Anda di halaman 1dari 12

ANGGARAN LABA

RUGI
Kelompok 2
1.Annisa Husniati Siregar(192102035)
2.Efika Noviana Lubis (192102001)
3. Stephan fiery simbolon (192102005)
4.Widy Raynaldy Christy Sucipto (192102007)
01. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Laba Rugi

PENGERTIAN ANGGARAN LABA


RUGI

Anggaran laba rugi merupakan rencana laba atau rugi yang akan
diperoleh dari anggaran penjualan, produksi, beban operasional,
biaya produksi yang akan ditanggung perusahaan pada satu
periode anggaran. Secara umum, anggaran laba rugi berarti
jumlah laba dan atau rugi yang ingin diperoleh oleh perusahaan.
Dengan membuat anggaran laba rugi, perusahaan akan
mengetahui seberapa besar laba yang diterima atau rugi yang
akan ditanggung sehingga perusahaan dapat membuat rencana
program untuk mengelola keuangannya dengan baik.
01. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Laba Rugi

Tujuan Anggaran Laba


Rugi
Penyusunan anggaran laba rugi bertujuan
memberikan informasi kepada pihak manejemen
tentang perkiraan laba rugi bersih yang akan di
tanggung oleh perusahaan dalam satu periode
anggaran. Informasi-informasi yang dibutuhkan
dalam penyusuunan anggaran laba rugi dari
Ready
anggaran-anggaran yang telah disusun sebelumnya.
02. Sistem informasi yang dibutuhkan

Sumber-sumber informasi yang 1. Anggaran penjualan 4. Anggaran Pajak Penghasilan


Menyediakan informasi Badan
dibutuhkan dalam menyusun
tentang perkiraan nilai Diperlukan untuk menentukan
anggaran laba rugi adalah sebagai jumlah beban pajak penghasilan
penjualan dalam satu periode.
berikut : yang harus ditanggung oleh
2. Anggaran Produksi perusahaan pada suatu anggaran.
Menyediakan informasi tentang 5. Anggaran Kas
nilai persediaan barang jadi awal Menyediakan informasi tentang
dan akhir periode untuk beban bunga, pendapatan
menentukan harga pokok bunga, dan beban piutang tidak
penjualan. tertagih
3. Anggaran Beban Operasi 6. Anggaran Biaya Produksi
Menyediakan informasi tentang Menyediakan informasi
beban penjualan & administrasi mengenai produksi pada satu
perusahaan. periode anggaran.
03. Anggaran laba rugi pada perusahaan manufaktur

Dalam menyusun anggaran laba rugi , perusahaan manufaktur memiliki perbedaan dengan
perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Untuk menghitung anggaran laba rugi di dalam
perusahaan manufaktur, perusahaan harus mengetahui besarnya anggaran penjualan, angggaran
biaya produksi, dan anggaran biaya operasional. Untuk mengetahui angggaran biaya produksi,
harus dihitung terlebih dahulu besarnya anggaran biaya bahan baku, angggaran tenaga kerja, dan
anggaran BOP. Setelah diketahui biaya produksi yang akan dianggarkan, baru ditambahkan
denganbiaya persediaan akhir barangdalam proses. Setelah itu, baru ditambahkan dengan
persediaan awal barang jadi. Hasilnya adalah harga pokok penjualan yang dianggarkan. Selisih
antara penjualan yang dianggarkan dan harga pokok penjualan yang dianggarkan merupakan laba
kototr yang dianggarkan. Laba kototr yang dianggarkan tersebut lalu dikurangi dengan biaya
komersial yang dianggarkan dan diperoleh laba usaha yang dianggarkan.
04. METODE PENYUSUNAN ANGGARAN LABA RUGI
Terdapat 3 metode penyusunan Anggaran Laba Rugi yaitu :
1. Metode a Posteriori
Merupakan metode penyusunan anggaran laba dimana sejumlah laba ditetapkan sesudah proses penetapan
rencana(planning) keseluruhan, termaksud penyusunan anggaran operasional. Metode ini menggunakan anggaran
penjualan sebagai titik tolak penyusunan anggaran operasional. Prosedur penyusunan anggaran laba dimulai
dengan menyusun anggaran penjualan, lalu dilanjutkan dengan anggaran produksi, anggaran biaya bahan baku,
anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran operasi. Setelah seluruh anggaran operasional tersebut
disusun, kemudian digabungkan menurut format anggaran laba diatas, sehingga akan diperoleh laba dengan
sendirinya. Artinya perusahaan tidak menetapkan anggaran laba dari awal penyusunan anggaran, tetapi setelah
seluruh anggaran operasional ditetapkan. Laba yang dianggarkan merupakan hasil dari seluruh anggaran
operasional tersebut.
2. Metode a Priori
Merupakan metode penyusunan anggaran laba dimana jumlah laba ditentukan pada awal tahap proses
perencanaan secara keseluruhan. Bedasarkan jumlah laba yang telah ditentukan tersebut, perusahaanmembuat
anggaran komprehensif. Pada dasarnya komponen dari anggaran laba adalah anggaran penjualan dan anggaran
biaya, maka untuk mengubah anggaran laba agar sesuai dengan laba yang ditargetkan, perusahaan memiliki
beberapa pilihan dan semuanya terkait dengan kedua komponen anggaran tersebut. Yaitu :
a. Mengubah anggaran penjualan
Anggaran penjualan terdiri dari dua elemen utama, yaitu volume penjualan dan harga jual per unit produk.
Untuk mengubah anggaran penjualan, maka kedua elemen tersebut dapat diubah salah satunya atau kedua
sekaligus.
04. METODE PENYUSUNAN ANGGARAN LABA RUGI
b. Mengubah anggaran biaya
Biaya pada dasarnya perusahaan menyusun anggaran biaya, mulai anggaran biaya bahan baku, anggaran
biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overheat dan anggaran biaya operasional, perusahaan sudah
berusaha menekan biaya seefisien mingkin. Anggaran biaya bahan baku dipengaruhi oleh dua elemen utama,
yaitu kebutuhan bahan per unit produk dan harga beli per unit bahan baku.
c. Mengubah anggaran penjualan
Perubahan volume penjualan akan berpengaruh langsung terhadap volume produksi. Jika volume produksi
berubah, maka biaya produksi total akan berubah, dan biaya produksi per unit juga dapat berubah.
3. Metode Pragmatis
Adalah metode penyusunan anggaran laba, dimana jumlah laba yang direncanakan ditetapkan berdasarkan
standar tertentu yang telah teruji secara empritis dan didukung oleh pengalaman.
Dengan menggunakan tingkat target laba yang diperoleh dari pengalaman,pengharapan, atau perbandingan, pihak
manajemen menetapkan standar laba relatif yang dianggap memadai bagi perusahaannya.
Menyusun anggaran laba dengan metode pragmatis dapat dimulai dengan dengan menetapkan laba yang ingin
diraih terlebih dahulu, kemudian menyusun anggaran operasional, atau dimulai dengan menyusun anggaran
penjualan terlebih dahulu dan d iikuti dengan menyusun anggaran operasional lainnya yang berujung pada
anggaran laba. Titik tolak penyusunan anggaran didasarkan pada pengalaman, perbandingan, atau standar tertentu
yang dianggap layak bagi perusahaan.
05. Menghitung persediaan akhir barang jadi

Salah satu informasi yang disajikan dalam


anggaran produksi adalah kuantitas
persediaan barang jadi yang akan dipegang
oleh persedian diakhir periode atau biasa
dikenal sebagai persedian akhir barang
jadi. Perhitungan persediaan akhir barang
jadi memerlukan informasi tentang asumsi
arus biaya persedian ( cost flow
assumption ) yang digunakan oleh
perusahaan. Terdapat dua metode tentang
sistem arus biaya persediaan akhir barang
jadi yaitu metode FIFO (First In First Out)
dan AVERAGE (Metode Rata-Rata).
05. Menghitung persediaan akhir barang jadi

1. METODE FIFO 1. METODE AVERAGE


Mengasumsikan bahwa biaya persedian akhir
biaya persedian akhir barang jadi adalah biaya
barang jadi yang rata-rata yang diperoleh
diproduksi pertama kali dari biaya produksi yang
dalam satu periode akan dikeluarkan dalam satu
menjadi beban harga periode dan biaya
pokok penjualan untuk persediaan barang jadi
barang jadi yang dijual awal yang sudah
pertama dalam periode ditetapkan diawal
yang sama. peiode.
05. Menghitung persediaan akhir barang jadi
Anggaran produksi PT.ABC
untuk Juli 2008
Keterangan Unit
Penjualan 1.600
Ditambah : Persedian akhir barang jadi 400
Jumlah barang jadi yg dibutuhkan 2.000
Dikurangi : Persediaan awal barang jadi 200
Jumlah barang jadi yg akan diproduksi 1.800

• Total biya persedian barang jadi 1 Juli 2008 = 200 unit x Rp.200.000,-

CONTOH
= Rp. 40.000.000,-
• Biaya produksi barang jadi yg diproduksi bulan Juli 2008
= 1.800 unit x Rp. 220.000,-
= Rp. 396 juta.
• Ditanya : Hitung biaya persedian akhir barang jadi dengan menggunakan
metode arus biaya sbb :
1. F I F O
2. Average.
05. Menghitung persediaan akhir barang jadi

PENYELESAIAN
1. Metode FIFO
Biaya produksi Juli 2008 = 1.800 unit x Rp.220.000,-
= Rp.396 juta
Maka Nilai Persediaan Akhir Barang Jadi = 400 unit x Rp.220.000,-
= Rp. 88 juta
2. Metode AVERAGE
Uraian Unit Harga satuan Jumlah
Produksi Juli 2008 1.800 Rp220.000 Rp 396 juta
Persediaan Awal B. Jadi 200 Rp200.000 Rp 40 juta
B. Jadi yang tersedia untuk
dijual 2.000 Rp218.000 Rp 436 juta

Keterangan :
Jumlah biaya perunit barang jadi yg tersdia untuk dijual =
(Rp.396.000.000 + Rp.40 juta) : 2000 unit = Rp.218 000,-
Nilai Persdiaan Akhir Barang Jadi = 400 unit x
Rp.218.000.000,- = Rp.87.200.000,-
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai