Anda di halaman 1dari 22

TEORI

JASON FOEDIRMAN / 1751022


MUHAMMAD RIFALDY / 1751070

KEWAJIBAN
KEWAJIBAN
ANYA ANNISA A.F.P / 1751091

AKUNTAN
ABRAHAM H. / 1751094
SOLA GRATIA / 1751095
FAREL NICOLA / 1751098
SARAH ELISABETH / 1751112
DEFINISI
• FASB – Kewajiban yaitu pengorbanan manfaat • AASB – kewajiban adalah pengorbanan masa depan dari
ekonomik masa datang yang cukup pasti yang potensi jasa atau manfaat ekonomi masa depan yang saat
timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan ini wajib dilakukan entitas kepada entitas lain sebagai
usaha untuk mentransfer asset atau menyediakan akibat dari transaksi masa lalu atau peristiwa masa lalu
atau menyerahkan jasa kepada kesatuan lain dari lainnya.
masa datang sebagai akibat transaksi atau • APB No.4 – kewajiban adalah kewajiban ekonomi dari
kejadian masa lalu suatu perusahaan yang diakui dan diukur sesuai dengan
• IASC/IAI – kewajiban adalah pengorbanan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kewajiban
manfaat ekonomik masa mendatang yang cukup mencakup kredit tangguhan tertentu yang bukan
pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu merupakan kewajiban tetapi diakui dan diukur sesuai
ksatuan usaha untuk mentransfer asset atau dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
menyediakan dan menyerahkan jasa kepada
kesatuan lain d masa datang sebagai akibat
transaksi atau kejadian masa lalu.
LANJUTA PENGORBANAN MANFAAT
N ABSTRAK
EKONOMIK

DEFINISI
Tugas atau tanggungjawab
ENGLISH
Dari pengertian tersebut kepada pihak lain untuk
dianggap cukup mentransfer sumber
mewakili pengertian ekonomik. Bermakna bahwa
kewajiban dan secara jumlah atau waktu dapat
umum dapat dikatakan ditentukan secara layak =
bahwa kewajiban cukup pasti
memiliki 3 karakteristik
utama: Melibatkan kesatuan usaha
1. Keharusan sekarang lainnya
2. Timbul akibat
transaksi di masa lalu Bersifat memaksa
3. Pengorbanan manfaat
ekonomik masa datang
yang cukup pasti

S LI D E S
HAK-HAK KEWAJIBAN TAK
BERSYARAT
Bersifat generik
• Perusahaan yang mengadopsi kerangka kerja manajemen
risiko ISO 31000 memiliki rata-rata nilai ERM maturitas
index lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak
mengadopsi kerangka kerja manajemen risiko ISO 31000
(Kuriawan & Wibowo, 2016)

• Terdapat bank gagal akibat tidak terpenuhinya standar ISO


31000 (Suyasa & Legowo, 2019)
Bermakna pada tanggal
pelaporan = sekarang

Bersifat memaksa pada tanggal


neraca (sekarang) maupun
sebelum waktunya untuk
KEHARUSAN dilunasi.
SEKARANG
Jenis:
Bergantung
Kontraktual
Konstruktif
Demi keadilan
2

1
Syarat pertama untuk mengakui kewajiban
TRANSAKSI
MASA LALU
Hak-Hak Tak Bersyarat

Konsep ini menyatakan “tidak ada hak tanpa


kewajiban dan sebaliknya tidak ada kewajiban
tanpa hak” sehingga walaupun suatu kontrak
sudah ditandatangani, salah satu pihak tidak
mempunyai kwajiban apapun sebelum pihak lain
memenuhi apa yang menjadi hak pihak lain.
KARAKTERISTIK
PENDUKUNG
Keharusan membayar kas
Identitas terbayar jelas
Berkekuatan hukum atau dapat
dipaksakan secara hukum

APB memasukan pos bukan


keharusan atau non-keharusan
sebagai bagian dari kewajiban.
Kondisi Aktual Maturitas MR

Hasil Rata-rata seluruh kuisioner


Pada saat penanggungan, diakui sebesar
penghargaan sepakatan (kas yang diterima)
bukan nilai nominal. Sejalan dengan
PENGUKURAN pengukuran asset.
KEWAJIBAN
Harga sepakatan merupakan dasar paling
terandalkan dan objektif karena pihak
berkontrak sama – sama bebas dan
berkehendak serta berkemampuan.
• Kewajiban dalam pembelian kredit
Dalam pembelian aset, pengukuran yang objektif adalah kos
tunai implisit. Kewajiban juga harus diukur sesuai dengan aset
• Diskon atau premiun utang obligasi
PENGUKURAN Untuk suatu kontrak dengan pokok pinjaman dan bunga
periodik, pengukuran yang tepat adalah kos tunai implisit
KEWAJIBAN • Diskon obligasi
Diskon obligasi dilaporkan sebagai pengurangan nilai nominal
dalam obligasi di neraca
• Premium obligasi
Premium obligasi sendiri apabila belum diamortisasi merupakan
utang
• Kewajiban moneter dan nonmoneter
Kewajiban sendiri dapat bersifat moneter maupun nonmoneter
1. Ketersediaan
Dasar Hukum

PENGAKUAN
KEWAJIBAN 4 Kaidah
Pengakuan 2. Keterterapan
4. Keterukuran
nilai kewajiban untuk menandai konsep dasar
pengakuan konservatisma
Kewajiban

3.
Ketertentuan
substansi
ekonomik
transaksi
Penentuan nilai sekarang kewajiban.
Penilaian mengacu pada nilai
keharusan sekarang pada setiap saat
antara terjadinya kewajiban sampai
dilunasi kewajiban. Penilaian
kewajiban pada saat tertentu
merupakan penentuan jumlah rupiah
yang harus dikorbankan seandainya
PENGAKUAN pada saat tersebut kewajiban harus
dilunasi.

Tujuan Penilaian adalah menentukan


jumlah rupiah pengorbanan sumber
ekonomik (kas) pada saat tersebut
kewajiban harus dilunasi
PELUNASAN UTANG
TERKONVERSI

Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang Terdapat utang yang terkonversi atau
sengaja dilakukan oleh kesatuan usaha untuk konvertibel. Utang tersebut dapat
memenuhi kewajiban pada saatnya dan dalam
menjadi ekuitas sewaktu- waktu selama
kondisi normal usaha sehingga ia bebas dari
kewajiban tersebut masih berlaku. Hendriksen dan van
Breda menyatakan bahwa obligasi
Transfer Aset Finansial terkonversi memiliki karakteristik
oDigunakan untuk melunasi kewajiban suatu sebagai berikut :
entitas dengan cara mentransfer aset finansial 1. Tingkat bunga nominal jauh
\ ( kas, barang atau jasa), dan apabila telah \ dibawah tingkat bunga pasar \
dilunasi maka pelunasan dianggap tuntas
untuk obligasi biasa yang setara
oTransfer aset juga dianggap sebagai penjualan 2. Harga konversi yang ditetapkan
apabila pentransfer menyerahkan penguasaan lebih tinggi dari harga pasar
atas aset finansial tersebut dan menerima aset saham biasa
lain sebagai penghargaan atas aset finansial 3. Harga konversi tidak pernah
tersebut.
o menurun selama masa hak
Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo konversi kecuali karna
oBila kewajiban dilunasi sebelum jatuh tempo, penyesuaian yang diperlukan
nilai jatuh tempo dengan sendirinya akibat pengambilan hak yang
merefleksikan nilai sekarang kewajiban melekat pada saham biasa seperti
sehingga tidak ada selisih antara jumlah rupiah dalam hal terjadi pemecahan
yang dibayar dengan nilai nominal. Selisih ini
saham atau dividen saham
harus diakui sebagau laba atau rugi.
PEMBEBASAN HAK
SUBSTANTIF MENGKOMPENSASI

• Dalam standar yang • Pengkompensasian


dikeluarkan, FASB kewajiban dalam neraca
adalah tidak layak
menegaskan bahwa pada
dikecuali terdpat hak
saat tejadi pembebasan mengontra. Adakalanya
substantif, kewajiban hak mengontra
tidak dapat dihapus diperbolehkan bila
karena kejadian tersebut kondisi tertentu terpenuhi.
tidak memenuhi Kondisi ini biasanya
karakteristik atau berkaitan dengan apa
yang disebut sebagai
kriteria krisis
kontrak bersyarat dan
kontrak pertukaran.
PENYAJIAN &
PSAK NO. 1
Kewajiban disajikan dalam neraca atas dasar urutan
kelancarannya sejalan dengan penyajian aset. Dalam
PSAK No. 1 ( Pasal 39 ) menggariskan bahwa aset lancar
disajikan menurut urutan jatuh tempo. Ini berarti
kewajiban jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada
kewajiban jangka panjang

PSAK No. 1 juga menyatakan bahwa semua kewajiban


yang tidak memenuhi kriteria sebagai kewajiban jangka
pendek harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
panjang. Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai suatu
kewajiban jangka pendek jika diperkirakan akan
diselesaikan dalam jangka waktu satu siklus operasi
PENYAJIAN perusahaan atau jatuh tempo dalam jangka waktu dua
belas bulan dari tanggal neraca
PSAK NO. 1 (PRG 44)
Kewaiban dapat diklasifikaskan sebagai kewajiban lancar
apabila :
1. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu
siklus normal operasi perusahaan
2. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan
dari tanggal neraca

Dalam paragraf 47 kewajiban berbunga jangka panjang


tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban jangan panjang
walaupun akan jatuh tempo dalam 12 bulan apabila :
3. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka
waktu yang lebih dari dua belas bulan
4. Perusahaan bermaksud membiayai kembali
kewajibannya dengan pendanaan jangka panjang
5. Makud pada nomor 2 didukung dengan perjanjian
pembiayaan kembali atau penjadwalan kembali
pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan
keuangan disetujui
Risiko Bayangi Garuda untuk Selesaikan Tumpukan Utang
Jangka Pendek

PT Garuda Indonesia (GIAA) berencana mengambil utang baru dengan


total hingga US$ 900 juta atau sekitar Rp 12,57 triliun guna menutup
sebagian utang yang segera jatuh tempo (refinancing). Berdasarkan
laporan keuangan per akhir September 2019, kewajiban (liability)
perusahaan didominasi kewajiban jangka pendek yakni sebesar US$
2,87 miliar atau sekitar Rp 40,08 triliun, sedangkan kewajiban jangka
panjang hanya seperlimanya yaitu US$ 633,13 juta atau Rp 8,84 triliun.
Sedangkan dari total kewajiban jangka pendek, sebesar US$ 837,72
juta atau sekitar Rp 11,7 triliun merupakan utang ke bank.
Adapun dalam dokumen keterbukaan informasi, Garuda menyatakan
rencananya mengambil utang baru adalah untuk membayar sebagian
utang keuangan yang jatuh tempo dalam satu tahun ke depan. Ini
termasuk sukuk global yang diterbitkan pada 2015 dan jatuh tempo
pada Juni 2020. Bila ditelusuri dari laporan keuangan, saldo utang
sukuk global yang dimaksud tercatat sebesar US$ 498,44 juta per akhir
September 2019.
Menanggapi besarnya tumpukan utang jangka pendek Garuda, pengambilan utang
baru untuk refinancing memang perlu dilakukan. Sebab, Garuda tidak akan
mampu membayar utang jangka pendek jika melihat posisi kas dan setara kas-
nya saat ini. Perusahaan tercatat memiliki kas dan setara kas sebesar US$ 345

PENYELESAIAN
juta per akhir September 2019. Adapun dalam dokumen keterbukaan
informasi, Garuda menggambarkan utang keuangan jangka pendeknya,
dengan mengacu pada laporan keuangan per akhir Desember 2018 yaitu US$
1,63 miliar. Tentu Garuda tidak akan cukup untuk membayar kewajiban
sebesar US$ 1,63 miliar dengan asumsi performa perusahaan satu tahun ke
depan sama dengan saat ini. Sehingga refinancing memang dibutuhkan.
Garuda menyiapkan tiga opsi pendanaan untuk refinancing, yaitu melalui
penerbitan sukuk global maksimal US$ 750 juta atau sekitar Rp 10,48 triliun,
obligasi dengan skema private placement juga maksimal US$ 750 juta, hingga
peer to peer lending dengan nilai maksimal US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,98
triliun.
Menilai opsi yang paling tepat dijalankan oleh Garuda adalah penerbitan
sukuk global. Alasannya, sukuk tidak menggunakan sistem bunga tetap (fixed
rate). Melainkan menggunakan profit rate, jadi (mengikuti) performance
Garuda ke depannya sehingga risikonya lebih minim.
 
THANK YOU !
THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai