Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

Kehamilan Ektopik Terganggu

Oleh :
Putri Nisrina Hamdan
1102011213
Identitas
• Nama : Ny. S
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 32 tahun
• Status Perkawinan : Sudah Menikah
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : IRT
• Alamat : Desa Kreyo
• Tanggal Masuk : 29 Februari 2016
Anamnesis
• Dikirim oleh : Datang Sendiri
• Keluhan utama : Nyeri perut kanan bawah sejak 3 hari SMRS
• Keluhan tambahan : Sering merasa pusing dan lemas

• Riwayat Penyakit Sekarang

G2P1A0 merasa hamil 2 bulan dengan keluhan nyeri perut kanan


bawah sejak 3 hari SMRS. Nyeri menjalar hingga ke pinggang dan paha
sebelah kana. Nyeri dirasakan mendadak seperti ditusuk-tusuk dan terus
menerus. Keluhan disertai pusing dan badan terasa lemas sejak 3 hari
SMRS. Pasien juga mengeluh keluar darah dari kemaluannya sejak 3 hari
SMRS. Pasien menyangkal adanya gangguan saat buang air kecil dan
buang air besar.
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien menyangkal menderita penyakit jantung, hipertensi, kencing manis
maupun alergi obat dan asma bronkial.

• Riwayat Penyakit Keluarga


• Riwayat darah tinggi, penyakit jantung, hipertensi, gangguan ginjal, asma,
maupun kencing manis pada anggota keluarga yang lain disangkal oleh pasien

• Riwayat Haid
• Usia Menarche : 16 tahun
• Siklus Haid : 1 bulan
• Lama haid : 7 hari
• Jumlah darah : 3 – 4 x ganti pembalut
• Dismenorhoe : (-)
• HPHT : 6 Januari 2016
• PP : 13 Oktober 2016
• Riwayat Pernikahan, Kehamilan dan Persalinan Dahulu
• Status: Menikah
• Kawin : 1 kali
• Lama nikah : 13 tahun
• Riw. Kehamilan :
No Tahun Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Jenis Hidup/
Lahir Persalinan Kehamilan Persalinan Persalinan Kelamin/ Mati
Berat Badan

1 2005 Rumah Aterm Spontan Dukun - Perempuan Hidup


beranak 3200 gram

2 Sekarang

• Riwayat Kontrasepsi
• Pasien mengaku menggunakan KB suntik 3 bulan selama 9
tahun
Pemeriksaan Fisik
• Status Tanda Vital
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Composmentis
• Tek. Darah : 100/70 mmHg
• Nadi : 80 x/menit, reguler
• Pernafasan : 20 x/menit, reguler
• Suhu : 36,5 0C
• TB/BB : 155cm/ 62kg.
• Status Generalis
• Kepala : Normosefali, rambut hitam, rontok (-)
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sclera ikterik (-/-)
• Telinga : Simetris kanan dan kiri, hiperemis (-), serumen (-)
• Leher : Pembesaran KGB (-), tidak teraba massa, dan trakea ditengah
• Rahang, Gigi, Gusi : Exoriasi lidah (-) Caries (-)
• Mulut: Bibir tidak kering, uvula tidak deviasi, sianosis (-), lidah bersih

• Thorax
• Dada
• Payudara simetris, tidak terdapat sikatriks dan massa
• Jantung
• Iktus kordis tidak terlihat, pulsasi iktus kordis teraba, suara sonor di seluruh lapang paru, dan bunyi
jantung I&II reguler. Murmur (-), Gallop (-)
• Paru
• Suara nafas utama vesikuler, Ronki (-/-), Wheezing (-/-)
• 
• Abdomen : Perut tampak sedikit membuncit, striae gravidarum (-), nyeri tekan perut bagian
bawah (+)
• Genitalia : Perdarahan vagina (-)
• Ekstremitas : Akral hangat, Edema tungkai -/-, Varises -/-
• Status Obstetikus
• Fundus Uteri : tidak teraba
• Ballottement : +

Status Gynekologi
• Ano genital : tidak ada kelainan
• Inspeksi : vulva dan urethra tenang, darah (-)
• Inspekulo : tidak dilakukan
• Vaginal Toucher : v/v t.a.k, nyeri goyang portio (+), cavum
douglas menonjol.
• Pemeriksaan Laboratorium
• Hemoglobin : 9,6 g/dl
• Hematokrit : 32,8 %
• Leukosit : 15.79 /µl
• Trombosit : 295.000 /µl
• Eritrosit : 4.69 mm3
• HBSAg : Non reaktif
• Anti HIV 1 : Negatif
• HCG : Positif
• Pemeriksaan Penunjang
• Test pack/ PP tes (+)

• USG transvaginal: Tampak bayangan sonolusen di posterior uterus, tampak


massa di adneksa kanan. Kandung kemih terisi baik. Uterus retro fleksi besar
biasa, melayang. Adneksa GS (-). Cairan bebas (+)
• 
• Kesan : Kehamilan Ektopik Terganggu
• 
Diagnosis Kerja
• Suspek Kehamilan Ektopik Terganggu

Rencana Penatalaksanaan
• Perbaiki keadaan umum
• Observasi keadaan umum dan tanda vital
• Cek darah
• Laparotomi

Prognosis
• Ad vitam : dubia ad bonam
• Ad fungsionam : dubia ad malam
• Ad Sanationam : dubia Ad bonam
•  
Follow Up
• Pra operasi
Laporan Operasi Salpingektomi Dekstra

• Dalam keadaan anastesi, dilakukan tindakan aseptik dan


antiseptik pada abdomen dan sekitarnya
• Dilakukan insisi midline pada abdomen
• Tampak cavum abdomen dipenuhi darah dan bekuan darah,
di evaluasi ± 700 cc. Evaluasi uterus dalam batas normal.
Tampak massa di tuba kanan, kesan : hasil konsepsi yang
sudah ruptur.
• Dilakukan salpingektomi dekstra
• Cavum Abdomen dicuci dengan NaCl 0,9%
• Fascia dijahit dengan PGA
• Kulit dijahit subkutikuler
Terapi Post Operatif
• IVFD RL 30 tpm
• Inj Cefotaxime 2 x 1 gr
• Inj Metronidazole 3 x 500 mg
• Inj Ketorolac 3 x 1 gr
• Inj Ranitidin 2 x 1 gr
• Inj Alinamin 3 x1 gr
• Inj Kalnex 3 x 500 mg
• Transfusi PRC sampai Hb > 8 gr/dl
Diagnosis akhir : Post Salphingektomi Dekstra a/i KET Akut, Ruptur Tuba
Pars Ischiadika Dekstra.
ANALISA KASUS
Apakah penegakan diagnosis pada kasus ini sudah
tepat?
• Ya

• Anamnesis didapatkan gejala-gejala seperti amenore, nyeri


abdomen dan perdarahan pervaginam yang merupakan trias
kehamilan ektopik terganggu. Nyeri tekan pada seluruh perut
bawah merupakan salah satu tanda dimana telah terjadi ruptur
tuba dan darah masuk ke rongga abdomen, rasa nyeri yang
awalnya hanya satu sisi yaitu sebelah kanan bawah, menjalar ke
seluruh bagian bawah perut. Gambaran tersebut menjadi sangat
penting dalam memikirkan diagnosis pada pasien dengan
kehamilan trimester pertama, dimana pada kasus ini pasien
mengeluh sudah tidak haid sejak 8 minggu yang lalu.
• Pemeriksaan ginekologi, ditemukan cavum douglas menonjol.
Pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri, yang menyebabkan
adanya nyeri goyang portio, merupakan salah satu tanda
pemeriksaan fisik yang didapat pada kehamilan ektopik
terganggu.
• 
• Pemeriksaan penunjang juga merupakan alat diagnosis pasti.
Dalam hal ini dibuktikan dengan adanya hasil PP test (+)
menunjukan kehamilan positif dan hasil USG yang menunjukkan
gambaran bayangan sonolusen di posterior uterus, tampak
massa di adneksa kanan. Untuk menunjang diagnosis pada
pasien tersebut juga telah direncakan laparatomi untuk dilakukan
pengambilan jaringan sebagai bahan biopsi patologi anatomi.
• Apakah penatalaksanaan pasien ini sudah adekuat?

• Ya, penatalaksanaan Salphingektomi pada pasien dirasa sudah tepat


dikarenakan terjadinya ruptur tuba pars ischiadika. Penanganan
kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi. Dalam tindakan
demikian, beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan yaitu
kondisi penderita saat itu, keinginan penderita akan fungsi
reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik, kondisi anatomi organ pelvis,
kemampuan teknik mikro dokter operator, dan kemampuan teknologi
fertilisasi invitro setempat. Hasil pertimbangan ini menentukan apakah
perlu dilakukan salpingektomi pada kehamilan tuba, atau dapat
dilakukan pembedahan konservatif (salpingostomi atau reanastomosis
tuba).
• 
• Apakah prognosis pada pasien ini ?

• Prognosis dari pasien ini dilihat berdasarkan keadaan


umum, beratnya penyakit, faktor risiko, dan fungsi
organ adalah dubia ad bonam karena diagnosis dan
penanganan dilakukan secara cepat dan tepat.
Umumnya penyebab kehamilan ektopik bersifat
bilateral. Sehingga setelah mengalami kehamilan
ektopik pada satu sisi tuba, kemungkinan pasien
akan mengalami kehamilan ektopik lagi pada tuba
sisi yang lain.
Kehamilan Ektopik Terganggu
• Suatu Kehamilan yang hasil konsepsinya berimplantasi diluar kavum
uteri dan berakhir dengan abortus atau ruptur tuba
• kehamilan ektopik yang terganggu, dapat terjadi abortus atau pecah
dan hal ini dapat berbahaya bagi wanita tersebut
Etiologi
• Faktor Mekanis
• Salpingitis
• Adhesi perituba
• Kelainan pertumbuhan tuba
• Operasi tuba atau kegagalan sterilisasi
• Tumor
• IUD
• Faktor Fungsional
• Migrasi eksternal ovum yang abnormal
• Refluks menstruasi
• Berubahnya motilitas tuba karena perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron
• Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang dibuahi
• Hal lain seperti: riwayat kehamilan ektopik terganggu dan riwayat abortus
induksi sebelumnya
Klasifikasi
Tuba fallopi (>99%)
• Pars intertisialis (2%)
• Isthmus (25%)
• Ampulla (55%)
• Infundibulum
• Fimbriae (17%)
Uterus (jarang)
Ovarium (0,5%)
Klasifikasi
Manifestasi
• Amenore
• Biasanya terjadi pada 6-8 minggu setelah haid berakhir
• Nyeri perut yang disertai spotting
• Tanda-tanda syok hipovolemik
• Nyeri abdomen
• Nyeri goyang serviks
• Teraba massa pada daerah adneksa
• Kavum dauglasi menonjol ke vagina
• Anemia
Diagnosis
Anamnesis, diketahui adanya:
• Amenorrhea,
• Perdarahan dapat berlangsung kontinu dan biasanya berwarna hitam.
• Bila terjadi kehamilan ektopik terganggu (KET):
• Rasa sakit di perut dan perdarahan pervaginam.
• Perasaan nyeri dan sakit yang tiba-tiba di perut, disertai muntah dan
bisa jatuh pingsan.
• Nyeri bahu, hal ini karena perangsangan diafragma.
Pemeriksaan fisik
• Tanda-tanda akut abdomen
• Nyeri tekan yang hebat (defance musculair), muntah, gelisah, pucat, anemis,
nadi lemah dan tensi rendah atau tidak terukur(syok).
• Tanda Cullen (Sekitar pusat atau linea alba kelihatan biru hitam dan lebam) 
• Pada pemeriksaan ginekologik terdapat:
• Adanya nyeri ayun goyang ,dengan menggerakkan porsio dan serviks, ibu
akan merasa sangat nyeri.
• Douglas crise, rasa nyeri hebat pada penekanan cavum douglasi
• Kavum douglasi teraba menonjol, hal ini terjadi karena terkumpulnya darah.
• Teraba massa retrouterina (massa pelvis).
• Pervaginam keluar decidual cast.
• Pada palpasi perut dan pada perkusi: ada tanda-tanda perdarahan intra
abdominal (shifting dullness).
Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan Hb seri tiap 1 jam menunjukkan penurunan kadar Hb
• Adanya leukositosis
• Tes kehamilan
• USG
• Kuldosintesis, dilakukan untuk mengetahui apakah ada darah di kavum
douglasi
Diagnosis Banding
• Kista ovarium pecah dan mengalami perdarahan
• Torsi kista ovarium
• Kista terinfeksi
• Abortus iminens
• Appendisitis
Penatalaksanaan
• Konservatif : Pada kehamilan ektopik, bila fertilitas masih diperlukan
dapat diberi terapi Metotreksat (MTX), dengan syarat :
• Hemodinamisasi stabil
• Kehamilan di pars ampularis tuba belum pecah
• Diameter kantong gestasi < 3 cm
• Tidak ada cairan bebas di USG
• Perdarahan dalam rongga perut < 100 cc
• Tanda vital baik dan stabil
• Kadar Beta hCG <5.000-10.000 IU/ml
• Tidak tampak pulsasi jantung janin
Penatalaksanaan
• Operatif :
• Laparotomi
• Salpingektomi, bila tidak ada masalah ferilitas, ruptur tuba, perdarahan banyak, ada
kelainan anatomi tuba
• Salpingostomi
• Reseksi segmen
• Transfusi darah bila Hb <8 gr/dl

Anda mungkin juga menyukai