Anda di halaman 1dari 19

KONSEP

HOLISME
KEPERAWATAN
KRITIS
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Luluk Widarti, S.Kep,
Ns. M.Kes
DISUSUN
OLEH :
KELOMPO
K1
KELAS 3A R
1. Adhis Putri
2. Annisa Permana Sari
3. Dina Rahmaniyah
4. Faizatul Risa Nurindra
5. Gita Kurnia
6. Makhrita Vina M
K E P E R AWATA N
KRITIS
 Kritis adalah penilaian dan evaluasi secara cermat
dan hati-hati terhadap suatu kondisi krusial dalam
rangka mencari penyelesaian/jalan keluar.

 Keperawatan kritis merupakan salah satu


spesialisasi di bidang keperawatan yang secara
khusus menangani respon manusia terhadap
masalah yang mengancam hidup.

 Keperawatan kritis adalah suatu bidang yang


memerlukan perawatan pasien yang berkualitas
tinggi dan komperhensif. Untuk pasien yang kritis,
waktu adalah vital.
INTEGRASI CARING
a. Definisi caring
Caring didefenisikan sebagai tindakan yang
bertujuan memberikan asuhan fisik dan perhatian
emosi sambil meningkatkan rasa aman dan
keselamatan pasien.

Asuhan keperawatan yang bermutu yang


diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila
perawat dapat memperlihatkan sikap caring
kepada pasien. Dalam memberikan asuhan
keperawatan, perawat menggunakan keahlian,
kata-kata yang lembut, sentuhan, memberikan
harapan, selalu berada disamping pasien, dan
bersikap caring sebagai media pemberi asuhan.
INTEGRASI CARING

b. Komponen Caring
1. “Komponen Mempertahankan Keyakinan”
(Maintaining Belief)
2. “Komponen Pengetahuan” (Knowing)
3. “Komponen Kebersamaan” (Being With)
4. “Komponen Tindakan” (Doing For)
5. “ Komponen Memungkinkan” (Enabling)
INTEGRASI CARING

c . Ta h a p a n C a r i n g
1. Tahap Attachment (pertalian), terdiri dari:
o Rekognisi (menyadari kehadiran orang lain
dan menerima orang lain dapat mempunyai
arti)
o Membuka diri (membagi informasi yang
beresiko rendah atau tidak mengancam)
o Validasi (memberikan persetujuan pada
informasi yang dibagikan atau perilaku yang
diperhatikan)
o Potensi (kehendak dan kekuatan untuk
memajukan hubungan).
t A H A PA N C A R I N G
2. Tahap Assiduity (sikap selalu penuh perhatian). selama tahap ini, perhatian yang
diteliti diberikan pada kerja menjalin hubungan kepedulian :
o Respek, melibatkan, mengakui dan menerima keinginan, kebutuhan, kesukaan,
perbedaan, dan permintaan orang lain.
o Potentiality, dimana rekognisi diberikan pada kemungkinan saling meningkatkan
hubungan yang tidak terjadi dengan mengorbankan individualitas orang lain.
o Memperhatikan, melibatkan mendengar dan menemani orang lain.
o Kejujuran, dapat berupa mengatakan kebenaran atau keinginan.
o Membuka diri
o Tanggung jawab, diperlukan untuk hubungan memperlihatkan yang meliputi rasa
tanggung jawab diri sendiri dan tanggung jawab untuk menerima orang lain.
o Kepercayaan, terbangunnya percaya diri mengakui kemampuan setiap orang
untuk meminta bantuan dan pertolongan.
o Keberanian, mendorong hubungan memperhatikan siap untuk maju ke tahap
berikutnya.
t A H A PA N C A R I N G

3. Tahap Intimacy 4. Tahap Konfirmasi


o Ketulusan (integritas, Meliputi validasi personal
kepercayaan) yang menghasilkan perasaan
o Membuka diri (mempunyai positif tentang kesadaran dan
arti menempatkan pertumbuhan diri. Augmentasi
seseorang dalam posisi memungkinkan untuk
yang terbuka) memperbesar, memperkuat,
o Wawasan (memilki dan mempermudah hubungan
pandangan yang tepat memperhatikan. Daya tahan
terhadap orang lain) karena kemampuan untuk
o Pelibatan (orang lain dapat peduli dengan dasar yang luas
dilibatkan dalam hubungan maka hasilnya adalah keluasan
tanpa terancam)
Konsep Asuhan Keperawatan
Kritis

- Tujuan : Untuk mempertahankan hidup (maintaining life).


- Pengkajian : Meliputi proses pengumpulan data, validasi data,
menginterpretasikan data dan memformulasikan masalah atau diagnosa
keperawatan sesuai hasil analisa data.
-Diagnosa Keperawatan : Setelah melakukan pengkajian, lalu ditetapkan
masalah/diagnosa keperawatan berdasarkan data yang menyimpang dari
keadaan  fisiologis. Ditegakkan untuk mencari perbedaan serta mencari
tanda dan gejala yang sulit diketahui untuk mencegah kerusakan/ gangguan
yang lebih luas.
Perencanaan Keperawatan : Perencanaan tindakan
mencakup 4(empat) umsur kegiatan yaitu
observasi/monitoring, terapi keperawatan, pendidikan
dan tindakan kolaboratif.
Intervensi : Semua tindakan dilakukan dalam pemberian
asuhan keperawatan terhadap klien sesuai dengan
rencana tindakan, Ditujukan terapi gejala-gejala yang
muncul pertama kali untuk pencegahan krisis dan secara
terus-menerus dalam jangka waktu yang lama sampai
dapat beradaptasi dengan tercapainya tingkat
kesembuhan yang lebih tinggi atau terjadi kematian
● Evaluasi : Merupakan dasar pertimbangan yang
sistematis untuk menilai keberhasilan tindkan
keperawatan dan sekaligus dan merupakan alat untuk
melakukan pengkajian ulang dalam upaya melakukan
modifikasi/revisi diagnosa dan tindakan.
● Dokumentasi Keperawatan : Catatan yang berisi data
pelaksanaan tindakan keperawatan atau respon klien
terhadap tindakan keperawatan sebagai
petanggungjawaban dan pertanggunggugatan terhadap
asuhan keperawatan yang dilakukan perawat kepada
Keperawatan kritis harus menggunakan proses
keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan :

● Data akan dikumpulkan secara terus – menerus pada semua


pasien yang sakit kritis dimanapun tempatnya.
● Indentifikasi masalah/kebutuhan pasien dan prioritas harus
didasarkan pada data yang dikumpulkan.
● Rencana asuhan keperawatan yang tepat harus diformulasikan.
● Rencana asuhan keperawatan harus diimplementasikan menurut
prioritas dari identifikasi masalah atau kebutuhan.
● Hasil dari asuhan keperawatan harus dievaluasi secara terus –
menurus.
Pendidikan Pasien dan Keluarga
Pada Keperawatan Kritis

Pendidikan kesehatan adalah suatu kombinasi pengalaman belajar yang


dirancang untuk memfasilitasi adaptasi perilaku yang kondusif terhadap
kesehatan. Manfaat memberikan pendidikan pada pasien dan keluarga pasien
adalah untuk meningkatkan pengetahuan pasien, meningkatkan kesadaran
dan kesehatan, keterampilan pasien dan meningkatkan kepuasan pasien
terhadap pelayanan keperawatan dan mencegah komplikasi penyakit
(Machfoedz,dkk tahun 2007).
Untuk meningkatkan keefektifan Pendidikan, perawat
dapat menggunakan tahap berikut untuk pengkajian dan
penatalaksanaan diantaranya :

- Motivasi
Motivasi untuk mengajar harus dikaji dalam dua area yaitu
Motivasi intrinsic dan Motivasi ekstrinsik.

- Kesenjangan pengetahuan
Pengkajian terhadap kesenjangan pengetahuan meliputi
pengenalan terhadap kebutuhan apa yang dipikirkan dan
mempelajari efek perubahan perilaku.
- Kesiapan belajar
a.Tahap kesiapan belajar terdiri dari :
b.Tingkat adaptasi pasien terhadap penyakit
c.Tingkat ansientas pasien
d.Tingkat perkembangan
e.Kesempatan untuk mempraktikan pengetahuan dan
keterampilan baru

- Sumber yang tersedia


Pengkajian yang hati-hati terhadap adanya sumber-
sumber mempunyai efek yang penting pada hasil
belajar pasien. Tanpa penilaian realistis tentang
sumber-sumber, perawat menggunakan waktu
mengajar yang dapat dinilai pada aktivitas pasien yang
tak mungkin untuk melaksanakannya dalam sekali
waktu
- Penyusunan tujuan bersama
Selama fase penyusunan tujuan bersama, pasien dan
perawat membuat kontrak tentang apa yang harus
dipelajari dan bagaimana mereka akan tahu bahwa
materi khusus telah dipelajari.

- Umpan balik
Umpan balik berguna untuk evaluasi peningkatan
dan perubahan tujuan. Umpan balik yang tepat
waktu lebih mendorong daripada umpan balik
yang terlambat dan lebih berguna dalam membantu
pasien melawan godaan untuk melaluinya.

- Partisipasi keluarga
hal ini perlu dan dapat dievaluasi untuk kesamaan
pengetahuan dan keterampilan semua orang dengan
pasien, khususnya bila pasien terlibat dalam
perubahan pola hidupnya.
Prinsip Keperawatan Kritis

Pengatasan pasien kritis dilakukan di ruangan unit gawat darurat yang


disebut juga dengan emergency department.

pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat


yang dapat menyebabkan kematian.
Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di rumah sakit dibagi atas :
1. Unit Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi untuk pertama kali,
dan
2. Unit perawatan intensif (ICU) adalah bagian untuk mengatasi keadaan
kritis sedangkan bagian yang lebih memusatkan perhatian pada
penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah koroner yang disebut
unit perawatan intensif koroner (Intensive Care Coronary Unit= ICCU)
Tiap pasien yang dirawat di ICU - Prioritas
memerlukan evaluasi yang ketat Priorotas dari gawat darurat
dan pengatasan yang tepat dalam
waktu yang singkat. Oleh karena tiap pasien gawat darurat
itu kelainan pada pasien kritis mempunyai tingkat kegawatan
dibagi atas beberapa rangkai kerja : yang berbeda, dengan
- Prehospital demikian mempunyai prioritas
Prehospital meliputi pertolongan pelayanan prioritas yang
pertama pada tempat kejadian berbeda. Oleh karena itu
resusitasi cardiac pulmoner, diklasifikasikan pasien kritis
pengobatan gawat darurat, teknik atas :
untuk mengevaluasi, amannya
transportasi, akses telepon ke a. Exigent
pusat. b. Emergent
c. Urgent
- Triage
Triage yakni skenario d. Minor atau non urgent
pertolongan yang akan diberikan
sesudah fase keadaan. Pasien-
pasien yang sangat terancam
hidupnya harus diberi prioritas
utama
Terimakasih …

Anda mungkin juga menyukai