EKONOMI
Dalam teori tentang sewa tanah ia menjelaskan bahwa jenis tanah berbeda-beda. Ada yang
subur, kurang subur, hingga tidak subur sama sekali. Produktivitas tanah yang subur lebih tinggi.
Dengan demikian, untuk mengasilkan satuan unit produksi diperlukan biaya-biaya (biaya rata-
rata dan biaya-biaya marjinal) yang lebih rendah pula. Makin rendah tingkat kesuburan tanah,
jelas makin tinggi pula biaya rata-rata dan biaya marjinal untuk mengolah tanah tersebut. Makin
tinggi biaya, dengan sendirinya keuntungan per hektar tanah menjadi semakin kecil pula.
Teori sewa tanah sebetulnya pernah dibahas oleh kaum fisiokrat dan Adam Smith. Akan tetapi,
menurut kaum fisiokrat dan Adam Smith tingkat sewa ditentukan oleh tanah yang paling subur.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan teori Ricardo. Bagi Ricardo yang menentukan tingginya
tingkat sewa bukanlah tanah yang paling subur, melainkan tanah marjinal (marginal land), yaitu
tanah yang paling tidak subur yang terakhir sekali masuk pasar. Perbedaan ini sangat prinsipil
bagi ricardo.
Tentang teori nilai kerja dan upah alami, Ricardo menjalaskan bahwa nilai tukar suatu barang
ditentukan oleh ongkos yang perlu dikeluarkan untuk menghasilkan barang tertentu. Ongkos itu
berupa biaya untuk bahan mentah dan upah buruh yang besarnya hanya cukup untuk dapat
bertahan hidup (subsisten) bagi buruh yang bersangkutan, upah inilah yang disebut upah alami
(natural wage). Akan tetapi, teori yang semula dimaksudkan untuk menjelaskan tentang nilai
tukar suatu barang atau komoditas ini akan diterangkan kemudian oleh kaum sosialis dicap
sebagai teori Upah Besi (Iron Law of Wage). Teori ini akan mengikat kaum buruh pada suatu
lingkaran setan yang tidak mungkin dilepaskan.
Teori Ricardo lain yang paling terkenal dan sering dianggap sebagai andalan utama sistem
perdagangan bebas adalah teori keuntungan berbanding (comparative Advantage).
Berdasarkan teori ini, menurut Ricardo, setiap kelompok masyarakat atau negara sebaiknya
mengkhususkan diri menghasilkan produk-produk yang dihasilkan lebih efisien. Selanjutnya,
kelebihan produksi atas kebutuhan dapat diperdagangkan. Hasilnya dapat digunakan untuk
membeli barang-barang lain yang tidak dibutuhkan lebih banyak. Ini jauh lebih banyak
dibandingkan jika barang-barang tersebut dihasilkan sendiri.
Kelemahan Teori David Ricardo
Kelemahan Teori David Ricardo
Terori David Ricardo pun tak bisa lepas dari kelemahan. Berikut beberapa kelemahan dari teori Ricardo:
Mengabaikan pengaruh teknologi
Ricardo menerangkan bahwa teknologi maju dalam lapangan industri berakibat pada pergantian buruh dan konsekuensi lain
yang merugikan. Pada mulanya kemajuan teknologi bisa menahan laju penurunan hasil. Tetapi akhirnya bila pengaruh kemajuan
teknologi habis, hukum penurunan hasil berlaku lagi dan perekonomian bergerak menuju keadaan stasioner. Jadi teori Ricardo
terutama didasarkan pada hukum penurunan hasil (law of diminishing return).
Pengertian yang salah tentang keadaan stasioner
Pandangan Ricardo bahwa negara akan mencapai keadaan yang stasioner secara otomatis adalah tidak beralasan, karena tidak
ada perekonomian yang mencapai keadaan stasioner dengan keuntungan meningkat, produksi meningkat, dan pemupukan
modal terjadi.
Saran
David Ricardo memanglah salah satu ekonom paling berpengaruh didunia. Karya-karyanya juga sangat menakjubkan. Padahal
ketika diliat latar belakangnya David Ricardo sebenarnya tidak memiliki pendidikan ekonomi yang cukup, namun berkat
keahliannya bekerja di bidang pasar modal Ricardo mampu menjadi salah satu ekonom berpengaruh saat ini. Namun di sisi lain,
kita juga harus berfikir realistis ketika membaca atau mempelajari teori-teori dari David Ricardo. Tidak semua teorinya cocok
jika di implementasikan di Negara kita ini.