Anda di halaman 1dari 23

Biaya Overhead

Pabrik

DAFFAREL ALVIRODIHAN 1901071012


JERI ADITIA FERNANDO 1901071024
ALDO DAVID SEPTIAN 1901071033
PENGERTIAN
 Merupakan biaya produksi
selain biaya bahan baku
(BBB) dan biaya tenaga
kerja langsung (BTKL).
 Dapat dibankan ke biaya
produksi dengan cara
langsung (metode proses/
process costing), maupun
tak langsung ( metode
pesanan/job costing)
PENGGOLONGAN BOP
MENURUT
BERDASARKAN
01 SIFAT
03 HUBUNGANNYA
DENGAN
Berdasarkan sifatnya, Biaya Overhead Pabrik dapat dibedakan DEPARTEMEN.
menjadi Biaya Bahan Penolong atau Bahan tidak langsung
Jika disamping memiliki departemen produksi,
(Indirect Materials), Tenaga Kerja tidak langsung (Indirect
perusahaan juga memiliki departemen pembantu
Labor), Biaya Tidak Langsung (Indirect Expenses).
(seperti misalnya departemen pembangkit tenaga
listrik, departemen bengkel dan departemen air).
Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-
departemen yang ada dalam pabrik
MENURUT
PERILAKUNYA
02 DALAM HAL
PERUBAHAN
VOLUME KEGIATAN
Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya
overhead pabrik dalam hubungannya
dengan perubahan volume kegiatan, biaya
overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga
golongan: 
Biaya Overhead Pabrik Tetap, biaya
overhead pabrik variabel, biaya overhead
semi variabel
BOP MENURUT
SIFATNYA:
1.Biaya Bahan Pembantu. (BBP)
2.Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung. (BTKTL)
3.Tambahan Gaji Tenaga kerja Langsung.
4.Biaya Produksi Karena Berlalunya Waktu
5.Biaya Produksi Langsung membutuhkan Pengeluaran
Kas. (jarum;kapur;listrik;gas;gunting dll)
MENURUT PERILAKUNYA DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN PERUBAHAN VOLUME PRODUKSI

 Biaya pabrik tetap


 Biaya pabrik variabel
 Untuk keperluan penentuan tarif biaya
semivariabel dipecah menjadi dua unsur
yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
MENURUT HUBUNGANNYA DENGAN DEPARTEMEN

 biaya overhead pabrik langsung (direct


departemental overhead expenses)
 biaya overhead pabrik tidak langsung
departemen ( indirect departemental
overhead expenses)
PERLAKUAN AKUNTANSI:
 Untuk Bahan pembantu:
1. Transaksi terjadi: Pembelian dan Pemakaian, retur Pembelian dan Retur Pemakaian.

2. Bukti transaksi:

- untuk pembelian adalah bukti masuk bahan yg dibuat bagian gudang bahan dan
nota pembelian diterima dari suplier.
- Untuk pemakaian adalah bukti pemakaian bahan dibuat gudang bahan.
- Untuk retur pembelian, bukti transaksinya berupa bukti memo dibuat bagian
pembelian.
- Untuk retur produksi, bukti transaksinya berupa bukti memo dibuat bagian
produksi.
3. Akuntansi bahan pembantu sama dengan akuntansi bahan baku.

4. Metode mencatat persediaan yaitu prepetual dan pisik.

5. Metode penilaian meliputi FIFO; LIFO; Rata-rata Bergerak, dan identifikasi


khusus.
Perlakuan akuntansi:
• Untuk Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung dan
Tambahan gaji Tenaga Kerja langsung.
1.Akuntansi sama seperti Akuntansi Tenaga Kerja Langsung
(TKL), dengan tarip per jam kerja dan tarip per unit hasil
produksi.
2.Bukti transaksi umumnya dibuat bagian personalia, atau
administrasi produksi. (kartu jam kerja dan daftar gaji)
PERLAKUAN AKUNTANSI:
 Untuk Biaya produksi karena Berlalunya Waktu
1. Bukti transaksi berdasarkan bukti memorial yang
ditetapkan terlebih dahulu (metode garis lurus)
2. Biaya produksi diperoleh dari jurnal penyesuaian
untuk membebankan biaya produksi karena
berlalunya waktu ke rekening BOP
Contoh: lihat dalam peraga berikut ini
PERAGA 1: JURNAL PENYESUAIAN
UNTUK BIAYA PRODUKSI KARENA BERLALUNYA WAKTU

KETERANGAN REKENING DEBET KREDIT


Pengakuan depresiasi Depresiasi mesin 1.500
mesin akum. Depr. mesin 1.500
Pengakuan depresiasi Depresiasi Gedung 1.000
Gedung akum. Depr. Gedung 1.000
BOP 2.500
Pembebanan biaya
Depresiasi Mesin 1.500
depresiasi
Depresiasi Gedung 1.000
Pembebanan BOP ke
Persediaan BDP 2.500
Persediaan BDP (brg. 2.500
BOP
Dlm. Proses)
PERLAKUAN AKUNTANSI:
 Untuk Biaya produksi yang membutuhkan Pengeluan Kas.
1. Bukti transaksi menggunakan bukti kas keluar
yang dilampiri berbagai bukti pendukung
pembayaran.
2. Biaya produksi diperoleh dari jurnal penyesuaian
untuk membebankan biaya produksi yang
membutuhkan pengeluaran kas ke rekening BOP
Contoh: lihat dalam slide peraga
PERAGA 2.1: UNTUK BIAYA PRODUKSI YANG MEMBUTUHKAN PENGELUARAN KAS
(JURNAL KAS KELUAR DIKERJAKAN SETIAP ADA TRANSAKSI)

KETERANGAN REKENING DEBET KREDIT


Pembelian peralatan Biaya peralatan produksi 1.000
produksi gunting kas 1.000
Pembayaran rekening Biaya Listrik 1.700
listrik PLN kas 1.700
Pembelian minyak pelumas Biaya Pe lumas 500
mesin Kas 500
Pembelian Gas untuk Biaya Gas 200
seterikas Kas 200

PERAGA 2.2: UNTUK BIAYA PRODUKSI YANG MEMBUTUHKAN PENGELUARAN KAS


(JURNAL PENYESUAIAN DIKERJAKAN SETIAP AKHIR PERIODE)

KETERANGAN REKENING DEBET KREDIT


Pembebaban biaya BOP 3.400
pengeluaran uang ke BOP Biaya peralatan produksi 1.000
Biaya Listrik 1.700
Biaya Pelumas 500
Biaya Gas 200

Pembebanan BOP ke
Persediaan BDP (brg. Dlm. Persediaan BDP
3.400
Proses) BOP
3.400
CONTOH: BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP)
Kelompok BOP Jenis BOP
1. Benang
2. Kancing
BAHAN PEMBANTU 3. Label
4. Kain keras
5. mote
1. Manajer Produksi
2. Kepala Potong
BIAYA TENAGA KERJA TIDAK LANGSUNG 3. Kepala Jahit
(BTK-TL) 4. Administrasi produksi
5. Planning & Production Control
6. Petugas Angkut
1. Uang makan
TAMBAHAN GAJI TENAGA KERJA 2. Lembur
LANGSUNG 3. Premi Hadir
4. bonus
1. Depresiasi mesin, bangunan pabrik
BIAYA PRODUKSI BERLALUNYA WAKTU
2. Biaya Asuransi Kebakaran, mesin
1. Pembelian perlatan produksi (jarum, gunting,
pisau potong)
BIAYA PRODUKSI PENGELUARAN KAS 2. Biaya Servise (mesin potong,, jahit, obras)
LANGSUNG
3. Biaya Listrik
4. Biaya gas
PENENTUAN TARIF BOP YANG TELAH DITENTUKAN DIMUKA

Alasan pembebanan:
- Biaya dihitung tidak perlu menunggu
sampai keseluruhan pesanan selesai.
- Untuk memenuhi kebutuhan manajemen
akan informasi biaya produk
LANGKAH-LANGKAH
PENENTUAN TARIF BOP

 menyusun anggaran biaya overhead


pabrik
 memilih dasar pembebanan biaya
overhead pabrik kepada produk
 menghitung tarif biaya overhead
pabrik
Dasar Alokasi/Pembebanan BOP

a. Satuan Produk
Taksiran BOP
 tarif BOP per satuan
Taksiran jml satuan produk yg dihasilkan

Jika Overhead pabrik di estimasikan sebesar Rp. 300.000,- dan persh.


Bermaksud memproduksi 250.000 unit selama periode mendatang.
Jika pesanan yang terselesaikan 1.000 unit, Berapa biaya overhead ?

Estimasi overhead pabrik per unit: Rp. 300.000/Rp. 250.000 = Rp. 1,20
Jadi Biaya Overhead (1.000 unit): Rp. 1,20 X Rp. 1.000,-= Rp. 1.200,-
Dasar Alokasi/Pembebanan BOP

b. Biaya Bahan Baku


Taksiran BOP
x100%  % BOP dr BB yg dipakai
Taksiran BBB yang dipakai

Jika Overhead pabrik di estimasikan sebesar Rp. 300.000,- dan


estimasi biaya bahan baku sebesar Rp. 250.000 selama periode
mendatang. Jika bahan baku untuk pesanan Rp. 5.000 , Berapa biaya
overhead yang dibebankan ?

Estimasi overhead pabrik per unit:


(Rp. 300.000/Rp. 250.000) X 100 % = 120 %

Jadi tambahan Biaya Overhead : 120 % X Rp. 5.000,-= Rp. 6.000,-


Dasar Pembebanan BOP............

c. Biaya Tenaga Kerja


Taksiran BOP
x100%  % BOP dr BTKL
Taksiran BTKL

Jika Overhead pabrik di estimasikan sebesar Rp. 300.000,- dan total


biaya tenaga kerja langsung diestimasikan sebesar Rp. 500.000
selama periode mendatang. Jika produk atau pesanan dengan biaya
tenaga kerja langsung Rp. 12.000 , Berapa biaya overhead ?

Estimasi overhead pabrik per unit:


(Rp. 300.000/Rp. 500.000) X 100 % = 60 % dari BTKL

Jadi tambahan Biaya Overhead : 60 % X Rp. 12.000,-= Rp. 7.200,-


Dasar Pembebanan BOP............

d. Jam Tenaga Kerja Langsung


Taksiran BOP
 BOP per jam TKL
Taksiran jam TKL

Jika Overhead pabrik di estimasikan sebesar Rp. 300.000,- dan total


jam kerja langsung diestimasikan sebesar 60.000 jam selama periode
mendatang. Jika produk atau pesanan memerlukan 800 jam tenaga
kerja langsung, Berapa biaya overhead yang dibebankan ?

Estimasi overhead pabrik per unit:


Rp. 300.000/ 60.000 = Rp 5 per jam TKL

Jadi tambahan Biaya Overhead : 5 X Rp. 800,- = Rp. 4.000,-


Dasar Pembebanan BOP............

e. Jam Mesin
Taksiran BOP
 BOP per jam me sin
Taksiran jam me sin

Jika Overhead pabrik di estimasikan sebesar Rp. 300.000,- dan total


jam mesin diestimasikan sebesar 20.000 jam selama periode
mendatang. Jika produk atau pesanan menggunakan 120 jam mesin,
Berapa biaya overhead yang dibebankan ?

Estimasi overhead pabrik per unit:


Rp. 300.000/ 20.000 = Rp 15 per jam mesin

Jadi tambahan Biaya Overhead : 15 X 120,- = Rp. 1.800,-


BIAYA OVERHEAD AKTUAL
 Tarif overhead pabrik yg telah ditentukan dimuka adalah : Rp.15 per jam
mesin yg telah dihitung sebelumnya , perusahaan telah menggunakan
20.000 jam mesin dan biaya overhead pabrik aktual sebesar Rp. 292.000.

Overhead pabrik dibebankan selama periode ini adalah sebesar :


20.000 x Rp. 15 = Rp.300.000.

Ayat jurnal umum yg mengikhtisarkan pembebanan overhead adalah :

Barang dalam proses 300.000 overhead pabrik


dibebankan 300.000

Ayat Jurnal Penutup BOP pada akhir tahun:


Overhead pabrik dibebankan 300.000
Pengendalian Overhead pabrik 300.000
Disposisi Jumlah pembebanan terlalu
tinggi atau terlalu rendah
Pengendali Overhead Pabrik

Des 31 292000 Des 31 300.000

BOP aktual yg terjadi BOP dibebankan selama


Selama periode tsb Periode tsb

( Biaya Overhead Pabrik dibebankan terlalu Tinggi)


Ayat Jurnal Pembebanan BOP terlalu
tinggi atau terlalu rendah
 Pada akhir periode diperlakukan sebagai biaya periodik
 Jumlah tersebut ditutup langsung ke Harga Pokok
Penjualan (HPP) atau Ikhtisar Laba-Rugi

 Jurnal selisih BOP


Pengendalian Overhead Pabrik Rp. 8.000
Harga Pokok Penjualan Rp. 8.000

Anda mungkin juga menyukai