Pertanyaan
GERD merupakan suatu kondisi di mana isi
lambung mengalami refluks atau membalik ke
esophagus, sehingga menimbulkan gejala khas
berupa rasa terbakar, nyeri di dada, regurgitasi
dan komplikasi.
Definisi
• Penderita GERD hampir separuh penduduk dunia.
Menurut data di Amerika Serikat diperkirakan 7% dari
populasi menderita heart burn tiap hari, 14% tiap
minggu. Prevalensi GERD di negara Barat sekitar 20-
40% dari populasi. Studi lain mengatakan prevalensi
GERD 19,4%. Sedangkan di Asia prevalensi GERD
lebih rendah.
• Insidensi GERD meningkat secara dramatik setelah usia
40 tahun
• Lebih banyak ditemukan pada pria dibanding wanita.
Insidensi Prevalensi
• Penderita-penderita GERD ini, 5% di antaranya akan
mengalami ulserasi, 4-20 % kemudian akan menderita
striktura, dan 8-20 % akan menjadi esofagus Barrett.
• Prevalensi GERD pada anak bervariasi menurut umur.
Adanya regurgitasi setiap hari terjadi pada 50% bayi di
bawah 3 bulan, >66% pada bayi 4 bulan, dan 5% pada usia 1
tahun. Regurgitasi tersebut menghilang 55% pada usia 10
bulan, 60%–80% pada usia 18 bulan, dan 98% pada usia 2
tahun. Berbagai sumber menyatakan bahwa prevalensi
GERD pada anak sulit diketahui secara pasti. Angka
kejadiannya tergantung pada usia dan diperkirakan
bervariasi antara 5–35%.
Anatomi Gastrointestinal
• Lambung terdiri dari 3 daerah :
• Cardia : titik pertemuan antara esofagus dan lambung,
bertanggung jawab dalam sekresi mukus yang melindungi
terhadap lingkungan asam
• Body stomach : 80-90% luas permukaan, terdiri dari sel
parietal yang bertanggung jawab terhadap asam lambung &
sekresi faktor instrinsik. Sel chief, mensekresikan pepsinogen
(prekusor pepsin) yang berperan dalam pemecahan protein.
• Antrum : mengandung G sel yang mensekresikan hormon
gastrin, yang berperan dalam mekanisme stimulasi feedback
Fisiologi
Mekanisme sekresi asam lambung
• Impuls neurologi berasal dari SSP yang dimulai dari tanda seperti :
bau & rasa makanan, dimana jalur kolinergik menstimulasi release
asetilkolin, saat tiba diujung saraf akan mengaktifkan reseptor
muskarinik di sel parietal
• Memasukana makanan (makan) menyebabkan pelepasan sel G
disekitar antrum untuk mmeproduksi gastrin.
• Gastrin melakukan mekanisme feedback, dimana terjadinya
peningkatan pH dibarengi dengan penurunannya juga.
• Untuk melindungi over produksi asam lambung, maka lambung
mengeluarkan insulin dari sel antral D yang memberikan signal
untuk menghentikan produksi asam lambung.
• Gastrin memasuki darah dan berikatan dengan reseptor
gastrin.
• Asetilkolin dan gastrin mempromosikan pelepasan
histamin dari sel mast, kemudian berikatan dengan
reseptor H2 di sel parietal. Pelepasan histamin
berhubungan dengan sekresi asam lambung postprandial
& noctural.
• Gastrin, H2, dan reseptor muskarinik (acth) berada di
mebran basolateral sel parietal, yang secara berurutan
merangsang sekresi asam lambung.
●
Rangsangan dari bau & wangi makanan, serta pikiran
Fase sefalik
Patofisiologi
• Masalah lain dalam mekanisme pertahanan mukosa normal
juga dapat menyebabkan berkembangnya GERD diantaranya
adalah terlalu lamanya esophagus terpapar dengan asam,
tertundanya pengosongan lambung dan berkurangnya
resistensi mukosa
• Faktor-faktor agresif yang dapat menyebabkan kerusakan
esophagus akibat refluks gastroesofagus adalah asam
lambung, pepsin, asam empedu dan enzim pankreas.
Komposisi dan volume refluks merupakan faktor yang paling
penting dalam menentukan akibat GERD.
Patofisiologi
Tipikal Atipikal Alarm (komplikasi)
Rasa terbakar (heartburn) Asma non-alergi, batuk Sakit berkelanjutan,
kronis, faringitis, sakit perdarahan GI, anemia
dada, erosi gigi defisiensi Fe, mual
Regurgitasi Tidak timbul gejala Disfagia & odinofagia
heartburn & regurgitasi
Gejala memburuk setelah Hasil endoskopi normal Choking (senggukan),
makan, membungkuk atau sehingga mempersulit penuruna BB yg tidak
terlentang diagnosa diketahui penyebabnya
Hipersalivasi & sendawa Onset gejala pada usia Komplikasi GERD →
>50thn Barret esophagus,
esophageal strictures,
esophageal cancer
Gejala Atypical
• Asam menstimulasi neuron aferen vagal
diseofagus distal → menyebabkan nyeri dada
(bukan jantung) dan mediasi bronkospasme asma
• Asma dan GERD adalah kondisi umum
yang sering berdampingan dengan 50-80 % dari
penderita asma memiliki GERD. Namun, hanya
30 % dari pasien yang memiliki keduanya,
GERD dan asma, GERD sebagai penyebab asma.
Gejala Atypical
• Usia
• Konsumsi Alkohol
Produksi saliva berkurang seiring
Peningkatan frekuensi relaksasi LES,
pertambahan usia.
penurunan gerakan peristaltik dalam
Saliva (faktor defensif) → buffer dari
pengosongan esofagus, iritasi mukus
asam lambung, regenerasi sel mukosa
esofagus.
dinding esofagus.
• Obesitas • Respiratory Diseases. Pasien asma
dan COPD (Chronic obstructive
Lemak tubuh → peningkatan tekanan
pulmonary disease) beresiko tinggi
intraabdominal
GERD. Pasien GERD dapat
• Merokok
memperparah COPD yang diderita
Peningkatan relaksasi spontan LES →
• Penyakit lain : tukak lambung, hiatal
tekanan LES menurun
hernia, kanker, asma, alergi terhadap
• Konsumsi makanan berlemak
makanan tertentu, chest trauma,
Peningkatan volume asam lambung, kehamilan, diabetes
terjadinya penundaan pengosongan • Makanan Lainnya
lambung, dan menurunkan tekanan
• Obat-Obatan Tertentu
LES.
Faktor Resiko
Komplikasi GERD
• Relaksasi spontan LES
• Faktor anatomi
• Pengosongan Esofagus
• Pengosongan Lambung
• Resistensi Mukosa
Etiologi
• Terjadi relaksasi spontan pada LES, meskipun tidak sedang
menelan makanan, relaksasi ini menyebabkan terjadinya
berkurangnya hambatan yang mencegah isi lambung bisa
naik hingga esofagus.
• Mekanisme pasti tidak diketahui, tapi hal-hal seperti distensi
esofageal, muntah, dan sendawa dapat menyebabkan
terjadinya relaksasi.
• Dapat dipengaruhi oleh derajat relaksasi sfinkter, efikasi dari
pengosongan lambung, posisi pasien, volume gastrik, dan
tekanan intragastrik.
Diagnosa
Pada penyakit jantung terapi yang dilakukan tidak
sama sekali
menyembuhkan penyakit namun untuk :
• Menghilangkan gejala
• Mencegah komplikasi seperti aritmia
• Meningkatkan kualitas hidup pasien
• Memperpanjang usia hidup
• Memperpendek transplantasi jantung
Tujuan Terapi
Tujuan terapi GERD adalah:
• Meringankan atau menghilangkan gejala
• Mengurangi frekuensi atau kekambuhan
durasin gastroesophageal reflux.
• Meningkatkatkan kesembuhan mukosa yang
terluka
• Mencegah perkembangan komplikasi
Modifikasi Gaya Hidup
• Elevasi kepala saat tidur
Meninggikan alas kepala 6-8 inchi, untuk menurunkan
kontak asam esofagus pada malam hari.
• Menghentikan kebiasaan merokok dan alkohol.
Merokok dapat menyebabkan aerophagia, yg dapat
meningkatkan sendawa dan regurgitasi.
• Menghindari posisi terlentang atau tidur selama 3-4 jam
setelah makan.
M3 _ H2
Adenyl
PGE cyclase
+ Gastrin
+ receptor + receptor
Protein Kinase
(Activated)
+ +
K
K + H
Parietal cell
Proton pump
_ Lumen of stomach
Omeprazole Gastric acid _ Antacid
• Mekanisme kerja Antasida : menetralkan asam lambung
atau mengikatnya.
• Efek samping : diare (aluminium hidroksida); konstipasi
(magnesium hidroksida); sendawa dan alkalosis pada
penggunaan jangka panjang (natrium bikarbonat)
• Kontraindikasi : hipofosfatemia
Masalah Pengobatan
• Ketokonazol meningkatkan konsentrasi plasma
atorvastatin dan resiko miopati. Interaksi
kemungkinan serius atau mengancam jiwa.
• Pemberian bersama ketokonazol dan antasid
menurunkan absorbsi ketokonazole
• Ketokonazol akan meningkatkan level dan efek
ondansentron. Terjadi interaksi yang potensial
tidak ada penyesuaian dosis untuk ondansentron yang
di rekomendasikan
• Antasid – Beta Blocker
• Metoprolol BA meningkat
• Atenolol BA menurun
• Propanolol BA bervariasi
• Penggunaan obat golongan nitrat dan beta bloker merupakan faktor
resiko terjadinya GERD.
• Golongan nitrat (ISDN)
NO berdifusi ke mukosa dan peningkatan metabolit aktif pada
permukaan mukosa lain → dilatasi intercellular space →
relaksasi LES, meningkatkan sensitivitas mukosa terhadap asam
lambung → resiko GERD meningkat
• Diabetes
Kondisi hiperglikemi akut (> 200 mg/dL) dapat
memperlambat fungsi motorik dari lambung dan
memperlambat pengosongan lambung.
Komplikasi neuropathy pada penderita DM tipe 2 terkait
dengan gejala GERD dimana neuropathy memicu refluks
asam lambung ke esofagus dengan mekanisme
penundaan pengosongan lambung.
Pada pasien DM tipe 1, enteropathy dan gejala GI
berhubungan dengan DM neuropathy perifer
• Ketokonazole sistemik mempunyai banyak interaksi dengan obat-obat
lain sehingga ketokonazole dikeluarkan. Karena pasien juga mendapat
ketokonazol cream.
• Penggunaan ISDN dan bisoprolol merupakan faktor resiko terjadinya
GERD. Namun masih banyak faktor resiko lain yang menyebabkan
terjadinya GERD sehingga tidak dapat dipastikan bahwa GERD yang
terjadi karena penggunaan ISDN dan bisoprolol oleh karena itu
sebaiknya dilakukan pengurangan faktor resiko lain terlebih dahulu, jika
tidak dapat dilakukan maka ISDN dan lisinopril diganti.
• Bisoprolol tetap digunakan dan diperlukan monitoring hipoglikemik.
• Antasid dan beta blocker tidak digunakan bersamaan.
Saran
PPI DAN H2RA
• Meta analisis 16 trials PPI superior
daripada H2RA dalam meredakan gejala
GERD secara cepat.
• Dalam 4-12 minggu 77,4% Px PPI dan 47,6% Px
H2RA (p < 0,0001).
• Pada 33 trials dalam 8 minggu Px sembuh
(healed) 81,7% PPI vs 52% H2RA.
• PPI lebih superior dalam menurunkan sekresi
asam lambung dan mucosa healing.
PROTON PUMP INHIBITOR
PPI inhibitor sekresi Secara ireversible
asam lambung paling poten
berikatan dengan
dan spesifik menghambat
proses akhir dari siklus H+/K+-ATPase (pompa
produksi asam. proton) tidak aktif.
Konseling
• AHFS Drug Information Essentials. 2011.
• Andrew L. Frelinger, dkk. A Randomized, 2-Period, Crossover Design Study
to Assess the Effects of Dexlansoprazole, Lansoprazole, Esomeprazole, and
Omeprazole on the Steady-State Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of
Clopidogrel in Healthy Volunteers. JACC Vol. 59, No. 14, 2012 Frelinger et
al. 1305 April 3, 2012:1304–11
• Baxter, K. 2008. Stockley’s Drug Interactions Ed 8. Pharmaceutical Press.
• Dipiro, et al. Pharmacotherapy-A Pathophysiology Approach. 7th Edition.
2008. Mc Graw Hill.
• GERD. Quality Manajemen program. University of michigan.2012
• Goodman &Gilman. Manual of Pharmacology and Therapeutics. 2008. Mc
Graw Hill.
• http://courses.washington.edu/conj/bess/acid/acidreg.html
DAFTAR PUSTAKA
• J.K. Triantafillidis, dkk. Nocturnal acid breakthrough: consequences
and confronting. ANNALS OF GASTROENTEROLOGY 2003,
16(4):280-286
• Koda-Kimble and Young. 2013. Applied therapeutics : the clinical
use of drugs. Lippincott Williams & Wilkins.
• Kuo-Ho Yu, dkk. Drug Interaction between Clopidogrel and Proton
Pump Inhibitors. Riview article Acta Cardiol Sin 2010;26:1_6.
• Michael D Drepper, dkk. Clopidogrel and proton pump inhibitors -
where do we stand in 2012?. World J Gastroenterol 2012 May 14;
18(18): 2161-2171 ISSN 1007-9327 (print) ISSN 2219-2840 (online)
• Micromedex Drug Information.