Agribisnis
N A M A : WA H Y U A R D I A N
NIM : 190302001
M ATA K U L I A H : A G R I B I S N I S
U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H R I A U
I. Perkembangan Pertanian dan Agribisnis
Sub-sistem agribisnis :
◦ Sub-sistem faktor input pertanian (input factor sub-system) =
pengadaan saprotan
◦ Sub-sistem produksi pertanian (production sub-system) = budidaya
pertanian/usahatani
◦ Sub-sistem pengolahan hasil pertanian (processing sub-system) =
agroindustri hasil pertanian
◦ Sub-sistem pemasaran (marketing sub-system) faktor produksi, hasil
produksi dan hasil olahan
◦ Sub-sistem kelembagaan penunjang (supporting institution sub-
system) = subsistem jasa (service sub-system)
AGRIBISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM
On-farm activities(usahatani) : budidaya pertanian
Off-farm activities(luar usahatani) :
◦ Pengadaan sarana produksi
◦ Agroindustri pengolahan
◦ Pemasaran dan jasa-jasa penunjang
Dimensi Strategis Agribisnis
Pemerintah
Lembaga
Lembaga Pendukung Lembaga
Swadaya
dan Perdagangan Penelitian
Masayarakat
Berbagi Sumberdaya
Berbagi Tujuan
Secara Ekonomi
kegiatan agribisnis yang dilakukan harus dapat membuahkan
pertumbuhan ekonomi, kapital, penggunaan sumberdaya dan
investasi secara efektif dan efisien.
Secara Ekologi
agribisnis harus sesuai dengan agroekosistem dimana agribisnis
dilaksanakan
II. Karakteristik dan Ruang Lingkup
Agribisnis
Karakteristik Agribisnis
•Agribisnis sebagai suatu “Sistem” : Interdependensi antar
sub sistem
•Agribisnis sebagai suatu “Praktek Bisnis”
–Pasar adalah Raja
–Persaingan adalah Aturan Mainnya
–Perubahan adalah Sesuatu Yang Pasti
•Agribisnis sebagai suatu “Paradigma Pembangunan
Pertanian”
•Agribisnis sebagai suatu “Keilmuan” : Ekonomi Agribisnis
dan Manajemen Agribisnis
Seputar agribisnis indonesia
1.
Bisnis.com, JAKARTA - Laporan terbaru dari Oxford Economics mengungkapkan
bahwa meskipun sektor Agri food dapat menjadi penggerak utama bagi
pemulihan ekonomi Indonesia pasca COVID-19, tapi paling rentan terhadap
gangguan-gangguan yang ada di kawasan Asia Tenggara. Hal itu meliputi risiko
penawaran dan permintaan, risiko kebijakan fiskal, serta pandemi yang tak
kunjung usai. Direktur Eksekutif Food Industry Asia (FIA), Matt Kovac, mengatakan
karena itu perlu adanya kebutuhan untuk memahami lanskap risiko saat ini dan
yang akan datang, sebelum menerapkan langkah-langkah nyata untuk
menghidupkan kembali ekonomi pasca COVID-19. Kovac mengatakan, laporan
tersebut menyoroti berbagai tantangan substansial jangka pendek dan panjang
yang dihadapi oleh sektor agri-food di Indonesia, dan penting bagi para pembuat
kebijakan untuk menyadari dan mengatasi risiko-risiko tersebut, mengingat
besarnya skala kontribusi sektor ini terhadap lapangan pekerjaan dan PDB
Indonesia.
Laporan tersebut pun menunjukkan bahwa pada tahun 2019, sektor agri-
food di Indonesia memberikan kontribusi PDB sebesar USD 374 miliar,
yang didorong oleh luasnya lanskap pertanian yang berkontribusi cukup
besar terhadap pendapatan nasional dan lapangan pekerjaan. Sektor
agrifood jugalah yang mewujudkan separuh dari keseluruhan tenaga kerja
dengan 63,4 juta lapangan pekerjaan, menjadikannya penghasil lapangan
pekerjaan terpenting dalam perekonomian negara. Sektor tersebut juga
telah menyumbang total pendapatan pajak sebesar USD42,7 miliar.
2.
Sekretaris Ditjen Perkebunan Kementan Antarjo Dikin mengatakan Ditjen
Perkebunan menunjukkan ketersediaan gula nasional per April sebesar 717.447
ton cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sejak Mei hingga Juli 2021.
"Kebutuhan gula saat ini rata-rata per bulan 229.478 ton, sehingga persediaan gula
sebesar 717.447 ton cukup untuk tiga bulan ke depan," katanya, Sabtu (22/5/2021)