Anda di halaman 1dari 10

UTANG PIUTANG (AL QARAD) DAN

PINJAM MEMINJAM (‘ARIYAH)

Kelompok 11

1. Nugroho Dwi Putranto ( 4219122 )


2. Wina Awalia ( 4219123 )
3. Rahma Yuliannisa ( 4219124 )
4. Maya Nisa Ul Khusna ( 4219128 )
A. Pinjam Meminjam (‘Ariyah)

1. Pengertian Pinjam Meminjam (‘Ariyah)

‘Ariyah atau pinjam meminjam berasal dari ‘ara-ya’ri-‘iryah, yang


berarti datang dan pergi. ‘Ariyah dapat didefinisikan memberikan
sesuatu yang halal kepada orang lain untuk diambil manfaatnya
dengan tidak merusak zatnya, agar dapat dikembalikan zat barang
trsebut. ‘Ariyah adalah pemberian pinjaman dari seseorang kepada
orang lain secara cuma-cuma atau dengan tujuan menolong, sehingga
ketika pinjaman tersebut dituntut adanya imbalan maka hal tersebut
bukan termasuk al-ariyah.
2. Dasar Hukum

a. Al-Qur’an

..... ‫"ن َوا"تَّقُوا هَّللا َ ۖ إِ" َّنهَّللا َ َش " ِدي ُد‬ ْ ‫ى َواَل َت""" َع"ا َونُوا َعلَ"ىا"" ِإْل ْث ِم" َو‬
ۚ ِ ‫ا""لع"ُ ْد َوا‬ ْ ‫َوتَ َع"ا َونُوا َعلَ"ى‬
ۖ ٰ ‫ا""لبِرِّ َوا""لتَّ ْق َو‬
ْ
‫ا""ل ِعقَ ِاب‬
Artinya : dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Q.S. Al-Maidah (5) : 2) .
 
ِ ‫إِ َّن هَّللا َ يَأْ ُم ُر ُك ْم أَ ْن تُ َؤ ُّدوا اأْل َ َمانَا‬
۞ ‫ت إِلَ ٰى أَ ْه ِلهَا‬
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya (Q.S. An-Nisa (4) :
58).
b. Hadits

Diriwayatkan oleh Bukhari di dalam shahih Bukhari.

Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa ingin diselamatkan Allah


dari kesusahan hari kiamat, maka hendaklah ia memberi tangguhan
kepada orang yang kesulitan, atau membebaskan hutangnya.” Dan
telah menceritakan kepadaku Abu At Thahir telah mengabarkan
kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepadaku Jarir bin Hazm
dari Ayyub dengan sanad-sanad ini, seperti hadits tersebut.
Dalam Hadits diatas maka pinjam meminjam adalah suatu perkara
yang dianjurkan, tanpa ada tambahan yang menjadi persyaratan
dalam pembayaran utang tersebut.
c. Ijma

Para ulama telah menyepakati bahwa pinjam meminjam boleh


dilakukan. Kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak
bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya. Tidak ada
seorang pun yang memiliki segala barang yang dibutuhkan. Oleh
karena itu, pinjam meminjam sudah menjadi satu bagian dari
kehidupan di dunia ini. Islam adalah agama yang sangat
memperhatikan segenap kebutuhan umatnya.
3. Rukun dan Syarat Ariyah

a) Rukun Ariyah
Menurut ulama Syafi’iyah, dalam ariyah disyaratkan adanya
lafazh sighat akaf, yaitu ijab dan qabul dari peminjam dan yang
meminjamkan barang pada waktu transaksi. Secara umum, jumhur
ulama fiqih menyatakan bahwa rukun ariyah ada empat, yaitu :

(1) Mu’ir (yang meminjam)


(2) Musta’ir (yang meminjamkan)
(3) Mu’ar (barang yang dipinjam)
(4) Shigat, sesuatu yang menunjukkan kebolehan untuk
mengambil manfaat, baik dengan ucapan maupun perbuatan.
b) Syarat Ariyah

Ulama fiqih mensyaratkan dalam akad ariyah sebagai berikut :

(1) Mu’ir berakal sehat, dengan demikian orang gila dan anak kecil
yang tidak berakal tidak dapat meminjamkan barang. para ulama
menambahkan bahwa yang berhak meminjamkan adalah orang yang
dapat berbuat kebaikan atas kehendaknya sendiri.
(2) Pemegangan barang oleh peminjam
(3) Barang dapat dimanfaatkan tanpa merusak zatnya
(4) Barang yang dipinjamkan itu harus secara langsung dapat
dikuasai oleh peminjam.
4. Praktik Pinjam Meminjam

BUMDes adalah sebuah usaha desa milik kolektif yang digerakkan


oleh aksi kolektif antara pemerintah desa dan masyarakat. Dari
ketentuan yang berlaku di BUMDes Gotra Sawala yaitu nasabah
yang meminjam uang harus membayar setiap bulannya angsuran
pokok ditambah persenan jasa yang sudah ada dalam peraturan yang
sudah berlaku. Apabila terjadi keterlambatan dalam membayar
angsuran maka pihak BUMDes akan mengubah jasa menjadi utang.
Hasil pengamatan dan penelitian, kasus atau masalah yang terjadi
di BUMDes Gotra Sawala khususnya kredit usaha mikro adalah
macetnya angsuran pokok setiap bulannya dan penyebabnya adalah
kebutuhan dari para nasabah yang lebih besar dari pemasukan
walaupun persentase jasa yang digunakan mirip dengan akad yang
ada di perbankan Syariah .
B. Hutang Piutang (al Qarad)

1. Pengertian Hutang Piutang (al Qarad)

Qardh berarti pinjaman atau utang-piutang. Secara etimologi,


qardh bermakna (memotong). Dinamakan tersebut karena uang yang
diambil oleh orang yang meminjamkan memotong sebagian hartanya.
Al-qardh menurut terminologi, antara lain dikemukakan oleh
ulama Malikiyah adalah suatu penyerahan harta kepada orang lain
yang tidak disertai iwadh (imbalan) atau tambahan dalam
pengembaliannya. Sedangkan menurut ulama Syafi’iyah, qardh
adalah akad kepemilikan sesuatu untuk dikembalikan dengan yang
sejenis atau yang sepadan.
2. Dasar Hukum

a. Al-Qur’an

Anda mungkin juga menyukai