Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA ANAK USIA SEKOLAH

Kelompok
Kelompok 33

Aprila
Aprila
Dantini
Dantini
Fitrialiyani
Fitrialiyani
Igo
Igo Gunawan
Gunawan
Melatia
Melatia Paska
Paska
Sapta
Sapta
Sarpika
Sarpika Yena
Yena Amalia
Amalia
Tri Harianto
Tri Harianto
Yuni
Yuni Elia
Elia Kartika
Kartika
Konsep
Konsep keperwatan
keperwatan anak
anak usia
usia sekolah
sekolah

 Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem
social tertentu.Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan
masyarakat. Salah satu agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah
yang tergolong kelompok  berisiko (at risk ) terhadap timbulnya masalah
kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat.Berdasarkan umur kronologis dan
berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang anak usia sekolah yaitu:
 Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak yang

berusia antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia
7-12 tahun. 
 .Anak usia sekolah merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang

dihubungkan dengan peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit karena


beberapa hal yaitu:
1. Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah

2. Aktivitas fisik anak semakin meningkat


3. Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya

4. Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi kebutuhan


Peran Perawat Komunitas Terkaid Anak Usia Sekolah
 Praktik keperawatan kesehatan komunitas
 Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Komunitas Anak Usia Sekolah
Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait komunitas anak usia sekolah antara lain :
a.Kolaborator Perawat bekerja sama dengan lintas program dan lintas sektoral dalam membuat keputusan dan
melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan masalah anak sekolah.
b. Koordinator Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan anak sekolah,menetapkan
penyedia pelayanan untuk anak usia sekolah.
 Case Finder 

Case finder mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi menggunakan proses diagnostik untuk
mengidentifikasi potensial kasus penyakit dan risiko pada anak usia sekolah.
 Case Manager

Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang rencana perawatan untuk memenuhi kebutuhan
anak usia sekolah, mengawasi pelaksanaan pelayanan dan mengevaluasi dampak pelayanan.
 Pendidik

 Konselor

Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan alternatif solusi,membantu anak usia sekolah
mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.
 Penelitian

Peneliti membantu merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil riset pada anak
usiasekolah, mendesiminasikan hasil riset.
 Care Giver

Mengkaji status kesehatan komunitas anak usia sekolah, menetapkan diagnose keperawatan, merencanakan
intervensi keperawatan, melaksanakan rencana tindakandan mengevaluasi hasil intervensi.
 Pembela

Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah, menentukankebutuhan advokasi,
menyampaikan kasus anak usia sekolah terhadap pengambilan keputusan, mempersiapkan anak usia sekolah
untuk mandiri.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Tujuan usaha kesehatan sekolah

Usaha kesehatan di sekolah (UKS) Tujuan UKS secara umum


merupakan salah satu usaha
kesehatan pokok yang dilaksanakan
adalah untuk meningkatkan
oleh puskesmas dan juga usaha kemampuan hidup sehat dan
kesehatan masyarakat yang derajat kesehatan peserta
dijalankan di sekolah-sekolah dengan didik sedini mungkin serta
anak didik beserta lingkungan
sekolahnya sebagai sasaran utama.
menciptakan lingkungan
Usaha kesehatan di sekolah juga sekolah yang sehat sehingga
berfungsi sebagai lembaga memungkinkan pertumbuhan
penerangan agar anak tahu dan perkembangan anak
bagaimana cara menjaga kebersihan
diri, menggosok gigi yang benar, yang harmonis dan optimal
mengobati luka, merawat kuku, dan dalam rangka pembentukan
juga memperoleh pendidikan seks manusia indonesia yang
yang sehat (Prasasti, 2008). berkualitas.
Ruang Lingkup Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Peran Perawat Dalam Kesehatan Sekolah

Pendidikan Kesehatan
Sebagai pelaksana

 Pelayanan Kesehatan 1.
 Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Masalah kesehatan yang dapat dikurangi
asuhan keperawatan
di sekolah

melalui kegiatan usaha kesehatan sekolah


(UKS)antara lain:
 Imunisasi, 2. Sebagai pengelola
Kesehatan gigi,
kegiatan UKS,

 Sanitasi dan air bersih,


 Masalah gizi dan anemia, 3. Sebagai penyuluh
Kekerasan dan kecelakaan,
dalam bidang

 Gangguan kesehatan mental,


Kebersihan diri maupun lingkungan,
kesehatan

 Masalah kesehatan reproduksi remaja,


 Merokok, alkohol dan penyalahgunaan
narkoba,
 Penyakit infeksi (malaria, gangguan saluran
nafas).
Manajemen asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan
data meliputi :
 Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan,

jumlah anak usia sekolahmenurut jenis kelamin, golongan


umur.
 Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.
 Nilai kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang

dianut oleh anak usia sekolah berkaitan dengan


pergaulan, agama yang dianut, fasilitas ibadah yang
ada,adanya organisasi keagamaan, kegiatan-kegiatan
keagamaan yang dikerjakan oleh anak usia sekolah.
 
2. Data subsystem
Data subsystem memiliki 8 sub system yang saling mempengaruhi antara lain :
 Lingkungan fisik
Dalam lingkungan fisik terdapat 2 cara :
◦ Inspeksi : Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan lingkungan, aktifitasanak usia sekolah di lingkungannya,
data dikumpulkan denganwinshield surveydan observasi.
◦ Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari guru kelas,kader UKS, dan kepala sekolah
melalui wawancara.Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik
bagi perkembangan anak usia sekolah.
 Pelayanan kesehatan dan social
apakah terdapat pelayanan konseling bagi anak usia sekolah melalui wawancara di sekolahan .
 Ekonomi
 Keamanan dan transportrasi
 Politik dan pemerintahan
Untuk kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib sekolah yang harusdipatuhi seluruh siswa.
 Komunikasi
◦ Komunikasi formal mengunakan media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk memperoleh
informasi pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.
◦ Komunikasi informal mengunakan komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah dengan guru dan orang
tua, peran guru dan orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah,keterlibatan guru dan orang
tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak usia sekolah.
 Pendidikan
Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan sekolah, dantingkat pendidikan tenaga
pengajar di sekolah.
 Rekreasi
Tempat rekreasi digunakan anak usia sekolah, tempat sarana penyaluran bakat anak usia sekolah seperti olahraga dan seni,
pemanfaatannya, kapan waktu menggunakannya.
Prioritas Masalah
Langkah awal dalam melakukan perencanaan adalah memprioritaskan
diagnose keperawatan dengan menggunakan ranking dari semua diagnosa
yang telahditemukan. Tujuan dari prioritas masalah adalah untuk
mengetahui diagnose keperawatan komunitas yang mana yang akan
diselesaikan terlebih dahulu dengan masyarakat antara lain :
 Pentingnya penyelesaian masalah
 Perubahan positif untuk  penyelesaian di komunitas
 Penyelesaian untuk Peningkatan kualitas hidup
 Defisit kebersihan diri pada komunitas anak usia sekolah
 Risiko terjadinya kejadiankaries gigi pada agregat anak usia sekolah
 Risiko penyalahgunaan media cetak dan elektronik  pada anak
untuk memperoleh informasi yangtidak sesuai dengan perkembangannya
 Ketidakefektifan komunikasi anak dengan orang tua
 Masalah yang ditemukan dinilai dengan menggunakan skala pembobotan,
yaitu : 0 = tidak ada, 1 = rendah, 2 = sedang, 3 =tinggi. Kemudian masalah
kesehatan diprioritaskan berdasarkan jumlah keseluruhan scoring tertinggi.
ASUHAN KEPERWATAN

◦ Data Demografi
 Asuhan keperawatan agregat anak sekolah yang dilakukan di SDN 5 Palangka
Raya menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian status kesehatan anak sekolah, perumusan diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pemberian asuhan
keperawatan melibatkan kader UKS, guru pada institusi pendidikan, anak
sekolah dan orang tua, dan kepala sekolah.
◦ Data Inti Komunitas
 3.2.1 Demografi
 Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data SDN 5 Palangka Raya untuk

usia 6 – 12 tahun + 123 siswa, jumlah anak sekolah menurut jenis kelamin
dan golongan umur tergambar pada grafik di bawah ini.
Tabel 3.2.2 Karakteristik anak sekolah Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin diSDN 5
palangka Raya bulan april tahun 2021
 
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
  1 Laki-laki 60 45%
  2 Perempuan 63 55%
  Total 123 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 123anak sekolah berdasarkan jenis kelamin, yang berjenis kelamin laki-laki
berjumlah 60 orang (45%) dan berjenis kelamin perempuan berjumlah 63 orang (55%) dan dapat disimpulkan bahwa yang
berjenis kelamin perempuan lebih dominan.
a. Status perkawinan : 100% dari anak usia sekolah belum kawin.
b. Nilai, kepercayaan dan agama :
Agama yang dianut oleh anak sekolah tergambar pada diagram di bawah ini :

 Dari diagram di atas mayoritas responden


beragama Islam yaitu 96,9 %.
Berdasarkan winshield survey dan data dari Kristen
monografi didapatkan tidak tersedia musalah
untuk tempat beribadah karena letak SD 3.1 %
bersebelahan dengan masjid, kegiatan
keagamaan dilaksanakan di masjid tersebut.
Di sekolah terdapat mata pelajaran Agama.
Sedangkan dari hasil wawancara dengan guru Islam
agama, menyatakan bahwa
nilai/norma/budaya yang dianut anak-anak
SD baik, kehidupan beragama berjalan
dengan harmonis, dan anakanak rajin dan
antusias dalam mengikuti kegiatan 96.9 %
keagamaan yang dilaksanakan.
3. Data Subsystem

1 Lingkungan Fisik
Inpeksi : Tipe sekolah permanen, tempatnya strategis dekat dengan jalan raya. Kebersihan
lingkungan sekolah kurang terjaga dengan baik, terdapat 1 kantin di dalam
sekolah yang menjual makanan yang kurang terjamin kebersihannya. Terdapat
banyak penjual makanan di depan gerbang sekolah. Jenis makanan yang dijual
tidak terjamin kebersihannya. Terdapat 2 kamar mandi yang terpisah antara kamar
mandi anak laki-laki dan perempuan. Kondisi terawat dengan baik.
Auskultasi : Hasil wawancara dengan kepala sekolah, bahwa di sekolah SDN 5 Palangka
Raya

SDN 5 Palangka Raya terdapat kegiatan ekstrakulikuler yang sudah


lama berjalan seperti olahraga meliputi sepak bola dan senam,
kesenian meliputi tari dan musik dan kegiatan keagamaan seperti
pengajian.
Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang
kurang baik bagi perkembangan anak yaitu orang tua dan lingkungan
anak yang membiasakan tidak menggosok gigi sebelum tidur sehingga
kebiasaan ini diikuti oleh anak usia sekolah
 Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Pelayanan kesehatan di sekolah SDN 5 Palangka


Raya terdapat UKS untuk tempat istirahat dan
pemeriksaan bagi anak yang sakit. Selain itu juga
terdapat ruang BK (Bimbingan Konseling) untuk
konsultasi siswa.
 Ekonomi

Berdasarkan hasil wawancara kepada para siswa


kebanyakan orang tua para siswa mempunyai
pekerjaan sebagai wiraswasta dan berdagang
untuk mencari nafkah.
 Keamanan dan Transportasi
Keamanan
Terdapat satpam sekolah yang membantu anak sekolah menyebrang jalan raya, akan tetapi
ditemukan kebiasaan yang mengancam kesehatan anak usia sekolah :
a. Kebiasaan jajan sembarangan
Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan sembarangan pada anak
usia sekolah adalah sebagai berikut :

 Pada diagram diketahui KebiasaanJajanSembarangan


mayoritas anak usia sekolah
memiliki kebiasaan jajan
sembarangan sebesar 98 anak 80

