Anda di halaman 1dari 20

PANCASILA SEBAGAI

IDEOLOGI
APA ITU
IDEOLOGI ???
Berasal dari kata idea, yang artinya gagasan,
konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos yang
berarti ilmu
Ideologi
Secara etimologis , artinya ilmu tentang ide (the
science of ideas), atau ajaran tentang pengertian
dasar (Kaelan, 2013:60-61)
Lanjutan …
Kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas
pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk
kelangsungan hidup
Ideologi
Menurut Cara berfikir seseorang atau suatu golongan
KKBI
Paham, teori dan tujuan yang merupakan satu
program sosial politik

Kompenen penting dalam ideologi, yaitu sistem, arah tujuan,


cara berfikir, program, sosial, dan politik

Tiga aspek dalam konsep ideologi yang di bahas Machiavelli,


yaitu agama, kekuasaan, dan dominasi.
Definisi Ideologi menurut beberapa
tokoh pemikiran Indonesia
a. Sastrapratedja (2001: 43)
Ideologi seperangkat gagasan/ pemikiran yang
berorientasi pada tindakan dan diorganisir menjadi suatu
sistem yg teratur.

b. Soerjanto (1991: 47)


Ideologi hasil refleksi manusia berkat kemampuannya
menjaga jarak dengan dunia kehidupannya.

c. Mubyarto (1991: 239)


Ideologi sejumlah doktrin, kepercayaan, dan simbol-
simbol, sekelompok Masyarakat/ suatu bangsa yg
menjadi pegangan dan pedoman kerja untuk mencapai
tujuan masyarakat/ bangsa tsb.
Menurut tokoh-tokoh pemikir Ideologi

a. Martin Selinger : Ideologi sebagai sistem kepercayaan

Menurut tokoh
pemikir b. Alvin Gouldner : Ideologi sebagai proyek Nasional
Ideologi

c. Paul Hirst : Ideologi relasi sosial


Fungsi Ideologi
Struktur kogniti; keseluruhan pengetahuan menjadi
landasan memahami dan menafsirkan dunia, serta
kejadian lingkungan
Orientasi dasar membuka wawasan yg memberikan
tujuan dalam kehidupan manusia
Norma-norma menjadi pedomana dan pegangan
Fungsi Ideologi untuk melangkah dan bertindak

Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan


identitasnya
Kekuatan yang mampu menyemangati dan
mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan
dan mencapai tujuan
Pendidikan bagi seseorang/ masyarakat untuk
memahami, menghayati memolakan tingkah lakunya
Fase-fase perkembangan Globalisai
a. Fase Embrio
Berlansung di Eropa abad ke-15 s.d abad ke-18 dengan munculnya komunitas
nasional dan runtuhnya sistem transnasional Abad Tengah.
b. Fase Pertumbuhan
Meliputi abad ke-18 dengan ciri pergeseran kepada gagasan negara kesatuan.
c. Fase take off
Berlangsung dari 1870 s.d pertengahan 1920 di tandai dengan diterimanya
konsep baru tentang negara kebangsaan, identitas dan keprobadian nasional.
(mulai masuknya negara non Eropa ke masyarakat Internasional)
d. Fase perjuangan hegemoni
Dimulai 1920 s.d pertengahan 1960 ditandai dengan meningkatnya konflik
internasional dan ideolois.
e. Fase ketidakpastian
Berlangsung dari 1960-1990 ditandai dengan munculnya gagasan dunia ketiga,
poliferasi nuklir, konsepsi individu menjadi lebih kompleks.
f. Fase kebudayaan global
Ditandai oleh perubahan radikal di Eropa Timur dan Uni Soviet (runtuhnya
dominasi komunisme di beberapa negara), berakhirnya perang dingin dan
melemahnya konfortasi ideologi (Sastraprajedja, 2001: 49 – 50)
a. Unsur ateisme, terdapat dalam ideologi Marxisme/
komunisme bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang
Maha Esa.

Unsur-unsur
yang b. Unsur indivualisme,dalam liberalisasi tidak sesuai
mempengaruhi dengan prinsip nilai gotong royong dalam sila
Ideologi keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

c. Kapitalisme, yang memberikan kebebasan individu


untuk menguasai sistem perekonomian negara tidak
sesuai dengan prinsip ekonomi kerakyatan.
Aktualisasi lima sila Pancasila
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Menjamin tidak adanya diskriminasi atas


dasar agama sehingga negara harus
menjamin kebebasan beragama dan
pluralisme ekspresi keagamaanya

2. Sila Kemanusiaan yang Adil


dan Beradab

Menjadi operasional dalam jaminan


pelaksanaan hak-hak asasi manusia sebagai
tolak ukur keberadaan serta solidaritas
bangsa kepada warga negara
Aktualisasi lima sila Pancasila
3. Sila Persatuan Indonesia

Menegaskan bahwa rasa cinta pada bangsa


tidak dilakukan dengan menutup diri dan
menolak mereka yang di luar indonesia.

4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin


oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan

Komitmen terhadap demokrasi yang wajib


disukseskan
Aktualisasi lima sila Pancasila
5. Sila Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia

Pengentasan kemiskinan dan diskriminasi


terhadap minoritas dan kelompok-kelompok
lemah perlu dihapus dari bumi Indonesia
(Magnius Suseno, 2011: 118—12)
Sumber Historis Pancasila sebagai
IdeologiPresiden
a. Pemerintahan Negara
Soekarno

• Pancasila di tegaskan sebagai pemersatu


bangsa, (Pidato Politiknya 1945—1960)
• Lebih mementingkan Nasakom
(Nasionalisme, Agama, dan Komunisme)
sebagai landasan politik bagi bangsa
Indonesia

b. Pemerintahan
Presiden Soeharta
Pancasila dijadikan sebagai asas tunggal bagi
Organisasi Politik dan Organisasi
Kemasyarakatan. Priode ini diawali dgn
keluarnya TAP MPR No. II/1978 tentang
pemasyarakatan niali Pancasila dan dijadikan
landasan penataran P-4 .
Sumber Historis Pancasila sebagai
IdeologiPresiden
c. Pemerintahan Negara
Habibie

Pancasila kurang bergema karena


pemerintahan disibukan masalah politis dalam
ataupun luar negri. (Pada masa ini P-4
dibubarkan atas desakan)

d. Pemerintahan
Abdurrahman Wahid

• Muncul wacana penghapusan TAP NO.


XXV/MPRS/1996 tentang pelarangan PKI dan
penyebarluasanajaran komunisme.
• Kebebasan berpendapat sehingga perhatian
terhadap ideologi pancasila cendrung melemah
Sumber Historis Pancasila sebagai
IdeologiPresiden
e. Pemerintahan Negara
Megawati

Pancasila semakin kehilangan formalitasnya


dengan disahkannya Undang-undang
SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 yg tidak
mencantumkan pendidikan pancasila sebagai
mata pelajaran wajib dari SD s.d Perguruan
Tinggi.

f. Pemerintahan Presiden
Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) Pemerintahan ini tidak terlalu memikirkan
pententingnya Pancasila sebagai Ideologi
Negara.
UU RI No. 21 tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi yg mencantumkan mata kuliah pancasila
sebagai mata kuliah wajib pasal 35 ayat (3)
Unsur Politis Pancasila Sebagai
Ideologi Negara
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa diwujudkan dalam bentuk semangat
toleransi antar umat beragama.
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab diwujudkan dalam bentuk
penghargaan terhadap HAM.
c. Sila Persatuan Indonesia diwujudkan dalam mendahulukan
kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan kelompok atau
golongan termasuk partai.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan diwujudkan dalam pengambilan
keputusan berdasarkan musyawarah/ voting.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia diwujudkan dalam
bentuk tidak menyalahgunakan kekuasaan (abase of power) untuk
memperkaya diri/ kelompok karena penyalahgunaan kekuasaan
Hakikat Pancasila Sebagai Ideologi
Negara
a. Dimensi realistis

Mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar


yang terkandung dalam dirinya bersumber
Dari nilai-nilai real yang hidup dalam
masyarakatnya

b. Dimensi idelitas

Mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam


berbagai bidang kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
Hakikat Pancasila Sebagai Ideologi
Negara
c. Dimensi fleksibilitas

Mengandung relevansi atau kekuatan yang


merangsang masyarakat untuk
mengembangkan pemikiran-pemikiran baru
tentang nilai-nilai dasar yang terkandung di
dalamnya.
Urgensi Pancasila sebagai Ideologi
Negara
Hal-hal yang meliputi peran konkret Pancasila
sebagai Ideologi :
a. Ideologi negara sebagai penuntun warga negara,
artinya setiap perilaku warga negara harus didasarkan
pada preskripsi moral. Contohnya kasus narkoba yang
merebak kalangan generasi muda.
b. Ideologi negara sebagi penolakan terhadap nilai-nilai
yang tidak sesuai dengan pancasila. Contohnya, kasus
terorisme yang terjadi dalam bentuk pemaksaan
kehendak melalui kekerasan.
Rangkuman tentang Penfertian dan
Pentingnya Pancasila sebagai Ideologi
• Negara
Untuk memperlihatkan peran ideologi sebagi
penuntun moral dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sehingga ancaman berupa
penyalahgunaan narkoba, terorisme, dan korupsi
dapat di cegah
• Pancasila sebagai ideologi negara pada hakikatnya
mengandung dimensi realistis, idealis, dan
fleksibilitas yang memuat dasar, cita-cita, dan
keterbukaan sehingga mahasiswa mampu menerima
kedudukam pancasila secara akademis.
Thank You….

Anda mungkin juga menyukai