Kelompok 11
a. Al-Qur’an
..... "ن َوا"تَّقُوا هَّللا َ ۖ إِ" َّنهَّللا َ َش " ِدي ُد ْ ى َواَل َت""" َع"ا َونُوا َعلَ"ىا"" ِإْل ْث ِم" َو
ۚ ِ ا""لع"ُ ْد َوا ْ َوتَ َع"ا َونُوا َعلَ"ى
ۖ ٰ ا""لبِرِّ َوا""لتَّ ْق َو
ْ
ا""ل ِعقَ ِاب
Artinya : dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Q.S. Al-Maidah (5) : 2) .
ِ إِ َّن هَّللا َ يَأْ ُم ُر ُك ْم أَ ْن تُ َؤ ُّدوا اأْل َ َمانَا
۞ ت إِلَ ٰى أَ ْه ِلهَا
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya (Q.S. An-Nisa (4) :
58).
b. Hadits
a) Rukun Ariyah
Menurut ulama Syafi’iyah, dalam ariyah disyaratkan adanya
lafazh sighat akaf, yaitu ijab dan qabul dari peminjam dan yang
meminjamkan barang pada waktu transaksi. Secara umum, jumhur
ulama fiqih menyatakan bahwa rukun ariyah ada empat, yaitu :
(1) Mu’ir berakal sehat, dengan demikian orang gila dan anak kecil
yang tidak berakal tidak dapat meminjamkan barang. para ulama
menambahkan bahwa yang berhak meminjamkan adalah orang yang
dapat berbuat kebaikan atas kehendaknya sendiri.
(2) Pemegangan barang oleh peminjam
(3) Barang dapat dimanfaatkan tanpa merusak zatnya
(4) Barang yang dipinjamkan itu harus secara langsung dapat
dikuasai oleh peminjam.
4. Praktik Pinjam Meminjam
a. Al-Qur’an