Anda di halaman 1dari 9

FARMAKOKINETIK KLINIK

(DIGOXIN, AMINOFILIN, DAN FENOBARBITOL).


ALIFAH TRESNONINGRUM
18/FAM/042
FARMAKOKINETIK KLINIK

 Definisi
 Pengaruh klinik atau terapeutik suatu obat pada seorang pasien sebenarnya merupakan
hasil dari daya farmakologi obat tersebut, di mana hal yang terakhir ini akan sangat
tergantung pada kadar yang bisa dicapai pada tempat kerja obat (reseptor). Sayangnya,
pengukuran kadar obat pada reseptor hampir selalu tidak dimungkinkan. Namun
demikian, karena setiap perubahan kadar obat yang terukur dalam cairan darah secara
praktis akan mencerminkan perubahan pada reseptor, dengan pengukuran kadar obat
dalam cairan darah akan bisa diperhitungkan atau diramalkan tingkat aktifitas
farmakologik yang tercapai.
 Manfaat

 Studi farmakokinetika klinik digunakan untuk memeriksa absorpsi, distribusi, metabolisme dan

ekskresi suatu obat yang masih dalam tahap investigasi pada subyek yang sehat ataupun pada
pasien. Data yang diperoleh pada studi ini sangat berguna untuk desain uji klinis. Data yang
diperoleh dari studi farmakokinetika klinik ini pun dapat berguna untuk evaluasi keamanan obat
dari obat-obat baru. Saat ini, studi farmakokinetika banyak dilakukan untuk pengembangan obat-
obat baru.
PARAMETER DALAM FARMAKOKINETIKA KLINIK

Dalam membahas mengenai sudi farmakokinetika klinik, terdapat empat hal yang penting
yaitu meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.
1. Absorpsi , yaitu suatu proses dimana suatu obat masuk ke dalam sirkulasi sistemik.
2. Distribusi, yaitu satu parameter yang penting adalah mengenai volume distribusi (Vd).
3. Metabolisme, yaitu proses alternatif yang memiliki kemungkinan menuju pada
penghentian atau perubahan aktivitas biologis adalah metabolisme.
4. Ekskresi, yaitu parameter yang penting adalah klirens (clearance), yaitu suatu faktor
yang memprediksi laju eliminasi yang berhubungan dengan konsentrasi obat.
FARMAKOKINETIK DIGOXIN

 Absorbsi : onset awal digoxin dicapai dalam 0,5-2 jam untuk sediaan oral dan 5-30
menit untuk sediaan intravena. Efek maksimal tercapai dalam 2-6 jam untuk sediaan
oral dan 1,5-4 jam untuk sediaan intravena.
 Distribusi : bioavailabilitas digoxin tablet sebesar 60-80%. 20-25% digoxin akan
terikat oleh protein. Waktu paruh digoxin selama 3,5-5 hari.
 Metabolisme : metabolisme digoxin terjadi di hepar yang menghasilkan metabolit
akhir 3 b-digoxigenin dan 3-keto-digoxigenin.
 Eliminasi : sekitar 50-70% dosis digoxin akan diekskresikan melalui urin.
FARMAKOKINETIK AMINOFILIN

 Obat golongan xantin seperti aminofilin cepat diabsorbsi setelah pemberian oral, rektal
ataupun parenteral. Kelarutan aminofilin lebih besar daripada teofilin, tetapi ternyata derajat
absorpsinya tidak banyak berbeda. Setelah pemberian per-oral, obat ini diabsorpsi dengan
cepat, sehingga kadang-kadang terjadi lonjakan kadar dalam darah yang menimbulkan gejala
efek samping. Pemberian teofilin/aminofilin bersama dengan katekolamin dan
simpatomimetik golongan amina harus hati-hati karena dapat memperkuat terjadinya
takhiaritmia.
 Teofilin mengalami metabolisme terutama di hepar dan ± 8 % fraksi obat diekskresikan
melalui urin dalam bentuk tetap. Aminofilin dapat mencapai kadar puncak plasma dalam
waktu 2 jam, tetapi saat ini ada teofilin lepas lambat yang bisa bertahan dengan interval 8, 12
atau 24 jam. Adanya makanan dalam lambung akan memperlambat kecepatan absorbsi
aminofilin atau golongan xantin lainnya.
 Pemberian IM dapat menyebabkan nyeri lokal yang sangat lama. Metilxantin dapat

menembus plasenta dan masuk ke air susu ibu. Dalam keadaan normal ikatan
golongan xantin dengan protein sebesar 60% tetapi pada keadaan sirosis hepar ikatan
protein menurun menjadi 40%. Eliminasi xantin terutama melalui metabolisme hepar.
Sebagian besar dieliminasi bersama urin dalam bentuk asam metilurat atau
metilxantin, kurang dari 20% aminofilin ditemukan dalam bentuk utuh dalam urin.
FARMAKOKINETIK FENOBARBITAL
 Absorbsi

 Setelah pemberian obat secara oral, obat diserap dengan baik dari lambung dan usus halus, dengan kadar
puncak terjadi 2 sampai 20 jam kemudian. Kadar terapeutik untuk orang dewasa adalah sekitar 20 sampai 40
mikro gram per ml. Sedangkan pada anak, kadar yang sedikit lebih rendah masih efektif. Phenobarbital
diserap dalam berbagai derajat setelah pemberian oral,rektal atau parenteral. Garam-garam lebih cepat
diserap daripada asam. Tingkat penyerapan meningkat jika garam natriumditelan sebagai larutan encer atau
diminum pada saat perut kosong.
 Distribusi

 Fenobarbital adalah asam lemah yang diserap dan dengan cepat didistribusikan ke seluruh jaringan dan cairan
dengan konsentrasi tinggi di otak, hati, dan ginjal. Semakin ia larut lemak, semakin cepat pula ia menembus
semua jaringan tubuh. Durasi kerja, yang berkaitan dengan tingkat dimana fenobarbital didistribusikan ke
seluruh tubuh bervariasi antara orang-orang dan pada orang yang sama dari waktu ke waktu. Long-
actingfenobarbital memiliki onset kerja 1 jam atau lebih dan durasi tindakan dari 10 sampai 12 jam. 
 Metabolisme
 Metabolisme fenobarbital terjadi di hati berupa hidroksilasi dan konjugasi ke sulfat atau asam
glukuronat, diikuti oleh ekskresimelalui ginjal. Waktu paruh fenobarbital adalah dari 50 sampai 100
jam. Fenobarbital dimetabolisme terutama oleh sistem enzim mikrosomal hati, dan produk-produk
metabolisme diekskresikan dalamurin, dan dalam tinja.
 Ekskresi 

 Sekitar 25 sampai 50 persen dari dosis fenobarbital dihilangkan tidak berubah dalam urin.[4] Ekskresi
barbiturat yang tidak dimetabolisme adalah salah satu fitur yang membedakan kategori long-
acting dari mereka yang termasuk kategori lain golongan barbiturat yang hampir seluruhnya
dimetabolisme.[4] Metabolit aktif dari barbiturat diekskresikan sebagai konjugat dari asam glukuronat

Anda mungkin juga menyukai