Anda di halaman 1dari 12

TOKOH-TOKOH EKONOMI DI DUNIA

Adam Smith (1723-1790)

Seorang ahli ekonomi terkenal dari


Skotlandia yang hidup sekitar abad 18, pernah
menulis sebuah buku yang sangat terkenal dalam
dunia ekonomi yang berjudul “The Wealth Of
Nation” (1776). Dalam buku ini ia menyatakan
bahwa kemajuan manusia dan tatanan sosial suatu
masyarakat akan tercipta apabila setiap individu
yang ada di dalamnya mengejar kepentingannya
sendiri-sendiri.

Adam Smith percaya bahwa sikap


individualistis yang dipicu oleh kepentingan
pribadi akan menciptakan tatanan dan kemajuan. Ia menyatakan bahwa
untuk memperoleh uang manusia atau produsen akan memperoleh barang
dan jasa tertentu. Sedangkan konsumen akan membeli barang atau jasa
yang paling mereka butuhkan.

Ketika produsen dan konsumen bertemu, maka terciptalah pasar dan


dengan terciptanya pasar maka terbentuklah pola produksi yang akan
menciptakan suatu keseimbangan social (Social harmoni) dan keseimbangan
sosial ini tercipta tanpa adanya campur tangan dari pemerintah.

Tidak adanya campur tangan dari pemerintah ini disebut tangan yang
tak terlihat (invisible hand). Smith menyatakan bahwa manusia adalah
homo economicus yang selalu ingin memuaskan dirinya sendiri.

Hernando De Soto

Tahun 2000 Hernando De Soto mengarang


buku berjudul “The Mysteri of Capital” yang
memberi masukan bagi disiplin ilmu ekonomi
dan kegiatan ekonomi Negara-negara
berkembang. Soto adalah pendiri dan pemimpin
Institute of Liberty and Democracy (ILD),
sebuah lembaga lembaga penelitian
independent yang berada di Peru. Majalah
Economist menyatakan bahwa lembaga ini
adalah pusat penelitian terpenting kedua di dunia. Majalah Time memilih
Hernando sebagai salah seorang inovator terunggul dari Amerika Latin.
Bukti menjelaskan mengapa Negara-negara berkembang tidak pernah
keluar dari berbagai masalah kemiskinan.

Dalam buku ini disebutkan bahwa sebenarnya kekayaan yang dimiliki


Negara-negara berkembang sangat banyak. Absennya system hukum dan
pemerintahan yang bersih membuat kekayaan itu tidak terlacak dan
tercatat ke dalam penerimaan Negara. Korupsi dan kolusi serta berbagai
praktek penyelewengan hukum membuat banyaknya kekayaan yang dimiliki
Negara-negara berkembang tidak ada artinya. Tanpa system hokum yang
jelas Negara-negara berkembang akan tetap tertinggal dari Negara-
negara maju yang kelebihannya justru terletak pada system hukum yang
sudah mapan.

Sistem hukum yang jelas akan membuat segala macam harta Negara
baik itu dimiliki pemerintah atau swasta akan tercatat oleh pihak yang
berwenang. Dengan demikian pengelolaannya dapat dipantau dan didorong
untuk terus tumbuh dengan baik. Proses pencatatan dan pengelolaan itu
tentu membutuhkan sumber daya manusia yang jujur dan bertanggung
jawab. Mereka terkumpul dalam sebuah lembaga hukum yang juga jujur
dan bertanggung jawab.

David Richardo (1772-1823)

Dia berkebangsaan Inggris yang hidup di


awal abad ke-18 yang sangat mementingkan peran
dunia usaha untuk bergerak dinamis guna
menggerakkan perekonomian sebuah Negara.
Buku yang dikarangnya berjudul “Principles of
Political Economy and Taxation (1817). David
yakin bahwa dengan bertambahnya modal adalah
kunci dari pertumbuhan ekonomi bangsa, dan
satu-satunya cara untuk mewujudkan hal itu
dengan mendorong sektor produksi untuk mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya.

David Richardo percaya bahwa faktor tenaga kerja adalah hal yang
paling penting dalam pencapaian kemakmuran suatu Negara. Ia juga
melihat bahwa dengan bertambahnya penduduk maka tingkat penghasilan
atau upah yang diperoleh mereka akan turun sampai pada tingkat dimana
upah itu tidak cukup lagi menyokong pemenuhan kebutuhan mereka.
Seiring dengan pertambahan penduduk harga tanahpun melonjak, dan
hal ini akan menurunkan besarnya keuntungan yang diperoleh dari sektor
produksi. Pertumbuhan modalpun akan terhambat yang akan menurunkan
pola pertumbuhan ekonomi. Namun demikian Richardo percaya bahwa pada
saat hal ini terjadi, sector produksi telah terlebih dahulu menyebar ke
seluruh negeri sehingga dampak yang ditimbulkannya akan dapat segera
teratasi dan perekonomian dapat segera pulih kembali.

Teori yang dikemukakan David Richardo banyak mempengaruhi para


ekonom lainnya. Karl Marx dipengaruhi Richardo melalui teorinya tentang
nilai pekerja (labor theory of value) yang menjelaskan bahwa nilai dari
suatu barang produksi ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang
diperlukan dalam pembuatan barang produksi tersebut. John Stuart Mills
juga menggunakan teori David Richardo dalam upayanya untuk melakukan
reformasi social.

Joan Violet Robinson ( 1903 – 1983 )

Robinson menerbitkan buku “The Economics of


Imperfect Competition” seorang ekonom Inggris yang
mempelajari sifat monopolistik pada sejumlah pasar
dengan tingkat persaingan yang tinggi. Pada kutipan ini
Robinson membuat daftar tentang alasan-alasan
mengapa model persaingan sempurna jarang terjadi di
dunia nyata.

Dipasar yang sesungguhnya, konsumen selalu mempertimbangkan


harga dan banyak hal terhadap produk yang ditawarkan oleh produsen
pesaing. Konsumen harus mempertimbangkan biaya transportasi, konsumen
yang berbeda mempunyai sikap yang berbeda terhadap jaminan mutu yang
diberikan oleh merk produk tertentu, konsumen mempunyai pandangan
yang berbeda tentang perbedaan pelayanan yang diberikan oleh produsen
(kecepatan pelayanan, kesopanan salesmen, jangka waktu pelunasan kredit,
perhatian produsen terhadap keinginan perseorangan). Pada banyak kasus
(bertolak belakang dengan hokum permintaan dan penawaran) konsumen
akan menganggap harga tinggi sebagai tanda bahwa barang yang dibeli itu
baik mutunya dan menolak barang pengganti.

Jadi banyak alasan mengapa konsumen membeli dari seorang produsen


tertentu dan bukan dari produsen yang lain selain alasan harga. Semua ini
meyakinkan kita bahwa konsumen tidak akan langsung pindah ke produsen
pesaing yang menawarkan barang sejenis pada harga yang lebih murah
John Maynard Keynes ( 1883 – 1946 )

Keynes adalah seorang ekonom mashyur yang


dikenal dengan bukunya “The General Theory of
Employment, Interest, and Money” (Teori Umum atas
Kesempatan Kerja, Suku Bunga dan Uang). Keynes
untuk pertama kalinya menawarkan suatu gagasan
mengenai teori permintaan dan penawaran dalam
hubungannya dengan hasil produksi (output). Keynes
menunjukkan bahwa jika penawaran lebih besar dari
permintaan, maka roda perekonomian atau seluruh
kegiatan produksi harus diperlambat atau diturunkan agar system ekonomi
dapat kembali seimbang pada suatu tingkatan yang berada dibawah
penggunaan tenaga kerja yang optimum.Dan perekonomian suatu negara
hanya dapat berlangsung apabila tingkat permintaan rakyat, tingkat
permintaan dari sector produksi, juga tingkat pengeluaran pemerintah ikut
tinggi. Semua itu akan meningkatkan tingkat investasi yang tentu saja akan
meningkatkan tingkat kesempatan kerja, hingga pada akhirnya tingkat
pengeluaran rakyatpun akan naik pula, sehingga dengan akan menggerakkan
perekonomian suatu Negara.

Pada bukunya obyek penelitian Keynes lebih tertuju pada hal-hal yaitu
ekonomi makro, ekonomi jangka panjang, ekonomi moneter, dan perubahan
kuantitas. Keynes mulai dikenal didunia internasional berkat buku
pertamanya yang berjudul “The Economics Consequences of Peace” ( 1915
). Sekitar tahun 1923 menulis buku kembali yang berjudul “A Tract of
Monetary Reform”, tahun 1926 menulis buku yang berjudul “The End of
Laissez Faire” dan pada tahun 1930 menulis buku berjudul “A Treatise on
Money”.

Tahun 1940 Keynes menjadi penasihat ekonomi Pemerintah Inggris,


kemudian tahun 1941 menjadi Gubernur Bank Inggris dan tahun 1942 ia
mendapat gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris dan memperoleh nama
Baron Keynes dari Tilton.
Paul Ormerod

Ormerod adalah penulis buku “ Death of


Economics” tahun 1994, ia menggelar kritiknya
terhadap ilmu ekonomi klasik yakni ide
equilibrium yang mana menurut Omerod bahwa
tingkat harga yang sebenarnya tidak pernah
ditentukan pertemuan antara permintaan dan
penawaran.Omerod juga menentang ide bahwa
ada hubungan yang sederhana antara
pengangguran dan inflasi yang dikemukakan Bill
Phillips. Phillips mencoba menelusuri hubungan
yang bersifat statistik antara laju peningkatan upah dan tingkat
pengangguran, intinya semakin tinggi laju peningkatan upah maka semakin
rendah tingkat pengangguran. Sebaliknya semakin tinggi pengangguran
semakin rendah peningkatan upah.

Omerod menunjukkan bahwa sebenarnya tidak ada hubungan


pengangguran dengan inflasi. Menurutnya ada peristiwa-peristiwa penting
yang bersifat non ekonomi mempengaruhi hubungan antara inflasi dan
pengangguran, Omerod lebih suka menempatkan nilai-nilai sosial
masyarakat sebagai faktor yang sebagai faktor yang mempengaruhi
dinamika perekonomian. Konsep tersebut kemudian dirumuskan dengan
prinsip matematika no linear dan kaidah indeterminisme sehingga ilmu
ekonomi mirip dengan biologi dalam memperkirakan perubahan-perubahan
yang terjadi

Irving Fisher

Fisher adalah tokoh ekonomi


neoklasik Amerika. Ia sebagai salah satu
ekonom pertama yang memperkenalkan
pendekatan matematis yang revolusioner
dalam ekonomiIa juga merupakan
selebritas ekonomi pertama. Reputasinya
saat ini mungkin lebih tinggi daripada
masanya. Beberapa istilah menggunakan
namanya, seperti Persamaan Fisher,
Hipotesis Fisher, dan Teorema .
Pemikirannya antara lain Walrasian
Equillibrium (keseimbangan Walrasian)
serta konsep kurva Phillips. Fisher juga
menemukan system rolodex yang digunakan dalam perbankan dan ia juga
menemukan teori harga (Price Theory).

Robert A. Mundell

Sebagai pemenang nobel tahun 1999 atas


teorinya yang sangat mempengaruhi dunia dan
membantu lahirnya mata uang Euro. Dari tahun
1966-1971 merupakan professor ekonomi pada
University of Chicago. Mundell seorang penasehat
PBB, IMF, Bank Dunia, Departemen Keuangan AS,
Kanada, dan organisasi dunia lainnya. Pemikiran
Mundell yang sangat berpengaruh apakah ada
keuntungan yang bisa dicapai oleh Negara-negara
bila melepaskan mata uang mereka demi mata uang bersama. Mundell
menerbitkan artikel yang menggarisbawahi keuntungan mata uang bersama
untuk menurunkan biaya perdagangan dan mengurangi ketidakpastian
harga. Ia memperkenalkan “Optimum Currency Area” sebuah terminologi
untuk menjelaskan wilayah geografi dimana tenaga kerja dapat
direlokasikan bila wilayah lain mengalami guncangan ekonomi. Hasil
kerjanya pada akhirnya menghasilkan Euro.

Selain Nobel Mundell juga memperoleh penghargaan Guggenheim


Prize tahun 1971, The Jacques Rueff Medal and Prize tahun 1983, dan
Distinguished fellow Award dari American Economic Association pada
tahun 1997

Milton Friedman

Milton menganjurkan kebaikan system pasar


bebas dan kebutuhan untuk meminimalkan
peraturan pemerintah. Dia menentang terhadap
aliran Keynes dalam perbaikan permintaan
agregat. Kebijakan itu menurutnya membuat
ekonomi tidak stabil. Ia justru menyarankan
pemerintah meningkatkan persediaan uang pada
tingkat yang sama dengan peningkatan output
nasional jangka panjang untuk menghilangkan
kecenderungan inflasi. Aliran ini sangat berpengaruh tahun 1980-an. Ia
juga menjelaskan mengapa kita menghargai uang kertas. Pandangan ini
tertuang dalam bukunya yang berjudul “ Free to Choice” ( 1980) yang
ditulis bersama istrinya Rose Friedman, mereka menjelaskan bahwa semua
orang mau menerima uang, karena ia yakin bahwa orang lain juga mau
menerimanya. Milton Friedman memperoleh nobel tahun 1976 untuk teori-
teori moneternya. Buku-bukunya yang terkenal antara lain “Capitalism and
Freedom” (1962), “ A Monetary History of the United States” (1963), “
Dollars and Deficits” (1968), “ A Theoretical Framework for Monetary
Analisis (1971), dan “ Free to Choice” (1980).

Tokoh Ekonomi Thomas Malthus

Malthus dilahirkan tahun 1766 dekat Dorking


di Surrey Inggris, dia bersekolah di Jesus
College di Universitas Cambridge selaku
mahasiswa yang cemerlang. Dia tamat tahun
1788 dan ditugaskan sebagai pendeta Anglikan
pada tahun itu juga. Dan di tahun 1791 dia
peroleh gelar "master" dan tahun 1793 dia
menjadi kerabat Jesus College. Mulanya dia
tak lebih dari seorang pendeta yang samasekali
tak dikenal. Tetapi tahun 1798 pendeta Inggris
yang namanya Thomas Robert Malthus itu terbitkan sebuah buku walau tipis
namun berpengaruh sangat. Judulnya An Essay on the Principle of Population as
it Affects the Future Improvement of Society. Versi pertama dari hasil
karyanya yang asli diterbitkan tanpa nama, tetapi buku itu terbaca luas dan
segera membikin Malthus tenar. Versi yang lebih panjang dari esainya
diterbitkan lima tahun kemudian, tahun 1803. Buku itu berulang kali diperbaiki
dan diperpanjang dan terbitan ke-6 muncul tahun 1826. Malthus menikah tahun
1804 pada umur tiga puluh delapan tahun. Tahun 1805 dia ditunjuk jadi mahaguru
sejarah dan politik ekonomi di East India Company's College di Haileybury. Dia
jabat kursi itu selama sisa hidupnya. Malthus menulis pelbagai buku lain perihal
ekonomi, dan yang paling penting diantaranya adalah The Principle of Economy
(1820). Buku ini mempengaruhi banyak ekonom, khusus tokoh abad ke-20 : John
Maynard Keynes.

Pokok tesis Malthus adalah pemikiran bahwa pertumbuhan penduduk cenderung


melampui pertumbuhan persediaan makanan. Dia punya esai yang orisinal, Malthus
menyuguhkan idenya dalam bentuk yang cukup kaku. Dia bilang, penduduk
cenderung tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam lambang 1, 2, 4, 8, 16
dan seterusnya) sedangkan persediaan makanan cenderung bertumbuh secara
"deret hitung" (misalnya, dalam deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan seterusnya). Dalam
terbitan belakangan Malthus menekankan lagi tesisnya tetapi tidak sekaku
semula dengan hanya berkata bahwa penduduk cenderung bertumbuh secara tak
terbatas hingga mencapai batas persediaan makanan. Dari kedua bentuk uraian
tesis itu Malthus berkesimpulan bahwa kuantitas manusia akan kejeblos ke dalam
kemiskinan dan kelaparan. Dalam jangka panjang tak ada kemajuan teknologi yang
dapat mengalihkan keadaan itu karena kenaikan suplai makanan terbatas
sedangkan "pertumbuhan penduduk tak terbatas dan bumi tak mampu
memprodusir makanan buat menjaga eksistensi manusia."

Perang, wabah penyakit atau lain-lain malapetaka sering mampu mengurangi


penduduk. Tetapi, penderitaan macam ini hanya menyuguhkan keredaan
sementara sedangkan ancaman kebanyakan penduduk masih tetap mengambang di
atas kepala dengan ongkos yang tidak menyenangkan. Malthus berusul cara lebih
baik mencegah kebanyakan penduduk adalah "pengendalian moral." Tampaknya,
yang dia maksud dengan istilah itu suatu gabungan dari kawin lambat, menjauhi
hubungan seks sebelum nikah, menahan diri secara sukarela frekuensi sanggama.
Tetapi, Malthus cukup realistis dan sadar bahwa umumnya orang tidak ambil
peduli dengan pengendalian-pengendalian macam begitu. Dia selanjutnya
berkesimpulan bahwa cara yang lebih praktis adalah tetap berpegang pada apa
adanya: kebanyakan penduduk sesuatu yang tak bisa dihindari lagi dan kemiskinan
merupakan nasib yang daripadanya orang tidak mungkin bisa lolos. Sungguh suatu
kesimpulan yang pesimistis!

Kendati Malthus tak pernah menganjurkan adanya pengendalian penduduk lewat


alat kontrasepsi, usul macam itu merupakan konsekuensi yang lumrah dari ide
pokoknya. Orang pertama yang secara terbuka menganjurkan penggunaan alat
kontrasepsi secara luas untuk mencegah kebanyakan penduduk adalah seorang
pembaharu Inggris yang berpengaruh, Francis Place (1771-1854). Place yang
membaca esai Malthus dan terpengaruh olehnya menulis buku tahun 1822 yang
isinya menganjurkan kontrasepsi. Dia juga membagi-bagi penjelasan tentang
pembatasan kelahiran diantara para kelas pekerja. Di Amerika Serikat, Dr.
Charles Knowlton menerbitkan buku tentang kontrasepsi tahun 1832. "Lembaga
Malthus" pertama dibentuk tahun 1860 dan anjuran keluarga berencana dengan
demikian semakin bertambah penganutnya. Karena Malthus tidak menyetujui
penggunaan alat kontrasepsi, anjuran pembatasan kenaikan jumlah penduduk
menggunakan alat kontrasepsi biasanya disebut "neo-Malthusian."

Doktrin Malthus juga berakibat penting terhadap teori ekonomi. Para ahli
ekonomi yang terpengaruh berkesimpulan bahwa, dalam keadaan normal
kebanyakan penduduk dapat mencegah kenaikan upah melampaui batas yang
layak. Ekonom Inggris yang masyhur David Ricardo sahabat akrab Malthus
berkata; "Upah yang layak bagi buruh adalah upah yang diperlukan untuk
memungkinkan para buruh dapat hidup dan bertahan dari pergulatan, tanpa
bertambah atau berkurang." Teori ini lazim disebut "hukum baja upah," disetujui
oleh Karl Marx, dan menjadi unsur penting dalam teorinya tentang "nilai lebih."
Pandangan Malthus juga mempengaruhi bidang ilmu biologi. Charles Darwin
mengatakan bahwa dia sudah baca Essay on the Principle of Population Malthus,
dan ini menyuguhkan mata rantai penting dalam teori evolusi melalui seleksi

alamiah. Dalam tahun-tahun terakhir hayatnya Malthus peroleh pelbagai


penghargaan. Dia tutup mata tahun 1834 umur enam puluh tujuh dekat kota Bath,
Inggris. Dua dari tiga anaknya mati belakangan tetapi tak bercucu.

Thomas Malthus bukanlah orang pertama yang minta perhatian adanya


kemungkinan suatu pemerintahan kota yang tenang tiba-tiba berantakan karena
kebanyakan penduduk. Pikiran macam ini dulu pernah pula diketemukan oleh
pelbagai filosof. Malthus sendiri menunjuk Plato dan Aristoteles sudah
mendiskusikan perkara ini. Memang, dia mengutip Aristoteles yang menulis
antara lain: dalam rata-rata negeri, jika tiap penduduk dibiarkan bebas punya
anak semau-maunya, ujung-ujungnya dia akan dilanda kemiskinan." Tetapi, jika
gagasan dasar Malthus tidak sepenuhnya orisini, janganlah orang mengecilkan
arti pentingnya. Plato dan Aristoteles hanya menyebut ide itu sepintas lalu, dan
sentuhan permasalahannya umumnya sudah dilupakan orang. Adalah Malthus yang
mengembangkan ide itu dan menulis secara intensif pokok persoalannya. Dan yang
lebih penting, Malthus merupakan orang pertama yang menekankan kengerian
masalah kebanyakan penduduk dan mengedepankan masalah ini agar menjadi
pusat perhatian kaum intelektual dunia.
George Soros

George Soros (Hungaria: György


Schwartz; lahir di Budapest, Hungaria,
12 Agustus 1930; umur 81 tahun)
adalah seorang kapitalis radikal "The
Capitalist Threat", pelaku bisnis
keuangan dan ekonomi, penanam modal
saham, dan aktivis politik yang
berkebangsaan Amerika Serikat.
George Soros adalah seorang
keturunan etnis Yahudi.

Perusahaan-perusahaannya di
Indonesia antara lain, di Asia, George
Soros dituduh oleh Mahathir
Muhammad sebagai penyebab krisis ekonomi Asia. Menurut Mahathir, beberapa
negara yang paling terkena dampaknya adalah Korea Selatan, Malaysia,
Indonesia, dan Thailand, yang menyebabkan mata uang ketiga negara tersebut
menjadi rendah bahkan sampai sekarang ini terasa efeknya. Hong Kong, Malaysia,
dan Filipina juga terpengaruh. Mahathir Muhammad juga mengungkit-ungkit garis
keturunan Soros seabgai seorang Yahudi dan membawa sentimen anti-semitisme.
Tuduhan ini meninggalkan citra negatif bagi orang Indonesia awam.

Di Inggris, George Soros terkenal akan tindakannya yang mengguncang Bank


Inggris, yang terkenal akan peristiwa "hari rabu hitam" pada tahun 1992.

Frédéric Passy

Frédéric Passy (lahir di Paris, 20 Mei 1822 – meninggal di


Neuilly-sur-Seine, 12 Juni 1912 pada umur 90 tahun)
adalah ekonom Perancis dan salah satu pemenang
(bersama dengan Henri Dunant) Penghargaan Perdamaian
Nobel pertama yang dianugerahkan pada 1901.

Paman Passy Hippolyte Passy adalah menteri kabinet di masa Louis Philippe dan
Louis Napoleon. Passy belajar hukum dan kemudian menjadi akuntan di Dewan
Negara. Namun, ia kembali ke universitas untuk belajar ekonomi dan menjadi
ekonom profesional pada 1857.

Reputasinya menaik melalui esainya Mélanges économiques dan sebuah kuliah


yang diberikan di Universitas Montpellier dan menerbitkan Leçons d'économie
politique. Ia adalah penganjur perdagangan bebas dan pengagum Richard Cobden.
Pada tahun 1877 ia menjadi anggota Académie des sciences morales et politiques
Perancis, sebuah komponen Institut de France.

Passy terlibat langsung dalam soal politik, menganjurkan reformasi pendidikan


dan ikut campur mencegah perang antara Perancis dan Prusia atas Luksemburg.
Ia membantu mendirikan Ligue internationale et permanente de la paix untuk
mencegah konflik yang mungkin saja berlanjut. Saat organisasi itu dibubarkan
akibat Perang Perancis-Prusia, Passy membantu merestrukturisasinya kembali
sebagai Société française des amis de la paix kemudian menjadi Société
d'arbitrage entre les Nations yang dibentuk pada tahun 1889.

Pada tahun 1881, ia memenangkan pemilihan Bilik Deputi, di mana ia menganjurkan


perubahan kebijakan asing dan reformasi perburuhan, termasuk legislasi pada
kecelakaan industri. Ia memenangkan pemilihan itu kembali pada tahun 1886
namun kalah pada tahun 1889. Ia juga mendukung sistem arbitrase konflik
internasional, yang diilhami oleh resolusi Randal Cremer yang menciptakan
arbitrase antara Amerika Serikat dan Inggris. Pada tahun 1888, usahanya
membuahkan pertemuan antara anggota parlemen Britania dan deputi Perancis
mendiskusikan konsep arbitrase yang diadakan. Di tahun berikutnya, Persatuan
Antarparlemen didirikan dengan Passy sebagai salah satu pimpinannya.

Tulisan dan pidato Passy, menganjurkan perdamaian disetujui meluas. Pada 1909,
ia menerbitkan Pour la paix yang mendaftarkan sejumlah organisasi perdamaian
dan arbitrase di mana saja ia terlibat.

1. Mubyarto

Prof. Dr. Mubyarto (lahir di Sleman, Yogyakarta, 3


September 1938 – meninggal di Yogyakarta, 24 Mei
2005 pada umur 66 tahun) adalah pakar ekonomi
kerakyatan Indonesia yang mengajar di Universitas
Gadjah Mada dan dikenal sebagai penggagas konsep
Ekonomi Pancasila.

Pendidikan

Mubyarto lahir di Sleman, Yogyakarta. Masa kecilnya hingga sarjana muda


dihabiskan di Yogyakarta. Selepas dari UGM, Mubyarto melanjutkan pendidikan
dan memperoleh gelar Master of Arts dari Vanderbilt University, Tennessee di
tahun 1962 dan gelar Doctor of Philosophy dari Iowa State University, Iowa di
tahun 1965, keduanya di Amerika Serikat. Gelar Doktor diraihnya dalam usia 27
tahun dengan mempertahankan disertasi berjudul Elastisitas Surplus Beras yang
Dapat Dipasarkan di Jawa-Madura.

Karier

Profesi utamanya adalah dosen di Fakultas Ekonomi UGM (1959-2003). Salah


satu jabatan penting di dalam kariernya bersama UGM adalah pada saat
menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian Pembangunan Pedesaan dan Kawasan
(P3PK) UGM tahun 1983-1994. Selama dipimpin oleh Mubyarto, P3PK secara
intensif melakukan berbagai penelitian di bidang perdesaan dengan bekerjasama
dengan pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Kemudian pada periode tahun
1987-1999, ia menjadi anggota MPR. Sejak tahun 2002, dia adalah Kepala Pusat
Studi Ekonomi Pancasila (Pustep) UGM sampai kemudian meninggal pada tahun
2005. Pustep didirikan oleh UGM dibawah pimpinan Rektor Sofyan Effendi,
untuk mendalami dan mengembangkan konsep Ekonomi Pancasila yang telah ramai
menjadi bahan diskusi utama ekonomi Indonesia sejak tahun 1980.

Sebagai birokrat, Mubyarto pernah menjabat sebagai Penasehat Menteri


Perdagangan pada tahun 1968-1971, Asisten Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional/Bappenas 1993-1998, dan Staf Ahli Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian, Keuangan, dan Industri pada tahun yang sama.

[sunting] Pemikiran

Dalam bukunya, Apa & Siapa: Sejumlah Orang Indonesia 1985-1986, konsep
Ekonomi Pancasila yang dikembangkan Mubyarto sempat ditertawakan sejumlah
kalangan. Konsepnya yang sangat normatif dinilai sangat sulit untuk diterapkan di
Indonesia meskipun dikembangkan dari dasar negara Indonesia Pancasila. Satu
hal yang selalu disampaikan Mubyarto untuk menjawab kesalahpahaman yang
telah terlanjur menjadi pemahaman umum adalah bahwa dia bukan penemu
Ekonomi Pancasila. Dia hanya mengembangkan lebih lanjut konsep Ekonomi
Pancasila setelah idenya didengungkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta, dan
untuk pertama kalinya dirumuskan oleh Emil Salim.

Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) adalah salah satu program pemerintah
yang diluncurkan Mubyarto pada tahun 1993 pada saat menjabat sebagai Asisten
Menteri Pembangunan Perencanaan Nasional/Kepala Bappenas, yaitu
menghibahkan dana pemerintah kepada kelompok masyarakat miskin untuk
dikelola langsung oleh masyarakat secara musyawarah dengan menggunakan
konsep dana bergulir. Program IDT ini adalah hasil pemikiran Mubyarto bersama
dengan koleganya, misalnya yang tergabung di dalam Yayasan Agro Ekonomika
(YAE) seperti sosiolog pedesaan IPB Sayogyo dan Direktur LSM Bina Swadaya
Bambang Ismawan. Program IDT sebagai program pengentasan kemiskinan telah
berhenti, namun konsep hibah dana bergulir yang dikembangkan oleh Mubyarto
dkk sampai sekarang masih digunakan dalam bentuk program-program lain di
berbagai sektor pembangunan di Indonesia.

Kehidupan pribadi

Pada saat meninggal di tahun 2005, Mubyarto meninggalkan seorang istri, Sri
Hartati Widayati, dan empat orang anak Andianto Hidayat, Tantiarini Hidayati,
Satriyantono Hidayat, dan Dadit Gunarwanto Hidayat, serta sejumlah cucu. Pada
tahun yang sama, Mubyarto telah menyelesaikan tugas utamanya dan memasuki
masa pensiun sebagai Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai