Anda di halaman 1dari 32

Higher Order Thinking Skills

(HOTS)

Hambali, S.Pd.

Bimbingan Penyusunan Soal


MTs Nurus Salam, 15 Nov 2018 1 1
Latar Belakang

Kurikulum 2013

Tantangan Eksternal
(Globalisasi)

Tantangan Internal Kemajuan Pendidikan Internasional

Lingkungan Hidup Kemajuan Teknologi Industri Kreatif


Konten Sistem Evaluasi

*) Permendikbud No. 59 Tahun 2014


2

(Lampiran I)
Latar Belakang

 Soal-soal yang dibuat guru umumnya mengukur


kemampuan tingkat rendah (LOTS).
 Stimulus yang digunakan tidak kontekstual.
 Peringkat Indonesia dalam studi PISA, rendah.

Th. 2000 Th. 2003 Th. 2006 Th. 2009 Th. 2012
Literasi
Rank Psrt Rank Psrt Rank Psrt Rank Psrt Rank Psrt
Reading 39 41 39 40 48 56 57 65 60 65
Literacy
Mathematical 39 41 38 40 50 57 61 65 64 65
Literacy
Scientific 38 41 38 40 50 57 60 65 64 65
Literacy
3
*) Sumber: OECD-PISA
Laporan PISA 2015

4
SEBENARNYA
APA ITU HOTS?

5
HOTS ADALAH:
• Singkatan dari Higher Order Thinking Skill
(Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi)
• HOTS melatih siswa agar bisa:
• A. Memutuskan apa yang harus dipercayai
• B. Memantapkan apa yang harus dilakukan
• Mencipta ide baru
• Membuat prediksi
• Memecahkan masalah kasustik

6
CONTOH SOAL:
• Sebutkan ciri-ciri puisi lama!

7
CONTOH SOAL:
• Bacalah Kutipan puisi “ Bukan Beta Bijak Berperi
• Karya Rustam Efendi berikut ini!

• Bukan beta budak Negeri,


• Musti menurut undangan mair.
• Sarat saraf saya mungkiri,
• Untaian Rangkain seloka lama,
• Beta buang beta singkiri,
• Sebab laguku menurut sukma.

• Mengapa puisi di atas disebut puisi baru, bukan puisi lama?

8
Karakterisasi Instrumen untuk mengukur HoTs

Taksonomi Bloom
METACOGNI
TIVE
Metakognitif
PROCEDURA KETERAMPILAN
L
Prosedural BERPIKIR
TINGKAT TINGGI
THE KNOWLEDGW DIMENTION

CONCEPTUA
L
Konseptual

FACTUAL
Faktual

9
REMEM UNDERS ANALYZ EVALUAT CREAT
APPLY
Higher Order Thinking
BUKAN
Soal yang PASTI sulit

10
Bagaimana Membuat Soal dengan Level
Kognitif Berbeda menggunakan
stimulus yang sama?

11
• Mengidentifikasi
• Mengklasifikasi data
• Menyimpulkan
1. PENGETAHUAN & • Menjelaskan
PEMAHAMAN • Membandingkan
• Menentukan
• Menghitung
KOGNITIF
LEVEL

• Menggunakan
2. APLIKASI • Memodelkan
• Memecahkan masalah
• Menganalisis
• Menerapkan gagasan
• Mengorganisasi gagasan
3. PENALARAN • Mensintesis
• Mengevaluasi
• Merumuskan
• Menyimpulkan
• Menginterprestasi
Hierarki Bloom Taxonomy

EVALUATION

SYNTHESIS

ANALYSIS

APPLICATION
 

COMPREHENSION 'higher order'


 

KNOWLEDGE

'lower order'

13
Konsep Soal Standar Internasional

A Higher Order Thinking

B Contextual Assessment

C PISA

14
A. Higher Order Thinking

 Kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif,


metakognitif, dan berpikir kreatif.
 Ranah Kognitif:
 Analisis: menspesifikasi aspek-aspek/elemen
dari sebuah konteks tertentu;
 Evaluasi: mengambil keputusan berdasarkan
fakta/informasi;
 Mengkreasi: membangun gagasan/ide-ide.

15
Lanjutan…

 Meminimalisir kemampuan mengingat kembali


informasi (recall), tetapi lebih mengukur
kemampuan:
 transfer satu konsep ke konsep lainnya,
 memproses dan menerapkan informasi,
 mencari kaitan dari berbagai informasi yang
berbeda-beda,
 menggunakan informasi untuk menyelesaikan
masalah,
 menelaah ide dan informasi secara kritis.
16
Lanjutan…

17
B. Contextual Assessment
 Asesmen yang berbasis situasi nyata dalam
kehidupan sehari-hari;
 Ruang lingkup stimulus/konteks: personal, sosial,
dan global, seperti:
 kesehatan
 pendidikan
 pekerjaan
 sumbar daya alam
 lingkungan hidup
 bencana alam
 pemanfaatan sains dan teknologi 18
Lanjutan…
Karakteristik asesmen kontekstual (REACT):
1. Relating: terkait langsung dengan konteks pengalaman
kehidupan nyata.
2. Experiencing: ditekankan kepada penggalian (eksplorasi),
penemuan (discovery), dan penciptaan (invention).
3. Applying: menuntut kemampuan peserta didik untuk
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam
kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata.
4. Communication: menuntut kemampuan peserta didik
untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada
kesimpulan konteks masalah.
5. Transfering: menuntut kemampuan peserta didik untuk
mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas
ke dalam situasi atau konteks baru. 19
Lanjutan…

Ciri-ciri asesmen kontekstual:


 Siswa mengkonstruksi responnya sendiri, bukan
sekadar memilih jawaban yang tersedia.
 Tugas-tugas merupakan tantangan yang
dihadapkan dalam dunia nyata.
 Tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang
benar, tetapi memungkinkan banyak jawaban
benar atau semua jawaban benar.

20
Lanjutan…
Perbandingan asesmen tradisional dan kontekstual

Asesmen Tradisional Asesmen Kontekstual


Peserta didik cenderung memilih Peserta didik mengekspresikan
respons yang diberikan. respons.
Konteks dunia kelas (buatan) Konteks dunia nyata (realistis)
Umumnya mengukur aspek Mengukur performansi tugas
ingatan (recalling). (berpikir tingkat tinggi).
Terpisah dengan pembelajaran Terintegrasi dengan pembelajaran
Pembuktian tidak langsung, Pembuktian langsung melalui
cenderung teoretis. penerapan pengetahuan dan
keterampilan dengan konteks
nyata. 21
Karakteristik Soal-Soal HOTS
a. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi:
problem solving, decision making, critical thinking, creative
thinking. Umumnya jawaban soal HOTS tidak tersurat secara
eksplisit dalam stimulus.
b. Berbasis permasalahan kontekstual: lingkungan hidup,
kesehatan, kebumian dan ruang angkasa, serta pemanfaatan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai aspek
kehidupan.
c. Menggunakan bentuk soal beragam: (1) pilihan ganda, (2)
pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak), (3) isian
singkat atau melengkapi, (4) jawaban singkat, dan (5) uraian.
22
RAMBU-RAMBU SOAL HOTS
 Bersifat divergen, memungkinkan munculnya
beberapa alternatif respons atau jawaban
 Tidak hanya mengukur kompetensi pengetahuan,
tetapi juga keterampilan proses, dan sikap
 Stem soal menggunakan stimulus berupa konteks
kehidupan nyata atau fenomena yang dekat dengan
kehidupan siswa
 Tidak hanya mengukur pengetahuan tentang IPA,
tetapi juga mengukur sikap dan bagaimana
menggunakan pengetahuan tersebut dalam
kehidupan nyata
 Tidak cukup hanya berbentuk pilihan ganda
Tabel berikut mengklasifikasi instruksi-instruksi
yang umum digunakan dalam soal/pertanyaan sesuai
kategori Bloom taxonomy.
Mengingat Pemahaman Aplikasi Analisa Evaluasi Kreasi
(Remember) (Understand) (Applicatio (Analysis) (Evaluate) (Create)
n)
•Uraikan •Berikan •Aplikasika •Analisa •Menilai •Buat
•Identifikasi contoh n •Kategorikan •Pilih •Bangun
•Urutkan Uraikan •Tunjukkan •Bandingkan •Kritik •Rancang
•Sebutkan • Tentukan •Gunakan •Evaluasi •Kembang
•Ingat •Jelaskan •Manfaatka •Simpulkan •Telaah kan
kembali Ekspresikan n •Bedakan •Peringkat •Hasilkan
•Kenali •Jelaskan •Ilustrasika •Temukan •Kaji ulang •Susun
•Catat dengan kata- n •Gambarkan •Cermati •Rakit
•Hubungkan kata sendiri •Operasika •Artikan •Bentuk
•Kumpulka
•Ulangi •Identifikasi n •Telaah n
•Garis •Temukan •Terapkan •Prediksi •Rumuskan
bawahi •Ulangi •Kelola
•Pilih •Modifikasi
•Sebutkan •Mengubah
•Terjemahkan •Sintesa
24
Higher-Order Thinking Skills
Pertanyaan-pertanyaan untuk merangsang inovasi

Teknik kegiatan-kegiatan lain yang dapat mengembangkan


keterampilan berfikir kritis dan kreatif siswa dalam bentuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan inovatif:
– Adakah Cara lain? (What’s another way?),
– Bagaimana jika…? (What if …?),
– Manakah yang salah? (What’s wrong?), dan
– Apakah yang akan dilakukan? (What would you do?) (Krulik &
Rudnick, 1999).

25
HAL-HAL PENTING DALAM MENULIS SOAL HOTS
1. Pilih materi yang sesuai dengan indikator soal (disebut “stimulus”)
2. Periksa materi (stimulus)
• Apakah bermanfaat?
• Apakah merefleksikan kurikulum?
• Apakah menarik? Relevan? Cocok?
• Pertanyaan penting apa yang dapat diidentifikasi dari stimulus?
3. HOTS
• Menganalisis
• Mengevaluasi
• Mengkreasi
4. Soal pilihan ganda dapat muncul dari pertanyaan HOTS
5. Untuk mendapatkan soal PG yang baik:
• ekstensif (menjangkau secara luas)
• ketat (teliti, cermat dan rapi)
• dipanelkan 26
Menyusun Stimulus Soal HOTS
a. Pilihlah beberapa informasi dapat berupa gambar,
grafik, tabel, wacana, dll yang memiliki keterkaitan
dalam sebuah kasus.
b. Stimulus hendaknya menuntut kemampuan
menginterpretasi, mencari hubungan, menganalisis,
menyimpulkan, atau menciptakan.
c. Pilihlah kasus/permasalahan konstekstual dan menarik
(terkini) memotivasi peserta didik untuk membaca.
Pengecualian untuk mapel Bahasa, Sejarah boleh tidak
kontekstual.
d. Terkait langsung dengan pertanyaan (pokok soal),
berfungsi. 27
Langkah-langkah Menyusun Soal Standar Internasional

1. Menganalisis KD yang dapat dibuatkan soal


standar internasional.
2. Menyusun kisi-kisi soal.
3. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi
soal. Butir-butir pertanyaan ditulis agar sesuai
dengan kaidah penulisan butir soal.
4. Membuat pedoman penskoran atau kunci
jawaban.

28
Rambu
Penyusunan Soal HOT

1. Soal yang disusun harus


mengukur kompetensi yang
akan diukur.
2. Kontekstual “ya”
keberfungsian stimulus
“WAJIB”.
3. Higher bukanlah Highest,
menulis soal orde berfikir
lebih tinggi bukan level
tertinggi.
29
Kisi-Kisi
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas/Peminatan : X
Semester :1
Kelas/
Nomor Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Soal Level Kognitif Bentuk Soal Nomor Soal
Semester

1 3.1 Menentukan isi pokok X/1 Disajikan teks laporan hasil observasi, peserta C4 (menganalisis) Uraian 1
Mengidentifikasi teks laporan hasil laporan hasil observasi didik dapat menentukan isi pokok laporan hasil
observasi yang dipresentasikan dengan observasi
lisan dan tulis

Menentukan ciri kebahasaan X/1 Disajikan teks laporan hasil observasi, peserta C4 (menganalisis) uraian 2
teks laporan hasill observasi didik dapat menentukan ciri kebahasaan teks
laporan hasil observasi

30
Sumber:
1. Berbagai presentasi (ppt) HOTS, Puspendik, 2014
s.d 2016
2. Naskah Penyususnan Soal HOTS, Dit. PSMA, 2015
3. Presentasi HOTS, Dit. PSMA, 2015
4. Presentasi HOTS, Dr. Rachmawati, Puspendik,
2016
5. Presentasi Pengembangan Soal HOTS, Iwan
Suyawan, Dit. PSMA, 2017

31
Terima Kasih
Selamat Berkarya

Husnul Hafifah. 32

Bondowoso

Anda mungkin juga menyukai