DEFINISI
MOBILISASI
Kemampuan seseorang untuk bergerak dgn bebas.
IMOBILITAS
Suatu keadaan ketika individu mengalami/berisiko
mengalami keterbatasan gerak fisik (NANDA).
ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan
yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga
potongan tubuh, yaitu sagital, transversal, dan frontal.
Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang
memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot,
dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya
sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan
untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara
normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus
otot (Potter & Perry, 2005).
Garis Potongan Pada Tubuh
Potongan sagital, yaitu garis yang melewati tubuh dari
depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri
dan kanan.
Potongan transversal, yaitu garis horizontal yang
membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
Potongan frontal, yaitu melewati tubuh dari sisi ke sisi
dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang.
Garis potongan pada tubuh
Lateral medial
Superior
Inferior
Potongan sagital
Potongan Transversal
Potongan Frontal
Potongan Sagital
fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku)
hiperekstensi (pinggul)
Potongan Frontal
abduksi dan adduksi (lengan dan tungkai)
eversi dan inversi (kaki)
Potongan Transversal
pronasi dan supinasi (tangan)
rotasi internal dan eksternal (lutut)
dorsofleksi dan plantarfleksi (kaki)
TUJUAN MOBILISASI
Mengekspresikan emosi dengan gerakan non verbal.
Pertahanan diri
Pemenuhan kebutuhan dasar
Aktivitas hidup sehari-hari
Kegiatan rekreasi.
Manfaat ROM
Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot
dalam melakukan pergerakan
Mengkaji tulang, sendi,dan otot
Mencegah terjadinya kekakuan sendi
Memperlancar sirkulasi darah
Memperbaiki tonus otot
Meningkatkan mobilisasi sendi
Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
Jenis – jenis ROM
ROM itu ada dua jenis, yaitu :
ROM Aktif,
ROM Pasif
ROM Aktif
KESEHATAN FISIK
Peny. congenital (Spina bifida, cerebral palsy) memp.
fungsi motorik.
Peny. system saraf (Parkinson, Multiple sclerosis, CVA)
meny. kelumpuhan, spastic, flasid.
Ggn musculoskeletal (fraktur, strain, dislokasi) meny. ggn
mobilisasi.
Peny. kronik (COPD, CHF, angina) meny. intoleran
aktivitas.
KESEHATAN MENTAL
Gangguan mental pada seseorang juga dapat
mempengaruhi pola mobilitasnya. Contoh: ps
depresi.
NUTRISI
Malnutrisi menyebabkan kelemahan dan risiko
terkena osteoporosis sedangkan obesitas juga
dapat mengganggu pergerakan, postur tubuh dan
keseimbangan.
NILAI DAN PERILAKU
Perilaku dan kesadaran seseorang akan kesehatan
akan mempengaruhi kebiasaannya untuk
berolahraga.
FAKTOR EKSTERNAL
Kebiasaan dalam keluarga, keuangan, suhu udara
yang panas, fasilitas olahraga berpengaruh pada
pola mobilitas seseorang.
EFEK FISIOLOGIS IMMOBILITAS
METABOLIK
Ggn laju metabolik: keseimbangan nitrogen negative,
kehilangan berat badan, & penurunan massa otot (Long et
al, 1993).
Resorpsi tulang pd imobilisasi: jika ginjal tdk dapat
berespon dgn baik maka terjadi hiperkalsemia (Holm,
1998).
Ggn pencernaan: imobilisasi menyebabkan konstipasi.
KARDIOVASKULER
hipotensi ortostatik krn penurunan aliran darah, trombus krn aliran
darah vena melambat.
RESPIRATORI
atelektasis, pneumonia hipostatik.
INTEGUMEN
dekubitus pada kulit yg tertekan t.u pd penonjolan tulang.
MUSKULOSKELETAL
atrofi, osteoporosis, fraktur patologis, kontraktur sendi: krn
penurunan massa otot dan tdk digunakan.
ELIMINASI URINE
batu ginjal: hiperkalsemia krn resorpsi tulang.
EFEK PSIKOSOSIAL
IMMOBIITAS
DEPRESI
efek hospitalisasi&imobilisasi
PERUBAHAN PERILAKU
dr penurut mjd membangkang
PERUBAHAN SILKUS TIDUR-BANGUN
efek medikasi:analgesik, obat tidur, obat KV.
GANGGUAN KOPING
penurunan kemampuan koping menyeb. Depresi,
disorientasi, perub. Perilaku.
PENGKAJIAN IMMOBILITAS
AKTIVITAS KLIEN
riwayat keperawatan (penyebab imobilisasi, kapan
mulai, sudah berapa lama, bagaimana pengaruh
dalam kehidupan)
PX FISIK
postur tubuh, penampilan, pergerakan sendi,
keterbatasan gerak, kekuatan otot.
FAKTOR FISIOLOGIS
1. SISTEM METABOLIK
Pengukuran antropometri, balance cairan, asupan makanan, pola eliminasi,
kadar serum dan protein dlm darah, mengkaji proses penyembuhan luka.
2. SISTEM RESPIRATORI
i: pergerakan dinding dada; au: suara nafas, crackles, mengi.
3. SISTEM KV
memantau TD, evaluasi nadi apeks&perifer, obsv. tanda stasis vena (edema,
penyembuhan luka buruk).
4. SISTEM MUSKULOSKELETAL
rentang gerak
5. SISTEM INTEGUMEN
mengkaji tanda2 kerusakan pd kulit (dekubitus)
6. SISTEM ELIMINASI
balance cairan
FAKTOR PSIKOSOSIAL
Obsv. perub. status emosional, perub. perilaku,
perub. siklus tidur-bangun, perub. penggunaan
koping pd klien.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan rentang
gerak; tirah baring; penurunan kekuatan.
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. stasis
sekresi paru; ketidaktepatan posisi tubuh.
Ketidakefektifan pola nafas b.d. penumpukan
sekresi paru, penurunan pengembangan paru,
ketidaktepatan posisi tubuh.
Gangguan pertukaran gas b.d. penumpukan
sekresi paru, penurunan pengembangan paru.
Gangguan integritas kulit b.d. keterbatasan
mobilisasi; tekanan permukaan kulit.
Gangguan eliminasi urine b.d. keterbatasan
mobilisasi, retensi urine.
Inkontinensia total b.d. perubahan pola
eliminasi; keterbatasan mobilisasi.
Ketidakefektifan koping individu b.d.
pengurangan tingkat aktivitas; isolasi sosial.
Gangguan pola tidur b.d. keterbatasan
mobilisasi; ketidaknyamanan.
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Mengubah posisi klien tiap 2 jam utk memungkinkan
area paru mengembang.
Melatih klien nafas dalam dan batuk efektif.
Memberikan fisioterapi dada.
Gangguan eliminasi urine
Memberikan hidrasi yg adekuat pd klien.
Memberikan diit tinggi serat.
Memantau balance cairan pd klien.
FOKUS INTERVENSI KEPERAWATAN
Kerusakan mobilitas fisik
Memberikan latihan rentang gerak pasif/aktif pd klien
Memberikan program latihan aktivitas scr bertahap pd
klien
Gangguan integritas kulit
Mengkaji kondisi kulit yg dibawah tubuh t.u pd
penonjolan tulang.
Menjaga kebersihan dan paparan cairan pd kulit.
Memberikan pelembab pd kulit agar tdk kering.
LATIHAN RENTANG
GERAK
Flexion
menggerakkan dagu menempel ke dada
Extension
mengembalikan kepala ke posisi tegak
Hiperekstensi
menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin
SUPINATION
Moving the bones of the forearm
upward.
Lengan Bawah
Supinasi : memutar lengan bawah dan tangan sehingga
telapak tangan menghadap ke atas
Pronasi : memutar lengan bawah sehingga telapak
tangan menghadap ke bawah
Pergelangan Tangan
Fleksi : menggerakkan telapak tangan ke sisi
bagian dalam lengan bawah
Ekstensi : menggerakkan jari-jari sehingga jari-jari,
tangan dan lengan bawah berada dalam arah yang sama
Hiperekstensi : membawa permukaan tangan dorsal
ke belakang sejauh .mungkin.
Abduksi : menekuk pergelangan tangan miring
ke ibu jari
Adduksi : menekuk pergelangan tangan miring
ke arah lima jari
Jari-Jari Tangan
Fleksi : membuat genggaman
Ekstensi : meluruskan jari-jari tangan
Hiperekstensi : menggerakkan jari-jari tangan ke
belakang sejauh mungkin
Abduksi : meregangkan jari-jari tangan yang satu
dengan yang lain
Adduksi : merapatkan kembali jari-jari tangan
Ibu Jari
Oposisi : menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari
tangan pada tangan yang sama.
Pinggul
Fleksi : menggerakkan tungkai ke depan dan ke atas
Ekstensi : menggerakkan kembali ke samping tungkai yang
lain
Hiperekstensi : menggerakkan tungkai ke belakang tubuh
Abduksi : menggerakkan tungkai ke samping menjauhi
tubuh
Adduksi : menggerakkan kembali tungkai ke posisi medial
dan melebihi jika mungkin
Rotasi dalam : memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai
lain
Rotasi luar : memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai
lain
Sirkumduksi : menggerakkan tungkai memutar
Kaki
Inversi : memutar telapak kaki ke samping dalam
(medial)
Eversi : memutar telapak kaki ke samping luar
(lateral)
Jari-Jari Kaki
Fleksi : melengkungkan jari-jari kaki ke bawah
Ekstensi : meluruskan jari-jari kaki
Abduksi : merenggangkan jari-jari kaki satu dengan
yang lain
Adduksi : merapatkan kembali bersama-sama.
EVALUASI
Observasi klien dalam melakukan rentang gerak
pada kedua ekstremitas dan bandingkan dengan
hasil pengkajian awal.
Tanyakan mengenai kekuatan otot pada
ekstremitas yg sakit.
Observasi sendi mll rentang gerak.
Palpasi sendi slm latihan rentang gerak.
Ukur rentang gerak.