Anda di halaman 1dari 13

RESERVOIR (CEBAKAN) GAS

METHANE
Gas methane terbentuknya selalu berhubungan dengan proses
pembentukan batubara
Batubara adalah media berpori dengan gas yang relatif
sangat rendah kemampuan peresapannya.
Kandungan gas dalam batubara merupakan parameter penting
untuk evaluasi reservoir gas, yaitu :
a. Untuk analisa studi kelayakan gas methane batubara
b. Memperkirakan lapisan-lapisan batubara yang relatif aman
untuk kegiatan penambangan bwh tanah.
c. Emisi gas dari pertambangan batubara.
Berdasarkan hasil analisa laboratorium :
a. Jumlah gas yang tersimpan dalam batubara tergantung
pada tekanan gas dalam system pori
 b. Jika tekanan gas insitu tiba-tiba berubah menjadi lebih
 kecil, maka gas akan dilepas oleh batubara sampai
 tekanan kembali seimbang.
 Bila dilihat berdasarkan sifat fisika batubara maka
keberadaan gas methane batubara dibagi 3 :
 1. Gas bebas : adalah gas yang terjebak dalam pori-pori yang
 saling berhubungan dan void dari lapisan batubara.
 2. Gas teradsorbsi : merupakan gas yang terjebak karena
gaya tarik antar permukan pori,mengisi pada rongga-rongga
(meso pori) dan cleat . Luas permukaan pori ini sangat besar
50-300 Angstrom. Dan sebagian besar gas ada disini.
 3. Gas teradsorbsi dalam pori-pori tertutup atau sangat
dalam.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyerapan gas
methane dalam batubara :
1. Tekanan yang bekerja pada lapisan batubara.
 2. Peringkat batubara, semakin tinggi peringkatnya maka gas
methane yang dihasilkan semakin banyak.
 3. Temperatur lapisan batubara
 4. Kandungan air dan abu dalam batubara : semakin banyak
kandungan air maka gas yang dihasilkan semakin sedikit.

 Parameter lain yang mempengaruhi reservoir gas methane


adalah :
 Porositas masa batubara serta cleat.
 Permeability lapisan batubara
 Hubungan antara gas- air – batubara.
 Tekanan reservoir.

 Porositas masa batubara :


 Porositas adalah banyaknya pori-pori (mikro pori) yang
terdapat dalam lapisan batubara.
 Micro pori ini berfungsi sebagai saluran ataupun tempat
teradsorpsinya gas methane.
 Porositas terjadi dalam masa batubara yg berhubungan dengan
cleat serta rekahan.
 Porositas akan mempengaruhi permeabilitas dan tempat
terdapatnya gas methane, dan secara alamiah adsorpsi gas
akan penting untuk mengontrol keberadaan gas dalam
konvensional reservoir.
 Analisa porositas lapisan batubara dapat diketahui hasilnya
secara detail apabila dilakukan analisa terhadap core.
 Tetapi kebanyakan hasil analisa lab. Tidak dilengkapi data
porositas dari analisa terhadap core konventional.
 Permeabilitas lapisan batubara
 Permeabilitas reservoir primer dapat terjadi dalam cleat.
Jumlah dan arah cleat yang sangat banyak, sehingga
dengan diketahuinya arah cleat mayor dapat digunakan
sebagai petunjuk arah aliran gas methane.
 Bila permeabilitas batubara tidak diketahui, maka arah aliran
gas juga tidak dapat diketahui. Hal ini harus dicantumkan
dari hasil analisa core.
 Perusahaan biasanya menggunakan test aliran atau
hambatan untuk mendapatkan data permebilitas.

 Hubungan gas –air – batubara


 Sampai saat ini belum diketahui hubungan antara gas-air-
batubara
 Hal ini akan mempengaruhi system permeabilitasnya
apakah single atau double permeabilitas.
 Hal ini juga berpengaruh pada kapasitas cebakan gas.
 Diperlukan analisa secara detil terhadap core sehingga bisa
melengkapi proses perhitungan reservoir.
 2. Dari data eksplorasi batubara biasanya tidak diketahui
secara pasti lapisan dasar dan lapisan penutup yang berupa
lapisan aquifer dari sandstone.

 System pori
 Berdasarkan ukuran pori, dapat dibedakan menjadi :
 Micropori : diameter 8 – 20 Angstrom.
 Mesopori : mempunyai diameter 20 – 500 angstrom.
 Macropori : diameter > 500 angstrom.

 1 ngstrom = 1 x 10 – 10 m .
 Bright coal dan bituminous coal mempunyai volume micro pori
yang lebih besar dari pada dull coal pada rank yang sama.
 mesopori pada dull coal lebih besar dibanding pada bright coal.
 Secara umum dikatakan volume pori termasuk cleat dan
fracture sebesar 1- 10 % dari vol. batubara.

 Tekanan reservoir :
 Tekanan reservoir biasanya digunakan untuk menghitung
kapasitas cebakan gas dengan menggunakan adsorpsi pada
temperatur yang sama (berdasar analisa lab) sesuai dengan
karakteristik reservoir.
 Tekanan dihitung dari perbedaan hidrostatik. Hal ini
memberikan petunjuk terhadap aliran gas dalam permukaan
pori dan rekahan.
 Volume gas dalam reservoir konvensional =
 (vol batuan sebagai reservoir)xporositas x tekanan

 Volume gas dlm reservoir batubara = (vol. reservoir batubara)x


porositas x tekanan + vol gas teradsorbsi.

 Jumlah gas teradsorbsi = fungsi dari tekanan gas dengan


volume pori
 Total volume gas teradsorbsi = pori-pori bebas di permukaan.

Anda mungkin juga menyukai