Anda di halaman 1dari 35

PPN DAN PPh POTPUT

UNIVERSITAS AIRLANGGA
Sbg WAJIB PAJAK BADAN
Aspek Perpajakan
PPh Pasal 21 / 26

PPh Pasal 23 / 26
PPh PotPut
dan PPN
PPh Pasal 4 ayat (2)

PPN
PPh Pemotongan dan Pemungutan
PPh PASAL 21 / 26
Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21/26

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

 Pegawai  Bukan pegawai : • Peserta kegiatan


 Tetap  Tenaga ahli – Peserta perlombaa
 Tidak Tetap  Seniman/pekerja seni, n
pembawa acara – Peserta rapat, konf
 Penasihat, pengajar, pelatih, erensi, sidang, pert
penceramah, penyuluh dan emuan, kunjungan
moderator
kerja
 Peneliti
– Peserta/anggota ke
 Agen iklan
 Pengawas dan pengelola
panitiaan
proyek – Peserta pendidikan,
 Pembawa pesanan/yang pelatihan dan maga
menemukan ng
langganan/perantara – Peserta kegiatan lai
nnya
Ketentuan Khusus

Penghasilan bersumber dari


1. Uang Pesangon
APBN/D yang diterima oleh
2. Uang Manfaat Pensiun
Pejabat Negara, PNS,
3. THT/JHT
Anggota, TNI/Polri, dan
yang dibayarkan sekaligus
Pensiunannya

PP 68 Tahun 2010 PP 80 Tahun 2010


TETAP Ph NETO - PTKP
PEGAWAI BULANAN Ph BRUTO - PTKP
TIDAK TETAP
Ph BRUTO – 450 RIBU
HARIAN
Ph BRUTO(>4,5jt) –
PTKP Harian

Ph BRUTO(>10,2jt) – PTKP

PENSIUNAN BERKALA Ph NETO - PTKP

((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan)


BERKESINAMBUNGAN Kumulatif

BUKAN PEGAWAI BERKESINAMBUNGAN exc Psl 13 (1) (50% X Ph Bruto) Kumulatif

TIDAK BERKESINAMBUNGAN 50 % x Ph Bruto

KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI, Ph Bruto Kumulatif


PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI

PESERTA KEGIATAN Ph Bruto


Penghitungan PPh Pasal 21

Pegawai tetap Penerima pensiun


Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi
Uang Pensiun Berkala
Dibayar Pemberi Kerja
Dikurangi dengan Dikurangi dengan

1. Biaya jabatan, 5% dari pengh.


Bruto maks. Rp6.000.000 per Biaya Pensiun, 5% dari pengh.
tahun atau Rp500.000 per bulan Bruto maks. Rp2.400.000 per
2. Iuran pensiun, THT/JHT yang tahun atau Rp200.000 perbulan
dibayar sendiri

Penghasilan Neto (setahun/disetahunkan)

Dikurangi PTKP

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Pasal 17


PTKP:
PMK 101/PMK.010/2016

Rp54.000.000,- Untuk diri Wajib Pajak

Rp4.500.000,- Tambahan utk WP Kawin

Tambahan untuk setiap


anggota keluarga sedarah
semenda dalam garis
Rp4.500.000,-
keturunan lurus serta anak
angkat yg menjadi tanggungan
sepenuhnya maksimal 3 orang

penerapan PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun


kalender atau awal bulan dari bagian tahun kalender
PTKP Karyawati

Kawin
Tidak
Kawin Suami tidak
Kawin
berpenghasilan

1. Diri sendiri; 1. Diri sendiri;


Hanya untuk 2. Status kawin; 2. Tanggungan
diri sendiri 3. Tanggungan maks 3.
maks 3.

menunjukkan ket. tertulis dari pemerintah daerah setempat


serendah-rendahnya kecamatan bahwa suami tidak menerima/
memperoleh penghasilan
Tarif

Sampai dengan Rp 50 juta


5% Sesuai
Pasal 17 ayat
(1) huruf a
UU PPh
Diatas Rp 50 juta s.d. Rp 250 juta
15%

25%
Diatas Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta

Di atas Rp 500 juta 30%


PPh Pasal 21
Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas

Upah/Uang Saku Harian, Mingguan, Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah


Satuan, Borongan
Upah Kumulatif satu bulan
melebihi Rp 10.200.000
Upah/Uang Saku Harian
Dikali 12
≤ 450.000 > 450.000 Dikurangi PTKP Setahun

Tidak Dipotong Dikurangi 450.000 Penghasilan Kena Pajak

Dipotong 5% Dikenakan Tarif Ps 17

PPh Ps 21 Setahun
Upah kumulatif < = 4,5jt
Dibagi 12
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
PPh Pasal 21 Sebulan
Tarif PPh 21 = 5%
PPh Pasal 21:
Bukan Pegawai

