian penjabaran jangka panjang. Misalnya
masalah keperawatan/kebidanan setelah dilakukan satu kali
(penyelesaian satu diagnosa atau kunjungan, keluarga mengerti
masalah) dan biasanya tentang stimulasi. Pada tujuan juga
perlu ditentukan rencana evaluasi
berorientasi pada perilaku
yang merupakan criteria
seperti pengetahuan, sikap dan (tanda/indikator yang mengukur
pengetahuan. Misalnya: keluarga pencapaian tujuan dan tolak ukur
mau memberikan dukungan untuk dari kegiatan tertentu) dan standar
melakukan deteksi dini tumbuh tingkat penampilan sesuai tolak ukur
kembang anak balita. yang ada.
Prinsip-prinsip implementasi asuhan kebidanan pada keluarga di komunitas,
yaitu:

1. Rencana penatalaksanaan disusun berdasarkan prioritas masalah


2. Penatalaksanaan dilakukan secara bertahap/urgensi masalah,
3. Tentukan tujuan bersama keluarga yang dapat diukur,
4. Asuhan ditentukan berdasarkan sifat masalah dan sumber yang tersedia,
5. Pelibatan seluruh anggota keluarga untuk mampu memecahkan masalah,
6. Implementasi harus memperhatikan nilai dan norma yang berlaku dalam
keluarga tersebut,
7. Implementasi dilakukan berorientasi pada pemecahan masalah yang
paling mudah dan paling murah,
8. Asuhan yang diberikan sesuai dengan tugas dan kewenangan bidan,
9. Monitoring evaluasi dilakukan sesuai dengan masalah dan strategi
pemecahan
masalah,
10.Evaluasi jangka pendek dan jangka panjang,
11. Sinkronisasi hasil evaluasi dengan program -program puskesmas,
12.Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain,
13.Melaporkan dan mendiskusikan dengan tim kesehatan lain.
5. Evaluasi
BEREEES

Tafsiran dari efek tentang tindakan


yang telah diambil adalah penting untuk
menilai keefektifan asuhan yang
diberikan.

Analisa dari hasil yang dicapai menjadi


fokus dari penilaian ketepatan tindakan.
Kalau tujuan tidak tercapai, proses
evaluasi dapat menjadi dasar untuk
mengembangkan tindakan alternatif
sehingga dapat mencapai tujuan.

Anda mungkin juga menyukai