Anda di halaman 1dari 16

Sistem Pengaman

Transformator
Bagus Dwi Cahyono, SST, M.Pd
Pengingat
 Pada prinsipnya adalah metode atau cara merangkai kumparan di sisi
primer dan sekunder. Umumnya dikenal 3 cara untuk merangkai kumparan
pada trafo tiga fasa, yaitu hubungan bintang, hubungan delta, dan
hubungan zig zag.
a. Bisa jelaskan prinsip kerja Trafo Hubungan Segitiga Bintang (Δ - Y)?
 Pada hubung ini, sisi primer trafo dirangkai secara delta sedangkan pada sisi
sekundernya merupakan rangkaian bintang sehingga pada sisi sekundernya
terdapat titik netral. Biasanya digunakan untuk menaikkan tegangan (Step
-up) pada awal sistem transmisi tegangan tinggi. Dalam hubungan ini
perbandingan tegangan 3 kali perbandingan lilitan transformator dan
tegangan sekunder mendahului sebesar 30° dari tegangan primernya.
Pendahuluan

 Sistem pengaman yang baik harus mampu.


 1. Melakukan koordinasi dengan system (transmisi/pembangkit),
 2. Mengamankan peralatan dari kerusakan dan gangguan,
 3. Membatasi kemungkinan terjadinya kecelakaan,
 4. Secepatnya dapat membebaskan pemadaman karena gangguan,
 5. Membatasi daerah yang mengalami pemadaman, dan
 6. Mengurangi frekuensi pemutusan tetap (permanen)karena gangguan
Pengamanan Terhadap
Transformator Tenaga
 Fungsi sistem pengamanan, yaitu untuk :
 1. Memisahkan bagian yang terganggu dari bagian sistem yang masih
beroperasi dengan cara relai memerintahkan trip kepada pemutus tenaga
(PMT).
 2. Merasakan dan menentukan bagian sistem yang sedang terganggu
serta memisahkan secepatnya sehingga sistem lainnya yang tidak terganggu
dapat beroperasi secara normal.
 3. Mengurangi bahaya bagi manusia.
 4. Mendeteksi adanya gangguan pada bagian sistem yang diamankannya.
 5. Mengurangi kerusakan yang lebih parah dari peralatan yang terganggu
 Apa saja syarat dari sistem pengaman transformator tenaga?
Syarat – Syarat Sistem Proteksi
 a. Dapat Diandalkan (reliable)
 Dalam keadaan normal jika tidak ada gangguan relai tidak bekerja, Tetapi bila
pada suatu saat terjadi suatu gangguan, maka relai harus bekerja untuk
mengatasi gangguan tersebut.
 b. Selektif
 pengaman dinyatakan selektif bila relai dan PMT yang bekerja hanyalah pada
daerah yang terganggu saja.
 c. Waktu Kerja Relai Cepat
 Relai pengaman harus dapat bekerja dengan cepat dikarenakan ada kerusakan
peralatan yaitu yang disebabkan oleh rusaknya isolasi karena terjadinya
tegangan lebih terlalu lama ataupun karena dialiri arus gangguan yang terlalu
lama.
 d. Peka (sensitif)
 Relai dikatakan peka apabila memiliki suatu sensitifitas atau kepekaan
yang tinggi, agar ganggguan dapat di deteksi sedini mungkin sehingga
bagian yang terganggu dapat diminimalkan
 e. Faktor Biaya
 Dalam merencanakan perencanaan suatu sistem proteksi, maka perlu
memperhatikan faktor biaya

 Terdapat beberapa penyebab kegagalan sistem pengaman apa saja?


Penyebab Kegagalan Pengaman
 1.Kerusakan pada relainya akibat umur relai yang sudah melewati batas
waktu.
 2. Kegagalan suplai arus dan atau suplai tegangan ke relai. Hal ini dapat
disebabkan trafo arus atau trafo tegangannya rusak.
 3. Kegagalan pada pemutus tenaga (PMT). Kegagalan ini dapat disebabkan
karena kondisi baterai lemah atau rusak dan juga karena rusaknya PMT
sehingga pemutus tenaga tidak bekerja dengan baik.
Macam – Macam Tipe Proteksi
a.Pengaman Utama
 Pengaman utama adalah pengaman yang bekerja pertama kali pada saat
adanya gangguan pada alat – alat seperti generator, busbar, transformator,
transmisi, motor listrik.
b. Pengaman cadangan
 Ada kemungkinan suatu sistem proteksi utama gagal bekerja karena
kegagalan komponennya. Oleh karena itu sistem proteksi dilengkapi dengan
pengaman cadangan disamping pengaman utamanya.
Transformator untuk pengukuran
a. Transformator arus
 Transformator arus di gunakan untuk pengukuran arus yang besaranya
ratusan ampere atau bahkan ribuan ampere. Selain digunakan untuk
pengukuran arus, transformator arus juga di pergunakan untuk
memperkecil arus yang masuk ke relai untuk keperluan proteksi, dengan
demikian arus yang masuk ke relai tidak terlalu besar.
b. Transformator tegangan.
 Transformator tegangan merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk
menurunkan tegangan tinggi ke tegangan yang rendah sesuai dengan setting
relai. Transformator tegangan juga memiliki perbandingan lilitan tegangan
primer dan sekunder untuk menunjukan kelasnya
PENGAMAN HUBUNG SINGKAT

CB CT

Beban
Trafo
gangguan hubung
OCR
singkat

Relay berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap


gangguan hubung singkat antar fasa didalam maupun diluar
daerah pengaman transformator.
Diharapkan Relay ini mempunyai sifat komplementer dengan
Relay beban lebih. Relay ini berfungsi pula sebagai pengaman
cadangan bagi bagian instalasi lainnya.
PENGAMAN DIFERENSIAL

Prinsip kerja :
membandingkan arus yang masuk
ke peralatan dengan arus yang
keluar dari peralatan tersebut

Fungsi:
untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat
yang terjadi didalam daerah pengaman transformator.

Transformator
IIN IOUT
DALAM KEADAAN NORMAL

TRAFO TENAGA
IP CTP IS CTS

BEBAN
iS

Rele Dif.

DOT POLARITY iP

Arah (IP )dan (IS ) arahnya seperti pada gambar


Disisi sekunder masing-masing CT, arus keluar dari terminal dot.
Karena (IP ) sama besar (IS ) tetapi arah berlawanan maka relay diferensial
tidak dialiri arus
DALAM KEADAAN GANGGUAN

TRAFO TENAGA
IP CTP CTS

BEBAN

DIF. RY
DOT POLARITY

iP

Pada saat ada gangguan, maka secara otomatis menyebabkan ketidakseimbangan arus
antara sisi primer dan sisi sekunder yang masuk ke relai differensial. hal itu meyebabkan
arus yang masuk ke relai differensial tidak sesuai dengan nilai yang seharusnya atau
adanya selisih (perbedaan) arus antara I1 dan I2 yang masuk ke relai, dan relai
differensial merasakan adanya gangguan pada transformator, kemudian relai differensial
memerintahkan pemutus tenaga (PMT) untuk memutuskan aliran arus.
Tugas
 Buatlah resume dan kerjakan latihan soal pada modul, dikumpulkan
minggu depan
 Terima kasih
Tugas Minggu Depan
 Buatlah kelompok lalu carilah jurnal yang berhubungan dengan judul berikut. Kemudian
buatlah resume dalam bentuk soft file dari jurnal tersebut dan presentasikan di depan kelas.
 Format Sistematika CJR adalah sebagai berikut:

a. Identitas jurnal (Judul, Penulis, tahun terbit, Jurnal volume)


b. Ringkasan isi jurnal pada setiap bagian (Pendahuluan, Dasar Teori, Metodelogi, Hasil
pembahasan, Penutup)
c. Analisis dari isi jurnal
d. Penutup (Kesimpulan dan Saran)
Judul:
Kelompok 1 dan 2 (Cara dan fungsi memparalel transformator) (Minggu 12)
Kelompok 3 dan 4 (Sistem Proteksi yang digunakan dalam sistem tenaga listrik) (Minggu 13)
Kelompok 5 (Pengujian komponen transformator untuk tujuan pemeliharaan) (Minggu 14)

Anda mungkin juga menyukai