Anda di halaman 1dari 2

Gagan Hermawan

155020107111036
Sejarah Pemikiran Ekonomi

David Ricardo

Ricardo merupakan pemikir ekonomi yang tidak mempunyai pendidikan ekonomi yang cukup.
Namun pekerjaannya dalam bidang pasar modal membuatnya paham tentang ekonomi. Selain itu
James Mill yang merupakan bapak dai J.S Mill merupakan orang yang mendorong David untuk
menulis masalah-masalah ekonomi. Buku karangan Adam Smith yang berjudul The Wealth of Nation
juga telah membuat David Ricardo tertarik dengan ekonomi.

Sejak memulai karier sebagai ekonom David juga menulis beberapa buku. Buku-bukunya yang
pertama banyak membahas tentang keuangan dan perbankan. Hal ini dipengaruhi latar belakang
pekerjaannya di bidang pasar modal. Kemudian David juga menerbitkan essay yang kemudian
diubah menjadi buku yang berjudul The Principal of Political Economy and Taxation. Buku ini
mendominasi teori-teori ekonomi klasik selama kira-kira setengah abad .

David Ricardo merupakan salah satu orang yang mendasarkan pemikirannya pada teori-teori dari
Adam Smith. Ia juga sependapat dengan ide dari Adam Smith yang berpendapat bahwa labor
memegang peranan penting dalam perekonomian. Kemudian ide ini dikembangkan oleh David
menjadi teori harga-harga relative (theory of relative prices) berdasarkan biaya produksi, yaitu labor
menjadi unsur utama selain capital. David Ricardo juga menganalisa lebih dalam mengenai pengaruh
capital. Menurutnya capital tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas labor tapi juga dapat
mempercepat proses produksi.

Dalam buku The Principal of Political Economy and Taxation, Ricardo mengemukakan beberapa
teori, antara lain teori sewa tanah (Land Rent); teori nilai kerja; teori upah alami; teori uang; dan
juga teori keunggulan komparatif dari perdagangan internasional.

Dalam teori sewa tanah, David menjelaskan bahwa tanah memiliki tingkat kesuburan yang berbeda-
beda sehingga biaya yang dikeluarkan juga berbeda. Semakin tinggi tingkat kesuburan tanah maka
biaya rata-rata dan biaya marjinal yang dikeluarkan sedikit. Apabila kesuburan tanah rendah maka
biaya rata-rata dan biaya marjinal yang dikeluarkan juga.
Sebenarnya teori dari David tentang sewa tanah telah dibahas oleh kaum fisiokrat dan Adam Smith.
Akan tetapi ada perbedaan pada teori David dengan kaum fisiokrat dan Adam Smith. Menurut kaum
fisiokrat dan Adam Smith sewa ditentukan oleh tanah mana yang paling subur. Sedangkan menurut
David sewa tanah bukan ditentukan oleh tanah yang paling subur tapi tanah marjinal, yaitu tanah
yang tidak subur yang terakhir kali masuk pasar. Pendapat David tentang konsep marjinal inilah yang
kemudian dikembangkan oleh pakar neo-klasik.

Dalam teori nilai kerja dan upah alami, David berpendapat bahwa nilai tukar suatu barang
ditentukan oleh ongkos yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut. Ongkos itu berupa
bahan mentah dan upah buruh yang besarnya hanya cukup untuk bertahan hidup saja yang disebut
“Upah Alami”. Apabila harga yang ditetapkan lebih besar dari biaya-biaya yang ada (termasuk upah
alami), dalam jangka pendek perusahaan akan menikmati laba ekonomi. Hal inilah yang membuat
perusahaan lain masuk ke dalam pasar. Pada perkembangan selanjutnya teori upah alami ini dicap
sebagai teori “upah besi” oleh kaum sosialis.

Teori David Ricardo mengenai keunggulan komparatif merupakan teorinya yang paling terkenal.
Teori ini sebenarnya juga merupakan kritikan terhadap teroi dari Adam Smith tentang keunggulan
mutlak. Menurut Adam Smith perdagngan antar negara hanya bias dilakukan jika salah satu
mempunyai keunggulan mutlak pada komoditas tertentu. Akan tetapi David Ricardo tidak
sependapat dengan teori tersebut. Menurutnya setiap kelompok masyarakat atau negara dapat
melakukan perdagangan tidak hanya dengan mempunyai keunggulan mutlak. David berpendapat
suatu negara yang mempunyai keunggulan komparatif juga dapat melakukan perdagangan dengan
negara lain. Hal ini dilakukan karena adanya spesialisasi terhadap komoditas utama negara tersebut.
Jadi negara tersebut akan mengekspor komoditas yang diproduksi secara efisien dan mengimpor
komoditas yang diproduksi kurang efisien.

Kehebatan analisis David Ricardo juga merupakan dasar pemikiran yang dianggap gemilang. Akan
tetapi Ia juga sering mendapat kecaman karena selalu bersikap “tegar dan dingin”. Hal ini
mengakibatkan ilmu ekonomi diejek sebagai Dismal Science atau ilmu yang tidak berperasaan. Sebab
David lebih banyak menggunakan rasio dan berusaha menghindari unsur perasaan.

Anda mungkin juga menyukai