TINJAUAN PUSTAKA
sebagai ponsel tetapi juga sebagai komputer, mp3 atau pemutar video.
yang diinginkan setiap saat atau pada kondisi yang dikehendaki oleh pengguna
9
10
mood, maupun aktivitas yang dapat diamati secara eksternal, seperti perilaku.
dapat dibedakan dengan gejala gangguan psikiatri umum tanpa kausa yang
obat atau zat, tetapi juga mengacu pada perjudian, internet, game, atau
dan menunjukkan pola yang sama dengan ketergantungan zat. Contoh klasik
dari kegiatan ini adalah judi. Dalam sistem diagnostik konvensional, judi
terkait dengan smartphone telah terbukti lebih rutin dan kekhawatiran yang
antara lain22:
1. Salience
3. Toleransi
12
efek fisik yang terjadi saat suatu aktivitas dihentikan atau tiba-tiba
5. Konflik (Conflict)
dan minat, atau dari individu itu sendiri terkait dengan kegiatan
tertentu.
6. Kekambuhan (Relapse)
produktivitas.23
terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengatur proses memori, perilaku
dan emosi, sistem ini biasa disebut dengan sistem limbik, dimana sistem
limbik ini terdiri dari banyak komponen diantaranya ada hipokampus sebagai
pusat pembelajaran, amikdala sebagai pengendali emosi, dan juga ada striatum
di mana striatum ini mengatur proses kontrol perilaku. Ada juga Ventral
Tegmental Area, yang ketika ada reseptor dari luar maka VTA ini akan
serotonin dibandingkan varian yang mengandung varian alel pendek (S). Pada
senang dan individu akan merasa dalam kondisi yang lebih baik dalam
beraktivitas24
antara lain25:
1. Faktor Internal
self esteem yang rendah, dan kontrol diri yang rendah. Tingkat
2. Faktor Situasional
belajar.
3. Faktor Sosial
dalam diri.
4. Faktor Eksternal
1. Usia
2. Jenis Kelamin
smartphone 26
3. Prestasi
4. Sosial Ekonomi
sebulan sekali, 28% dua kali sebulan, sementara 11% siswa harus
mengisi ulang lebih dari tiga kali sebulan. Padahal tidak semua
smartphone.28
5. Pergaulan
6. Kepribadian
7. Tujuan penggunaan32,33
Komunikasi
orang lain.
19
pekerjaan.
smartphone yang terdiri dari 6 faktor dan beberapa item dengan skala Likert
enam poin (1: "sangat tidak setuju" dan 6: "sangat setuju") berdasarkan
bisa diteliti dan sudah di lakukan validasi oleh Nurdiani (2015) berdasarkan
pengisian kuesioner.
2.2 Kecemasan
2.2.1 Definisi
Bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti
berupa kekhawatiran dan kegelisahan yang timbul oleh penyebab yang tidak
spesifik yang berasal dari dalam diri individu maupun dari lingkungan, serta
karena kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau
tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai
ego dikalahkan.37
2.2.2 Etiologi
praklinik lalu berkembang menjadi studi pada pasien dengan faktor biologis
individu tertentu, dan suatu kisaran sensitivitas secara biologis dapat berada di
kecemasan.
2. Neurotransmitter
Norepinefrin
terletak pada lokus ceruleus di pons pars rostralis dan badan sel ini
Serotonin
GABA
gangguan kecemasan.
3. Neuroanatomi
System Limbik
Korteks Serebri
gangguan kecemasan.
4. Genetik
1. Jenis Kelamin
32,3%, masing-masing.41
24
2. Usia
anak (usia 7-9 tahun), gangguan kecemasan berlebih pada akhir masa
remaja (usia 15-16 tahun). serangan panik pada akhir masa remaja (
dapat terjadi pada semua usia, lebih sering pada usia dewasa dan
3. Tingkat pendidikian47
yang berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya.
25
terhadap stimulus.
4. Gaya Hidup
Scale). Skor yang paling tinggi terjadi pada pasien kekurangan berat
Sabzevar secara acak dipilih untuk penelitian ini. data yang relevan
lakukan.49
peningkatan kewaspadaan50.
1. Kecemasan Ringan
perubahan.
2. Kecemasan Sedang
3. Kecemasan Berat
serta tidak berpikir tentang hal lain. Individu ini memerlukan banyak
arahan untuk berfokus pada area lain. Semua perilaku diarahkan pada
4. Panik
pikiran rasional.
Tingkat
Respon Psikologis Respon Fisiologis
Kecemasan
Ringan Daya presepsi masih baik Sulit untuk relaks dan
Meningkatnya motivasi tidur
Penyelesaian masalah Hipersensitivitas
efektif terhadap suara
Meningkatnya kemampuan Gerakan involunter
belajar Ketidaknyamanan
Iritabilitas traktus GI
Sedang Daya presepsi menyempit Ketegangan otot
Perhatian menurun selektif Kuatnya denyut
Meningkatnya automatisasi jantung
Tidak dapat Mulut kering
menghubungkan kejadian- Nada suara tinggi
kejadian dengan Bicara menjadi cepat
independen Nyeri perut
Meningkatnya
frekuensi urinasi
Berat Tidak dapat menuntaskan Nyeri kepala berat
pekerjaan Mual, muntah, dan
Tidak dapat melakukan diare
pembelajaran Bergetar
Tidak dapat menyelesaikan Vertigo
masalah Pucat
Merasa ketakutan dan Takikardia
horror Nyeri dada
Menangis
Perilaku ritualistic
Panik Daya presepsi menurun Dapat lari atau
berfokus pada diri sendiri immobile dan tidak
Tidak dapat memproses berbicara
stimulus lingkungan Dilatasi pupil
Distorsi presepsi Meningkatnya tekanan
29
berbagai belahan dunia untuk skrining kecemasan. Kuisioner ini juga sering
dialami minimal satu minggu terakhir : tidak pernah sama sekali, jarang,
Skor 2 : Jarang
30
Skor 3 : Kadang-kadang
Skor 4 : Sering
Skor 5 : Selalu
Skor 1 : Selalu
Skor 2 : Sering
Skor 3 : Kadang-kadang
Skor 4 : Jarang
kuesioner ini juga sangat familiar digunakan dalam berbagai penelitian untuk
smartphone. Pada penelitian sebelumya dapat ditemukan bahwa dua dari tiga
sebutan no mobile phone phobia, yakni merasa cemas dan takut apabila tidak
bisa meggunakan ponsel, baik karena kehabisan baterai, atau kehabisan pulsa.
bahwa 50% responden merasa cemas karena tidak mampu melewati 24 jam
tanpa smartphone.9
Ketergantungan Kecemasan
Usia Usia
Jenis Kelamin Psikososial Jenis Kelamin
Prestasi Tingkat
Sosial Ekonomi Pendidikan
Pergaulan Gaya Hidup
Kepribadian
Tujuan
Penggunaan
Ketergantungan Tingkat
Smartphone Kecemasan
2.6 Hipotesis