Anda di halaman 1dari 25

Perkembangan Manajemen Mutu

dan Fishbone Diagram


Jaman Inspeksi

Desain Produksi Produk


Jaman Statistical
Quality Control Jaman Inspeksi

Desain Produksi Produk


Jaman Inspeksi

Jaman Statistical
Quality Control
Jaman Quality Inspeksi
Assurance

Desain Produksi Produk


Jaman Strategic Quality Management

Jaman Inspeksi
Jaman Statistical
Quality Control
Jaman Quality
Assurance

Desain Produksi Produk Customer


Fishbone Diagram (Diagram Tulang Ikan)
Cause-and-Effect Diagram /
Ishikawa Diagram
Dr. Kaoru Ishikawa
Fishbone diagram = Diagram Tulang Ikan= Ishikawa diagram =
cause and effect diagram adalah salah satu Quality Control
tools yang memudahkan identifikasi suatu masalah dalam
produksi.
Fishbone diagram adalah satu-satunya quality control tool
yang menggunakan data verbal (kualitatif) dan bukan
menggunakan data numerik dalam penyajiannya.
Alat bantu control ini membantu mengidentifikasi
“penyimpangan mutu” melalui berbagai macam parameter
penyebab yang saling berhubungan.
Masalah-masalah dikategorikan dalam kelompok tertentu
dari mulai path utama, kemudian bercabang menjadi kelompok
masalah yang berhubungan dan seterusnya sehingga terlihat
seperti “tulang ikan”.
Cara pembuatan fishbone diagram ini cukup sederhana:
1. Pemilihan masalah terpenting
2. Tarik garis kekiri sebagai path utama berbentuk seperti
panah
3. Tentukan sebab-sebab utama
4. Penjabaran sebab-sebab utama tersebut melalui cabang
5. Akan lebih bagus jika mendetailkan kembali sebab-
sebab cabang itu menjadi bagian yang lebih rinci.
 Dari gambar di atas terlihat bahwa faktor penyebab
masalah terdiri dari : material/bahan baku, mesin,
manusia dan metode/cara.

 Semua yang berhubungan dengan material, mesin,


manusia, dan metode yang “saat ini” dituliskan kmd
dianalisis faktor mana yang terindikasi
“menyimpang” dan “berpotensi terjadi problem”.

 Ingat,..ketika sudah ditemukan satu atau beberapa


“penyebab” jangan puas sampai di situ, karena ada
kemungkinan masih ada akar penyebab di
dalamnya yang “tersembunyi”. Jangan hanya
melihat gejalanya saja harus sampai akarnya
 Ishikawa mengajarkan untuk melihat “ke dalam”
(evaluasi diri) dengan bertanya “mengapa?……
mengapa?…dan mengapa?”.
Hanya dengan bertanya “mengapa” beberapa kali
kita mampu menemukan akar permasalahan yang
sesungguhnya. Penyebab sesungguhnya, bukan
gejala.
 Dengan diagram Fishbone, dapat menolong kita
untuk dapat menemukan akar “penyebab”
terjadinya masalah khususnya di industri
manufaktur dimana prosesnya terkenal dengan
banyaknya ragam variabel yang berpotensi
menyebabkan munculnya permasalahan
 Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui
secara pasti, maka tindakan dan langkah
perbaikan akan lebih mudah dilakukan.
 Dengan diagram ini, semuanya menjadi lebih jelas
dan memungkinkan kita untuk dapat melihat
semua kemungkinan “penyebab” dan mencari
“akar” permasalahan sebenarnya.
Kaoru Ishikawa, Ishikawa mengurai secara rinci
prinsip plan-do-check-act W. Edward Deming (sang
kreator P-D-C-A) menjadi;
1.Plan-P
•Tentukan gol dan target
•Tentukan cara/metode mencapai gol
2. Do-D
•Terlibat dalam pendidikan dan pelatihan
•Implementasi pekerjaan
3. Check-C
•Cek akibat dari implementasi
4. Act-A
•Mengambil tindakan yang sesuai
Kapan kita harus menggunakan fishbone diagram ?
Ketika kita harus mengidentifikasi penyebab yang
mungkin untuk sebuah permasalahan Terutama ketika
sebuah tim cenderung jatuh dalam kebiasaannya.

Bagaimana Menggunakan Diagram Fishbone?


Kumpulkanlah beberapa orang yang mempunyai
pengalaman dan keahlian memadai menyangkut
problem yang terjadi.
Semua anggota tim memberikan pandangan dan
pendapat dalam mengidentifikasi semua
pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi.
Kebersamaan sangat diperlukan, juga kebebasan
memberikan pendapat dan pandangan setiap individu.
Masalah klasik di industri manufaktur umumnya :
1. Keterlambatan proses produksi
2. Tingkat defect (cacat) produk yang tinggi
3. Mesin produksi yang sering mengalami trouble
4. Ooutput lini produksi yang tidak stabil yang
berakibat kacaunya plan produksi
5. Produktivitas yang tidak mencapai target
6. Complain pelanggan yang terus berulang dan
segudang
7. Masalah besar dan rumit lainnya, perlu ditangani
dengan benar.
 Solusi instan yang hanya mampu memandang sampai
tingkat gejala, tidak akan efektif. Masalah mungkin akan
teratasi sesaat, namun cepat atau lambat akan datang
kembali.
 Selesaikanlah suatu masalah sampai ke akar-nya dengan
tuntas agar masalah yang sama tidak terulang lagi di masa
yang akan datang.
Cara membuat fishbone diagram:
Material/bahan-bahan yang dibutuhkan: papan tulis
putih, spidol papan dll

1. Mengerti letak permasalahan/efek. Menuliskannya


pada bagian kanan tengah dari flipchart atau
whiteboard. Menggambarkan sebuah kotak yang
mengelilinginya dan menggambarkan sebuah panah
yang menuju padanya

Akar
Masalah
2. Lakukan brainstorm pada kategori-kategori mayor
yang menyebabkan permasalahan.
Jika ini terasa sulit, gunakan topik utama yang
umum seperti:
a. Rekomendasi utk manufacturing industry/ pabrik
Metode yang digunakan
Mesin (peralatan)
Orang (kekuatan manusia)
Material / bahan-bahan
Pengukuran
Lingkungan
b. Rekomendasi untuk administrasi dan industri
Servis
Harga
Promosi
Orang
Proses
Tempat/Sumber tenaga
Kebijakan
Prosedur
Produk (untuk servis)
c. Rekomendasi untuk industri servis
Keadaan sekitar
Pemenuh kebutuhan (supplier)
Sistem
Keahlian
3. Tuliskan kategori-kategori dari penyebab
sebagai cabang-cabang dari panah utama
4. Lakukan brainstorm mengenai semua penyebab
permasalahan yang mungkin terjadi. Tanyakan,
"Mengapa ini terjadi?" Ketika tiap-tiap ide
diberikan, fasilitator menuliskannya pada
cabang dari kategori yang cocok.
5. Tanyakan lagi, "mengapa ini terjadi" tentang
setiap penyebab. Tuliskan penyebab yang lebih
detail / levelnya di bawah penyebab utama
sebagai cabang dari penyebab utama. Kadang-
kadang, penyebab yang detail, merupakan
penyebab detail dari yang lain. Jika demikian,
buatlah garis untuk menghubungkan penyebab
itu. Level tiga dari diagram biasanya merupakan
batas praktis dari diagram ini. Lanjutkan untuk
menanyakan "mengapa" dan gali penyebab
dengan level yang lebih dalam.
6. Ketika grup sudah kehabisan ide, fokuskan
perhatian pada grafik dimana semua ide
ditunjukkan.
7. Kemudian lingkari bagian yang seharusnya diselidiki.
Jika tidak ada, gunakan voting singkat untuk
megetahui pilihan utama yang memiliki peluang
paling besar untuk sukses. Untuk tiap bagian yang
dilingkari, diskusikan bagaimana dapat menyebabkan
permasalahan.
8. Sekali anda sudah melingkari bagian tersebut, anda
harus segera membuat rencana untuk memecahkan
permasalahan ini. Ini bisa saja dengan melakukan
aksi level-tinggi dan penugasan tim untuk
menganalisa, dilakukan diluar rapat membuat
fishbone tersebut.
Ingat, teknik ini digunakan untuk permasalahan
kompleks dengan penyebab ganda, dan anda dapat
mengidentifikasikan penyebab potensial untuk
permasalahan dan dapat membedakan yang mana
yang harus dipecahkan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai