Anda di halaman 1dari 15

MASALAH KESEHATAN P

ADA BAYI HIPERBILIRUB


INEA
Kelompok 3 :

 Lela Choirunnisa N. (P27820419052)


 Maulidiyah Nishful W. (P27820419053)
 Nailul Mukarromah (P27820419061)
 Nuur Annisa S. (P27820419070)
 Shinta Pratiwi (P27820419081)

Dosen Pembimbing : Alfy Maziyah, SST, M.Tr.Kep


Hiperbilirubin atau ikterus adalah perubaha
n warna menjadi kuning pada kulit, membran
mukosa, dan sklera yang disebabkan karena pe
ningkatan bilirubin didalam darah (hyperbilirub
iemia). Keadaan ini menandakan adanya penin
gkatan produksi bilirubin atau eliminasi bilirubi
Pengertian n dari tubuh yang tidak efektif.
Menurut Wong Dounal and Whaley Lucille,
1990 : 1236 mengatakan hyperbilirubiemia (jo
undace) pada bayi baru lahir adalah timbunan
dari serum bilirubin melebihi batas normal ( 5 –
7 mg/100 dl). Ikterus pada bayi baru lahir dapa
t merupakan suatu gejala fisiologis atau dapat
merupakan hal yang patologis.
1 . Bilirubin tak terkonjugasi, larut dalam lemak dan tidak da
Dua bentuk utama bili pat diekskresi secara mudah, baik dalam empedu maupu
rubin di tubuh yaitu: n urine.
2 . Bilirubin terkonjugasi, larut dalam air, melalui hati dapat
diekskresikan, melalui feses ataupun urine (Fraser, 2009:
840).
1. Transportasi
Bilirubin tak terkonjugasi ditransfor dalam plasma ke hati

Metabolisme b 1 berikatan dengan albumin protein plasma. Jika tidak mele


kat di albumin, bilirubin tak terkonjugasi dapat disimpan
di lemak ekstravaskuler dan jaringan saraf tubuh.
ilirubin memp 2. Konjugasi
unyai tahapan
2
Sesampainya di hati, bilirubin dilepaskan dari albumin da
n ditransfor oleh protein pembawa Y dan Z di intraseluler
menuju retikulum endoplasmik halus hati. Bilirubin kemu
sebagai beriku dian dikombinasi dengan glukosa dan asam glukoronat, d
an konjugasi terjadi bila ada oksigen.
t 3. Ekskresi

3 Bilirubin terkonjugasi diekskresi melalui sistem biliaris ke


dalam usus halus, tempat bilirubin ini dikatabolisasi oleh
bakteria usus normal untuk membentuk urobilinogen, ke
mudian dioksidasi menjadi urobilin berwarna jingga. Seba
gian besar bilirubin terkonjugasi diekskresi dalam feses, t
etapi sejumlah kecil dalam urine.
 
Etiologi
Ikterus patologis

1. Produksi
Faktor yang meningkatkan penghancuran hemo
Ikterus fisiologis globin juga meningktkan kadar bilirubin
2. Transfor
1. Peningkatan pemecahan sel darah merah Meliputi hipotermia, asidosis dapat menggangg
2. Penurunan kemampuan mengikat albumin u kemampuan mengikat albumin
3. Defisiensi enzim 3. Konjugasi
4. Peningkatan reabsorbsi enterohepatik Konjugasi bilirubin dapat terganggu oleh dehidr
  asi, kelaparan, hipoksia, dan lain-lain
4. Ekskresi
Meliputi obstruksi hepatik yang disebabkan ole
h anomali kongenital, obstruksi akibat sumbata
n empedu karena peningkatan viskositas empe
du.
 
Pathofisiologi
Peningkatan kadar Bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Kejadian yang sering ditemukan
adalah apabila terdapat penambahan beban. Bilirubin pada sel Hepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemu
kan bila terdapat peningkatan penghancuran Eritrosit, Polisitemia. Gangguan pemecahan Bilirubin plasma ju
ga dapat menimbulkan peningkatan kadar Bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar protein Y dan Z
berkurang, atau pada bayi Hipoksia, Asidosis. Keadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar Bilirubi
n adalah apabila ditemukan gangguan konjugasi Hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi mi
salnya sumbatan saluran empedu.

Komplikasi
Komplikasi ikterus pada bayi baru lahir adalah kern-icterus yang gambaran klinisnya tidak dapat dibedaka
n dari sepsis, asfiksia, perdarahan intraventrikular, dan hipoglikemia. Gejala ensefalopati bilirubin meliputi let
argi, tidak mau minum, dan refleks morro yang lemah. Pada akhir pertama minggu kehidupan, bayi menjadi d
emam dan hipertonik disertai tangisan bernada tinggi (high-pitched cry). Reflek tendon dan respirasi menjad
i terdepresi. Bayi akan mengalami opistotonus disertai penonjolan dahi ke anterior. Dapat mulai terjadi kejan
g tonik-klonik umum. Jika bayi bertahan hidup, gambaran-gambaran klinis ini akan menghilang dalam usia du
a bulan, kecuali sisa kekakuan otot, opistotonus, gerakan ireguler, dan kejang. Pada ahirnya anak tersebut ak
an mengalami koreoatetosis, tuli sensorineular, stabismus, kelainan pandangan ke atas, dan disartria
PENATALAKSANAAN MED
IS
Pengobatan mempunyai tujuan :
1. Menghilangkan Anemia
2. Menghilangkan Antibodi Maternal dan Eritrosit Tersensitisasi
3. Meningkatkan Badan Serum Albumin
4. Menurunkan Serum Bilirubin

Metode therapi pada Hiperbilirubinemia meliputi :


1. Fototerapi
Memaparkan neonatus pada cahaya dengan intensitas yang akan menurunkan Bi
lirubin dalam kulit.
2. Transfusi Pengganti
3. Infus Albumin
4. Therapi Obat
Phenobarbital dapat menstimulasi hati untuk menghasilkan enzim yang meningk
atkan konjugasi Bilirubin dan mengekresinya.
 
A S K E P N E O N A T U S D E N G A N H I
P E R B I L I R U B I N E M I A
A. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kehamilan : kurangnya antenatal care yang baik. Penggunaan obat – obat yang meni
ngkatkan ikterus ex: salisilat sulkaturosic oxitosin yang dapat mempercepat proses konjungasi
sebelum ibu partus.
b. Riwayat Persalinan
Persalinan dilakukan oleh dukun, bidan, dokter. Atau data obyektif ; lahir prematur/kurang bul
an, riwayat trauma persalinan, hipoksia dan asfiksia
 
c. Riwayat Post Natal
- Adanya kelainan darah,
- kadar bilirubin meningkat
- Kulit wajah dan dada bayi tampak kuning dan sklera kuning
 
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
ketidak cocokan darah ibu dan anak polisitemia, gangguan saluran cerna dan hati (hepatitis)
 
e. Riwayat Psikososial, perubahan peran orang tua

f. Pengetahuan Keluarga, penyebab perawatan pengobatan dan pemahan ortu terhadap bayi ya
ng icterus
3. Kebutuhan Sehari-hari (Nutrisi, eliminasi, istirahat, aktifitas, personal
hygiene)

4. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan BB : 1800 gram TB : -
b. Uji laboratorium
- Bilirubin total : 11 mg/dl
- Bilirubin direct : 0,8 mg/dl
- Hb : 16,8 mg% Ht : 47%
- Leukosit : 15.000 mg/dl
-Trombosit : 250.000 mm
c. Pemeriksaan Menyeluruh
Inspeksi : kulit wajah dan dada tampak kuning
Auskultasi : -
Palpasi : -
Perkusi : -
d. Data Psikologis
 
5. Pemeriksaan diagnostik
1.) Bilirubin serum
- Direct : > 1 mg / dl 
- Indirect : > 10 mg % (BBLR), 12,5 mg % ( cukup bulan).
- Total : > 12 mg / dl
2.) Golongan darah ibu dan bayi 
- uji COOMBS 
- Inkompabilitas ABO – Rh
3.) Fungsi hati dan test tiroid sesuai indikasi.
4.) Uji serologi terhadap TORCH
5.) Hitung IDL dan urine ( mikroskopis dan biakan urine) indikasi infeksi.

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan joundice yang ditandai dengan kuli
t wajah dan dada tampak kuning
2. Resiko Gangguan Tumbuh Kembang
Intervensi
Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan
1 Gangguan Integritas kulit Tupen: Keadaan kulit bayi Mandiri:
berhubungan dengan membaik dalam waktu … - Monitor warna dan keadaan kulit setiap - Mengetahui jika selama dalam
joundice yang ditandai Kriteria hasil: 4-8 jam perawatan kulit bayi tidak
dengan kulit wajah dan - kadar bilirubin dalam batas - Monitor kadar bilirubin direks dan mengalami gangguan integritas
dada tampak kuning. normal indireks, laporkan pada Data Obyektifter kulit.
- Kulit tidak berwarna kuning jika ada kelainan  
TuPan: Bayi tidak mengalami - Untuk mengetahui adanya
integritas kulit lagi. peningkatan atau penurunan
kadar bilirubin.

      Ubah posisi miring atau tengkurap Meningkatkan sirkulasi ke semua


Perubahan posisi setiap 2 jam berbarengan area kulit.
dengan perubahan posisi, lakukan massage
dan monitor keadaan kulit.

      Jaga kebersihan dan kelembaban kulit. Area lembab, terkontaminasi


memberikan media yang sangat
baik untuk pertumbuhan organisme
patogen.

2 Resiko gangguan Tupen: Klien dapat menerima Mandiri: Mencari arternatif untuk menutupi
tumbuh kembang keadaan tubuhnya secara Kajilah kemampuan yang dimiliki kekurangan dengan memanfaatkan
proposional klien kemampuan yang ada
Tupan: Klien dapat
beradaptasi dengan keadaan
IMPLEMENTASI

DIAGNOSA HARI/
NO JAM IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PARAF
KEPERAWATAN TANGGAL

1 Gangguan Mandiri:  
Integritas kulit - Memonitor warna dan keadaan kulit setiap 4-8 jam.
berhubungan  
08.00- - Memonitor kadar bilirubin direks dan indireks, laporkan pada
dengan joundice
08.30
yang ditandai - Data Obyektifter jika ada kelainan.
dengan kulit wajah
Kamis, 25
dan dada tampak
Maret 2021
kuning.
Mengubah posisi miring atau tengkurap Perubahan posisi setiap 2
… jam berbarengan dengan perubahan posisi, lakukan massage dan
monitor keadaan kulit.
 

… Menjaga kebersihan dan kelembaban kulit klien

2 Resiko  
Gangguan Mandiri:
Tumbuh - Mengkaji kemampuan yang dimiliki klien
Kembang … … - Mengeksplorasi aktivitas baru yang dapat dilakukan.
E V A L U A S I K E P E R A W A T A N

Komponen SOAP/SOAPIER (Mempermudah perawat untuk memantau kondisi klie


n) :
S (subjective) : keluhan yang diucapkan oleh keluarga bayi tentang bayinya sete
lah dilakukan tindakan keperawatan.
Contoh : Ibu bayi mengatakan bersedia bayinya dicek TTV

O (Objective) : hasil pemeriksaan/data objektif dan yang dirasakan bayi dari per
awat setelah dilakukan tindakan keperawatan
Contoh : kulit bayi terlihat kemerahan

A (Analysis) : masalah/diagnosis yang masih atau baru terjadi yang didapatkan s


etelah dilakukan tindakan keperawatan. Dapat Berupa perubahan Status kesehat
an klien.
Contoh : nyeri, nyeri akut masih berlanjut (masalah teratasi sebagian)

P (Planning) : Rencana keperawaan selanjutnya (tindakan dilanjutkan, dihentika


n, ditambahkan/dikurangi)
Contoh : ( Intervensi 1, 2, 3 dilanjutkan) , (Intervensi dihentikan), (Intervensi di
tambahkan : tambahkan interval pemberian asi pada bayi)
 
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai