Anda di halaman 1dari 42

KESEHATAN KERJA

OLEH :

Dr. Cintyanna Taritasari


D4-K3 UNIBA
KESEHATAN KERJA
• Hubungan dua arah antara Health dan Work,
mencakup aspek Kesehatan Pekerja bersifat medis
dan Lingkungan Kerja bersifat teknis
• Kedua aspek bersinergi dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan pekerja, serta
mencegah dan melindungi pekerja dari risiko yang
ada di pekerjaan dan lingkungan kerja
• Prioritas pada upaya promotif dan preventif
• Aktifitas Kesehatan Kerja bukan hanya pengobatan
pekerja dan pemeriksaan kesehatan berkala

Hal. 2
PERATURAN PERUNDANGAN

• UU NO. 14 TAHUN 1967 TENTANG KETENTUAN – KETENTUAN


POKOK MENGENAI TENAGA KERJA
• UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
• UU NO. 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN
• UU NO.3 TAHUN 1992 TENTANG JAMSOSTEK

Hal. 3
VISI
OPTIMALISASI SUMBER DAYA MANUSIA
MELALUI DERAJAT LINGKUNGAN
KESEHATAN KERJA SEJALAN DENGAN
PERKEMBANGAN ILMU DAN TEKNOLOGI
INDUSTRI PERMINYAKAN

MISI
MEWUJUDKAN DAN MEMELIHARA
LINGKUNGAN KERJA YANG AMAN,
NYAMAN, SEHAT DAN MENCEGAH
TIMBULNYA PENYAKIT AKIBAT KERJA

Hal. 4
HUBUNGAN KERJA
KESELAMATAN – KESEHATAN – LINGKUNGAN KERJA

• AMAN
 ANDAL
 EFISIEN

SAFETY /
K3LL KESELAMATAN KESEHATAN

 PENYAKIT
 KECELAKAAN UMUM
 KEBAKARAN  PENYAKIT
 PELEDAKAN AKIBAT
KERJA DOKTER
LINGKUNGAN PERUSAHAAN /
KERJA KES. KERJA
HYGIENIS
INDUSTRI /K3LL

Hal. 5
PERAN KESEHATAN KERJA
1. PERLINDUNGAN PEKERJA DARI BAHAYA KESEHATAN
2. MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA
3. MENJAGA CITRA PERUSAHAAN
4. MEMBERI SARAN KE PIHAK MANAJEMEN TENTANG KES.KERJA

Hal. 6
TUGAS POKOK KESEHATAN KERJA
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi & koperasi No.Per-03/Men/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja)

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, berkala dan khusus


2. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga
kerja
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
4. Pembinaan dan pengawasan sanitair
5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan kesehatan kerja
6. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan PAK
7. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K )
8. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas P3K
9. Memberi nasihat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan
makanan di tempat kerja
10. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK
11. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang mempunyai kelainan
tertentu dalam kesehatannya
12. Memberikan laporan berkala kepada manajemen

Hal. 7
KESEHATAN KERJA

MEDIA

PAPARAN HAZARD

LINGKUNGAN KERJA PEKERJA

DOKTER PERUSAHAAN
HIGIENIS INDUSTRI

Hal. 8
Sesuatu / sumber yang berpotensi menimbulkan cedera / kerugian
(manusia, proses, properti dan lingkungan)

Hal. 9
Kesempatan untuk terjadinya cedera/kerugian dari suatu
bahaya, atau kombinasi dari kemungkinan dan akibat.

Risiko akan mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu

Kemungkinan Akibat
Hal. 10
RISK OF OCCUPATIONAL
HEALTH SERVICES

NIOSH Survey : 2,600 hospital


(1974 – 1976)
68 injuries / year
6 illnesses / year
8,4 lost day per 100 workers
  1995 :
159 primary skin irritants
135 Chemicals are potentially

o   Carcinogenic
o   Teratogenic
o   Mutagenic
o   Combination of these

Hal. 11
WORKER & THE VARIED
INFLUENCES THAT SURROUND HIM/HER

RELEVANT LEGISLATION

PHYSICAL
MECHANICAL CHEMICAL
KINETIC
ELECTRIC

PERSONAL
HEALTH
SERVICE

BIOLOGICAL
ERGONOMIC
PSYCHOSOCIAL

Hal. 12
BAHAYA KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

1. Bahaya Fisik (Physical Hazards)


 Kebisingan, radiasi, getaran, panas, pencahayaan, ketinggian

2. Bahaya Kimia (Chemical Hazards)


 Eksplosif, flammable, korosif, karsinogen, toksik

3. Bahaya Biologi (Biological Hazards)


 Virus, bakteri, jamur, binatang, parasit

4. Bahaya Psikologi (Psychological Hazards)


 Hubungan kerja, jam kerja, kekerasan/violence, stres

5. Bahaya Ergonomi (Ergonomic Hazards)


 layout, manual handling, desain kerja/tugas

Hal. 13
BISING
• SUARA YANG TIDAK DIINGINKAN
• TULI AKIBAT BISING ( NOISE INDUCED HEARING LOSS ) :
TULI AKIBAT PAJANAN BISING YANG CUKUP KERAS DALAM
JANGKA WAKTU YANG LAMA, BIASANYA DISEBABKAN
OLEH BISING LINGKUNGAN KERJA ( > 85dB)
• GEJALA : PERUBAHAN AMBANG DENGAR, TELINGA
BERDENGING ( TINITUS ), KELAINAN PADA AUDIOMETRI
• PENATALAKSANAAN :
- APD ( EAR PLUG / EAR MUFF, HELMET )
- MUTASI
- HEARING AID

Hal. 14
NOISE INTENSITY DAN WAKTU KERJA YANG DIPERKENANKAN
SESUAI KETENTUAN

INTENSITAS WAKTU KERJA


(dB) (Jam) C1 C2 Cn
--------- + ----------- + ---------- = 1
85 8 T1 T2 Tn
90 4
95 2 Keterangan : C1 = Waktu pemaparan yg terjadi
T1 = waktu yang diperbolehkan untuk
100 1
intensitas tersebut
105 ½ > 1 berarti sudah melebihi NAB

110 ¼
115 ⅛

Hal. 15
GETARAN
• Gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik
dari kedudukan keseimbangan.
• Getaran Mekanis :
1. Getaran seluruh badan ( whole body vibration )
Contoh : Goncangan dari mesin, kendaraanatau traktor
2. Getaran alat – lengan (tool – hand vibration / hand & arm vibration)

Hal. 16
RADIASI
BAHAYA RADIASI (RADIASI MENGION )
YAITU SETIAP RADIASI ELEKTROMAGNETIK ATAU RADIASI
PARTIKEL YANG BILA MENGENAI SUATU ZAT DAPAT
SECARA LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG
MENIMBULKAN IONISASI PADA ZAT TERSEBUT.

Nilai Batas Dosis (NBD) untuk penyinaran seluruh tubuh


pekerja radiasi :
50 mSv (5000 mrem)

rem = radiation equivalent man per tahun.

Hal. 17
BAHAYA KESEHATAN DI TEMPAT KERJA
POTENSIAL HAZARD PENGARUH JENIS PEKERJAAN
YANG BERESIKO
BAHAYA FISIK
BISING Tuli akibat bising, denyut jantung • Power Plant
meningkat, konsentrasi terganggu
• Kamar Mesin Kapal
• Pengisisan Bahan Bakar Pesawat

GETARAN Kelainan syaraf tepi, gangguan • Operator alat berat


tulang punggung, white finger
• Grinda
syndrom, shakeness
TEKANAN TINGGI Kelainan pendengaran, kelainan • Penyelam
sendi

CUACA PANAS Biang keringat, heat crame, heat • Pekerja lapangan, Sekuriti
stroke, heat exhaustion
• Tank, Dapur- Ketel, Funnel

PENCAHAYAAN Kelelahan otot mata, diplopia, • Pekerjaan di bawah cahaya redup


pusing, penurunan daya
• Pekerjaan dengan komputer
akomodasi
RADIASI MENGION Luka bakar, kanker paru • Radiografer

Hal. 18
Pengaruh suhu yang tinggi terhadap kesehatan
(Heat Disease in humans)

Akibat Menyebabkan Gejala-gejala First Aid


Kehilangan garam / Natrium Sakit / kejang otot-otot Minum air dingin dan diberi
dari tubuh dengan Cramp, suhu badan menurun garam dapur / Natrium dan
Heat Cramps
meningkatnya pengeluaran /normal. beristirahat.
(kejang panas) keringat.
Lemah dan muntah-muntah
dan pingsan (biasa terjadi
Heat Exhaustion Duduk dengan posisi
akibat heat stress), sakit
bersandar, diberi minuman
(Kelelahan panas) Dehidrasi kepala, pucat, denyut cepat
dan cairan infus.
tapi tekanan darah menurun.
Selimuti dengan
selimutbasah/dikompres.
Heat Stroke Terjadi gangguan pada pusat Suhu badan meninggi 40 C,
beri minum yang dingin
pengatur panas tubuh kulit kering dan panas.
(sengatan panas) dicampur garam,
stirahat.Hubungi dokter.

Miliari Keluarnya keringat yang Kelainan kulit. Disiram air dingin, minum air
berlebihan. dan hubungi dokter.

Hal. 19
FAKTOR KIMIAWI
Hampir setiap saat kontak paparan terhadap zat organiK
maupun inorganik terjadi ditempat-tempat kerja area Kilang,
secara keseluruhan semua zat/substance tersebut mempunyai
potensi berbahaya terhadap kesehatan baik yang bersifat akut
maupun kronis dengan masa latennya sangat bervariasi
tergantung dari :
– Lamanya terpapar
– Jumlah / besarnya konsentrasi kontaminan
– Kadar racun (toxicity)

Hal. 20
CARA MASUK / PENYERAPAN
• Melalui mulut (dengan tertelan akibat tersiram ke
muka, dsb)
• Melalui kulit (terserap melalui pori-pori atau akibat
garukan / luka).
• Melalui pernapasan/terhirup (inhalation).

Hal. 21
PENGARUH RACUN DALAM TUBUH

1. Mengganggu sistem sirkulasi darah


– Dapat terjadi shock akibat berkurangnya aliran darah ke
otak disebabkan pembuluh-pembuluh darah menyempit
– Jantung dapat mendadak berhenti (Cardiac Arrest)
– Irama jantung tidak teratur.
2. Mempengaruhi sistem syaraf
– Rangsangan syaraf sentral yang berlebihan (Hype
rexitability), banyak bicara/mengoceh (dellirium), timbul
kejang-kejang dan berkurangnya Oksigen dalam darah.
– Depresi terhadap syaraf pusat dengan timbulnya
kelumpuhan refleks umum, terhentinya pernapasan dan
gangguan metabolisme dalam sel-sel otak.
– Gangguan kejiwaan / kelainan psikis.

Hal. 22
POTENSIAL HAZARD PENGARUH JENIS PEKERJAAN
YANG BERESIKO

BAHAYA KIMIA
DEBU ASBES Asbestosis, kanker paru, • Maintanance Boiler
mesethelioma
• Tambang Asbes

DEBU GLASS WOOL Alergi kulit, gatal - gatal • Maintanance Boiler, pipe line

BENZEN Anemia aplastik, leikemia • Kilang aromatik


• Tanker
• Lab BBM

HALOGENATED Gangguan Fungsi hati • Petrokimia


HIDROKARBON • Bengkel

PESTISIDA Gangguan kontraksi otot • Pest control

Hal. 23
FAKTOR BIOLOGIK

Yang termasuk faktor biologik dalam lingkungan kerja adalah


segala mahluk hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan
pekerja.
Faktor Biologik dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu
hewani dan tumbuh-tumbuhan.
Mikro organisme juga termasuk dalam kedua kelompok ini.

Hal. 24
POTENSIAL HAZARD PENGARUH JENIS PEKERJAAN
YANG BERESIKO

BAHAYA BIOLOGI
VIRUS, BAKTERI, JAMUR Tertular virus/bakter ( hepatitis B, • Petugas kesehatan
TBC )

Hal. 25
FAKTOR ERGONOMI
• BERASAL DARI BAHASA YUNANI ”ERGON ” ARTINYA KERJA &
”NOMOS” ARTINYA HUKUM / PERATURAN
• ERGONOMI : ILMU ATURAN TENTANG KERJA
• ” ILMU SERTA PENERAPANNYA YANG BERUSAHA
MENYELARASKAN PEKERJAAN & LINGKUNGAN TERHADAP ORANG
ATAU SEBALIKNYA DENGAN TUJUAN TERCAPAINYA
PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI YANG SETINGGI – TINGGINYA
MELALUI PEMANFAATAN MANUSIA SEOPTIMAL MUNGKIN ”.

Hal. 26
POTENSIAL HAZARD PENGARUH JENIS PEKERJAAN
YANG BERESIKO

BAHAYA ERGONOMI
POSISI TUBUH YANG TIDAK Gangguan tulang belakang, radang • Manual Handling
SEIMBANG / MONOTON otot, Cumulative Trauma Disorder
• Work Station
( CTD )

GERAKAN CEPAT Nyeri otot, Metacarpal Syndrom • Typist, Operator komputer


BERULANG

Hal. 27
FAKTOR PSIKOLOGIS

• LINGKUNGAN KERJA YANG TIDAK SEHAT


• PEKERJAAN YANG MEMBOSANKAN ( JOB CONTENT )
• SHIFT WORK
• WORK ORGANIZATION
• VIOLENCE /KEKERASAN

Hal. 28
POTENSIAL HAZARD PENGARUH JENIS PEKERJAAN
YANG BERESIKO

BAHAYA PSIKOLOGI

HUBUNGAN KERJA, JAM Stress psikis, depresi, fatique, • Semua pekerjaan


KERJA, BEBAN KERJA, ketidakpuasan, mudah
tersinggung,dll
KEKERASAN, DLL

Hal. 29
HOW TO MANAGE STRESS ?

• LIHAT KEMAMPUAN DIRI , BELAJAR MENERIMA APA


ADANYA.
• TEMUKAN PENYEBAB PERASAAN NEGATIF , BELAJAR
UNTUK MENANGGULANGINYA.
• JANGAN MEMPERBERAT MASALAH.
• RENCANAKAN PERUBAHAN – PERUBAHAN BESAR.
• RENCANAKAN WAKTU DENGAN BAIK ( BUAT DAFTAR
PRIORITAS ).
• BUAT KEPUTUSAN DENGAN CERMAT & HATI – HATI.

Hal. 30
• BIARKAN ORANG LAIN IKUT MEMIKIRKAN MASALAH ANDA.
• BANYAK TEMAN, CIPTAKAN KEHARMONISAN BAIK DALAM
KELUARGA DAN TEMAN
• OLAH RAGA
• REKREASI
• TEKNIK RELAKSASI SEPERTI NAFAS DALAM, PIJAT,dll

Hal. 31
Hal. 32
• Tahap pertama dalam kegiatan manajemen risiko
dimana kita melakukan identifikasi bahaya yang
terdapat dalam suatu kegiatan atau proses.
• Ada tiga pertanyaan yang dapat dipakai sebagai
panduan:
- Apakah ada sumber untuk menimbulkan cedera/loss ?
- Target apa saja yang terkena/terpengaruh bahaya ?
- Bagaimana mekanisme cedera/loss dapat timbul ?

Hal. 33
Teknik Identifikasi Bahaya
• Banyak alat bantu yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi bahaya di tempat kerja. Beberapa
metode/teknik tersebut;
 observasi/survei
 inspeksi
 pemantauan (monitoring)
 audit
 kuesioner
 data-data statistik (records)
 konsultasi dengan pekerja
 Fault Tree Analysis,dll

Hal. 34
• Ada 3 cara dalam penilaian risiko yaitu:
 Kualitatif
 Semikuantitatif
 Kuantitatif

Hal. 35
Evaluasi Risiko

Tentukan prioritas risiko

Lakukan pengambilan keputusan

Apakah risiko bisa Apakah risiko harus


diterima? dikendalikan?
(acceptable risk?) (risk reduction/control)?

Hal. 36
Pengendalian Risiko
• Bila suatu risiko tidak dapat diterima maka harus dilakukan
upaya pengendalian risiko agar tidak menimbulkan
kecelakaan/kerugian. Bentuk tindakan pengendalian risiko
dapat dilakukan sebagai berikut:

 Eliminasi
 Subtitusi
 Rekayasa Teknik
 Administratif
 Alat Pelindung Diri

Hal. 37
1 Eliminasi

2 Substitusi

Rekayasa/
3 Engineering
Pengendalian
4
Administratif
Alat Pelindung
5 Diri

Hal. 38
Hirarki Pengendalian Risiko K3

Eliminasi (menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya)


Subtitusi
 Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
 Proses menyapu diganti dengan proses vakum
 Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
 Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan

Rekayasa Teknik
 Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding)
 Pemasangan general dan local ventilation
 Pemasangan alat sensor otomatis

Hal. 39
Hirarki Pengendalian Risiko K3

Pengendalian Administratif
 Pemisahan lokasi
 Pergantian shift kerja
 Pemberlakuan sistim ijin kerja
 Pelatihan karyawan

Alat Pelindung Diri


 Helmet
 Safety shoes
 Ear plug/muff
 Safety goggles

Hal. 40
Pemantauan dan Tinjauan Ulang

Setelah rencana tindakan pengendalian risiko dilakukan maka


selanjutnya perlu dipantau dan ditinjau ulang apakah tindakan
tersebut sudah efektif atau belum.

Bentuk pemantauan antara lain ;


• inspeksi
• pemantauan lingkungan
• audit

Hal. 41
Komunikasi dan Konsultasi

Tujuan:
 Memberikan informasi kepada pekerja mengenai risiko yang
ada di tempat kerja
 Memberikan awareness kepada pekerja mengenai risiko dan
berperan aktif dalam identifikasi bahaya
 Memastikan pekerja memahami dan menerima strategi
pengendalian yang ditetapkan

Tentukan:
 Siapa/kepada siapa
 Apa Bahaya/risiko dikomunikasikan

 Bagaimana

Hal. 42

Anda mungkin juga menyukai