Anda di halaman 1dari 20

MATERNITAS

“ HIPEREMESIS GRAVIDARUM ”

Disusun Oleh : Kelompok 4


1. FRISKA OKTAVIA
2. NADILA DWI HERLINA
3. SYAHFARMAN
4. VEZKA SARI
5. VIOLA KRISELLY
6. WULAN ANGGRAENY
7. YOLA ATIKA
Kelas : 2A DIII KEPERAWATAN
 
PENGERTIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu
pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).

Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan (Farrer, 1999).
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari
10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum (HG) adalah suatu keadaan pada
awal kehamilan (sampai trisemester II) yang ditandai dengan rasa mual dan muntah berlebihan dalam waktu relatif
lama bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan berat badan berkurang.
ETIOLOGI HIPERMESIS GRAVIDARUM

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.
Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998).
 Umumnya terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar
HCG
 Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabollik akibat
kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi yaitu
merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
 Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental
yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.
 Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
 
TANDA & GEJALA HIPEREMESIS GRAVIDARUM

1. Tingkat I
a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :
1) Dehidrasi : turgor kulit turun

2) Nafsu makan berkurang

3) Berat badan turun

4) Mata cekung dan lidah kering

b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esophagus

c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun

d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit

e. Tampak lemah dan lemas


LANJUTAN

2. Tingkat II
a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
1) Turgor kulit makin turun
2) Lidah kering dan kotor
3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b. Kardiovaskuler

c. Liver
d. Ginjal
e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa lambung pada
sindrom mallory weiss.
LANJUTAN
3. Tingkat III
a. Keadaan umum lebih parah

b. Muntah berhenti

c. Sindrom mallory Weiss

d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma

e. Terdapat ensefalopati werniche

f. Kardiovaskuler

g. Gastrointestinal

h. Ginjal
KLASIFIKASI/STADIUM HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita
terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam
3 tingkatan :

1. Tingkatan I: Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. nadi meningkat sekitar 100 kali/menit dan tekanan darah sistolik turun, turgor kulit mengurang,
lidah mongering dan mata cekung.

2. Tingkatan II: penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan Nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu
kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterik. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi oliguria dan
konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan, karena pempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

3. Tingkatan III : Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma, terdapat
ensefalopati werniche yang ditandai dengan : nistagmus, diplopia, gangguan mental, kardiovaskuler ditandai dengan: nadi kecil, tekanan darah
menurun, dan temperature meningkat, gastrointestinal ditandai dengan: ikterus makin berat, terdapat timbunan aseton yang makin tinggi
dengan bau yang makin tajam. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkan adanya payah hati (Wiknjosastro, 2005).
PATOFISIOLOGI HIPEREMESIS GRAVIDRUM

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada trimester I.
Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik.

Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput
lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan
transfusi atau tindakan operatif (Wiknjosastro, 2005).
PELAKSANAAN : MEDIK DAN PERAWATAN

1. Pencegahan

2. Obat – obatan

• Sedativa : Phenobarbital

• Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B – kompleks

• Anti histamine : dramamin, avomin

• Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau khlorpromasine. Penanganan hiperemesis gravidarum yang
lebih berat perlu dikelola di rumah sakit
3. Isolasi

4. Terapi psikologik

5. Cairan parenteral

6. Menghentikan kehamilan

7.  Diet
PATHWAYS
KONSEP KEPERAWATAN

a. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dalam proses keperawatan yang akan menentukan bagi tahap
berikutnya. Kemampuan dalam mengidentifikasi masalah keperawatan yang terjadi pada tahap
pengkajian akan menentukan diagnosa keperawatan. Diagnosa yang telah ditetapkan akana
menentukan perencanaan yang ditetapkan. Pengkajian harus dilakukan dengan teliti dan cermat agar
dapat mengidentifikasi seluruh kebutuhan perawatan ibu hamil (Rohmah & Walid, 2012). Hal-hal
yang peru dikaji pada ibu hamil trimester I dengan Hiperemesis Gravidarum meliputi :
a. Data biografi meliputi nama ibu, status perkawinan, perkerjaan, pendapatan, data suami, perkerjaan
dan alamat tempat tinggal. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
2) Riwayat Obsetri
3) Keadaan umum
4) Tanda-tanda vital
5) Pemeriksaan Head to toe
POLA SEHARI - HARI

1) Pola nutrisi
Untuk mendapatkan gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil, apakah mengalami
perubahan pola makan, frekuensi makan, menu dan pantangan makan, serta seberapa banyak ibu minum dalam 1
hari. Pengukuran
Dalam 24 jam terakhir, Tidak 1 jam atau 2-3 jam 4–6 jam
untuk berapa lama sama sekali kurang
Anda merasa mual
atau tidak nyaman
pada perut?

Score 1 2 3 4
Dalam 24 jam terakhir, Tidak 1-2 kali 3-4 kali 5-6 kali
apakah Anda muntah- muntah
muntah?

Score 1 2 3 4
Dalam 24 jam terakhir, Tidak 1-2 kali 3-4 kali 6. kali
berapa kali Anda telah pernah
mengalami muntah
kering?
LANJUTAN
2) Pola eliminasi

3) Pola perceptual/kognitif

4) Pola tidur dan istirahat

5) Pola konsep diri

6) Pola personal hygiene

7) Aktivitas adalah gambaran pola aktivitas ibu sehari-hari.

8) Pola peran dan tanggung jawab

9) Aktivitas seksual
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang dapat ditemukan pada ibu hamil Hiperemesis Gravidarum berdasarkan standar
diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI,2017) adalah : 
Nausea berhubungan dengan kehamilan:
Gejala tanda mayor
Subjektif :
1) Mengeluh mual
2) Merasa ingin muntah
3) Tidak berniat makan

Gejala tanda minor

Subjektif
4) Merasa asam di mulut
5) Sensasi panas/dingin
6) Sering menelan
LANJUTAN

Objektif :
1) Saliva meningkat
2) Pucat
3) Diaphoresis
4) Takikardia
5) Pupil dilatasi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO N Diagnosa keperawatan Tujuan kriteria hasil Intervensi keperawatan Rasional
O

Nausea berhubungan dengan kehamilan Setelah diberikan intervensi keperawatan selama… x .. jam, terjadi SIKI : Manajemen mual 1. Mengetahuai faktor yang menjaga nutrisi tetap
1.  
  penurunan memungkinakan terjadinya mual
Observasi 2. Mengetahui faktor yang meemungkinkan
SLKI : tingkat nausea terjadinya mual
1. Identifikasii pengalaman mual 3. Mengetahui tingkat mual yang di alami pasien
1. Meningkat 2. Identifikasi factor penyebab mual 4. Menjaga asupan nutrisi tetap terpenuhi dan
2. Cukup meningkat 3. Monitor mual (frekuensi, durasi, dan tingkat mencegah terjadinya mual muntah yang
3. Sedang keparahan) berkelanjutan
4. Cukup menurun 4. Monitor asupan nutrisi 5. Meminimalkan dapak mengakibatkan mual
5. Menurun 6. Mempertahankan kondisi psikologis pasien agar
Terapeutik tidak mengakibatkan mual seperti kecemasan
Dengan kriteria hasil 7. Menjaga nutrisi tetap terpenuhi dan mencegah
5. Kendalikan faktor llingkungan penyebab mual (bau
terjadinya mual dan muntah yang berkelanjutan
6. Keluhann mual tidak sedad,suara,rangsangan,virtual yang tidak
8. Minuman dapat menecegah dehidrasi
7. Perasaan ingin muntah meneyenangkan), (contoh memeberikan ruangan
9. Lemon efektif untuk mengurangi mual pada ibu
8. Perasaan asam di mulut tersebut aromaterapi untuk mneyegarkan ruangan)
hamil
9. Frekuensi menelan 6. Kurangi atau hilangkan keadaaan penyebab mual
10. Dapat membuat pasien jadi lebih rileks
10. Nafsu makan (kecemasan, kelelahan, ketakutan)
11. Menjaga nutrisi tetap tepenuhi dan mencegah
  7. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
terjadinya mual muntah yang berkelanjutan
8. Berikan makanan dingin,cairan bening, tidak
12. Menyegarakan mulut
berabu,dan tidak berwarna jika perlu
13. Istirahat dan tidur yang cukup dapat mengurangi
9. Beriakan aromaterapi lemon untuk mengurangi mual
kecemasan yang menjadi salah satu factor
(Vitria ningsih, 2019)
peneyebab mual
Edukasi

10. Ajarkan tehnik farmakologis untuk mengurangi mual


tarik
11. Ajarkan makan makanan tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
12. Anjurkan sering membersihkan mulut
13. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
 
LANJUTAN
SLKI: kontrol mual dan muntah SIKI : manajemen muntah 1. Untuk mengetahui karakteristik muntah yang di
1. Menurun Observasi keluarkan
2. Cukup menurun 1. Identifikasi karakteristik muntah (mis,warna, konsentrasi, adanya 2. Untuk mengetahui asusan yang masuk dan eluar
3. Sedang darah, waktu, frekuensi, dan durasi) 3. Untuk menerapkan terapi diet yang tepat
4. Cukup meningkat 2. Periksa volume muntah 4. Mengetahui faktor faktor yang mungkin menyebabkan
5. Meningkat 3. Identifikasi Riwayat diet (mis, makan yang disuka,tidak disukai, muntah
budaya) 5. Meminimalkan dampak penyebab muntah
Dengan kriteria hasil : 4. Identifikasi faktor penyebab muntah 6. Untuk mencagah saat muntah terjadinya aspirasi
7. Membantu mengontrol untuk mengeluarkan muntah
6. Kemampuan mengenali penyebab dan pemicu Terapeutik 8. Untuk kenyamanan saat muntah
7. Kemempuan mengenali gejala 9. Mengantisipasi jika terasa mual dan muntah
8. Kemampuan melakukan Tindakan untuk mengontrol mual dan muntah 5. Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah (mis,bau tak sedap, 10. Istirahat dan tidur yang cukup dapat mengurangi
9. Melaporkan mual muntah terkontrol suara , stimulasi visual yang tidak menyenangkan kecemasan yang menjadi salah satu factor peneyebab
10. Menghindari faktor pemicu/ penyebab 6. Atur posisi untuk mencegah aspirasi mual
11. Mencatat pemantauan gejala 7. Berikan dukungan fisik saat muntah (mis, membantu menbungkuk, 11. Untuk mengurangi penyebab muntah
atau menundukan kepala)
8. Berikan kenyamanan selama muntah (mis, kompres dingin di dahi,
atau sediakan pakaian kering/bersih)

Edukasi

9. Anjurkan membawa kantong plastic untuk menampung muntah


10. Anjurkan memperbanyak istirahat
Anjurkan pengunaan tehnik non farmakologis
IMPLEMENTASI
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan
dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan
yang diharapkan.

Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan: mencakup
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.

Perencanaan tindakan keperawatan dapat dilaksanakan dengan baik jika klien mempunyai keinginan untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. Pelaksanaan yang akan dilakukan pada klien dengan
keluhan mual muntah sesuai dengan diagnosis keperawatan sebagai berikut:

Jelaskan dan bimbing klien untuk melakukan metode dalam mengurangi mual mual muntah seperti metode
inhlasi pemberian aromaterapi untuk mengurangi mual muntah akan di lakukan pada saat pagi hari selama 3 hari
selama 15- 30 menit melalui uap yang di hasilkan oleh difusser.
EVALUASI

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh
diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai berdasarkan tujuan yang telah
dibuat dalam perencanaan keperawatan.(Potter & Perry, 2005). Hal-hal yang dievaluasi pada asuhan keperawatan
klien dengan keluhan mual muntah .
a. Keluahan mual muntah
b. Melaporkan konsistensi muntah
c. Megevaluasi perasan ingin mual dan muntah
d. Kemampuan melakukan tindakan untuk mengontrol mual muntah
e. Melaporkan mual dan muntah terkontrol
f. Mengevaluasi pemberian aromaterapi untuk mengurangi mual dan muntah kehamilan

Anda mungkin juga menyukai