Berkesinambungan Tidak
berkesinambungan Exc. Pasal 13 ayat (1) berkesinambungan

(50 % x Ph Bruto)
- (50 % x Ph Bruto)
PTKP sebulan,
Dihitung secara Dihitung secara (50 % x Ph Bruto)
kumulatif kumulatif
Pembayaran Bersifat Berkesinambungan (Memiliki NPW
P dan Lebih dari 1 Sumber)
Pembayaran Tidak Bersifat Berkesinambungan
PPh Pasal 21:
Peserta Kegiatan

Tarif Pasal 17
UU PPh

Penghasilan Bruto

Penghasilan Bruto merupakan pembayaran yang bersifat utuh


dan tidak dipecah
Penerima Penghasilan Tidak ber-
NPWP

PPh Pasal 21 sebesar 120%


lebih tinggi daripada PPh
Pasal 21 yang seharusnya
(20% lebih tinggi)

Setelah pemotongan sebelum pemotongan


PPh Pasal 21 bulan Ber-NPWP PPh Pasal 21 bulan
Desember Desember

Diperhitungkan oleh
merupakan kredit
pemotong dengan
pajak dalam SPT
PPh Pasal 21 bulan-
Tahunan PPh
bulan selanjutnya

Tidak berlaku untuk PPh Pasal 21 yang bersifat final


Kewajiban Pemotong

• Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP


• Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan
PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan k
alender.
• PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos at
au Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir.
• Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling lama 20 har
i setelah Masa Pajak berakhir.
• Wajib Membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan PPh P
s. 21/26 Untuk Setiap Masa Pajak
• Wajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai Ketentua
n
• Wajib Membuat Bukti Potong dan Memberikannya Kepada Pe
nerima Penghasilan
Kode MAP dan Kode Bayar Pemotongan PPh Pasal 21
PPh PASAL 23 / 26
Jenis Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 23
Objek Tarif Pajak
• Bunga, selain bunga objek PPh 15%
Pasal 4 ayat (2) dan kepada P
erbankan
• Hadiah, penghargaan, bonus d
an sejenisnya selain objek PPh Pemotong:
Pasal 21 NPWP Badan
• Sewa, selain objek PPh Pasal
2%
4 ayat (2)
Unair
• Imbalan jasa teknik, jasa manaj
emen, jasa konstruksi, jasa kon
sultan dan jasa lain selain obje
k PPh Pasal 21
Kode MAP dan Kode Bayar Pemotongan PPh Pasal 23
PPh PASAL 4 AYAT 2
Penghasilan dari
Penghasilan dari
Penghasilan dari Pengalihan Hak
Jasa Persewaan
Jasa Konstruksi atas Tanah &/
Tanah & / Bgn
Bangunan

YANG DIPOTONG, DISETOR DAN DILAPORKAN

DIPOTONG dgn DIPOTONG dari Jml BRUTO dgn tarif : 1. DIPOTONG dgn tarif
TARIF 10% PELAKSANAAN : 5% dari Jml BRUTO
dari jml - 2% kualifikasi USAHA KECIL kecuali :
BRUTO - 3%  kualifikasi selain Ush KECIL < Rp 60 jt & Phsl < PTKP
Termsk : bi perawatan, - 4%  TDK memiliki kualifikasi USAHA
pemeliharaan, 2. DIPOTONG dgn tarif
keamanan, PERENCANAAN & PENGAWASAN : 1% dari Jml BRUTO
fasilitas lain & - 4%  memiliki kualifikasi USAHA khusus Rmh Sederhana &
service charge - 6%  TDK memiliki kualifikasi USAHA Rh Susun Sederhana
baik yg perjanjiannya
disatukan / terpisah
21
Kode MAP dan Kode Bayar Pemotongan PPh Pasal 4 (2)
PPN

Badan Unair sbg. Pengusaha


Kena Pajak (PKP) yang
dikukuhkan Mei 2016
Pasal 2 Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Pengusa
ha
Omzet 1
tahun >
Melakukan: 4.8M
Wajib
• Penyerahan BKP
• Penyerahan JKP
• Ekspor BKP
Berwujud
PKP
Dapat
• Ekspor BKP Tidak Omzet 1 Memilih
Berwujud tahun < =
• Ekspor JKP 4.8M

PMK Wajib
Bermaksud
197/2013 memungut,
melakukan menyetor, dan
Dapat
penyerahan/ekspo Memilih
melapor PPN
r terutang

Pengusaha yang sejak semula bermaksud melakukan penyerahan, dapat melaporkan usaha untuk
dikukuhkan sebagai PKP 24
Pasal 7 Kriteria dan Rincian Non BKP dan Non JKP
N barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya
O barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
N
makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya,
B meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan
K dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering
P uang, emas batangan, dan surat berharga

jasa angkutan umum di darat & di air serta jasa


Jasa pelayanan kesehatan medis angkutan udara dalam negeri yg menjadi bagian
jasa pelayanan sosial yg tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara
luar negeri
jasa pengiriman surat dengan perangko jasa perhotelan
N
O jasa keuangan
N jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam
jasa asuransi rangka menjalankan pemerintahan secara umum
J
K jasa keagamaan jasa penyediaan tempat parkir
P jasa telepon umum dengan menggunakan uang
jasa pendidikan
logam
jasa kesenian dan hiburan jasa pengiriman uang dengan wesel pos

jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan jasa boga atau katering
Diatur lebih
lanjut di
25
PMK

BACK
Pasal
17 Saat Penyerahan
Pasal 11 UU Pasal 13 UU
PPN PPN

Saat Terutang Saat Pembuatan


Saat Penyerahan
Pajak Faktur Pajak

“Saat penyerahan yang merupakan dasar penentuan saat terutang PPN dan saat
pembuatan Faktur Pajak disinkronisasikan dengan praktik yang lazim terjadi dalam
kegiatan usaha yang tercermin dalam praktik pencatatan atau pembukuan berdasarkan
prinsip akuntansi yang berlaku umum serta diterapkan secara konsisten oleh PKP”

“Penyerahan dianggap telah terjadi, apabila resiko dan manfaat kepemilikan barang
telah berpindah kepada pembeli dan jumlah pendapatan dari transaksi tersebut dapat
diukur dengan handal”

“Pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang dicerminkan dengan penerbitan


invoice/faktur penjualan yang sekaligus menjadi dokumen sumber dan sebagai dasar
pencatatan pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang”

26
BACK
Saat Pembuatan Faktur Pajak

saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP

saat penerimaan pembayaran dalam hal


penerimaan pembayaran terjadi sebelum
penyerahan BKP dan/atau JKP

saat penerimaan pembayaran termin dalam hal


penyerahan sebagian tahap pekerjaan

saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada


Bendahara Pemerintah sebagai Pemungut PPN

27
BACK
Kode Transaksi Faktur Pajak

PER-24/PJ/2012
28
BACK
Kode Transaksi Faktur Pajak

PER-24/PJ/2012
29
BACK
Pasal
17 Saat Penyerahan BKP Bergerak

a. diserahkan secara langsung kepada pembeli Penjualan langsung dan


atau pihak ketiga untuk dan atas nama penjualan eceran
pembeli;

b. diserahkan secara langsung kepada penerima Pemberian cuma-cuma,


barang; pemakaian sendiri, dan
penyerahan antarcabang

c. diserahkan kepada juru kirim atau pengusaha Penjualan dengan syarat fob
jasa angkutan; atau shipping point

d. diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau


pada saat diterbitkan faktur penjualan, Selain kriteria di atas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum dan diterapkan secara konsisten.

30
BACK
Pasal
17 Saat Penyerahan JKP

1) diakui sebagai piutang atau penghasilan


atau pada saat diterbitkan faktur penjualan
Dalam hal
sesuai dengan prinsip akuntansi yang tidak diketahui
berlaku umum dan diterapkan secara
konsisten

2) kontrak atau perjanjian


ditandatangani

3) saat mulai tersedianya fasilitas atau


Pemberian cuma-cuma,
kemudahan untuk dipakai secara nyata,
pemakaian sendiri, dan
baik sebagian atau seluruhnya, dalam hal
pemberian cuma-cuma atau pemakaian penyerahan antarcabang
sendiri

31
BACK
Pasal
17 Saat Penyerahan JKP

1) diakui sebagai piutang atau penghasilan


atau pada saat diterbitkan faktur penjualan
Dalam hal
sesuai dengan prinsip akuntansi yang tidak diketahui
berlaku umum dan diterapkan secara
konsisten

2) kontrak atau perjanjian


ditandatangani

3) saat mulai tersedianya fasilitas atau


Pemberian cuma-cuma,
kemudahan untuk dipakai secara nyata,
pemakaian sendiri, dan
baik sebagian atau seluruhnya, dalam hal
pemberian cuma-cuma atau pemakaian penyerahan antarcabang
sendiri

32
BACK
Pasal
20 Pedagang Eceran
Tanpa keterangan :
 identitas pembeli
 nama dan tanda tangan
penjual
Membuat
Pedagan Tidak diterbitkan
g Eceran Faktur Pajak tidak Surat Tagihan Pajak
lengkap

Kegiatan usaha/pekerjaannya
Kegiatan usaha/pekerjaannya
melakukan penyerahan BKP dengan
melakukan penyerahan JKP dengan
cara :
cara :
a. melalui suatu tempat penjualan
a. melalui suatu tempat penyerahan
eceran atau langsung datang ke
jasa secara langsung kepada
tempat konsumen akhir;
konsumen akhir atau langsung
b. langsung kepada konsumen
datang ke tempat konsumen akhir;
akhir, tanpa didahului dengan
b. langsung kepada konsumen akhir,
penawaran; dan
tanpa didahului dengan
c. pada umumnya dilakukan secara
penawaran; dan
tunai dan penjual/pembeli langsung
c. pada umumnya dilakukan secara
menyerahkan/membawa BKP yang
tunai.
dibeli.

33
BACK
Kode MAP dan Kode Bayar Pemotongan PPN
Terima kasih

Pajak Menyatukan Hati,


Membangun Negeri

Anda mungkin juga menyukai