Anda di halaman 1dari 22

LABA

Nama : Imaculada Maia Nahak


Nim : 17013006
 Dalam perpajakan, income dimaknai sebagai jumlah kotor sehingga
diterjemahkan sebagai penghasilan (seperti yang digunakan SAK)
 Sedangkan menurut buku – buku akuntansi, income dimaknai sebagai
jumlah bersih atau bias disebut dengan laba
 Laba menurut konsep FASB adalah laba komprehensif
 Laba komprehensif : kenaikan aset bersih selain berasal dari transaksi
dengan pemilik
Tujuan Pelaporan Laba
 Pengertian laba adalah selisih dari pengukuran pendapatan dan
biaya secara akrual akan memudahkan pengukuran dan pelaporan
laba secara efektif
 Ada dua teori pelaporan laba yaitu satu angka laba untuk berbeda
tujuan dan beda tujuan beda laba.
Laba akuntansi dan beberapa interpretasinya :
 Pengukur efisiensi pada perusahaan
 Pengukur kinerja badan usaha dan manajemen perusahaan
 Dasar penentuan pajak
 Sarana alokasi sumber ekonomik
 Penentuan tarif jasa publik
 Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang
 Dasar kompensasi dan pembagian bonus
 Motivasi
 Dasar pembagian deviden
Konsep Laba Konvensionalc
Kelemahan :
 Tidak bermakna sematik, hanya struktural
 Hanya berfokus pada pemegang saham
 PABU memberi peluang perbedaan antar entitas
 Berbasis kos historis, sehingga belum memperhitungkan pengaruh
daya beli dan harga
 Hanya berperan sebagai informasi bagi investor
Konsep Laba dalam Tataran Sematik
 Konsep ini berkaitan dengan makna apa yang harus dilekatkan pada
pelaporan sehingga laba bermanfaat dan bermakna sebagai informasi
 Pemaknaan laba secara sematik akan menentukan pemaknaan laba secara
sintatik yaitu pengukuran dan penyajiannya

1. Pengukur Kinerja
2. Konfirmasi Harapan Investor
3. Estimator laba ekonomik
Perbedaan Laba Akuntansi dan Ekonomik
Aspek pembahas Laba Akuntansi Laba Ekonomik

Sudut pandang pemaknaan Perekayasaan akuntansi, Pemegang saham


penyusunan standar / penyusun
statemen keuangan
Dasar pengukuran Kos historis Kos kesempatan, nilai pasar,
nilai likuidasi
Pengertian “ekonomik” Kelayakan ekonomik jangka Kelayakan ekonomik jangka
panjang pendek
Makna depresiasi Alokasi kos Penurunan nilai ekonomik

Unit pengukur Rupiah nominal Daya beli

Sasaran pengukuran / sifat laba Laba uang / nominal Laba real

Konsep yang melandasi Kontinuitas, akrual Likuidasi, nilai tunai

Fungsi aset Sisa potensi jasa Simpanan / sediaan nilai


Makna Laba
Karakteristik umum Laba secara konseptual :
 Kenaikan kemakmuran yang dimiliki / dikuasai oleh suatu entitas.

Entitas bisa berupa perorangan / individual, kelompok individual,


institusi,
badan, lembaga / perusahaan.
 Perubahan dalam suatu periode
 Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang
menguasai kemakmuran, asalkan kemakmuran awal dijaga
keutuhannya.
Pengertian Kapital dalam Konsep Laba Akuntansi
Utang
Aset
Ekuitas Kapital bagi pihak yang
mempunyai/menguasai
klaim (ditandai dengan
sertifikat utang misalnya
obligasi)

Kapital bagi badan usaha / manajemen


yang menguasai sumber ekonomik ini
(fisis / finansial)
Kapital bagi pihak yang
mempunyai/ menguasai
klaim (ditandai dengn
sertifikat saham)
Konsep Pemertahanan Kapital
Harapan umum dalam kegiatan bisnis adalah kapital / investasi yang tertanam selalu
berkembang.
Konsep ini memiliki beberapa arti peting / konsekuensi yang saling berkaitan:
 Membedakan antara kembalian atas investasi dan pengembalian investasi
 Memisahkan dan membedakan transaksi operasi dalam arti luas dengan transaksi
pendanaan dari pemilik
 Menjamin laba yang didistribusi tidak mengandung pengembalian investasi
 Memungkinkan penentuan jumlah penyesuaian kapital untuk mempertahankan
kemampuan ekonomik awal periode
 Pengunaan berbagai dasar penilaian untuk menentukan tingkat kapital
 Penerapan pendekatan aset-kewajiban dalam penilaian
Konsep Laba dalam Tataran Sintatik
 Pendekatan Transaksi
Laba diukur dan diakui saat transaksi terjadi, kemudian akan terakumulasi
hingga akhir periode. Pengukuran dan pengakuan laba akan pararel
dengan pengakuan pendapatan dan biaya karena laba didefinisikan
sebagai pendapatan dikurangi biaya.

 Pendekatan Kegiatan
Laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan,
bukan sebagai hasil dari suatu transaksi pada saat tertentu.
Dengan konsep ini, pendapatan dinyatakan telah terbentuk bersamaan
dengan dilakukannya kegiatan operasi perusahaan ( produksi, penjualan,
pengumpulan kas )
 Pendekatan Pemertahanan Kaptital
Laba adalah konsekuensi dari pengukuran kapital pada dua waktu
yang berbeda / laba adalah kenaikankapital pada suatu periode.
Pengukuran dan Penilaian Kapital
Hal yang menentukan cara menilai kapital adalah :
 Jenis kapital
1. Kapital Finansial
Klaim dipandang dari jumlah rupiah / nilai yang melekat tanpa melihat
wujud fisisnya
2. Kapital Fisis
Sumberekonomik yang dikuasai oleh enttas yang dipandang sebagai
kapasitas produksi fisis, yaitu kemampuannya unttuk menghasilkan
barang dan jasa
 Skala pengukuran :
1. Skala Nominal
Satuan rupiah tanpa memperhatikan perubahan day abeli dengan
berjlannya waktu akibat peubahan kondisi ekonomik.
Menitikberatkan pada jumlah unit rupiah dari pada jumlah unit
daya beli
2. Skala Daya Beli
Skala untuk mengatasi kelemahan skala nominal rupiah.
Nominal rupiah dinyatakan kembali dalam bentuk rupiah daya
beli atas indeks harga tertentu
 Dasar / Atribut Pengukuran
1. Kos Historis
Yang dicatat dalam pembukuan adalah jumlah rupiah yang disepakati saat
transaksi terjadi
2. Kos Sekarang
Harga pertukaran yang disepakati pada saat sekarang untuk memperoleh
aset yang sama jenis dan kondisinya (setara)

 Pengukuran Laba dengan Mempertahankan Kapital


Ada 3 faktor penentu nilai kapital yaitu jenis, skala dan dasar penilaian,
Faktor – faktor tersebut berinteraksi sehingga menimbulkan berbagai macam
pendekatan.
Beberapa pendekatan yang mengimplikasi penentuan laba :
1. Kapitalisasi aliran kas harapan
Pendekatan ini dilihat dari kacamata pemegang saham, oleh karena itu kapital
finansialnya berupa nilai investasi yang tertanam diperusahaan yang menjadi
klaim pemegang saham
Ada keberatan dengan pendekatan ini:
• Tarif yang digunakan tidak sesuai dengan tarif yang di presepsikan investor
• Angka laba tidak intuitif (komponen pembentuk tidak tampak)
• Terlalu menekankan nilai waktu uang dan aliran kas sehingga mengabaikan
faktor ekonomik lainnya
• Informasi operasi dan efisiensi tidak terungkap di L/R
• Nilai balikan sebagai kualitas informasi tidak diperleh
2. Penilaian pasar atas aset bersih perusahaan
Merupakan alternatif kapitalisasi aliran kas. Kapital diukur berdasarkan berapa
jumlah rupiah yang investor mau bayarkan untuk seluruh kekayaan perusahaan
dikurangi seluruh kewajiban

3. Setara kas sekarang


Kapital dipandang sebagai kapital fisis. Dasar pengukurannya adalah semua
jumlah rupiah setara tunai pos aset dikurangi jumlah rupiah setara tunai semua
utang.

4. Harga masukan historis


Kapital dipandang sebagai kapital fisis. Dasar pengukurannya adalah selisih aset
bersih awal dan akhir periode yang masing – masing dinyatakan dalam kos
historis
5. Harga masukan sekarang
Pendekatan iini hampir sama dengan harga masukasn historis
kecuali bahwa pendekatan ini menilai komponen kapital awal dan
akhir dengan kos masukan sekarang / kos pengganti pada saat itu

6. Pemertahanan daya beli konstan


Menggunakan basis kos historis. Kapital awal dan akhir dinyatakan
dalam unit daya beli konstan pada indeks dasar tertentu.
Laba yang di ukur berdasarkan selisih kapital awal dan akhir akan
menggambarkan daya beli kapital yang dimiliki tanpa mengurangi
daya beli kapital mula - mula
Konsep Laba dalam Tataran Pragmatik
Tataran ini membahas apakah informasi laba bermanfaat atau apakah informasi laba
nyata digunakan.
 Prediktor Aliran Kas ke Investor
Kesatuan usaha

Laba akuntansi
(akrual)

Laba akuntansi menjadi


prediktor aliran kas ke Aliran Kas
investor melalui berbagai
model perkiraan laba

Investor
Aliran kas
(deviden, kenaikan nilai investasi,
dan pengembalian atau penjualan
investasi
 Laba dan Harga Saham
NI = nilai intrinsik
NPS = harga pasar sekarang

NI > NPS
maka sekuritas dinilai lebih rendah oleh pasar sehingga harus dibeli atau ditahan
bila telah dimiliki
NI < NPS
maka sekuritas dinilai lebih tinggi oleh pasar sehingga harus dihindari atau dijual
bila telah dimiliki atau melakukan short sale
NI = NPS
berarti sekuritas dinilai benar dan terjadi ekuilibrium / keseimbangan harga.
 Perkontrakan Efisien
 Pengendalian Manajemen
 Teori Pasar Efisien
 Bentuk Efisiensi Pasar
 Laba Sebagai Signal
 Pengujian Kandungan Informasi Laba
 Pengujian Asosiasi
 Pengujian Peristiwa
Laba dan Teori Entitas
 Entitas Usaha Bersama
 Entitas Usaha Bisnis
 Entitas Investor
 Entitas Pemilik
 Entitas Pemilik Residual
 Entitas Pengendali
 Entitas Dana

Anda mungkin juga menyukai