DASAR-DASAR

KELISTRIKAN
 PROGRAM
 DASAR ATOM
 DASAR KELISTRIKAN
 PEMBANGKIT TEGANGAN LISTRIK
 CHARGING SYSTEM
 STARTING SYSTEM
 BATTERAI
 BAHAN SEMIKONDUKTOR
1. DASAR ATOM
STRUKTUR BENDA

Benda tersusun dari banyak partikel yang

lebih kecil yang disebut dengan MOLEKUL.

MOLEKUL tersusun dari partikel yang lebih

kecil yang disebut dengan ATOM .
Ex: Molekul air
tersusun atas 1 atom Oksigen dan 2 atom Hidrogen
Atom tersususun dari beberapa partikel yang lebih kecil
yaitu ELEKTRON, PROTON & NETRON

ATOM
KT UR
STRU

P = Proton
e = Electron
N = Neutron
ELEKTRON BERMUATAN NEGATIF
PROTON BERMUATAN POSITIF
NETRON TIDAK BERMUATAN
ELEKTRON BERPUTAR MENGELI-
LINGI SEBUAH INTI YANG DISEBUT
DENGAN NUKLEUS
NUKLEUS TERDIRI DARI PROTON
& NETRON
 Carbon atom Cooper atom
6 elektrons, 6 protons, 6 neutrons 29 elektrons, 29 protons, 35 neutrons
DALAM KONDISI STABIL/NETRAL,
JUMLAH ELEKTRON & PROTON
DALAM SATU ATOM SAMA.

NAMUN DEMIKIAN, ATOM DAPAT

KEHILANGAN ELEKTRONNYA.
HAL INI MENYEBABKAN ATOM
JADI BERMUATAN ( ATOM TER-
IONISASI)
ATOM TER-IONISASI :
ATOM YANG KEHILANGAN
ELEKTRON ATAU MENANGKAP
ELEKTRON

AKIBAT IONISASI MENYEBABKAN

JUMLAH ELEKTRON & PROTON
TIDAK SEIMBANG.
MUATAN POSITIF ELEKTRON
MENARIK

ATOM YANG
KEHILANGAN ELEKTRON
AKAN BERMUATAN
POSITIP
Elekton yang terdapat pada atom tertarik oleh
gaya positif dari luar.
ATOM MENJADI BERMUATAN POSITIF
 STRI K
US L I
AR
PADA ALIRAN LISTRIK YANG
BERPENGARUH HANYALAH
ELEKTRON
PADA KULIT/ORBIT TERLUAR
(OUTER/ VALENCE RING ) DARI
SEBUAH ATOM
Bermula dari adanya beda potensial
pada sumber tegangan
Bagaimana arus listrik mengalir

?
Muatan posistif akan menarik elektron
Atom yang kehilangan elektron akan
bermuatan positif,sehingga akan cendrung
untuk menarik elektron dari atom lain
2. DASAR KELISTRIKAN
 ARUS ( CURRENT )
: adalah aliran elektron melalui sebuah
penghantar. Besar unitnya dinyatakan
dalam satuan AMPERE.

Satu ampere = satu coulomb / detik

1 coulomb = aliran elektron sebanyak 6.28 x 1018

 TEGANGAN ( VOLTAGE )
: adalah beda potensial listrik ( gaya gerak
listrik = ggl ) antara dua titik , yang
diukur dalam satuan VOLT.

Gaya ini yang menyebabkan elektron

dapat mengalir sehingga dapat terjadi
arus listrik.
TAHANAN ( RESISTANCE )

: adalah perlawanan terhadap arus yang

mengalir. Besarnya dinyatakan dalam
satuan OHM
HUKUM OHM ( OHM’S LAW )

E
I R
I= E
R

I = Arus ( A )
E=I.R
E = Tegangan ( V )
R = Tahanan (  )
R= E
I
 1. Rangkaian seri.

TR I K
K AI A N LIS
RA N G

RT = R1 + R2 + R3
 Ciri-ciri rangkaian seri :
Nilai tahanan total merupakan penjumlahan nilai
setiap tahanan terjadi tegangan jatuh ( voltage
drop) disetiap tahanan
 Jawab
I =

Contoh soal :
Tiga buah tahanan masing-masing 100 Ohm, 80 Ohm dan
40 Ohm dihubungkan berurutan ( seri ) dan dihubungkan
pada tegangan 220 volt.. Hitunglah tahanan total, besar
arus dan tegangan masing-masing tahanan
Jawab :
R = R1 + R2 + R3 = 100 + 80 + 40 = 220 
U 220
  1A
I= R 220
U1 = I × R1 = 1 × 100 = 100 V
U2 = I × R2 = 1 × 80 = 80 V
U3 = I × R3 = 1 × 40 = 40 V
 Contoh perhitungan :

Hitung arus total ( IT ) dan tegangan

jatuh setiap tahanan
2. Rangkaian Paralel.

1 = 1 + 1 + 1
RT R1 R2 R3
Ciri-ciri rangkaian paralel :

•Nilai tahanan total selalu lebih kecil

dari nilai tahanan yang ada pada rangkaian.

•Tegangan di setiap tahanan sama

besar dengan tegangan sumber.
Percobaan : Besar tahanan

Hasil pengukuran :
R1 = 50  1 1 1 1 6 5
R2 = 100      
Rt 50 100 150 300 300
R3 = 150 
300
Rt   27,3 
11
Kesimpulan : Tahanan total lebih kecil dari tahanan yang
terkecil dari masing - masing tahanan.
 Contoh perhitungan :

Hitung arus total & arus listrik dimasing-

masing cabang
400
10.40
50 40
10
10.40
IU
10
IR
1

Rt  40 Contoh 1
21 =
=
400
200
200
20
50 Dua buah tahanan, masing – masing R1 = 10 Ohm, R2 = 40
58
10 8 A
= 4 dengan=
Omhdihubungkan pararel ==25
20 A
R2
R1 200 V. Tentukan tahanan total arus yang mengalir pada tahanan masing –
40 masing serta perbandingan I1 : I2 ; R= : R2 dan buatkan gambar.
10
Jawab : Gambar rangkaian =4

200 V

R1 R2

10.40 400
Rt =
10  40
=
50
= 8Ω
U 200
I = Rt = 8 = 25A

I1 =
U =
200
10
= 20 A Kontrol : It = I1 + I2 = 20 + 5 = 25 A
R1

U 200 I1 20 R2 40
I2 R2 = = 5A = = 4Ω = = 4Ω
=
40 I2 R1 10
5
3. Rangkaian Campuran Seri - Paralel.

RT = RT seri + RT paralel
 Contoh perhitungan :

Hitung arus total ( IT ), tegangan jatuh di R1

serta besar arus dimasing-masing tahanan.
Penyelesaian :
1
. R₁₂₃ =
1 / R1  1 / R2  1 / R3
. Rt = R1 + 1
1 /  1 / R2  1 / R3
Hitung tahanan total
1 1
. Rt = R1 + 1 / R 2  1 / R3  1 / R 4 = R1 + 1/ 4  1/ 6  1/ 8
1 1
. Rt = 2 + 6 / 24  4 / 24  3 / 24 =2+ 6 / 24  4 / 24  3 / 24

. Rt = 2 + 1,85 Ω . It = I₁ + I₂ = 6 A
= 3,85 Ω . It = 6 + 6,84 = 12,84 A
. I₁ = U/ R1
. I₁ = 12/ 2 = 6 A
. I₂ = 12/1,85 = 6,84 A
 R2, 3 =
100
2
= 50 

Contoh : V12 = 6V
R1
R 12
R2

12V 12V R3
R3

Rt
V3 = 6V

Contoh Penyelesaian
Hitunglah tahanan pengganti

R2
100
R₂.₃ = = 50 Ω
2
R1 R3
R4
Langkah 1 : Perhitungan

R 2,3

R2,3,4 = R2,3 + R4
R1 400Ω R4 300Ω = 50 Ω + 300Ω = 350 Ω

Langkah 2 : Perhitungan

R1 400 Ω R2,3 350 Ω

R1 . R 234
R1,2,3,4 =
R1  R 234

Langkah 3 : Perhitungan Rtot

R1.R 234
Rt =
R1  R 234
Rtot
400.350
= 186,67 Ω
750
 Hitung R total

Jawab : 1
R₂₃₄ = R12 + 1
+ 1 Jawab : 3
R3 R4

R₂₃₄ = 1
+ 1
+ 1 Rtot = R₂ + R₂₃₄ + R₅ + R₆₇
15 15 15

R₂₃₄ =
15
=5Ω Rtot = 5Ω + 5Ω + 5 Ω+ 5 Ω
3
= 20 Ω
Jawab : 2
1 1 1 1
R₆,₇ = R6 + R7 = 10 + 10

R₆,₇ = 5Ω
HITUNG TAHANAN R1 dan R2
U = U1 – U3 = 48 – 8 = 40 V
U3 = 20 . 0,4
U=48 U=

= 5Ω
40
40 V 40 VV
40

= 20 A = 8V

= 3,33 Ω

Penyelesaian :
Group I. I₃ = I₁ + I₂ = 8A +12A = 20A
II. U₃ = I₃ . R₃ = 20A . 0,4 = 8V
III. UR₁ = UR₂ = Ut – U₃ = 48V – 8V = 40V
IV. R₁ = UR1
I
= 40
8
= 5Ω
R₂ = UI 22 = 12
40
= 3,33Ω
 Hitung tahanan R3 !

R1 R2

Jawab : a. Penyelesaian dengan bantuan rumus tahanan

1 1 1 1 1 1
R = R1  R 2 + R3 → 20 = 30 + R3

1 1 1
R3 = 20 - 30
1 3 2 1
R3 = 60 - 60 = 60
→ R3 = 60Ω
b. Penyelesaian dengan menggunakan bantuan
tegangan ( U = 60 V )
Misal U = U1.2 = U3 Hubungan parallel

U 60
I= R
= 20
= 3A
I = I₁₂ + I₃
U 1.2 60
I₁₂ = R1.2 = 30 = 2A
I₃ = I - I₁₂ = 3 - 2 = 1A
Jadi R₃ = UI 33 = 60
1
= 60Ω
Dimana U = U₁₂ = U₃ ( Hubungan paralel )
I₁₂= 2A
I= 3A

U = = 60V I₃ = 1A
DAYA LISTRIK

: Menunjukkan besarnya daya yang

diserap oleh beban listrik
( dalam hal ini tahanan ).

Daya yang diserap oleh tahanan

akan didisipasikan menjadi panas
 atau
P=E x I P = I2 x R

P = Daya Listrik ( Watt /W)

E = Tegangan ( Voltage/Volt/V )
I = Arus Listrik ( Ampere/A )
R = Tahanan ( RESISTANCE/Ohm/Ω )
 SEVERE
1 amp BURN

0.2 amp DEATH !!

BREATHING STOP

0.1 amp DIFFICULT BREATHING

CAN’T LET GO

OUCH !
0.01 amp
IT TINGLES
0.001 amp CAN JUST FEEL IT
KEMAGNETAN
Kutub utara dan kutub selatan
Gaya magnet mempunyai kutub.
Kutub utara dan kutub selatan .
Pada kutub - kutub magnet akan
terkonsentrasi gaya magnet yang
paling besar.
KUTUB SENAMA AKAN TOLAK -
MENOLAK
KUTUB TAK SENAMA AKAN TARIK -
MENARIK
ELEKTROMAGNET
ELEKTROMAGNET
Untuk lebih mengkonsentrasikan
medan magnet yang timbul,
maka dibentuk kumparan ( coil )
ELEKTROMAGNET
SYARAT UTAMA MEMBANGKITKAN
TEGANGAN LISTRIK

1. PENGHANTAR
2. MEDAN MAGNET
3. GERAKAN PENGHANTAR MEMOTONG
MEDAN MAGNET.
CONDUCTOR MOVEMENT
ILUSTRASI
CHARGING SYSTEM
KONSTRUKSI ALTERNATOR
ARMATURE ALTERNATOR
PENGUBAH TEGANGAN
AC KE DC
DIODA
TEGANGAN DC POSITIP
TEGANGAN DC NEGATIP
RANGKAIAN ALTERNATOR
TRANSISTOR PNP
TRANSISTOR NPN
DIODE ZENER
VOLTAGE REGULATOR
STARTING SYSTEM
STARTING MOTOR
SOLENOID
BATERAI
ELEKTROLIT
ISOLATOR
ISOLATOR
KONDUKTOR
SEMIKONDUKTOR