(80%). Ini merupakan hal yang 70

negatif bagi kesehatan anak 60

usia sekolah karena kebersihan


50

makanan dan kandungan gizi


40
30
yang ada di dalam makanan 20
tersebut bisa menimbulkan 10
berbagai macam masalah 0
kesehatan untuk anak usia Ya Tidak
sekolah.
Jenis Jajanan yang dikonsumsi Anak Usia Sekolah
Dari 123 angket yang terkumpul, didapatkan data tentang kebiasaan jajan sembarangan pada anak usia
sekolah adalah sebagai berikut :

Pada diagram diketahui


mayoritas jenis jajanan anak
usia sekolah adalah permen
50
45
sebanyak 50 anak (40,6 %). 40
Ini merupakan hal yang 35

negatif bagi kesehatan gigi 30

anak usia sekolah karena


25
20
dalam permen mengandung 15

kandungan gula yang tinggi 10

sehingga berisiko tinggi 5


0
terjadi kejadian karies gigi Permen Coklat Snack
pada anak usia sekolah di
SDN 5 Palangka Raya.
Kebiasan menggosok gigi sebelum tidur

Pada diagram diketahui mayoritas anak usia KebiasaanMenggosokGigi


sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur
sebanyak 92 anak (75 %). Ini merupakan hal
yang negatif bagiperilaku anak usia sekolah
80
karena kebiasaan ini harusnya ditanamkan
sejak dini, selain itu apabila tidak menggosok 70
gigi dapat menyebabkan berbagai macam
60
masalah kesehatan gigi dan mulut.
Berdasarkan wawancara dari petugas UKS 50
menyatakan bahwa anak-anak SDN 5 Palangka 40
Raya sudah mendapat pengetahuan tentang
cara menggosok gigi. Alasan kebiasaan anak 30
SD tidak menggosok gigi sebelum tidur dapat 20
dilihat pada tabel di bawah ini.
10
0
Ya Tidak
Frekuensi Alasan Anak SDN 5 Palangka Raya
Tidak Menggosok Gigi Sebelum Tidur
Alasan tidak menggosok gigi jumlah Presentase

Malas 50 40.6%

Tidak di suruh ortu 30 49.7%

Lupa 13 10.5%

Total 127 100%


4.Transportasi
Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SDN 5
Palangka Raya adalah sepeda, jalan kaki, dan diantar
oleh orang tua.
5.Politik dan pemerintahan
Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi anak
usia sekolah adalah keikut sertaan anak dalam
organisasi sosial di sekolah serta kebijakan
pemerintah terhadap masalah yang terkait dengan
anak usia sekolah. Keikutsertaan anak pada organisasi
di sekolah yaitu mengikuti kegiatan kepramukaan.
6.Komunikasi
a. Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh informasi pengetahuan tentang gosok gigi berasal dari media, para guru dan orang
tua. Hasil pengkajian yang telah diperoleh adalah sebagai berikut:

 Berdasarkan data mayoritas


45
anak mengetahui mengenai 40

informasi tentang gosok gigi 35

sebelum tidur bersumber 30

dari media khusunya televisi 25

20
tentang iklan pasta gigi 15
sebesar 45%. Media informasi 10

yang digunakan anak ini 5

mempunyai dampak positif 0


Media Ortu Guru
dan negatif.
b. Komunikasi informal

60
 Komunikasi informal yang
dilakukan oleh anak usia
50

sekolah di sekolah SDN 5 40

Palangka Raya meliputi data 30


tentang diskusi yang
dilakukan anak dengan orang 20

tua, peran orang tua dalam 10


menyelesaikan dan mencegah
masalah anak, keterlibatan 0
Sering Jarang Tidak Pernah
orang tua dan lingkungan
dalam menyelesaikan masalah
anak. Agar lebih jelasnya
dapat dilihat pada uraian :
Berdasarkan diagram di atas, maka mayoritas anak menjawab jarang mengadakan diskusi
dengan orang tua dalam mengatasi masalah anak yaitu sebesar 74 responden (60%).
Keadaan ini sangat berisiko terhadap terjadinya perilaku anak untuk mencari informasi
melalui orang lain atau media yang belum tentu kebenarannya. Sehingga diharapkan
orang tua berperan sebagai pendengar aktif dan pemberi solusi bagi permasalahan yang
dihadapi oleh anaknya.
7. Pendidikan
Semua anak bersekolah di sekolah SDN 5
Palangka Raya
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan anak
bersama orang tuanya biasanya ke taman-taman
kota,dan Taman Hiburan Remaja (THR). Untuk
pengembangan bakat anak di bidang olah raga
dan seni di sekolah SDN 5 Palangka Raya
terdapat lapangan sepak bola, sanggar senam,
dan tari
ANALISA DATA
Data Masalah
1. Lingkungan fisik :
- Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang - Defisit perawatan diri dengan agregat anak
baik bagi perkembangan anak yaitu orang tua dan lingkungan anak usia sekolah
yang membiasakan tidak menggosok gigi sebelum tidur sehingga
kebiasaan ini diikutioleh anak usia sekolah
2. Keamanan dan transportasi :
a. Kebiasaan jajan sembarangan - Resiko terjadinya kejadian karies gigi
- 80% anak usia sekolah memiliki kebiasaan jajan sembarangan agregat anak usia sekolah
- Mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah permen sebanyak 50
anak (40,6%)
- 45 murid yang bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5%
b. Kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur
- 75% anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur
- Alasan tidak menggosok gigi karna tidak disuruh oleh
- orang tuanya (48.7%) - Resiko penyalahgunaan media cetak
3. Komunikasi elektronik pada anak untuk memperoleh
a. Kebiasaan formal informasi yang tidak sesuai dengan
Anak mengetahui mengenai informasi tentang gosok gigi sebelum tidur perkembanganya
bersumber dari media khususnya televisi tentang iklan pasta gigi
sebesar 45%
b. Komunikasi informal
- Sebesar 60% anak sekolah jarang diskusi dengan orang tuanya untukm
menyelesaikan masalah - Ketidakefektifan komunikasi anak dengan
- Sebesar 99% anak usia sekolah menganggap perlu peran ortu untuk orangtua
mengatasi masalah anak
◦ Diagnosa Keperawatan Komunitas
1. Defisit perawatan diri pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan pada
lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik \Risiko terjadinya kejadian
karies gigi pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan anak usia sekolah
tidak menggosok gigi sebelum tidur sebesar 75%, mayoritas jenis jajanan anak
usia sekolah adalah permen sebanyak 50 anak (40,6 %), 45 murid
yangbermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 % dan sebesar 48.7% anak
usia sekolah beralasan tidak menggosok gigi karena tidak disuruh oleh orang
tuanya
2. Risiko penyalahgunaan media cetak dan elektronik pada anak untuk
memperoleh informasi yang tidak sesuai dengan perkembangannya b/d
sumber informasi yang digunakan anak untuk mengetahui informasi tentang
gosok gigi sebelum tidur bersumber dari media khusunya televisi tentang
iklan pasta gigi sebesar 45%
3. Ketidakefektifan komunikasi anak dengan orang tua b/d anak jarang diskusi
dengan orang tua untuk menyelesaikan masalah sebesar 60% dan perlunya
peran ortu untuk mengatasi masalah anak sebesar 99%.
 Prioritas Masalah
Langkah awal dalam melakukan perencanaan
adalah memprioritaskan diagnosa
keperawatan dengan menggunakan ranking
dari semua diagnosa yang telah ditemukan.
Tujuan dari prioritas masalah adalah untuk
mengetahui diagnosa keperawatan komunitas
yang mana yang akan diselesaikan terlebih
dahulu dengan masyarakat.Prioritas untuk
diagnosa komunitas pada agregrat anak usia
sekolah di SDN 5 Palangka Raya adalah
sebagai berikut :
Diagnosa keperawatan pada agregat Pentingnya Penyelesaian Perubahan positif untuk Penyelesaian untuk Total score
anak usia sekolah Masalah penyelesaiandi komunitas Peningkatan kualitas
hidup
1 : rendah 0 : tidak ada
0 : tidak ada
2 : sedang 1 : rendah
1 : rendah
3 : tinggi 2 : sedang
2 : sedang
3 : tinggi
3 : tinggi
Defisit Perawatan diri pada agregat 3 2 3 8
anak usia sekolah
Risiko terjadinya kejadian karies gigi 3 3 3 9
pada agregat anak usia sekolah
Risiko penyalahgunaan media cetak 2 1 1 4
dan elektronik pada anak untuk
memperoleh informasi yang tidak
sesuai dengan perkembangannya
Ketidakefektifan komunikasi anak 2 1 2 5
dengan orang tua

Kesimpulan : masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah risiko


kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah dan yang akan
dijadikan implementasi adalah upaya  preventif dan promotif untuk
mencegah terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak  usia sekolah di
SDN 5 Palangka Raya.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Rencana tindakan Sasaran Metode Waktu Tempat
keperawatan
1.Lakukan pendekatan secara formal dengan
1. Risiko 1. Jangka panjang - Komunikasi - Komunikasi dan 04 Mei SDN 5
kepala sekolah, guru, dan petugas UKS
terjadinya Terbentuknya dan informasi 2021 Palangka
2. Berikan penyuluhan kesehatan tentang
kejadian kelompok anak  usia karies gigi pada kelompok anak usia sekolah informasi Raya
- Ceramah dan
karies gigi sekolah yang peduli 3. Demonstrasikan cara menggosok gigi
- Ceramah diskusi
 pada agregat terhadap kesehatan dengan
dan diskusi
anak usia gigi  baik dan benar pada kelompok anak usia - Edukasi dan
sekolah - Edukasi demonstrasi
sekolah
2. Jangka pendek  4. Beri kesempatan padakelompok anak dan
usiasekolah untuk bersamasama
- Agregat anak usia mempraktikan cara menggosok gigi demonstrasi
sekolah dengan baik dan benar 
tidak mengalami karies - Kepala sekolah, guru, dan petugas UKS
SDN 5 Palangka Raya
gigi
-Kelompok anak usia sekolah di SDN 5
- Agregat anak usia Palangka Raya
sekolahmendapatkan - Komunikasi dan informasi
pengetahuan yang - Ceramah dan diskusi
cukup - Edukasi dan demonstrasi 04 mei 2021 SDN
tentang pencegahan 5 Palangka Raya

masalahkaries gigi 5. Lakukan kerjasama dengan puskesmas


setempat untuk  melakukan monitoring
terhadap kelompok anak  usia sekolah di SDN
5 Palangka Raya
IMPLEMENTASI

Dx. Keperawatan Hari/tanggal Kegiatan


1. Risiko terjadinya Selasa/04 mei 2021 1. Melakukan pendekatan secara formal dengan
kejadian karies gigi kepala sekolah, guru, dan petugas UKS. Kepala
pada agregat anak usia sekolah, seluruh guru, dan petugas UKS mendukung
sekolah diadakannya penyuluhan kesehatan tentang karies
gigi di SDN 5 Palangka Raya.
2. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang karies
gigi pada kelompok  anak usia sekolah. Seluruh
anak antusias dan semangat untuk mengikuti
kegiatan penyuluhan kesehatan.
3. Mendemonstrasikan cara menggosok gigi dengan
baik dan benar pada kelompok anak usia sekolah
Seluruh anak antusias dan semangat untuk cara
menggosok gigi dengan baik dan benar 
4. Memberi kesempatan pada kelompok anak usia
sekolah untuk bersamasama mempraktikan cara
menggosok gigi dengan baik dan benar . Seluruh
anak antusias dan semangat untuk bersama-sama
mempraktikan cara menggosok gigi dengan baik dan
benar 
EVALUASI

Pelaksanaan evaluasi meliputi evaluasi proses dan hasil


Evaluasi proses dari pelaksanaan diagnosa keperawatan
pertama di SDN 5 Palangka Raya adalah 100% peserta hadir,
90% peserta terlibat aktif dalam diskusi dan pelaksanaan
kegiatan berjalan sesuai alokasi waktu. Evaluasi hasil yang
dapat diketahui adalah melalui peningkatan pengetahuan
kelompok anak usia sekolah tentang cara menggosok gigi
dengan baik dan benar yang dapat dilihat dari antusias anak
usia sekolah dalam mempraktikan cara menggosok gigi
dengan baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai